Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN

BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.


Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Minyak bumi yang dihasilkan dari berbagai-bagai lapangan minyak diseluruh dunia
mempunyai perbedaan-perbedaan satu terhadap lainnya, umpamanya mengenai warna, berat
jenis, impurities serta komposisi hydrokarbonnya.
Warna dapat berupa warna kuning muda, coklat muda, seperti air teh, coklat kehitaman,
hijau olive sampai hitam. Pada saat baru keluar dari dalam bumi biasanya warnanya lebih muda,
Setelah beberapa saat karena oksidasi dari beberapa komponennya warna menjadi kehitamhitaman.
Berat jenis minyak biasanya dinyatakan dengan satuan drajat A.P.I -(American Petroleum
Institute).
API mempunyai hubungan dengan Specific Gravity ( S.G ) sebagai berikut :
141,5
SG = -------------------131,5 + o API
Minyak berat
19 - 29 oAPI [Duri, Jatibarang)
Minyak sedang 30 - 42 oAPI [KPS, Minas]
Minyak ringan 43 - 55 oAPI [Sumut, Kondensat)
Standard penjualan minyak Indonesia adalah Minas Crude 32 o API]. Setiap kenaikan o API,
harga pun naik. Impurities yang terdapat dalam minyak bumi berbeda-beda.
Beberapa minyak mengandung CO2, N2, Va, Cd, Ni. Umumnya hampir semua
mengandung belerang [S], Minyak Indonesia rata-rata mengandung kadar belerang yang rendah
[0,2 %], disebut "sweet crude". Minyak Timur Tengah kadar belerang-nya tinggi. Sweet Crude
lebih disukai karena tidak merusak metal selama processing cycle dan juga tidak menyebabkan
pengotoran udara. Komposisi hidrokarbon juga berbeda-beda. Ada klasifikasi minyak bumi
yang didasarkan pada perbedaan komposisi tersebut:
1)
Paraffinic base, rantai lurus
- C-C-C-C-C(Cn H2n +2)
2)

Cycloparaffin (naphthene),rantai cyclus (Cn H 2n).


C-C-C-C

C-C-C-C
3) Aromatic base (benzene) [CnH 2n - 6]
C
C

C
C
Ada juga yang membuat klasfikasi memakai dasar agak berbeda seperti paraffinic,
asphaltic, mixed base
Mengenai asal usul kejadian minyak bumi ada dua kelompok teori yang mencoba
menerangkannya, yang satu sama lainnya sangat berbeda
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
1)
2)

Teori asal anorganik [anorganik origin of petroleum]


Teori asal organik [organic origin of petroleum].

Marilah kita tinjau dasar-dasar dari kedua teori ini, kemungkinan-kemungkinannya serta
kritik-kritik yang timbul.
IVa. TEORI ANORGANIK MENGENAI ASAL USUL MINYAK.
Teori ini dianut kebanyakan oleh ahli-ahli fisika dan kimia, karena terbukti bahwa
beberapa reaksi-reaksi yang dilakukan dilaboratorium dapat memberikan produk berupa
petroleum.
Teori anorganik dapat dibagi atas tiga kolompok :
1. Teori kosmis
2. Reaksi-reaksi kimiawi
3. Teori asal dari vulkanis
Beberapa akhli yang telah melakukan penjelidikan dibidang ini. yang terkenal diantaranya :
- Teori kosmis dari Kudryautsev(1959) :
Zat-zat organik kosmis mengkondenser bersama debu kerak bumi memberikan endapan
hydrokarbon yang terperas keluar karena tekanan overburden
-

Teori reaksi-reaksi kimiawi :


Byasson : alkali metal + CO2 + H2O Zat hydrokarbon
Berthelot (1866) : alkali metal + C02 (dari air tanah) hydrokarbon + acetylene.
Menndeleyev (1877) : Metal Karbida (dari inti bumi)+ asam-asam (acid water)
hydrokarbon
-

Teori vulkanis : Petersilye (1962) :


Sintesa Karbon dan Hydrogen selama proses pendinginan dan kristallisasi magma.

