Anda di halaman 1dari 16

Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadapusus itu sendiri, mengelilingi

mesenterium dari usus tersebut denganmesenterium itu sendiri sebagai aksis longitudinal. Volvulus
terjadidiberbagai tempat di saluran pencernaan. Insidensi volvulus di dunia bervariasi, dengan kejadian
volvulus usus besar berkisar 1-5% dari seluruh penyebab obstruksi letak rendah. Di dunia bagian barat,
populasi volvulususus besar 80% adalah volvulus sigmoid, diikuti dengan volvulus sekumsebanyak 15%,
kolon transversal 3% dan fleksura splenik (kolon antara bagian transversal dan asending) 2%. Kondisi ini
juga serupa dengan kondisidi daerah Afrik, Asia bagian selatan dan Amerika selatan. Di daerah"volvulus
belt" di Afrika dan Timur Tengah, kejadian volvulus bahkanmencapai 50% dari penyebab obstruksi usus
besar. Volvulus lainnya dapatterjadi di gaster dan midgut.1
Volvulus lebih sering terjadi pada anak yaitu akibat abnormalitasmesenterium yang terlalu panjang,
dengan basis yang sempit, usus yang tidak terfiksasi dengan baik dan malrotasi saat masa embriologi.
Volvulus banyak menyerang usia neonatus 68-71%. Infant dengan malrotasi, sebanyak 40%
bermanifestasi klinis saat minggu pertama kelahiran, 50% pada bulan pertama, sisanya bermanifestasi
lebih dari 1 bulan.1,2
Manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh adanya volvulus tergantung dariletak volvulus, namun secara
umum gejala yang ditimbulkan diantaranyaadalah gejala obstruksi saluran cerna berupa nyeri perut,
muntah, distensiabdomen, dan ketidakmampuan flatus serta buang air besar. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya distensi abdomen dan terkadang terabamassa akibat penumpukan makanan. Gejala
klinis tidak terlalu khas untuk mendiagnosis sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang
berupalaboratorium dan radiologi untuk menegakan diagnosis volvulus.1,2
Volvulus merupakan salah satu kegawatan pada bayi dan anak. Volvulusini dapat menyebabkan oklusi
terhadap proksimal usus dan obstruksi didalamsegmen tersebut (closed loop obstruction) serta
berujung kepada strangulasidan nekrosis jaringan usus bila tidak tertangani segera. Oleh karena
ituvolvulus merupakan salah satu kegawatdaruratan abdomen karenamenimbulkan obstruksi pada
saluran cerna yang akan diikuti dengankomplikasi berupa perforasi, peritonitis, sepsis hingga syok
hipovolemia.1,2
Etiologi dan Klasifikasi
Volvulus merupakan puntiran usus dengan mesenterium sebagai aksis putarannya dan dapat terjadi
diberbagai tempat di saluran pencernaan.Volvulus diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya. Kasus
volvulussebagian besar terjadi akibat abnormalitas saluran cerna saat prosesembriologi dan kasus
banyak ditemukan pada anak. Namun kasus volvulus juga dapat ditemukan pada orang dewasa dengan
etiologi dan faktor resikoyang berbeda.
C.1Volvulus Gaster
Volvulus gaster merupakan kasus yang jarang terjadi, namun merupakansalah satu kasus kegawatan
karena menyebabkan inkarserata dan strangulasi.Volvulus gaster oleh Singleton diklasifikasikan
berdasarkan aksis putaranvolvulus tersebut yaitu :6

1.OrganoaksialGaster berotasi mengelilingi aksis yang menghubungkan gastroesofageal junction dan


bagian antrum pilorus berotasi kearahyang berbeda dengan rotasi bagian fundus. Volvulus gaster jenis
inilebih sering didapatkan dibandingkan kasus jenis mesenterikoaksial,yaitu 59% dari seluruh kasus
volvulus gaster. Volvulus gaster tipeorganoaksial berhubungan dengan defek diafragmatika. Komplikasi
berupa inkarserasi dan strangulasi lebih sering dijumpai pada tipe ini.6,7,8
2.MesenterikoaksialPada tipe mesenterikoaksial, antrum pilorus berotasi kearah anterior dan superior
sehingga permukaan posterior gaster berada di anterior.Volvulus gaster tipe ini tidak berhubungan
dengan defek diafragmatika dan jarang menimbulkan komplikasi strangulasi,sehingga lebih sering
bersifat kronis.6,7,8
3.KombinasiTipe kombinasi antara organoaksial dan mesenterikoaksial jarangditemukan.6

