Anda di halaman 1dari 14

UJIAN KASUS PSIKOTIK

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO


SEMARANG

Disusun oleh :
Rigar David S
NIM 22010113210095

Pengesahan :

Residen Pembimbing

Dosen Pembimbing

Dr. Nelson

Dr. Soesmeyka Savitri, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

I.

DATA PRIBADI
IDENTITAS PENDERITA
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Agama
Pendidikan
Suku/Warga Negara
Alamat
Status Perkawinan
Pekerjaan
Tanggal Pemeriksaan
No. CM
Diperiksa Oleh

: Ny. S
: Perempuan
: 43 Tahun
: Islam
: Tidak Sekolah
: Jawa / Indonesia
: Pati
: Menikah
: Petani
: 25 September 2014
: 10.04.53
: Rigar

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Umur
Agama
Hubungan
Lama Kenal

Dr. Nelson
Residen Psikiatri

A. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit


a. Alloanamnesis : Marah tanpa sebab
b. Autoanamnesis : Mata kiri sakit
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Bulan Februari 2010 pasien bahagia setelah anak ketiga pasien sudah mendapat
pekerjaan yang layak di Semarang, selain itu pasien juga bahagia karena memiliki ladang jati
cukup luas yang bisa menjadi tabungan dihari tua. Pasien dan suami pasien sudah bertani jati
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien sangat bahagia dengan kehidupannya sekarang, meskipun
kadang-kadang pasien bertengkar dengan suami karena masalah uang.Terkadang pasien juga
merasa kesepian karena kedua anak pertamanya sudah menikah dan anak ketiganya bekerja di
Semarang, jadi pasien hanya tinggal berdua dirumah dengan suami pasien. Belum tampak
perubahan tingkah laku pasien. Fungsi perawatan diri pasien baik, makan dan mandi dilakukan
teratur dan atas inisiatif sendiri. Waktu luang pasien banyak digunakan untuk berkumpul dengan
keluarga dan tetangga. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik. (GAF 90)
Bulan Agustus 2010 pasien dan suami bekerja diladang berdua, biasanya anak pasien
yang membawakan makanan ke ladang ketika mereka bekerja. Tetapi karena sekarang mereka

