AKUNTANSI PERPAJAKAN
PENGHASILAN KENA PAJAK
(Penghasilan Final & Tidak Final)
MODUL 4
Mutiah
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
3
f.
Bunga
termasuk
premium,
diskonto
dan
imbalan
karena
jaminan
pengembalian utang;
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi;
h. Royalty;
i.
j.
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
4
yang ditetapkan oleh Men. Keu; sepanjang tidak ada hubungan dengan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak
yang bersangkutan;
b. Warisan;
c. Harta
termasuk
setoran
tunai
yang
diterima
oleh
Badan
sebagai
dari
perusahaan
asuransi
kepada
orang
pribadi
Dividen
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma dan kongsi;
j.
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
5
usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha
tersebut :
1. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sector-sektor usaha yang ditetapkan dengan Kep. Men.
Keu; dan
dilakukan
di Indonesia.
6. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
6
7. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat :
Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba-rugi
komersial,
Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negri
atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara ( BUPLN ) atau
adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang /
pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan,
Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, dan
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat
ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak.
b. Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (
satu ) tahun.
Contoh :
1. Penyusutan atau pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud
dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas
biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 ( satu )
tahun.
Biaya yang diperkenankan sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat 1 ( satu )
huruf c,d dan e, yaitu :
a. Cadangan piutang yang tertagih untuk usaha bank dan sewa guna
usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi , dan
cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan.
b. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,
asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh pemberi
kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib
Pajak bersangkutan.
c. Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta
penggantian atau imbalan dalam beentuk natura dan kenikmatan
diidaerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
7
Pada prinsipnya biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto adalah
biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Obyek
Pajak yang pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun pengeluaran atau
selama masa manfaat dari pengeluaran tersebut.
C. Biaya biaya yang tidak boleh dikurangkan
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan Bentuk Usaha Tetap terdapat biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto ( Pasal 9 UU No. 17 Tahun 2000 ) yaitu :
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota.
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan.
d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh Wajib Pajak orang
pribadi.
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan.
f.
j.
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
9
Secara ringkas dapat dirumuskan sebagai berikut :
= Penghasilan Netto
Penghitungan besarnya Penghasilan Netto bagi Wajib Pajak dalam Negeri dan
Penghasilan Kena Pajak ( WP orang pribadi )
= Penghasilan Netto - PTKP
Bentuk Usaha Tetap dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Menggunakan Pembukuan.
2. Menggunakan Norma Penghitungan.
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca dan laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir. Waib Pajak
Badan dan Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
diwajibkan menyelenggarakan pembukuan.
Dikecualikan dari kewajiban menyelengggarakan pembukuan tetapi waib
melakukan pencatatan adalah Waib Pajak Orang Pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan peraturan
perundang undangan perpajakan :
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
10
382.851.400
1.338.450
3.696.095
611.000
25.977.900+
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
11
31.623.445
Koreksi Negatif :
Jasa Giro
Penyusutan
728.071
18.788.345+
(19.516.416)+
394.958.429
8.500.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan :
5 % x 850.000
2. Iuran Pensiun ( asumsi )
42.500
30.000 +
( 72.500 )+
8.427.500
101.130.000
= 13.200.000
= 1.200.000
= 2.400.000+
( 16.800.000 )+
84.330.000
400.000.000
75.000.000
50.000.000
30.000.000+
80.000.000
( 18.000.000 )+
62.000.000
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
12
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
13
Notaris ANDI, SH telah mendapat surat penunjukan sebagai pemotong pajak
dalam tahun 2004 menyewa gedung untuk kantor senilai Rp. 75.000.000,berapakah PPh yang harus dipotong?
PPh yang harus dipotong sebesar 10% x Rp.75.000.000 = Rp.7.500.000,B. PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
PP. No.48 tahun 1994 jo PP No.27 tahun 1996 jo.PP No.79 tahun 1999.
OP yang menjual tanah dan atau bangunan yang penjualannya diatas
Rp.60.000.000 tidak terpecah-pecah, dikenakan PPHTB sebesar 5% dari nilai
tertinggi antara akta pengalihan dengan NJOP (FINAL).
Jika penjualan tanah dan atau bangunan dibawah Rp.60.000.000 tidak
dikenakan saat transaksi penjualan, namun akan dilihat terlebih dahulu pada
akhir tahun, jika penghasilan neto melebihi PTKP maka dikenakan PPh 5% dari
jumlah bruto nilai pengalihan (FINAL).
Badan yang usaha pokoknya melakukan transaksi pengalihan hak atas
tanah dan / bangunan dikenakan tariff ps-17 UU PPh.