Gambar 2.4
Volvulus gaster tipe organoaksial (gambar kiri) dan tipemesenterikoaksial (gambar kanan)7
Etiologi dari volvulus gaster diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya,yaitu idiopatik (tipe 1) dan
kongenital (tipe2). Tipe 1 atau tipe idiopatik lebihsering terjadi dibandingkan tipe 2, yaitu sebanyak 2
dari 3 kasus dan lebihsering terjadi pada orang dewasa. Tipe ini terjadi oleh karena
abnormalitaskelenturan dari ligamen gastrosplenik, gastroduodenal, gastrofrenik dan gastrohepatik.
Abnormalitas ini menyebabkan bagian cardia dan pilorusgaster menjadi dekat ketika gaster penuh
dengan makanan, sehinggamempermudah terjadinya volvulus.6

Tipe 2 atau tipe kongenital disebabkan oleh defek kongenital berupadefek pada diafragmatika 43%,
ligamen 32%, perlekatan abnormal 9%,asplenisme 5%, malformasi usus kecil dan usus besar 4%,
stenosis pilorus2%, distensi kolon 1% dan atresia rektal 1%. Penyebab kelainanneuromuskular seperti
poliomielitis juga beresiko terhadap terjadinyavolvulus gaster.6
C.2Volvulus Midgut
Midgut merupakan bagian embriologis yang kemudian menjadiduodenum, jejunum, ileum, sekum,
apendiks, kolon asending, kolon bagianfleksura hepatik dan kolon transversal pada manusia pasca lahir.
Volvulusmidgut merupakan keadaan yang disebabkan oleh kegagalan atau malrotasi intestinal loop saat
masa embriologi dan merupakan kasus kegawatan di bidang pediatrika karena menyebabkan adanya
obstruksi dan iskemia jaringan usus.2
Kasus volvulus midgut banyak ditemukan pada satu tahun pertamakehidupan. Beberapa kasus volvulus
midgut bahkan ditemukan saat manusiamasih menjadi janin dan mungkin juga tanpa disertai malrotasi.
Etiologi yangmungkin menyebabkan volvulus midgut, selain akibat kegagalan rotasi adalahakibat tidak
adanya otot dari saluran cerna dan defek mesenterika.9
C.3Volvulus Sekum
Volvulus sekum terjadi akibat kelainan bawaan kolon kanan yang tidak terletak retroperitoneal dan tidak
terfiksasi dengan baik serta tergantung pada perpenjangan mesenterium usus halus. Volvulus sekum
melibatkan distalileum dan colon ascending, dimana keduanya saling terpuntir.1
Pada studi otopsi oleh Anson, sebanyak 10% kolon ascendingmempunyai mesokolon yang mobile,
sehingga memudahkan terjadinyavolvulus. Selain mesenterium yang panjang, Anomali dimana
terdapatundescended right colon, sekum yang mudah bergerak (mobile) serta adanyaspace occupying
lession pada pelvis seperti tumor ovarium merupakan faktor resiko terjadinya volvulus pada sekum.1,4
Sebagai contoh, sebuah kasusvolvulus juga ditemukan pada kehamilan, walaupun kasus ini tergolong
jarang.11