Kelemahan teori anorganik karena tak dapat menerangkan bagaimana terjadinya


akumulasi zat hydrokarbon dalam jumlah yang besar seperti yang telah dijumpai sampai saat ini.
IVb. TEORI ORGANIK
Berdasarkan kenyataan bahwa akumulasi dan jebakan-jebakan hidrokarbon terdapat
dalam endapan-endapan sedimen dan bukan dalam batuan beku, maka para ahli geologi dan akhli
perminyakan kebanyakan menganut teori organik ini yang pada garis besarnya mengatakan:
Bahwa petroleum itu terjadi dari endapan-endapan sisa organisme hidup bersama-sama
pelapukan-pelapukan batuan-batuan lain [sedimen] didalam suatu cekungan bumi [basin] dalam
suatu lingkungan keadaan kekurangan zat asam.
Karena pengaruh bermacam-macam agent, sisa zat-zat organis tersebut berubah menjadi
zat berupa minyak (proto petroleum] yang terperas keluar dari dalam sedimen, dimana zat-zat
organis tersebut bersama-sama mengendap, bermigrasi kedalam batuan yang porous dan
permeabel membentuk jebakan-jebakan minyak bumi sebagaimana yang ditemukan dewasa ini.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Langkah-langkah teori organik ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sumber materi:
- Organisme hidup
- Lempung [Clay] hasil dari pelapukan batuan [mineral feldspar, biotik
homolende]
2. Cekungan tempat pengendapan.
3. Penyebab-penyebab terjadinya transformasi
4. Penyebab-penyebab terjadinya transportasi.
5. Jebakan-jebakan [traps]
IV.b.1

Sumber Materi :
Organisme hidup yang macam manakah yang merupakan sumber materi bagi minyak
bumi ? Jenis hewan-hewankah atau tumbuh-tumbuhan ?
Hewan-hewan mengandung :
Protein
Asam-asam amino.
Karbohidrat
Lemak dan asam-asam lemak.
Tumbuh-tumbuhan mengandung :
Damar
Lilin
Tannin.
Bila sumber materi berasal dari hewan, apakah ikan merupakan sumber utamanya?
Percobaan Engler.
Minyak ikan dimasukkan kedalam autoclave dan dipanaskan pada suhu antara 320C 400C dengan tekanan 15 atmosfer. Hasilnya adalah zat acrolein (bau khas lemak yang hangus).
Zat ini didistilasikan pada suhu 150 - 300C dan didapatkan hasil berupa 57,5 % Kerosene dan
paraffin.
Daging ikan dimasukkan kedalam autoclave dan dilakukan percobaan yang sama. Tidak
berhasil mendapatkan zat hydrocarbon.
Kesimpulan dari percobaan Engler:
Bila ikan merupakan sumber materi, maka zat-zat protein yang ada pada ikan tersebut
harus sudah tidak ada lagi ketika terjadinya proses pembentukan petroleum.
Perbuatan bakteri-bakteri diketahui bisa menyebabkan terjadi nya hydrolisa untuk
membebaskan asam-asam lemak.
Kritik tehadap ikan sebagai sumber materi:
a) Bagaimanakah bisa ikan-ikan tersebut mati dalam jumlah
yang besar dan dalam
waktu yang singkat [karena ikan
cepat terdekomposisi]
Apakah disebabkan oleh bencana pembunuhan massal oleh
parasit-parasit
atau erupsi vulkanis?
b) Nitrogen dan phosphor tentunya harus banyak didapati
Menurut hasil analisa kadarP2O5
hanya kira-kira 0,5% saja.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

dalam minyak bumi.