Badan yang usaha pokoknya tidak melakukan transaksi pengalihan hak atas
tanah dan / bangunan dikenakan tariff 5 % (TIDAK FINAL).
Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer) dikenakan pada saat bangunan
diserahkan, untuk WP OP (FINAL). Dan untuk WP badan merupakan angsuran
PPh pasal 25 yang dibayar sendiri. Dikecualikan PPHTB atas transaksi ini
adalah jika pemegang hak atas tanah dan / bangunan adalah badan
pemerintah.
Tukar menukar (Ruislag) merupakan objek pajak, atas penghasilan tersebut
dikenakan PPHTB sebesar 5 %.
Pembebasan dengan SKB (Surat Keterangan Bebas) PPh atas Pengalihan
Hak atas Tanah dan Bangunan diberikan dalam hal :
Warisan, hibah, kepada keluarga sedarah satu derajat sepanjang tidak ada
hubungan usaha.
Hibah kepada badan keagamaan, social, pendidikan, dan pengusaha kecil
yang ditetapkan Men.Keu.
Merger, lekuidasi, dalam rangka go publik.
C. REVALUASI AKTIVA TETAP
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
14
Revaluasi, berdasarkan UU Pasal 19 dan Kep.Men.Keu.No.486/KMK.03/2002,
revaluasi dikenakan PPh 10% dari nilai selisih lebih antara nilai pasar/wajar
dengan nilai buku fiskal aktiva tetap yang dinilai kembali. (FINAL).
D. PENJUALAN SAHAM DIBURSA EFEK
PPh atas hasil penjualan saham di bursa efek dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Saham Pendiri :
0.1% dari nilai saham pada saat transaksi penjualan ditambah 0.5% dari
nilai saham pada saat penawaran umum perdana.
b. Bukan Saham Pendiri :
0.1% dari nilai saham pada saat transaksi penjualan dibursa efek.
E. BUNGA DAN DISKONTO OBLIGASI YANG DIJUAL DI DURSA EFEK
Atas penghasilan yang diterima / diperoleh WP berupa bunga dan atau
diskonto yang berasal dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek
dikenakan PPh 20% bersifat FINAL.
F. PENJUALAN SAHAM MILIK PERUSAHAAN MODAL VENTURA
Penghasilan perusahaan modal ventura dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan
penyertaan
modal
pada
perusahaan
pasangan
usahanya
OBJEK PAJAK
O
1
Penghasilan
TARIF
yang
diterima/
KMK-
0,1% x Ph Bruto
saham Pendiri
(0,5%
saham
2
DASAR HUKUM
Penghasilan
WPOP
282/KMK.04/1997
nilai
pada
saat
IPO)
berupa 25% x Ph Bruto
PP No. 132/200
hadiah undian
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN
15
3
Penghasilan
bunga
PP No. 131/2000
pada
bank
KMK-51/KMK.04/2000
Dalam
Penghasilan
dan/atau bangunan
Penghasilan yang diterima oleh 5% x nilai tertinggi KMKWPOP
bunga
dari
investor
PP No. 5/2002
BOT
transfer
Penghasilan
(Built,
Operate,
WPOP
melakukan transaksi pengalihan dari nilai pasar dan PP No. 27/1996 jo.
hak atas tanah/bangunan
NJOP
Penghasilan
yang
diterima
PP No. 139/2000
berupa
KMK-558/KMK.04/200
bunga
atau
diskonto
PP No. 6/2002
- Diterima WP DN
20% x Ph Bruto
- Diterima WP LN
Penghasilan berupa selisih lebih
20% x Ph Bruto
10% x selisih dari KMK-
10
Penghasilan
diterima/diperoleh
yang
WPOP
DN 0% x s.d 25 juta
PP No. 149/2000
16
- uang tebusan pension & THT 100 juta)
yang
dibayar sekaligus
11
200 juta)
- Uang pesangon
25% x (>200 juta)
Penghasilan yang diterima oleh 20% x Ph Bruto
KEP-545/Pj./2000
kegiatan
Penghasilan yang diterima oleh 15% x Ph bruto
PP No. 45/1994jo.
KMK-
dan
berupa
636/KMK.04/1994
KEP-545/PJ./2000
yang
pensiunan
dibebankan
kepada
14
kecuali
pegawai
PPh
koperasi
KMK-
kecuali
s/d
Rp.
240.000.000,00
Penghasilan dari penjualan harta 20%
522/KMK.04/1998
perkiraan PPh Pasal 26
KMK-
624/KMK.04/1994
SE-23/PJ./1995
Muti'ah SE
AKUNTANSI PERPAJAKAN