Gambar 2.5 Volvulus Midgut, Sekum dan Sigmoid.10


C.4 Volvulus Kolon Transversal
Volvulus pada kolon transversal merupakan kasus yang jarang terjadi,yaitu sebanyak 4% dari seluruh
kasus volvulus serta banyak menyerang perempuan. Faktor predisposisi meliputi adanya mesokolon
yang panjangserta jarak yang dekat antara kolon bagian fleksura hepatik dan bagianfleksura splenik atau
interposisi hepatodiafragmatika kolon (SindromChilaiditi). Obstruksi kolon bagian distal juga dapat
memperpanjang danmemperluas kolon transversal sehingga beresiko terjadi volvulus.1
C.5Volvulus Sigmoid
Volvulus sigmoid merupakan volvulus dengan kejadian terbanyak dibandingkan volvulus ditempat lain.
Volvulus sigmoid terjadi akibat perpanjangan sigmoid sehingga panjang sigmoid berlebihan disertai
dengan basis mesenterium yang sempit.4 Studi di beberapa penelitian menyatakan bahwa volvulus
sigmoid berhubungan dengan konstipasi kronik, ditemukan pada pengguna obatlaksatif dan enema,
berhubungan dengan diet tinggi serat, dan adanya massadi cavum pelvis serta Penyakit Chagas dan
Hirsprung. Arah terjadinya puntiran sigmoid adalah searah dengan jarum jam. Konstipasi kronis dan
diettinggi serat menghasilkan sigmoid yang penuh dengan feses dan beratnyamenghasilkan momentum
yang menginisiasi volvulus. Massa didalam usus berupa cacing juga dapat menyebabkan momentum
sehingga beresiko terjadivolvulus.1,12
Patofisiologi
Pada masa embriologi, minggu ke 4 hingga ke 8, terjadi perkembanganintestinal fetal yang pesat,
dimana terjadi pemanjangan dan perkembangan tube serta rotasi hingga 270. Jika loop duodenum
tetap berada pada sisikanan abdomen dan loop sekokolik berada pada bagian kiri dari arterimesenterika
superior terjadilah nonrotasi dari intestinal loop. Malrotasi terjadi jika terdapat gangguan rotasi
duodenal, yang seharusnya lengkap 270menjadi hanya 180 dan loop sekokolik kehilangan rotasi 180
dari rotasinormalnya, menyebabkan sekum terletak diatas (mid abdomen) atau letak tinggi.3,4,5
Malrotasi menyebabkan sekum terletak diatas, di mid abdomen besertadengan tangkai peritoneal yang
disebut Ladds Bands.
Ladds Bands merupakan jaringan fibrosis dari peritoneal yang melekatkan sekum didinding abdomen
dan menimbulkan obstruksi pada duodenum serta khasterdapat pada malrotasi intestinal. Malrotasi dari
intestinal loop dapat bersifatasimptomatik, namun beresiko terhadap adanya volvulus dikemudian
hari.3,4,5
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairandan gas (70% dari gas yang
ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen,yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari
lumen ke darah.Peregangan usus yang terus menerus penurunan absorpsi cairan dan peningkatan
sekresi cairan ke dalam usus. Pengaruh atas kehilangan iniadalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang
mengakibatkan hipovolemi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan
asidosismetabolik. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan

permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan
sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia. Bakteriemia dan hipovolemi ini
kemudianmenyebabkan proses sistemik menyebabkan SIRS ( systemic inflamatoryresponse
syndrome).13

Gambar 2.6 Sekum letak tinggi akibat malrotasi saat masa embriologi; disertaiLadds Bands yang
menyebabkan obstruksi duodenum 10
Manifestasi Klinis
E.1Anamnesis
Volvulus secara garis besar bermanifestasi obstruksi saluran cerna.Volvulus gaster yang akut
bermanifestasi adanya nyeri pada epigastrium yangsifatnya akut, nyeri dada yang sifatnya tajam,
distensi abdomen dan biasanya juga disertai hematemesis akibat iskemia mukosa. Trias Borchardt
khasmenunjukan adanya obstruksi saluran cerna bagian atas, yaitu adanya nyeri,muntah tanpa
pengeluaran isi lambung (isi lambung naik ke esofagus namuntidak memasuki faring sehingga tidak
terjadi pengeluaran isi lambung) dan pipa nasogastrik yang tidak dapat masuk hingga ke lambung.6,7,8
Sedangkan volvulus gaster yang kronis bermanifestasi nyeri dan cepatmerasa kenyang saat makan.
Pasien juga mengeluhkan adanya sulit napas,nyeri dada dan disfagia. Karena gejala ini tidak khas maka
pasien seringkali di diagnosis dengan ulkus peptikum dan kolelithiasis.6 Volvulus gaster pada anak
kurang dari 5 tahun menyebabkan manifestasi klinis berupa muntah yang tidak berwarna kehijauan
(nonbilious emesis),distensi pada bagian epigastrium dan nyeri perut, sedangkan pada bayi kurang dari 1
tahun juga disertai penurunan nafsu makan dan kegagalan tumbuhkembang.14
Berbeda dengan volvulus pada gaster, manifestasi klinis yang khas darivolvulus sekum adalah tanda
tanda obstruksi saluran cerna, disertai distensiabdomen dan timpani abdomen. Diagnosis volvulus
sekum jarang ditegakkanmelalui gejala klinis, 50% ditegakan melalui gambaran radiologi
dengankarakteristik coffe bean atau tear drop (bascule) appearances.1

Pasien dengan volvulus sigmoid, kolon transversal dan sekummenunjukan gejala yang hampir sama.
Manifestasi klinis utama yang seringdikeluhkan adalah nyeri perut, distensi perut disertai tidak bisa
flatus dan buang air besar (konstipasi kronis). Pada volvulus sigmoid, episode gejalayang pertama dapat
hilang atau sembuh sendiri. Namun gejala tersebut dapattimbul kembali. Setiap episode volvulus, basis
mesokolon akan semakinmenyempit sehingga pada episode berikutnya volvulus lebih mungkin
terjadikembali dan sulit untuk kembali.1,15
Kasus volvulus pada bayi, manifestasi klinis yang sering terjadi danmerupakan gejala khas serta
ditemukan di 77-100% kasus meliputi adanya penurunan nafsu makan dan muntah berwarna kehijauan
(bilious vomiting).Pertimbangkan diagnosis yang diarahkan ke volvulus akibat malrotasi midguthingga
terbukti adanya penyebab lain. Pada anak yang lebih besar, gejalasifatnya tidak jelas meliputi muntah
kronis dengan kram perut. Gejala lainyang muncul diantaranya adanya gangguan tumbuh kembang,
konstipasikronis, diare lendir darah dan muntah darah. Anak dengan gejala tersebutseringkali
terdiagnosis dengan iritable bowel syndrome, ulkus peptikum, batuginjal atau psikogenik.2
E.2Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan klinis, pasien dapat tampak baik-baik saja, dengan pemeriksaan abdomen tanpa
kelainan, hal ini ditemukan pada 50% pasien, biasanya karena obstruksi usus sifatnya sangat proksimal.
Sisanya didapatkantanda distensi abdomen. Pada palpasi abdomen yang dalam, mungkindidapatkan
suatu massa akibat statis makanan di usus dan massa puntiranusus. Pada kasus yang sudah berulang
dan tidak ditangani, kejadian iskemia jaringan usus dan distensi abdomen masif akibat produksi gas
berlebihanseringkali ditemukan, juga disertai dengan sepsis, bahkan syok hipovolemiakibat peritonitis.
Pada pemeriksaan fisik dengan curiga volvulus hendaknyamempertimbangkan kemungkinan terjadinya
komplikasi berupa peritonitis,sepsis dan syok hipovolemia.2
Pada volvulus sigmoid, distensi abdomen biasanya bersifat masif, besar dan mengganggu. Pada perkusi
perut didapatkan bunyi hipertimpani karena penimbunan gas yang berlebihan. Pada inspeksi dan palpasi
abdomen, biasanya kontur sigmoid dapat tampak atau teraba di dinding abdomen seperti ban mobil (de
jong). Jika didapatkan tanda-tanda peritonitis maka curigaadanya ruptur pada usus. Jika perforasi sudah
berlanjut menjadi peritonitismaka juga mungkin didapatkan tanda toksisitas sistemik atau SIRS.1
Adanyakomplikasi dicurigai jika ditemukan adanya takikardi, pireksia,rebound tenderness, defense
muscular dan gangguan bising usus. Monitoring terhadaptanda vital sangat penting untuk memantau
terjadinya komplikasi.13
Diagnosis Banding
Gejala berupa nyeri abdomen menyerupai dengan nyeri abdomen padaobstruksi usus (ileus obstruksi,
intusepsi), gastroenteritis, kolesistitis, infeksisaluran kemih, batu saluran kemih dan ulkus peptikum.
Distensi abdomen juga terdapat pada obstruksi usus. Pada bayi dan anak, diagnosis bandingyang perlu
dipertimbangkan adalah intusepsi, megakolon kongenital,divertikulum meckel dan penyakit
Hirschprung. Untuk menyingkirkandiagnosis banding perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
laboratorium danradiologi.2

G.Diagnosis
Diagnosis volvulus didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Secara
garis besar pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkangejala dan tanda obstruksi saliran
pencernaan.
G. 1Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaandarah rutin untuk mendapatkan
jumlah leukosit dan hemoglobin, pemeriksaankadar elektrolit darah dan gula darah. Pemeriksaan
penunjang laboratoriumtidak banyak membantu diagnosis volvulus, namun berguna untuk
persiapanoperasi. Pemeriksaan penunjang laboratorium juga dapat mengkonfirmasiadanya komplikasi
dari volvulus2,13
Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnyaditemukan adanya
hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yangabnormal. Peningkatan serum amilase sering
didapatkan pada obstruksisaluran cerna. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau
strangulasi.Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapatditemukan adanya
gangguan elektrolit. Analisa gas darah menunjukanabnormalitas pada pasien dengan alkalosis metabolik
bila muntah berat, danmetabolik asidosis bila ada tanda - tanda syok dan dehidrasi.2,13
G.2Pemeriksaan Radiologis
Untuk mendapatkan diagnosis pasti, pemeriksaan
imaging
atau radiologisdiperlukan. Secara umum, pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukanadalah :
1.Foto AbdomenFoto polos abdomen anterior-posterior dan lateral dapat menunjukanadanya obstruksi
usus, dengan adanya pelebaran loop, dilatasilambung dan duodenum, dengan atau tanpa gas usus serta
batasantara udara dengan cairan (air-fluid level ). Foto dengan kontrasdapat menunjukan adanya
obstruksi, baik bagian proksimal maupundistal. Malrotasi dengan volvulus midgut patut dicurigai
biladuodenojejunal junction berada di lokasi yang tidak normal atauditunjukan dengan letak akhir dari
kontras berada. Foto dengankontras juga dapat menunjukan obstruksi bagian bawah, dilakukan juga
pada pasien dengan gejala bilious vomiting untuk mencurigaiadanya penyakit Hirschsprung, meconium
plug syndrome danatresia.2
2.Ultrasonografi Pemeriksaan ultrasonografi tidak banyak membantu diagnosisvolvulus, namun pada
pemeriksaan ini dapat didapatkan cairanintraluminal dan edema di abdomen. Kemudian, adanya
perubahananatomikal arteri dan vena mesenterika superior dapat terlihat, hal inimenunjukan adanya
malrotasi, walaupun tidak selalu.2
3.CT scanningCT scanning mempunyai sensitivitas spesifisitas yang baik untuk mendiagnosis adanya
obstruksi usus, termasuk volvulus.Pengambilan titik transisi di beberapa lokasi dengan CT scansignifikan