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
c) Kehidupan ikan tergantung kepada kehidupan tumbuhtumbuhan air yang ada
Dari endapan-endapan lempung atau shale beds diketahui bahwa tidak banyak fosil-fosil
ikan yang tertinggal, sehingga anggapan bahwa jenis-jenis ikan yang merupakan sumber materi
utama menjadi kecil.
Dalam kehidupan dilautan dewasa ini dapat dilihat contoh kelompok-kelompok binatang
laut yang mengambang dekat permukaan air yang dikenal sebagai plankton.
Binatang binatang bersel sederhana ini terdiri dari berjenis-jenis binatang yang untuk
keperluan assimilasinya masih membutuhkan sinar matahari.
Hal ini bersesuaian dengan dijumpainya porphyrina yaitu semacam zat yang berasal dari
chlorophyl di dalam contoh-contoh minyak bumi. Kelompok binatang plankton ini bisa terdapat
dalam jumlah yang besar sekali dan membentuk lautan plankton [contoh Sargasso).
Pada endapan danau asphalt di Trinidad dijumpai sisa-sisa kayu-kayuan yang di
impregnir oleh bitumen
Dari kenyataan ini ada orang yang mencoba menerangkan bahwa tumbuh-tumbuhan juga
merupakan sumber materi (Cunningham Craig).
IV.b.2 Cekungan pengendapan.
Cekungan ini terjadi pada kulit bumi disebabkan oleh gaya-gaya endogen yang bekerja
seperti gerakan arus magma didalam bumi atau gaya-gaya horizontal didalam kulit bumi yang
disebabkan oleh kontinental drift (teori plate tectonic) dan menyebabkan gejala-gejala peipatan
atau patahan pada kulit bumi. Suatu cekungan yang sedang menurun disebut gejala transgressi
sedang sebaliknya disebut regressi.
Percobaan-percobaan ini menyebabkan perbedaan-perbedaan pula dalam sifat-sifat
butiran yang terendap seperti mengenai bentuk butiran. Butiran pasir (kwarsa, silika) dengan
ukuran yang lebih besar umumnya akan terendap tidak jauh dari tempat asalnya dan pada genang
laut yang tidak terlalu dalam (kekecualian dapat terjadi pada turbiditas).
Butiran pasir yang sangat halus, terutama lempung akan terendap pada genangan laut
yang dalam dan jauh dari tempat asalnya karena partikel-partikel tersebut bisa mengambang
dalam air relatif lebih lama.
Sketsa cekungan pengendapan dan pembagian zona-zonanya (environtment zones) dapat
dilihat pada gambar PIRSON telah mengadakan klasifikasi batuan sedimen berdasarkan :
Kecepatan pengendapan sedimen, yang menentukan angularity mineral-mineral yang
diendapkan.
Material sumber, menentukan komposisi mineral-mineral pada batuan sedimen.
Daerah atau situasi dimana pengendapan itu terjadi (environment zones)
Klasifikasi Pirson tersebut adalah sebagai berikut:
Sedimen Type Arcosic
Sedimen Type Graywacke
Sedimen Type Quartzoe
Sedimen Type Arcosic
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Sifat-sifatnya:
Terendap sangat cepat karena perbedaan relief bumi yang besar.
Distribusi ukuran butir sangat bermacam-macam berdasarkan kenyataan bahwa
littoral sorting sangat sedikit.
Angularity butiran sangat jelas disebabkan jarak transport yang dekat
Mineral-mineral pembentuk 50 % feldspar, 50 % kwarsa, kadang-kadang
heamatite, mica dan kaolinite, merupakan cementing material.
Daerah penyebaran cukup luas
Porositas batuan rendah, tapi permeabilitas mungkin tinggi.
Sedimen Type Graywacke
Sifat-sifatnya :
Waktu pengendapan relatif cepat.
Sorting Butiran jelek
Butiran-butiran berbentuk agak segi [subangular] atau agak bundar [sub rounded]
Jarak transport pendek sehingga tak cukup waktu bagi mineral-mineral yang
kurang stabil untuk mengalami pelapukan

Contoh

Mineral-mineral pembentuk adalah kwarsa dan feldspar dalam jumlah yang


sedang. Lempung merupakan batuan yang dominan.
Porositas batuan keci1 sampai sedang, permeabilitas kecil.

Bradford sand ( Appalachian basin)


Gulf coast
Indonesia umumnya.

Sedimen Type Quartzoae (orthoquartzite sand)


Sifat-sifatnya :
Terendap pelan pada continental shelf yang rata dan luas (daerah pantai datar
dibatasi laut dangkal - neritic zone). Selama masa aktipitas orogen diam.
Sortir butiran baik, komposisi dan kebulatan butiran seragam, clean sand.
Mineral pembentuk: adalah mineral-mineral stabil yang tahan terhadap pelapukan
kimiawi, terutama silika.
Tak mempunyai matriks. Porositas batuan dikontrol oleh ada tidaknya cementing
material yang berupa karbonat-karbonat atau silika-silika (Calcite, dolomite,
gypsum, barite, calcedon, chert, glauconite, pyrite).
Contoh :
Oriskany sand (Pensylvania).
Wilcok sand (Oklahoma).
Bored oaad (Appalachian basin).
Grit sand (Formasi Talang Akar)
Secara grafis perbedaan ketiga kelas batuan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
1) Type Arcosic
2) Type Graywacke
3) Type Quartzose.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc

