Anda di halaman 1dari 8

Tugas

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Diabetes Melitus
Oleh:
Kiki Yoga Ananda
(201210300511053)
Lara Arisabili
(201210300511052)
Hana Dwi Ningrum
(201210300511050)

Lampiran 1
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Topik

: Penyakit Hipertensi

Hari/Tanggal

: Sabtu, 26 April 2014

Waktu

: 30 menit

Tempat

: Ruang cempaka RSI Gondanglegi

Sasaran

: Pasien DX Hipertensi

Metode

: Ceramah dan Tanya jawab

Media dan Alat Peraga

: Leaflet

Materi

: Terlampir

Pemateri

: Hana Dwi Ningrum

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan seluruh masyarakat, keluarga pasien dan
pasien di ruangan Dahlia RSI Gondanglegi dapat melakukan pencegahan dan perawatan
penyakit Diabetes Melitus
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan seluruh masyarakat Lingkungan Dahlia
akan mampu :
1.

Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus

2.

Menjelaskan jenis Diabetes Melitus

3.

Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus

4.

Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus

5.

Menjelaskan komplikasi Diabetes Melitus

6.

Menjelaskan pengobatan Diabetes Melitus

7.

Menjelaskan pencegahan Diabetes Melitus

8.

Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes


Melitus

9.

Menjelaskan makanan yang perlu dihindari Diabetes Melitus

10.

Mendemonstrasikan cara membuat jus mentimun untuk penderita


Diabetes Melitus

Kegiatan Belajar Mengajar


No

Tahap

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

Waktu

Memberi salam

Menjawab salam

terapeutik

Mendengarkan

Menit

.
1.

2.

Pendahuluan

Penyajian

Menjelaskan tujuan

Kontrak waktu

Menjelaskan

Mendengarkan

pengertian Diabetes

Memperhatikan

25

Melitus

Bertanya

Menit

Menjelaskan jenis
Diabetes Melitus

Menjelaskan
penyebab Diabetes
Melitus

Menjelaskan tanda
dan gejala Diabetes
Melitus

Menjelaskan

komplikasi Diabetes
Melitus

Menjelaskan
pengobatan Diabetes
Melitus

Menjelaskan
pencegahan Diabetes
Melitus

Menjelaskan makanan
yang dianjurkan untuk
penderita Diabetes
Melitus

Menjelaskan makanan
yang perlu dihindari

Mendemonstrasikan
cara membuat jus
mentimun untuk
penderita Diabetes
Melitus
Memberi kesempatan
untuk peserta bertanya

Menjawab
Pertanyaan

3.

Penutup

Menjelaskan tentang
hal hal yang kurang

Mendengarkan

dimengerti oleh
peserta

Bertanya kepada
peserta

3
Menit

Menjawab salam

Membuat kesimpulan

Salam terapeutik

Evaluasi

Test tertulis

Test lisan

Referensi
1.

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien

Indonesia. Penuntun Diet; Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama
2.

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, Kapita

Selekta Kedokteran Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI,
Jakrta, 1999

Lampiran 2 : Materi Hipertensi


1.

Pengertain Diabetes Melitus

adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda


hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut
ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh,
gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga
gangguan metabolism lemak dan protein ( Askandar, 2000 ).

2.

Jenis-jenis hipertensi adalah:

Ada dua tipe diabetes, diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.


Diabetes tipe 1 disebabkan oleh tubuh tidak cukup mampu menghasilkan insulin atau
menggunakan glukosa, biasanya karena sel yang memproduksi insulin telah hancur.
Penghancuran ini diperkirakan disebabkan oleh virus. Ini berarti glukosa yang dapat
membangun dalam aliran darah. Diabetes tipe 1 sangat umum pada mereka yang
umur di bawah 40, terutama anak-anak.. Dibandingkan dengan orang-orang dengan
diabetes tipe 1.
Orang-orang dengan diabetes tipe 2 masih dapat memproduksi insulin di pankreas.
Namun, ini bisa membuktikan menjadi tidak cukup insulin, atau insulin yang tidak
bekerja seperti seharusnya dilakukan. Hal ini dikenal sebagai Insulin Resistance.
Akibatnya, glukosa dalam tubuh hanya rusak sebagian, dan dapat membangun dalam
aliran darah. Diabetes tipe 2 selalu lebih umum pada mereka yang berumur lebih dari
40, meskipun dapat ditemukan pada usia berapa pun. Diabetes tipe 2 juga merupakan
bentuk paling umum dari diabetes, terhitung sekitar 85-95% dari semua orang yang
memiliki diabetes.

3. Penyebab diabetes Melitus antara lain

kegemukan/obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun


angka triglycerid (salah satu molekul lemak) yang tinggi
gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
faktor keturunan
tekanan darang tinggi
level kolesterol yang tinggi
merokok dan stres
kerusakan pada sel pankreas

4. Tanda dan gejala Diabetes Melitus antara lain


1. Diabetes Tipe I
a. hiperglikemia berpuasa
b. glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
c. keletihan dan kelemahan
d.

ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau

buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)


2. Diabetes Tipe II
a. lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
b.

gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,

polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan kabur
c. komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
3. Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan
biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses mikroangipati menyebabkan
sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli memberikan gejala klinis
5 P yaitu :
a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
d. Pulselessness (denyut nadi hilang)
e. Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine:
a. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).
b. Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
c. Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat.
d. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
Smeltzer dan Bare (2001: 1220).

5. Komplikasi Diabetes Melitus antara lain:


Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskular perifer dan vaskular selebral.
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau
menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c.

Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta

menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.


d. Ulkus/gangren

Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:


1) Grade 0 : tidak ada luka
2) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III

: terjadi abses

5) Grade IV

: Gangren pada kaki bagian distal

6) Grade V

: Gangren pada seluruh kaki dan tungkai

6. Makanan yang berkhasiat sebagai obat diabetes melitus

Pengobatan Diabetes Melitus untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:


Gandum dan oatmeal : setengah cangkir oatmeal, menambah serat larut sebanyak 3
gram, dan 1 cangkir oatmeal masak mengandung 2gr serat larut, 1 saset oatmeal
instan menambah 1gr serat.
Beberapa jenis buah : Apel, mangga, prem, kiwi, pir, beri hitam, strawberry, rasberri,
persik, aprikot, jeruk, anggur. Merupakan buah-buahan yang kaya akan serat, dan
sangat membantu penderita diabetes.
Produk biji Psilium : Satu sendok teh penuh sebagian besar produk psilium akan
memberikan sekitar 3 gram serat larut.
Buncis : setengah kacang merah rebus, kacang kranberi, butterbean, kacang panggang
kaleng, kacang hitam, kacang navy, lentil, kacang pinto. kacang great northern,
kacang polong, kacang belah, dan kacang lima.
Gandum Hitam : Gandum jenis ini biasanya ada di wilayah Amerika, dan biasanya di
masak sebagai sup.
Beberapa jenis sayuran : Articok, umbi seledri, ubi, par-snip, lobak china, labu acorn,
kentang, kubis brussel, kubis, kacang polong, brokoli, wortel, kacang hijau prancis,
kembang kol, asparagus, but.

Daftar Pustaka
Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8,
Penerbit RGC, Jakarta.
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition,
IOWA Intervention Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
Umami, Vidhia, Dr. 2007. At a Glance Ilmu Bedah , Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai