Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perempuan adalah seseorang yang sangat rentan di jangkit penyakit.Mulai dari
penyakit yang ringan sampai dengan masalah reproduksi wanita.Melihat kenyataan
ini, sangatlahdi perlukan bagi kita tenaga medis untuk dapat menyelesaikan
permasalshan masyarakat ini. Dengan cara mengkaji dan memahami siklus atau daur
hidup perempuan,kita dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.Daur hidup
atau siklus perempuan di mulai dari saat ia dalam kandungan (janin), bayi,masa kanak

kanak,

remaja,

perempuan

dewasa(menikah),

saat

perempuan

tersebut

hamil,melahirkan, masa nifas, menyusui, sampai dengan manula


Adaptasi sering dikonotasi dengan penyesuaian diri.Setiap anak mempunyai
daya adaptasi berbeda-beda terhadap lingkungan Adaptasi merupakan salah satu
persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu .Kehidupan
itu sendiri secara alamiah mendorong manusia untuk terus menerus melakukan
adaptasi Adaptasi merupakan pertahanan yng dibawa sejak lahir/ diperoleh dari hasil
belajar dan pengalaman.
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya
untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya
mampu untuk:

memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).


mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
bereproduksi.
merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak
mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Menurut Soeharto Heerjan (1987), Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yg
tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan .Menurut Mustafa Fahmi: penyesuaian
diri adalah suatu proses dinamik terus menerus yg bertujuan untuk mengubah
kelakuan guna mendaptkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan .
1

Penyesuai berarti adaptasi; dapat mempertahan ekssistensinya,atau bisa survive dan


memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi yang
memuaskan dengan tuntutan social.Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai
kompornitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip dan lainlain.
Dalam ensiklopedia, adaptasi diartikan sebagai proses penyesuaian diri terhadap
sesuatu hal, termasuk kondisi lingkungan.Menurut psikolog asal Amerika (Davidoff),
adaptasi (adjusment) sebagai proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri
sendiri dan tuntutan lingkungan .Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk
dapat bertahan secara psikologis dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya
dengan cara mengorganisasi respon sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik

1.2

Tujuan
Tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah agar dapat mengetahui pengertian
dari Seksio Caesaria, Adaptasi Psikologis terhadap persalina dan pada masa nifas,
serta bagaimana proses adaptasi wanita sepanjang daur kehidupannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

PENGERTIAN
Seksio caesaria atas indikasi cefalopelvik disproporsi adalah persalinan atau
lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan dinding abdomen dan uterus, karena

disebabkan antara ukuran kepala dan panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkan secara alami. (Wiknjosastro, 2006)
Masa nifas disebut juga masa postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dalam rahim, sampai 6 minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organorgan yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni, 2008, p.1)
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2006)

2.2

Adaptasi Psikologis Terhadap Persalinan


Kegiatan komunikasi terapiutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian
bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan.
2.2.1

Tujuan komunikasi terapiutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat


persalinan
Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban, perasaan dan

pikiran selama proses persalinan


Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk
kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan
semestinya.

2.2.2

Pendekatan komunikasi terapiutik


Menjalin hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien.
Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang
positif

Kehadiran
3
Kehadiran merupakan bentuk tindakan
aktif keterampilan yang meliputi

mengawasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada


klien. Bila memungkinkan, anjurkan pendamping untuk mengambil peran
aktif dalam asuhan.

Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.

Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin

Komunikasi non verbal kadang kadang lebih bernilai daripada kata kata.
Sentuhan bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat
membantu relaksasi.

Memberi informasi tentang kemajuan persalinan


Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat
menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat mengurangi kecemasan dan
dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi.
Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin diberikan
secara tertulis.

Memandu persalinan dengan memandu instruksi khusus tentang bernafas,

berelaksasi dan posisi postur tubuh.


Mengadakan kontak fisik dengan klien
Kontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk dan
menyeka keringat serta membersihkan wajah klien.

Memberikan pujian
Pujian diberikan pada klien atas usaha yang telah dilakukannya.

Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan


menyatakan ikut berbahagia.
Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan
dilaksanakan oleh bidan dengan sikap sebagai seorang tua dewasa, karena
suatu ketika bidan harus memberikan perimbangan.

2.3

Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas


Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara.
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4

Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi
orang tua.
Respon dan support dari keluarga dan teman dekat.
Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu.
Harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan. Periode ini
diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :
Talking In period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat
pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur
meningkat, nafsu makan meningkat.

Taking Hold Period


Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan

bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan
bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

2.4

Letting Go Period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama
keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau
merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

Adaptasi psikologi ibu masa nifas menurut Suhemi


Menurut Suherni, 2008 (p.85-90), proses adaptasi psikologi pada seorang ibu
sudah dimulai sejak hamil. Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang
nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering menangis, lekas
marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manifestasi dari
emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda-beda antara satu ibu dengan ibu yang lain.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab
bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota
keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi
setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
2.4.1

Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang
berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan
proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara
tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini
seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup
istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin 14 dialami, seperti
mudah tersinggung, menangis. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif.
Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan pendekatan yang empatik
agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik.

2.4.2

Fase taking hold


Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif
sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati
menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan untuk
menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini
merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan
pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas. Tugas kita adalah mengajarkan
cara merawat bayi, cara menyusu yang benar, cara merawat luka jahitan, senam

nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi,


istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.
2.4.3

2.5

Fase letting go
Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya.
Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan 15 ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa
bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu
akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan
yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya. Dukungan suami dan
keluarga masih terus diperlukan oleh ibu. Suami dan keluarga dapat membantu
merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak telalu
terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup, sehingga mendapatkan kondisi
fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya.

Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupan

Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:


2.5.1

Konsepsi
Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru
lahir.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit.