Jumlah contoh batuan yg diuji


Walaupun sudah ada suatu cekungan pengendapan tentu masih diperlukan suatu
lingkungan pengendapan yang dapat memberikan kadar zat organik yang tinggi serta kecepatan
pengawetannya
Syarat-syarat yang harus dipenuhi:
1) Lingkungan pengendapan yang memungkinkan kehidupan organisme berkembang
secara baik.
2) Pengendapan sedimen, terutama yang halus, berlangsung demikian cepatnya,
sehingga sisa-sisa zat organik yang telah ikut terendap dapat terawetkan
3) Lingkungan pengendapan dalam keadaan kekurangan oksigen.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Daerah-daerah pengendapan yang banyak terdapat zat-zat organisme antara lain :
Daerah pantai dan mulut sungai (delta) (moore 1969)
Daerah munculnya arus laut dalam (upwelling currents).
Lingkungan terumbu, suatu massa batuan gamping yang dibangun oleh organisme
yang menghasilkan zat kapur dan bersifat koloni yang berkerangka.
Danau didaratan.
Kondisi untuk terjadinya pengawetan zat organik ialah keadaan lingkungan kekurangan
oksigen. Ini dimungkinkan bila sirkulasi fluida sangat terbatas. Lingkungan ini disebut
lingkungan euxinic. (Hodberg, 1964).
Jadi didalam cekungan dengan lingkungan euxinic tersebut zat organisme dapat hidup
dengan subur, tetapi sisa-sisa endapannya terawetkan.
Cekungan euxinic yang ideal dapat dilihat penampangnya pada sketsa berikut ini :

Adanya ambang lautan pada batas alas gelombang menyebab kan bagian atas cekungan
mempunyai sirkulasi oksigen yang baik sehingga organisme dapat berkembang subur, sedang
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
kan di bawahnya tidak terjadi sirkulasi udara sama sekali, menyebabkan suatu lingkungan reduksi
yang kuat.
Marine Sapropel yang terendap berupa lumpur hitam yang ber bau busuk dari gas H2S
yang dihasilkannya dapat menyebab kan organisme hidup dilapisan atas mati lebih cepat karena
keracunan. Hal ini mempercepat pengendapan sisa-sisa organisme.
Contoh cekungan euxinic antara lain:
Laut Hitam [RUSIA]
Fyord [NORWEGIA]
Laut Merah
Teluk Gorontalo
IV.b.3.

Transformasi dan penyebab-penyebabnya.


Perubahan dari sisa-sisa organisme hidup (lemak asam-asam lemak asam-asam amino)
sehingga menjadi zat serupa minyak bumi (proto petroleum) dinamakan phase transformasi. Ada
beberapa faktor yang diperkirakan sebagai penyebab transformasi :
Panas.
Tekanan.
Radio aktifitas.
Katalisator.
Aktifitas biochemical (mikro organisme dan enzim-enzim.
Analisa yang dilakukan terhadap beberapa contoh sedimen dan minyak bumi
memberikan angka-angka sebagai berikut : (angka-angka dalam proses)