untuk mendiagnosis volvulus. Penelitian Shandu, 2007,menyatakan bahwa titik transisi yang
berhubungan dengan volvuluscenderung terlokasi lebih dari 7 cm anterior spinal. The Whirl
Signmerupakan gambaran khas pada CT scan yang menunjukan adanyavolvulus. Arah putaran volvulus
juga dapat dilihat pada CT scan.2,16,17
Volvulus gaster dapat didiagnosis dengan foto thorax, dimana terdapatgambaran air fluid level di
retrocardiaka. Dengan kontras, gambaran obstruksilambung di tempat volvulus terjadi dapat
mengkonfirmasi adanya volvulus.8

Gambar 2.7
Volvulus Gaster; gambar menunjukan distensi gaster mengisihemitoraks bagian kiri dan mendesak
mediastinum (gambar kiri)8

Gambar menunjukan gaster berada di dada bagian bawah padahernia hiatal yang besar. Gaster berotasi
dengan putaranorganoaksial. Inkarserata tidak terjadi secara komplit.7

Gambar 2.8CT Scan menunjukan gambaran khas The Whirl Sign(panah);Volvulus intestinal (kanan)18
dan Volvulus Midgut (kiri)19
Gambar 2.9 Coffee bean appearance; gambaran di tengah bawah abdomenterlihat dilatasi usus; khas
pada volvulus sekum dan sigmoid.20 (Gambar ke III)
Diagnosis volvulus sekum jarang ditegakkan melalui gejala klinis, 50%ditegakan melalui gambaran
radiologi dengan karakteristik coffe bean atau tear drop (bascule) appearances. Foto dengan kontras
barium beresiko terjadi perforasi karena agar kontras barium mencapai kolon bagian kanan,
insuflasiyang ekstensif diperlukan. Namun jika diagnosis belum dapat dipastikan darifoto, kontras water
soluble dapat dimasukan melalui kolonoskopi. Laparotomi juga dapat dilakukan dalam rangka diagnosis
volvulus.1
Berdasarkan penelitian, volvulus sigmoid paling sering terjadi diantaravolvulus lainnya. Volvulus sigmoid
ditegakan melalui gambaran radiologifoto polos abdomen dimana menggambarkan karakteristik
"omega" atau"inverted loop". Pada kasus yang meragukan, foto dengan kontras dapat menunjukan
adanya gambaran "beaked apperances" yaitu gambaran seperti paruh burung di bagian kolon sigmoid.1

Gambar 2.10 Birds Beak appearance; foto kontras khas pada volvulussigmoid dan sekum.21,22

Komplikasi
Strangulasi menjadi penyebab dari keabanyakan kasus kematian akibatobstruksi usus. Volvulus sendiri
merupakan obstruksi usus yang cepatmenyebabkan inkarserasi dan starngulasi. Isi lumen usus
merupakancampuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil produksi bakteri, jaringannekrotik, yang jika
terjadi perforasi makan akan menyebabkan peritonitis. Namun tanpa terjadi perforasi, bakteri secara
permeabel dapat menuju pembuluh darah dan menyebabkan infeksi yang berlanjut menjadi sepsis.13

