TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil melihat, mendengar, merasa dan
berfikir yang menjadi dasar untuk bersikap dan bertindak (Sibagariang
E, dkk., 2010).
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan What, misalnya apa air, apa manusia, apa
alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman dan
pengetahuan sejumlah orang yang kemudian dipadukan secara
harmonis dalam suatu bangunan yang teratur (Sutrisno Hadi, 2004).
2.1.2
a.
Faktor Internal
1) Pendidikan
Pengetahuan
berarti
bimbingan
yang
diberikan
Pendidikan
diperlukan
untuk
mendapat
10
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibuibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
3) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003),
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut
Huclock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan
kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam
(2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
11
beberapa
tradisi
dan
sosial
budaya
yang
2.1.3
12
pengetahuan
ini
dapat
berupa
pemimpin
yang
lain,
sehingga
dapat
berhasil
memecahkannya.
4) Melalui jalan pikiran
Yaitu dengan menggunakan penalaran dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan. Penalaran dengan menggunakan
jalan pikiran ada dua yaitu dengan cara induksi dan deduksi.
Penalaran induktif, yaitu penalaran yang berdasarkan atas
cara berfikir untuk menarik kesimpulan khusus dari sesuatu
yang bersifat umum. Penalaran deduktif, yaitu penalaran
13
yang
bedasarkan
atas
cara
berfikir
yang
menarik
Proses Pengetahuan
Menurut Rogers (1974), didalam buku (Wawan dan Dewi,
2010), prilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik
yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi prilaku baru di dalam
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a.
b.
c.
baik
buruknya
tindakan
terhadap
14
e.
penelitian
selanjutnya,
Rogers
(1974),
Know (Tahu)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang diterima.
15
b. Comprehensif (Memahami)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplication (Aplikasi)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya (real).
d. Analysis (Analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke komponen-komponen, tetapi masih dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
e. Syntesis (Sintesis)
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
16
2.1.6
2.2
a.
b.
c.
Pengertian
Urolithiasis
adalah
suatu
keadaan
terbentuknya
batu
17
18
vertebralis.
19
20
21
b) Proses reabsorbsi
Penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida,
fosfat dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal dengan obligator reabsorbsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Penyerapannya terjadi
secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada papilla renalis.
c) Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk
ke vesika urinaria.
b. Ureter
Ureter terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih,panjangnya 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
1) Lapisan luar adalah jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah adalah lapisan otot polos
3) Lapisan dalam adalah lapisan mukosa
22
Lapisan
dinding
ureter
menimbulkan
gerakan-gerakan
23
d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada
laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke
bagian penis, panjangnya 20 cm. Sedangkan uretra pada wanita,
terletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit kea rah atas,
panjangnya 3-4 cm (Syaifuddin, 2006).
24
25
26
dengan kalsium yang tinggi didalam urine atau darah atau akibat
dehidrasi. Batu kalsium fosfat cenderung terbentuk didalam urine
yang terinfeksi. Batu struvit (15-20%) terbentuk dari magnesium,
kalsium, dan ammonium fosfat kendati dapat pula terbentuk dari
infeksi
bakteri
(biasanya
Proteus
Mirabilis), penggunaan
27
2.2.5 Penyebab
Penyebab
terbentuknya
batu
saluran
kemih
diduga
Infeksi
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan
ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih.
Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum dam membentuk
ammonium akan mengubah pH urin menjadi alkali dan
mengendapkan garam-garam fosfat.
