Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
:
:
:
:
I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat organ digesti katak daan ikan serta
mengmati laju digesti atau pengosongan lambung pada ikan. Pencapaian pembelajaran
yang ingin dicapai adalah setelah praktikum mahasiswa dapat mengetahui sistem digesti
hewan dan metode pengamatan laju digesti ikan
2.1. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah akuarium kaca berukurab 30 X 50 X 30
sebanyak 4 buah, alat bedah, timbangan analitik, thermometer, dan hilter.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan lele (clarias batracus), katak
(Fejervarya cancrivora) dan pakan ikan berbentuk pelet.
2.2. Cara kerja
a. Pengamatan organ digesti katak/ikan
1. Diambil katak/ikan (jantan/betina)
2. Dibius hewan dalam botol pembius yang sudah diberi kapas yang telah
dibasahi ether atau kloroform
3. Direntangkan hewan yang sudah terbius atau mati diatas bak bedah
4. Dijepit bagian perut hewan tersebut dengan pinset, kemudian dibuat
guntingan kecil dibagian kulit tersebut tanpa merusak otot perutnya.
5. Dipegang bagian atas dan bawah sayatan kulit dengan erat, kemudian ditarik
kearah yang berlawanan hingga bagian abdomen terbuka.
6. Digunting bagian dinding abdomen ke arah atas dan samping tubuh dengan
menggunakan pinset dan gunting bedah.
7. Diperhatikan sistem digestinya seperti hati,empedu,lambung,intestine besar
dan kecil serta anusnya
8. Digambar organ digestinya sesuai dengan posisinya di dalam tubuh.
3. Diberi pellet pada ikan sebanyak 2,5% dari berat total tubuh dan dibiarkan ikan
mengonsumsi pakan untuk waktu 15-20 menit.
4. Diambil semua ikan pada salah satu akuarium dan lakukan pembedahan untuk
mengambil lambung ikan, setelah lambung ikan diambil, lakukan penimbangan
untuk mengetahui bobot lambung.
5. 30 menit setelah pemberian pakan, diambil 30 menit setelah pemberian
pakan, diambil lagi semua ikan pada salah satu akuarium yang lain dan
dilakukan pembedahan pada bagian ventral untuk mengambil lambung ikan
serta menimbang lambung ikan untuk mengetahui bobotnya
6. Dilakukan langkah 5 dan 6 untuk pengambilan 60 menit pada akuarium yang
lain.
3.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan laju Digesti pada Ikan Lele (Clarias batrachus)
Kelomok
0
X
30
%BLx
60
%BLy
%BLz
0,2092
100%
0,1815
86,76%
0,1361
65,05%
0.1502
100%
0,1718
114,28%
0,1461
97,27%
0,1764
100%
0,1627
92,23%
0,1097
62,18%
0,1308
100%
0,1246
95,25%
0,1143
87,38%
Keterangan :
x = Bobot Lambung setelah 0 menit
y = Bobot Lambung setelah 30 menit
z = Bobot Lambung setelah 60 menit
Perhitungan kelompok 4
Bx
x100%
Bx
BLz
0,1308
x100%
0,1308
100%
BLx
BLy
By
x100%
Bx
0,1246
x100 %
0,1308
95,259 %
Bz
x100%
Bx
0,1143
x100 %
0,1308
87 ,38 %
120
100
80
Kelompok 1
60
Kelompok 2
Kelompok 3
40
Kelompok 4
20
0
Menit 0
Menit 30
Waktu
Menit 60
3.2. Pembahasan
Digesti adalah proses pemecahan makanan dari senyawa yang kompleks menjadi
sederhana. Molekul pakan diabsorbsi dan selanjutnya digunakan dalam tubuh hewan.
Pemecahan molekul ini dilakukan di sepanjang saluran digesti hewan (Yuwono, 2001).