Tata LaksanaI.
1Resusitasi
Prioritas utama penyelamatan pasien adalah dengan mendiagnosis adanyavolvulus, letak volvulus dan
kemudian mencegah adanya nekrosis jaringandan syok hipovolemik akibat muntah dan kehilangan
cairan di abdomen.SIRS juga dapat menyertai komplikasi dari volvulus, sehingga perlu untuk dilakukan
tatalaksana resusitasi yang cepat jika ada tanda-tanda komplikasi.1
Prinsip resusitasi adalah dengan mengurangi kehilangan cairan danmencegah terjadinya inkarserasi dan
strangulasi. Lakukan resusitasi cairansegera, sementara menunggu untuk dilakukan tindakan operatif.
Pipa nasogastrik direkomendasikan untuk mengurangi muntah serta pipa rektaluntuk dekompresi
volvulus usus besar serta untuk mengurangi obstruksiakibat feses dan gas.2,13
I. 2Volvulus Gaster
Pengobatan volvulus gaster akut adalah dengan pembedahan, yaitudengan laparotomi, koreksi volvulus
dan penilaian terhadap viabilitas gaster.Hernia diafragmatika dikoreksi melalui abdomen, yaitu dengan
memasukan pipa melalui defek diafragma, menyedot tekanan dalam torak dan pipanasogastrik dapat
dimanipulasi kedalam gaster yang terdistensi untuk mengurangi ukuran gaster. Jika tidak berhasil,
gastrotomy diperlukansebelum memasukan gaster ke dalam abdomen.6,8
Setelah hernia diatasi, kantung hernia dieksisi dan defek diafragmatikadijahit dengan jahitan interuptus.
Defek yang besar dapat diberikan prostesiswalaupun hal ini tidak dianjurkan. Selanjutnya adalah
mencegah terjadinyavolvulus kembali. Beberapa peneliti menyarankan gastropeksi dengan
pipagastrostomi dan menjahit gaster ke dinding abdomen. Jika ditemukan bagianyang nekrosis dan
terbentuk gangren, maka bagian tersebut harus dihilangkandengan gastrektomi total atau parsial.8
Pipa gastrostomi dimasukan untuk mendekompresi gaster paska operasi.6
I. 3 Volvulus Midgut Volvulus midgut disebabkan oleh adanya malrotasi akibat kelainan saatmasa
embriologis. Penanganan volvulus midgut adalah dengan prosedur Ladds. Setelah melakukan

pembukaan abdomen, usus halus terlihat danmenutupi kolon dibawahnya. Massa intestinal dirotasi
untuk mereduksivolvulus, kemudian intestinal di reposisi ke abdomen. Biasanya apendektomi juga
dilakukan pada prosedur ini karena ikatan peritoneal dianggap dapatmenrusak pembuluh darah
appendiks.23
I. 4Volvulus Kolon Transversal
Penatalaksanaan volvulus kolon transversal meliputi laparotomi danreseksi. Detorsi sendiri, pada 75%
kasus, diikuti dengan kejadian volvulus kambuhan.. Reseksi segmental dari kolon transversal atau
hemicolektomi bagian yang meluas lebih disarankan.1
I. 5Volvulus Sigmoid
Pengobatan volvulus sigmoid telah dilakukan semenjak beberapa dekadeyang lalu, dari pembedahan
segera untuk mengkoreksi volvulus denganmortalitas yang tinggi hingga tindakan sigmoidoskopi dan
pembedahanelektif dengan mortalitas yang lebih rendah. Bahkan sejak jaman hipokrates, penurunan
mortalitas akibat volvulus telah terlihat, dengan menggunakansuppositoria sepanjang 10 digit melalui
rektum. Metode ini kembalidigunakan oleh Gay, 1859, namun tidak banyak diikuti hingga
pertengahanabad berikutnya. Di abad ke 20, deflasi perkutaneus menggunakan trochar diperkenalkan
oleh Crips, dengan menggunakan cadaver sebagai alat coba.Laparotomy dengan fiksasi dan reseksi
sigmoid diperkenalkan oleh Atherton,1883, walaupun angka mortalitasnya tinggi, mencapai 50%.
Begitupuladengan sigmoidopexy, angka mortalitasnya juga tinggi. Metode lain berupadeflasi transanal
dengan sigmoidoskopi diperkenalkan Bruusgard, 1947, yangmempunyai angka mortalitas lebih rendah
sehingga lebih banyak diterima.1
Disisi lain, penelitian yang dibawakan oleh Bak, menyatakan bahwamortalitas akibat operasi tidaklah
besar, yaitu sekitar 6%. Arnold et al, jugamenambahkan bahwa mortalitas yang tinggi terjadi pada
populasi tua.Kemudian disimpulkanlah bahwa operasi setelah episode pertama gejaladapat dilakukan
pada umur dibawah 70 tahun, sedangkan untuk umur diatas70 operasi dilakukan setelah episode
ulangan.1
Penelitian ini juga diinterpretasikan dengan makna lain. Angka kejadianulangan pada pasien diatas umur
70 tahun kemungkinan karena pasienmeninggal akibat keadaan lain atau karena tua. Sedangkan yang
dibawah 70tahun dapat mengalami kejadian ulangan karena masa hidup yang masihlama. Hal lain yang
dipertimbangkan adalah keadaan umum, statuskardiorespirasi dan metabolik pasien. Akhir-akhir ini,
penatalaksanaanvolvulus dengan operatif, sigmoidoskopi, dan perkutaneus deflasidiperbaharui dan
angka mortalitas turun drastis.1
Terapi non-operative yang dapat dilakukan adalah pertama denganmemasukan pipa melalui anus,
ukuran 30-36 panjang 50 cm, menuju tempatobstruksi. Barium dimasukan ke dalam pipa dan tekanan
hidrostatik untuk memasukan barium akan membuka puntiran volvulus. Foto dengan kontras barium
melalui anus yang dilakukan oleh radiologis ternyata dapatmendetorsi volvulus. Keberhasilan akan
dikonfirmasi dengan dekompresiatau keluarnya feses dan gas. Cara lainya adalah dengan