Marine Sapropel
Sedimen Baru (recent)
SedimenTua (ancient)
Minyak Bumi

52
58
73
85

6
7
9
13

30
24
14
0,5

11
9
3
0,4

0,8
0,6
0,3
0,1

Dari analisa ini jelas terlihat bahwa yang sangat menonjol adalah berkurangnya kadar oksigen
dan Nitrogen serta naik-nya kadar Carbon dan Hydrogen berangsur-angsur dari marine sapropel
ke zat petroleum
IV.b.3.1. Panas dan Tekanan
Diperkirakan bahwa kedua faktor ini memegang peranan sebagai penyebab transformasi,
walaupun menurut Hawley [1930], Van Tuyl dan Blackburn [1925]: faktor tekanan tak seberapa
pengaruhnya.
Bumi terdiri dari inti bumi [core] dan kulit bumi. Inti bumi berupa magma yang cair dan
kulit bumi berupa magma yang telah membeku beserta hasil-hasil pelapukannnya.
Pada beberapa thermal gradient bumi menunjukkan kenaikan suhu antara 1oC per 1200
kaki kedalaman.
Contoh: di sumur Bingin Telok-I Sumsel pada kedalaman 22.790 feet tercatat suhu
sebesar 330oF
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Gradient tekanan normal hydrostatis kira-kira 1 Kg/cm per-10 m kedalaman. [0,44 psi/ft],
sedangkan overburden pressure rata-rata 1 psi/ft
Contoh: bila kedalaman pengendapan 10.000 kaki, suhu bisa mencapai 200C + 30C=
230C. Tekanan over burden 10.000 psi.
Percobaan pemanasan kerogen pada suhu 400 C berhasil membentuk minyak bumi.
Pada kenyataannya keadaan mineralogi sedimen ybs tidak menunjukkan pengaruh suhu
tinggi. Juga adanya porfirin didalam kerogen menunjukkan pengaruh suhu yang tidak tinggi
Hal ini diterangkan oleh Welte [1964] dan Philips [1965] yang menyatakan bahwa proses
transformasi merupakan degradasi termal yang mencakup dekarboxilasi termal yang memakan
waktu lama.
Menurut P D Trank, bila 1% saja dari materi asal diubah ke bitumen, maka kecepatan
transformasi adalah sebagai berikut:
pada suhu 100C
0,84 X 106
tahun
pada suhu 80 C
2
X 106
tahun
pada suhu 60 C
67 X 106
tahun
Apabila dihitung dengan persamaan Arrhenius maka pada suhu 50 - 180C
dikarboxilasi memerlukan waktu satu juta tahun dan pada suhu 100 - 160 C proses
"cracking" untuh membentuk hidrokarbon molekul rendah memerlukan 100 juta tahun.
Percobaan Le Chatelier juga tidak menguatkan tekanan sebagai faktor yang pegang
peranan.
Menurutnya bukan compressive stress, tetapi Shearing Stress lah yang lebih penting.
IV.b.3.2.Radioaktipitas.
Menurut S.C Lind, Transformasi terjadi karena bombardemen dan disintegrasi zat-zat
radioaktif yang ada dalam kerak bumi.
Whitehead (1954) membuktikan kemampuan pembentukan minyak bumi dari zat organik,
misalnya bombardemen asam lemak oleh partikel-partikel alpha membentuk parafin.
Kritik :
Seharusnya hydrogen bertambah. Kemana hilangnya hydrogen tersebut.
Kwantitas tak cukup.
Serpih hitam yang kaya zat radioaktif tidak kaya minyak tetapi kaya
pyrobitumina,
Porfirin tak akan tahan.
V.b.3.3 Reaksi katalis.
Terbukti bahwa unsur-unsur Vanadium dan Nikel terdapat dalam minyak bumi. Dalam
proses pengilangan minyak "Cracking" terjadi pada suhu rendah dan berlangsung lebih cepat
apabila digunakan lempung [Clay] sebagai katalisator.
Menurut Mc Dermott mineral catalyst berupa garam-garam dan air garam mineralmineral lain.
Trout [1945], Brook [1948] dan Bogomolov [1954] membicarakan katalisator-katalisator
berupa surface active solids
IV.b.3.4. Aktivitas biochemical.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Teori ini mengatakan bahwa transformasi disebabkan bakteri-bakteri dan enzime-enzime
yg dihasilkan oleh bakteri bakteri tsb. Yang penting adalah transformasi tsb telah berjalan pada
kondisi suhu rendah [lebih kecil dari 100oC].
Melihat kehidupan mikroorganisme tsb diketahui bahwa bila suhu terlalu tinggi bakteribakteri akan mati, sedangkan bila terlalu rendah bakteri menjadi tidak aktif. Pastilah ada sesuatu
keadaan suhu optimum tertentu untuk jenis bakteri tertentu.
Ada tiga kelompok besar bakteri-bakteri:
1) Aerobic bakteri, memerlukan zat asam bebas
2) Anaerobic bacteria, mempergunakan zat asam terikat
[combine oxygen]
3) Facultative anaerobic, dapat dipergunakan kedua-duanya.
Dekomposisi yang disebabkan oleh perbuatan bakteri-bakteri merupakan reaksi berantai.
Bakteri masih dapat hidup pada kedalaman ribuan meter [penyelidikan menemukan bakteri hidup
pada kedalaman 8700 kaki]
Tabel berikut memperlihatkan hasil penyelidikan yang dilakukan terhadap beberapa
macam endapan:
Endapan Garis
tengah
Rata-rata
Pasir
50-1000
Lanau
5-50
Lempung 1-5
Koloida 1