28
d. Ras
Batu saluran kemih lebih banyak ditemukan di Afrika, dan
Asia. Di Amerika Serikat, anak-anak berkulit putih sering
terkena urolitiasis dibandingkan dengan anak-anak kulit hitam.
e. Keturunan
Anggota keluarga yang menderita batu saluran kemih lebih
banyak mempunyai kesempatan untuk menderita batu saluran
kemih daripada yang lain.
f. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan
mengurangi kemungkinan terjadinya batu, sedangkan bila
kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam
urin akan meningkat dan akan mempermudah pembentukan
batu. Kejenuhan air yang diminum sesuai dengan kadar
mineralnya terutama kalsium diperkiraan mempengaruhi
terbentuknya batu saluran kemih.
g. Pekerjaan
Pekerja-pekerja keras yang banyak bergerak misalnya buruh
dan petani akan mengurangi kemungkinan terjadinya batu
saluran kemih bila dibandingkan dengan pekerja-pekerja yang
banyak duduk.
29
h. Makanan
Pada orang yang banyak mengkonsumsi banyak protein
hewani angka morbiditas batu saluran kemih berkurang.
Penduduk vegetarian yang kurang makan putih telur lebih
sering menderita batu saluran kemih.
i. Suhu
Tempat yang bersuhu panas, misalnya daerah tropis,
menyebabkan
banyak
mengeluarkan
keringat,
akan
Klasifikasi Urolitiasis
a. Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat)
paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluruh
batu saluran kemih. Faktor terjadinya batu kalsium adalah :
1) Hiperkasiura
Kadar kalsium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat
terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus
(hiperkalsiura
absorbtif
),
gangguan
kemampuan
dan
adanya
peningkatan
resorpsi
tulang
30
31
32
keluar tanpa gejala apa pun, namun jika ukurannya besar, dapat
menimbulkan obstruksi dan trauma. Apabila batu menyumbat
aliran urin, tekanan akan meningkat hidrostatik dan menimbulkan
distensi pada pelvis ginjal (hidronefrosis) dan ureter proksimal
(hidroureter). Nyeri yang disebabkan oleh obstruksi parsial atau
total urine di dalam pelvis ginjal di sebut kolik renal. Jenis nyeri
ini akan disertai dengan rasa sakit yang menetap di daerah
kostovetebra (titik di bagian punggung yang berhubungan dengan
iga ke-12 dan tepi lateral muskulus sakrospinalis). Batu dalam
ureter proksimal dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke
anterior bawah hingga daerah testis pada pria dan kandung kemih
pada wanita. Gejala kolik ginjal dapat sangat hebat hingga timbul
respons saraf simpatik berupa mual, muntah, kulit pucat, dingin
dan lembab (Ester Chang, dkk, 2010).
Secara khas, nyeri yang terjadi karena batu di dalam ureter
disebut kolik ureter dan nyeri ini dapat menyebar ke bagian
bawah abdomen hingga daerah genetalia dan paha sebelah atas.
Rasa nyeri sangat hebat dan bersifat hilang timbul karena spasme
yang terjadi pada ureter ketika berupaya untuk mendorong batu
turun. Inflamasi kontinu akibat permukaan batu yang kasar dapat
mengakibatkan infeksi ginjal (pielonefritis) atau kandung kemih
(sistitis) sehingga timbul demam, menggigil, sering berkemih,
33
Pencegahan
34
a.
b. Rendah oksalat
c. Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya
hiperkalsiuria
d. Rendah purin
e. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada
hiperkalsiuria absorbtif type II
( Reny, 2008 )
2.2.9 Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan
batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron,
mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi.
a.
Penatalaksanaan Medis
1) Pengurangan nyeri
Tujuan segera dari penanganan kolik renal atau uretral
adalah untuk mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat
dihilangkan
35
36
a) Makanan
kaya
vitamin
D,
karena
vitamin
Gelombang
Kejut
Ekstrakorporeal
37
38
kandung
kemih
diangkat
dengan
sistostomi.
39
40
Pengetahuan pasien
tentang penyakit
Urolithiasis :
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Klasifikasi
4. Tanda dan gejala
5. Pencegahan
6. Penatalaksanaan
Kriteria Pengetahuan :
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : >0-55%
(Arikunto,2006 didalam
buku Wawan dan Dewi,
2010)
Keterangan:
: yang diteliti