menggunakanrektoskopi atau dengan kolonoskopi yang dimasukan melalui anus menujutempat


obstruksi.24
Beberapa pendapat menyatakan bahwa setelah dilakukan dekompresivolvulus sigmoid pasien sebaiknya
dilakukan sigmoidektomy untuk mencegah kekambuhan. Setengah dari pasien volvulus sigmoid
setelahdekompresi akan mengalami satu kali episode kekambuhan dan biasanya ahli bedah melakukan
reseksi setelah timbul episode kekambuhan.24
Pasien dengan strangulasi dan nekrosis disarankan untuk dilakukan pembedahan. Terapi operatif untuk
volvulus sigmoid adalah denganlaparotomi yaitu dengan melakukan dekompresi dan koreksi terhadap
puntiran volvulus dan memasukan pipa rektal ke segmen yang terdilatasi.24
Saat ini, pada pasien yang dilakukan operasi emergensi untuk volvulussigmoid, ususnya tidak lagi viabel.
Oleh karena itu, prosedur pilihannyaadalah reseksi sigmoid, baik dengan anastomosis kolorektal atau
dengan prosedur Hartmann.24
Pembedahan laparotomi dengan reseksi dilakukan atasdasar anatomis, dimana proksimal rektum dekat
dengan distal kolon, akibat basis mesokolon yang menyempit, memfasilitasi end to end anastomosis.1
Untuk pasien yang kolon sigmoidnya masih viabel dapat dilakukansigmoidopexy, fiksasi sigmoid ke
dinding lateral abdomen.24
I. 6 Volvulus Sekum
Prinsip penanganan volvulus sekum adalah dengan mengoreksi volvulusatau mengurangi volvulus dan
fiksasi atau reseksi. Dekompresi dengankolonoskopi biasanya menghasilkan kegagalan sehingga tidak
dilakukan dantidak disarankan.1,24
Penanganan dengan melakukan operasi pada pasien dengan volvulussekum menuai banyak kontroversi.
Operasi simple dengan melakukan detorsivolvulus biasanya diikuti dengan kejadian kambuhan, sekitar
4% dari kasus.Tindakan reseksi dan hemikolektomi dilakukan untuk mencegah kekambuhandan
direkomendasikan pada pasien yang sudah terdapat ganren. Jika sekummasih viabel maka selamatkan
bagian yang sehat dan untuk mencegahterjadinya kekambuhan dilakukanlah sekopeksi. Sekopeksi
(cecopexy)dilakukan dengan sederhana yaitu dengan menjahit sekum ke dinding lateralabdomen yaitu
saluran lateral parakolik atau fiksasi menggunakan lambaian peritoneum, namun angka kejadian
kekambuhan juga dilaporkan pada beberapa penelitian. Reseksi kolon Sekostomi dianggap sebagai
tindakanyang rumit dan menimbulkan komplikasi infeksi dan nekrosis sehingga tidak disarankan.1,24
I. 7Pemberian Antibiotik
Antibiotik spektrum luas direkomendasikan pada pasien dengan curigaadanya nekrosis jaringan dan
infeksi, terlebih jika didapatkan komplikasi perforasi, peritonitis dan sepsis. Antibiotik spektrum yang
disarankan adalahgolongan ampisilin, klindamisin dan gentamisin. Antibiotik ini terbuktiefektif dalam
menurunkan angka kejadian infeksi post operatif.2