Bagian zat N2
Organik (%) %

Air
%

Bakteri
Per gram

1
2
4

33
56
82
98

22.000
78.000
390.000
1.510.000

0,09
0,19
0.37
1,9

Penelitian mengenai bakteri banyak dilakukan oleh Zobell (1945), Welte (1964) Teh Fu
Yon dan H.D. Appleman (1972). Kedua orang yang terakhir ini menyelidiki teknik transformasi
biokimia dengan menggunakan bakteri thiobacillus khusus untuk mendapatkan minyak bumi
dari batuan "Oil shale".
Thiobacillus + S
H2SO4
H2SO4 + Oil shale
Kerogen
Kerogen inilah yang diproses untuk mendapatkan bensin dan petroleum product lainlainnya
IV.b.4. Mekanisme Transportasi.
Dalam konsepsi teori organik dikenal fasies batuan induk dan fasies batuan reservoir.
Batuan induk [source rock] berupa serpih yg diendapkan dalam keadaan reduksi pada dasar laut
dalam, bersama-sama sisa organisme.
Batuan reservoir umumnya berupa batu pasir, batuan karbonat dan kadang-kadang
volcanic tuff atau batuan lain [granite wash] yang mempunyai kejarangan dan retakan-retakan
[fracture]
Bila konsepsi ini diterima diperlukan adanya mekanisme transportasi dari batuan induk
kebatuan reservoir.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Selama fase transportasi ini bukan tidak mungkin terjadi pula proses transformasi minyak
bumi yang lebih lanjut.
Perlu diingat pula bahwa ada dua tanggapan mengenai waktu pembentukan minyak bumi:
a) Pembentukan segera [early formation]
b) Pembentukan lambat [late formation]
Tanggapan mengenai pembentukan segera, didasarkan pada
1) Adanya zat hidrokarbon dalam sedimen recent
2) Makin bertimbunnya sedimen, lempung dan serpih makin padat dan karena struktur
mineralnya yang pipih makin sulit bagi cairan yang terkandung didalamnya untuk keluar.

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc

Tanggapan mengenai pembentukan lambat melalui stadium serpih bagi batuan induk
secara populer mengatakan bahwa serpih yang kaya zat organik mengalami penimbunan dan
karena tekanan dan suhu yang tinggi berubah menjadi minyak bumi, baru kemudian bermigrasi.
Sehubungan dengan transportasi ini dikenal tiga istilah:
Migrasi
Segregasi
Akumulasi
Migrasi
Dikenal ada migrasi primary (primary migration) dan migrasi sekunder (secondary
migration).
Migrasi primer : adalah proses perpindahan mula-mula zat hidrokarbon (masih dalam
bentuk proto petroleum?) dari batuan induk kebatuan reservoir (perlu syarat bahwa
pembentukan petroleum terjadi selama masa primary migration).
Migrasi sekunder : adalah proses perpindahan zat hidrokarbon (minyak dan/atau gas) dari
suatu posisi didalam batuan reservoir itu sendiri atau kedalam batuan reservoir yang lain
(selama migrasi ini komposisi kimianya mungkin berubah sedikit).
Segregasi : Pemisahan zat hidrokarbon dan fluida-fluida lain. atas bagian-bagian
tersendiri dan masing-masing bagian tersebut menempati posisi tertentu didalam batuan reservoir.
Contoh : Gravity segregation, dimana gas, minyak dan air berturut-turut menempati
posisi dari atas ke bawah.