2.5.2

Bayi dan anak


Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal.
Meskipun rentang kehidupan manusia secara resmi dimulai pada saat kelahiran
Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian kehidupan postnatal: lingkungan
Prenatal, jenis persalinan, pengalaman berhubungan dgn persalinan, lama
periode kehamilan, sikap ortu, sikap postnatal.
ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempua
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR,
penyakit lain disemua usia dan kekerasan.

Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan,


pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan,
postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.

Asuhan yang diberikan


ASI Eksklusif
Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
masa anak-anak
Adaptif masa kanak-kanak dan remaja belum banyak mendapat perhatian
(Smet,19980) oleh karena itu tdk ada model perkembangan ttg koping semasa
kanak-kanak shg banyak dipakai model kopping masa dewasa.
2.5.3

Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan
merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa
terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang
dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda
kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya
untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada
usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai
memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan sistem reproduksi

Gizi seimbang
Informasi tentang kesehatan reproduksi
Pencagahan kekerasan, termasuk seksual
Pencegahan terhadap ketergantungan napza
Perkawinan pada usia yang wajar
Pendidikan, peningkatan keterampilan
Peningkatan penghargaan diri
Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman..
Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual,
penyalahgunaan obat (alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik
tradisional berbahaya, perilaku seks tidak aman, kehamilan remaja, aborsi
tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS.
Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan
hukum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan,
kontrasepsi yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga,
konseling dll

Asuhan apa yang diberikan

2.5.4

Gizi seimbang
Informasi tentang kesehatan reproduksi
Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
Pencegahan terhadap ketergantungan napza
Perkawinan pada usia yang wajar
Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan
terhadap godaan dan ancaman.

Usia subur ( Masa Kehamilan)


Wanita segala usia beberapa kehamilan melakukan proses adaptasi apalagi
sebagai persiapan berperan sebagai ibu.
Konsep diri berubah yaitu siap menjadi orang dan peran barunya.
Pada tahap ini membutuhkan tugas perkembangan yang pasti dan jelas yaitu
siap menerima kehamilan , mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun
kembali hubungan dengan suami, ibu dan bayi yg dikandungannya, serta
menyiapkan kelahiran sang anak.
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan
masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah
usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di
usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam
kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan
bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti
dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan
tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai
menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah
endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul
saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita
kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala
apa-apa.

Kehamilan dan persalinan yang aman


Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi (KB)
Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
Pencegahan dan manajemen infertilitas.
Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang
disebabkan
berbagai
kondisi,
malnutrisi/anemia,
kemandulan,
pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan
pengaturan kesuburan.

Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen,


konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku
seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS,
pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat,
imunisasi dan informasi-informasi.

Asuhan yang diberikan

Kehamilan dan persalinan yang aman


Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi ( KB )
Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
Pencegahan dan manajemen infertilitas.

Masa Pasca melahirkan

2.5.5

Kelahiran bayi adalah suatu perubahan yg mendadak dlm keseimbangan yg


sudah tertata pd hidup seorang ibu baik secara emosi maupun fisik
Kebutuhan ibu pasca melahirkan adalah : kebutuhan akan makan, tidur dan
kenyamanan fisik serta kesejahteraan emosional, kemandirian
Dengn
kondisi
tsb
diatas
maka
seorang
ibu
harus
menyiapkan/menyesuaiakan diri dengan perubahan fisik, peran dan seksual.

Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah
masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit
berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan
kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap
sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang
dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.

Perhatian pada problem meno/andro-pause


Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis.
Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi,
kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker
prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi
sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.

10

Asuhan apa yang diberikan

Perhatian pada problem menopause


Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis.

Berkurangnya hormone estrogen pada wanita


menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut

menopause

mungkin

Penyakit jantung koroner


Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit
jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar
kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik
( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
Osteoporosis
Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar
hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Gangguan mata
Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata
berkurang.
Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).
Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan
otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi,
sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit
kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah
berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.

BAB III
PENUTUP
3.1

kesimpulan
Perempuan adalah seseorang yang sangat rentan di jangkit penyakit.Mulai dari
penyakit yang ringan sampai dengan masalah reproduksi wanita.Melihat kenyataan
ini, sangatlahdi perlukan bagi kita tenaga medis untuk dapat menyelesaikan
permasalshan masyarakat ini. Dengan cara mengkaji dan memahami siklus atau daur
hidup perempuan,kita dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.Daur hidup
atau siklus perempuan di mulai dari saat ia dalam kandungan (janin), bayi,masa kanak

11

kanak, remaja, perempuan dewasa(menikah), saat perempuan


hamil,melahirkan, masa nifas, menyusui, sampai dengan manula.

tersebut

Adaptasi sering dikonotasi dengan penyesuaian diri.Setiap anak mempunyai


daya adaptasi berbeda-beda terhadap lingkungan Adaptasi merupakan salah satu
persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu .Kehidupan
itu sendiri secara alamiah mendorong manusia untuk terus menerus melakukan
adaptasi Adaptasi merupakan pertahanan yng dibawa sejak lahir/ diperoleh dari hasil
belajar dan pengalaman.

DAFTAR PUSTAKA
11

Eko

Suyani.Hesty
Widyasih.(2010)Psikologi
Fitramaya.Yogyakarta

Ibu

dan

anak.Yogyakarta

http://arumsarwono.blogspot.com/2012/03/kesehatan-wanita-sepanjang-siklus.html
http://www.scrib.com/doc.77011930/tutorial-daur-kehiduan-wanita/.
Unduh 5 juni 2012 pukul 19.22

By

Dewi

http://natalipinemlusia.blogspot.com/2013/04/psikologi-wanita-sepanjang-daur.html

Umami.

12

Anda mungkin juga menyukai