Prognosis
Prognosis pasien dengan volvulus tergantung dari komplikasi yangmenyertai serta cepatnya
penanganan. Volvulus midgut mempunyai angkamortalitas 3-15%. Penundaan operasi akan
meningkatkan angka mortalitas.Pada pasien dengan nekrosis saluran cerna, reseksi dapat meningkatkan
angkakelangsungan hidup. Angka kejadian kekambuhan juga banyak dilaporkan pada tindakan sekopeksi
dan sigmoidopeksi serta tindakan dekompresi tanpatindakan operatif.1,2,24
Ballantyne, Garth.H. Laparoscopic Treatment of Volvulus of the Colon.Tersedia di http
://www.lapsurgery.com/volvulus.htm. Diakses TanggalJanuari, 25, 2010
2.Markowitz, J.E.Volvulus. Tersedia dihttp://www.emedicine.medscape.com. Diakses Januari, 25, 2010
3.Anonim.Modul of Embriology : Intestinal Rotation. Tersedia
dihttp://www.embryology.ch/anglais/sdigestive/mitteldarm01.html.DiaksesJanuari, 25,
20104.Sjamsuhidajat, R., de Jong, W. Usus Halus, Apediks, Kolon dan Anorektum.In: Buku Ajar Ilmu
Bedah. Jakarta: EGC; 2004. 616-7
5.Anonim.Modul of Embriology : Pathology of Midgut . Tersedia
dihttp://www.embryology.ch/anglais/sdigestive/patholdigest04.html.DiaksesFebruari, 5, 2010
6.Hope, Wiliam W.Gastric Volvulus. Tersedia dihttp://www.emedicine.medscape.com. Diakses Februari,
6, 2010
7.Anonim.Volvulus Gaster . Tersedia di http://www.learningradiology.com Diakses Februari 6, 2010
8.Schoeffel, U., M. Schein. Diafragmatic Emergencies. In:Scheins CommonSense Emergency Abdominal
Surgery. 2nd Edition. New York : Springer.2005; 121-23
9.Park, Seok Jun., S.J. Cha., BG. Kim., YS. Choi., IT. Chang., GW. Kim.Intrauterine Midgut Volvulus without
Malrotation : Diagnosis from theCoffee Bean Sign.World J Gastroenterol . 2008; 14: 1456-8
10.Hill, Mark.Gastrointestinal Tract Abnormalities. Tersedia
dihttp://www.embryology.med.unsw.edu.au/notes/git2.htmlDiakses Februari,5, 2010
11.John, T., T.Gyr., G. Giudici., S. Martinoli., A.Marx. Cecal Volvulus inPregnancy : Case Report and
Review of Literature. Arch Gynecol Obstet.1996;258: 161-4
12.Ropiak.Sigmoid Volvulus. Tersedia di http://www.learningradiology.com Diakses Februari 6, 2010
13. Nobi, BA.Small Bowel Obstruction. Tersedia dihttp://www.emedicine.medscape.comDiakses
Februari, 5, 2010
14.Cribbs, Randolph K., KW, Gow., ML, Wulkan. Gastric Volvulus in Infantsand Children. Pediatrics
. 2008; 122: 752-62

15.Khan, AN.Sigmoid Volvulus. Tersedia dihttp://www.emedicine.medscape.comDiakses Februari, 5,


2010
16.Shandu, Parmbir., BN. Joe., FV. Coakley., A. Qoyum., EM. Webb., BM.Yeh. Bowel Transition Points:
Multiplicity and Posterior Location at CT areAssociated with Small-Bowel Volvulus. Radiology. 2007; 245:
160-7
17.Jabra, A., J.Eng., CG. Zaleski., GE. Abdenour., HV. Voung., UO. Aideyan.,EK. Fishman. CT of SmallBowel Obstruction in Children : Sensitivity andSpecificity. AJR.2001; 177: 431-6
18.Boudiaf, Mourad., P. Soyer., C. Terem., JP. Pleage., E. Maissiat., R Rymer.CT Evaluation of Small Bowel
Obstructive. RG. 2001; 21: 613-24
19.Khurana, Bharti. The Whirl Sign. Radiology. 2003; 226: 69-70
20.Anonim.Caecal Volvulus. Tersedia dihttp://www.radrounds.com Diakses Februari 6, 2010
21.Anonim. Beaking in
Volvulus Sigmoid . Tersedia dihttp://www.radrounds.comDiakses Februari 6, 2010
22.Feldman, D. The Coffee Bean sign. Radiology. 2000; 216: 178-9
23.Parish, A.Intestinal Malrotation. Tersedia dihttp://www.emedicine.medscape.comDiakses Februari,
5, 2010
24.Per-Olof Nystrom. Colonic Obstruction. In:Scheins Common Sense Emergency Abdominal Surgery.
2nd Edition. New York : Springer. 2005;225-8

Anda mungkin juga menyukai