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Akumulasi : Tempat akhir terkumpulnya zat hidrokarbon di dalam jebakan batuan
reservoir sebagaimana yang kita jumpai dewasa ini. Dalam hal "danau asphalt" tempat akumulasi
tersebut dipermukaan bumi.
Dengan anggapan bahwa minyak bumi terbentuk didalam batuan sedimen, maka untuk
dapat membayangkan terjadinya migrasi yang mungkin pula bersamaan dengan proses
pematangan atau pendewasaan minyak bumi [oil maturation] berikut ini ada beberapa
pandangan:
- Butir-butir halus minyak bumi didalam lumpur sedimen mengalami kompaksi dan
akan terusir keluar hanya selama ukuran butir-butir tersebut lebih kecil dari diameter jalan yang
harus dilaluinya. Ini berarti bahwa migrasi primer terjadi pada tahap permulaan kompaksi [G.D.
Hobson,1962], [Aschenbrenner & Achauer , 1960], [Roof & Ratherford, 1958]. Gerakan
perpindahan zat hidrokarbon tsb berlangsung sebagai fase mikro yang terpisah melalui celahcelah dari butir-butir mineral yang "water-wet",
- Meinachen [1959] menyatakan bahwa gerakan perpindah- an petroleum [proto
petroleum] dari sedimen yang mengalami kompaksi dalam keadaan terlarut dalam air asin (brine
water]. Dalam kenyataannya dilapangan memang sejumlah besar air asin selalu berasosiasi
dengan akumulasi hidrokarbon. [Hobson mengkritik: Bagaimana dengan transportasi heavy taroil?]
- E.G. Baker [1962] selama gerakan perpindahan zat hidrokarbon tetap dalam keadaan
dispersi yang halus [sebagai micellar droplets atau koloida)
Kritik Altovakit Cs (1958) : Konsep genesa petroleum dari zat-zat organisme yang larut
dalam air didalam lapisan pengandung air (aquiferous strata) menimbulkan masalah :
a) Material sumber terbatas.
b) Kemungkinan katalysis oleh butir-butir mineral halus menjadi berkurang.
c) Proses katalysis dapat terjadi bila daerah tersebut telah terangkat diatas
permukaan laut
Migrasi dengan pemisah fasa dari Silverman (1965), (Separation - migration)
adalah migrasi sekunder yang terjadi atas fasa yang telah dipisahkan dari reservoir asalnya, yang
sebelumnya mengalami pemisahan secara fisik dari bagian-bagian petroleum yang penting, yang
kemudian menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi. Ilustrasi berikut menggambarkan proses
ini :

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc

Beberapa pandangan lainnya mengenai proses pematangan hidrokarbon yang perlu


diketahui adalah:
Teori perbandingan karbon [Karbon-ratio] dari White [1915] yang menghubungkan
terjadinya minyak bumi dengan metamorphosa regional sebagai yang terlihat pada perubahan
batu bara. Minyak bumi yang bertingkat paling rendah ditemukan di daerah yang mengandung
endapan batubara yang paling terubah. Minyak bumi yang tinggi tingkatannya ditemukan
didaerah batubara bitumina
- Fraksinasi minyak bumi dalam batuan [Day 1961].
Pematangan minyak bumi disebabkan karena fraksinasi dari serpih lempung/batuan
induknya.
Pada waktu migrasi hidrokarbon tak jenuh [naften, aromat] melekat pada lempung, karena
gaya-gaya kapiler.
Barton [1934] menemukan dari hasil penelitian, bahwa untuk umur yang sama, makin
dalam terdapatnya minyak bumi makin meningkat kadar fraksi ringan dan drajat API-nya.. MC,
Nab, Smith dan Belts [1952] mengatakan hal serupa bahwa untuk kedalaman yang sama makin
tua umurnya makin ringan minyak bumi yang dijumpai.
Teori Migrasi Gussov. [Teori differencial entrapment]
Teori migrasi oleh Gussov termasuk kedalam teori secondary migration
Teori ini mengkombinasi migrasi jarak panjang [long migration] dan gravity segretion.
Posisi dan spill point adalah amat menentukan
Teori tersebut dapat dijelaskan dengan sketsa-sketsa sebagai berikut:
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
Tahap pertama
Gas, minyak dan air yang mengisi
jebakan terpisah secara gravitasi Bila
pengisian jebakan berlangsung terus, gas
dan minyak tetap terperangkap sedangkan
air akan tertumpah melalui spill point ke
jebakan berikutnya yang lebih tinggi

Tahap Kedua
Tahap penjebakan selektip dan gas
flusting. Gas akan terus terperangkap
sedangkan minyak tertumpah kejebakan
berikutnya yang lebih tinggi

Tahap Ketiga
Jebakan terisi penuh oleh gas.Kelebihan
gas tertumpah kejebakan berikutnya yang
lebih tinggi

Keadaan akhir dari differential entrapment pada suatu seri traps yang saling
berhubungan

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
BAB IV. ASAL USUL MINYAK BUMI
IV.b. TEORI ORGANIK [51]
Dekomposisi oleh:
*Bakteria Aerobic
*Bateria Anaerobic