Molekul-molekul besar karbohidrat, lemak, dan protein dari bagian-bagian sel dan
jaringan yang dikonsumsi harus dipecah menjadi bagian-bagian yang kecil seperti gula dan
asam amino, agar dapat diangkut melalui membran sel. Digesti menyangkut penambahan
air pada molekul yang akan dipecah, suatu reaksi yang disebut hidrolisis. Meskipun
hidrolisis merupakan suatu reaksi eksotermik, tetapi jumlah energi yang dilepaskan hanya
sedikit, dan agar reaksi itu dapat berlangsung dengan cepat maka harus dikatalisis oleh
enzim. Zat makanan kecil yang sudah dicerna akan diserap oleh sel-sel saluran pencernaan
secara difusi atau transport aktif, yang disebut dengan absorpsi (Kay, 1998).
Praktikum kali ini membahas mengenai laju digesti ikan. Proses digesti ikan dimulai dari
lambung (pada ikan yang mempunyai lambung) dan dilanjutkan di intestine yang akan
berakhir di lubang pembuangan bahan sisa. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data
perbandingan berat bobot lambung ikan lele setelah diberi pakan dengan selisih waktu
tertentu. Hasilnya yaitu bobot lambung ikan 0 menit, 30 menit dan 60 menit setelah diberi
makan adalah 0,1308 gr, 0,1264 gr dan 0,1143 gr. Berdasarkan hasil yang didapat pada saat
0-60 menit bobot lambung berkurang, hal ini sesuai dengan pendapat Yuwono (2001)
bahwa semakin lama waktu pengukuran setelah diberi pakan maka semakin kecil bobot
lambung ikan. Hal ini karena molekul besar telah banyak yang didigesti menjadi molekul
yang lebih kecil dan telah banyak diserap oleh usus.
Menurut Fujaya (2002), organ pencernaan pada katak terdiri dari:
1. Rongga Mulut : Katak memiliki rongga mulut yang ditopang oleh rahang atas maupun
rahang bawah. Gigi katak berbentuk V dan tidak berkembang dengan sempurna. Lidah
katak sangat panjang, dan lidah inilah yang berfungsi menangkap mangsa. Keunikan
pada lidah katak adalah pangkal lidah yang berada di depan, bentuk lidah yang
menggulung, serta tekstur lidah yang kenyal dan sangat lengket.
2. Kerongkongan
(Esofagus)
Kerongkongan
katak
tidak
berkembang
seperti
kerongkongan pada manusia yang cukup panjang dan mampu melakukan gerak
peristaltik. Kerongkongan pada katak hanya berupa saluran kecil yang sangat pendek.
Hal ini akibat katak tidak memiliki leher seperti halnya mamalia maupun aves.
3. Lambung (Ventrikulus) : Bentuk lambung pada sistem pencernaan katak mirip dengan
ventrikulus pada ikan. Lambung katak bersifat sangat asam. Tujuannya adalah untuk
disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik
sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim enzim
pencernaan dan hormon insulin (Yuwono, 2001)
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju digesti adalah temperatur air, suhu lingkungan,
musim, waktu siang dan malam, intensitas cahaya, ritme internal dan kualitas pakan yang
dikonsumsi (Halver et al.,1989). Menurut Mujiman (1984) laju digesti juga dipengaruhi oleh
zat kimia yang terdapat dalam perairan yaitu kandungan O2, CO2, H2S, pH dan alkalinitas.
Ikan semakin banyak beraktivitas maka semakin banyak membutuhkan energi sehingga
proses metabiolismenya tinggi dan membutuhkan makanan yang mutunya jauh lebih baik
dan lebih banyak jumlahnya.
IV. KESIMPULAN
yang
mempengaruhi laju
lingkungan, musim, waktu siang dan malam, intensitas cahasa, ritme internal dan
kualitas pakan yang dikonsumsi.
3. Ikan lele (Clarias batrachus) yang diberi pakan pelet secukupnya dan setelah dibiarkan
15 menit (0 menit) diperoleh berat lambung 0,1308 gr, 30 menit diperoleh bobot 0,1264
gr dan 60 menit diperoleh bobot lambung sebesar 0,1143 gr.
4. Semakin lama waktu pengukuran setelah diberi pakan maka semakin
kecil bobot
lambung ikan. Hal ini karena pakan sudah mengalami digesti dan diabsorpsi di usus/
intestine ikan.
DAFTAR REFERENSI