Protein
Karbohidrat
Lemak

Migrasi Primer
Diperas keluar dari sedimen
yg tertekan
Pada tahap mula dari
kompaksi
dalam larutan [sabun]
sbg butiran halus
sbg despersi/koloida

Reaksi yg dipengaruhi oleh:


Bakteria
Panas
Tekanan
Radioaktifitas
katalsator

Asam-asam
Asam-asam tak jenuh
Asam-asam lemak

Proto petroleum
Petroleum

Jebakan
Struktural
Stratigrafik
Kombinasi
Kubah garam

Batuan Reservoir

Migrasi Sekunder
Agent:
Hydrdynamic
Buoyancy/gravitasi

IV.b.5. AKUMULASI HYDROKARBON


Tempat berakumulasi tetes-tetes gumpalan zat hidrokarbon (minyak /gas bumi) didalam
bumi setelah mengalami migrasi adalah didalam jebakan-jebakan (traps) sebagal yang kita
jumpai dewasa ini. Pelengkungan ke atas (arching) dari lapisan-lapisan yang memberikan
jebakan bagi minyak dan gas dapat terbentuk tanpa disebabkan oleh tekanan kompresip mendatar
yang umum diantara nya:
Swelling dari mineral lempung, bentonite dan montmorillanite.
Batu karang organis (organic reef). biocherm.
Kubah garam.
Intrusi batuan beku.
Pertumbuhan kristal (cristal growth).
Suatu reservoir minyak/gas dimana zat hidrokarbon tersebut terperangkap harus
mempunyai :
1. Pembatasan (boundary)
a)
Batas sebelah atas disebut "Cap rock".
Cap rock dapat berupa - Lempung (clay), serpih (shales), batu kapur,
evaporitest, unhydrites, gypsum, garam-garam
lainnya.
Sifat-sifat Cap rock :
permeabilitas sangat kecil,
ukuran butiran dari halus sampai"sangat halus.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc
plastis.
b)
Batas bawah umumnya adalah "water table".
Water table biasanya mendatar (horizontal), tapi karena beberapa sebab dapat miring
(tilted).
2. Batuan reservoirnya sendiri harus mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup besar
yang berlaku sebagai batuan raservoir pada umumnya adalah batu pasir (sandstone), tapi kadangkadang batuan berikut ini dapat pula merupakan batuan reservoir:
Batu kapur (formasi Baturaja).
Volcanic tuff (formasi Volcanic Jatibarang).
Granite wash (lapangan Tanjung) .
Nilai ekonomis suatu reservoir minyak atau gas tergantung kepada beberapa faktor :
Besar cadangan minyak/gas yang dikandung.
Letak lapangan dari delivery point.
Letak kedalaman reservoir.
Kwalitas minyak/gas.
Harga pasaran/permintaan atas minyak/gas tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan politis lain.
Suatu cadangan minyak/gas mungkin tak mempunyai nilai ekonomis pada suatu
waktu, tapi pada waktu lain dengan perubahan keadaan, nilai ekonomisnya dapat
meningkat.
Levorsen telah membagi jebakan hidrokarbon atas tiga macam jebakan dasar:
Jebakan struktural
Jebakan stratigrafik
Kombinasi
IV.b.5.1. Jebakan struktural.
Batas sebelah atas batuan reservoir menjadi cembung disebab kan deformasi lokal
(pelipatan atau terjadinya patahan)
Batas tepi dari suatu "pool" ditentukan seluruhnya atau sebagian oleh hubungan antara
"water table" dibawah dan "cap -rock" yang berada diatas batuan reservoir yang mengalami
deformasi tersebut.
IV.b.5.2. Jebakan stratigrafi
Elemen yang menyebabkan terbentuknya jebakan ada beberapa variasi didalam stratigrafi
atau litologi, seperti perubahan facies, perubahan local dari nilai porositas dan permeabilitas atau
terputusnya struktur kesebelah atas.
Water table yang membatasi "pool" disebelah bawah boleh jadi ada atau tidak.
IV.b.5.3. Jebakan kombinasi
Dapat dibayangkan setiap kemungkinan kombinasi dari jebakan structural dari jebakan
stratigrafik.
Contoh: Kubah garam

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN


BAB IV ASAL USUL MINYAK BUMI.
Dr. KARNATA ARDJANI MSc

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/255658524.doc

Anda mungkin juga menyukai