hanya berdua, yang membawakan makanan adalah istri dari adik suami pasien yang tinggal satu
desa dengan pasien. Pasien beberapa kali pasien melihat adik iparnya tersebut mengambil
pohon jati yang masih kecil diladangnya. Pasien mulai merasa bahwa adik iparnya tersebut tidak
suka dengan ladang jatinya yang subur dan luas. Pasien mulai menjadi pendiam, pasien mulai
berpikir banyak orang yang iri dengan keberhasilannya, tetapi masih mau berbicara dengan
orang lain apabila diajak mengobrol, pekerjaan sebagai petani masih dilakukan. Pasien
terkadang membicarakan masalah ini dengan suaminya, dan suami mengatakan bahwa pasien
jangan berpikir yang tidak-tidak. Fungsi perawatan diri pasien baik, makan dan mandi dilakukan
teratur dan atas inisiatif sendiri. Waktu luang digunakan banyak digunakan untuk melamun,
terkadang mengobrol dengan suami dan tetangganya. Hubungan pasien dengan keluarga dan
tetangga baik. (GAF 70)
Bulan November 2010 pasien merasa semakin banyak tetangganya yang iri dengan
kesuksesan dirinya dan suaminya sehingga ingin mencelakai dirinya. Keluarga melihat ada
perubahan pada dalam diri pasien, pasien bicara sendiri, bicara terus menerus tanpa henti
seperti ada yang diajak bicara, pasien terkadang marah dengan mengumpat orang lain tanpa
sebab. Fungsi perawatan diri pasien masih baik, makan dan mandi dilakukan teratur dan atas
inisiatif sendiri. Waktu luang pasien banyak digunakan untuk berbicara sendiri, ketika malam
pasien sulit tidur dari awal sehingga pasien hanya tidur sebentar. Hubungan pasien dengan
keluarga dan tetangga kurang baik karena pasien terkadang tidak nyambung ketika diajak
mengobrol. (GAF 50)
Bulan Juni 2011 pasien semakin sering bicara sendiri, semakin sering marah-marah
dengan mengumpat orang lain tanpa alasan yang jelas, pasien sering mendengar suara-suara
orang tanpa sumber, suara tersebut seperti suara tetangga-tetangganya yang sedang menjelekmenjelekkan dirinya dan ingin merebut ladang jatinya. Sehingga merasa semua tetangganya
ingin mencelakai dirinya agar bisa merebut ladang jatinya. Pasien jarang pergi ke ladang lagi.
Fungsi perawatan diri pasien mulai terganggu, makan dan mandi tidak teratur tetapi masih
masih dilakukan atas inisiatif sendiri. Waktu luang pasien digunakan untuk berbicara sendiri
didalam kamar, ketika malam pasien sulit tidur dari awal, sehingga pasien sering tidak tidur
sama sekali. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga kurang baik karena pasien sering
tidak nyambung ketika diajak mengobrol dan terkadang tiba-tiba marah tanpa alasan yang jelas.
(GAF 40)
Bulan Januari 2012 pasien masih sering bicara sendiri, marah dengan mengumpat tanpa
alasan yang jelas, tertawa sendiri. Pasien semakin sering mendengar suara tanpa sumber yang
mengatakan ingin mencelakai dirinya. Pasien sudah tidak mau bekerja ke ladang lagi. Melihat
kondisi pasien yang seperti ini, keluarga membawa pasien ke paranormal dan dikatakan pasien
diguna-guna. Kemudian pasien diberi semacam ramuan herbal oleh paranormal tersebut, tetapi
tidak ada perubahan terhadap tingkah laku pasien. Fungsi perawatan diri pasien terganggu,
makan dan mandi tidak teratur tetapi masih masih dilakukan atas inisiatif sendiri. Waktu luang
pasien digunakan untuk berbicara sendiri didalam kamar, ketika malam pasien sulit tidur dari
awal, sehingga pasien sering tidak tidur sama sekali. Hubungan pasien dengan keluarga dan
tetangga kurang baik karena pasien sering tidak nyambung ketika diajak mengobrol dan sering
tiba-tiba marah tanpa alasan yang jelas. Kondisi pasien semakin memberat. (GAF 30)

Bulan Juli 2014 pasien masih sering bicara sendiri, marah dengan mengumpat tanpa
alasan yang jelas, mengamuk dengan membanting barang-barang. Pasien masih sering
mendengar suara tanpa sumber yang ingin mencelakai dirinya. Pasien merasa tetangganya bisa
membaca pikiran pasien, bahwa pasien ingin menjual pohon jati di ladangnya. Fungsi perawatan
diri pasien masih terganggu, makan dan mandi tidak teratur tetapi masih masih dilakukan atas
inisiatif sendiri. Waktu luang pasien digunakan untuk berbicara sendiri didalam kamar, ketika
malam pasien sulit tidur dari awal, sehingga pasien sering tidak tidur sama sekali. Hubungan
pasien dengan keluarga dan tetangga kurang baik. (GAF 30)
Tanggal 22 bulan September 2014 Pasien masih sering berbicara sendiri, mendengar
suara tanpa sumber, pasien merasa orang lain bisa membaca pikirannya dan sulit tidur dari
awal. Fungsi perawatan diri pasien masih terganggu, makan dan mandi tidak teratur tetapi
masih masih dilakukan atas inisiatif sendiri. Waktu luang pasien digunakan untuk berbicara
sendiri. Pada hari itu, pasien mengamuk dengan mengumpat dan melempari rumah tetangga
tanpa alasan yang jelas, kemudian tetangga tersebut marah dan memukul mata kiri pasien.
Melihat kondisi tersebut, keluarga pasien membawa pasien ke IGD RSJDAGH. (GAF 20)
Riwayat Sebelumnya
a. Riwayat Psikiatrik
Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
b. Riwayat Penyakit Medis Umum
Riwayat kejang Demam (-)
Riwayat epilepsi (-)
Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat nyeri ulu hati / sakit maag (-)
Riwayat nyeri dada / sakit jantung (-)
Riwayat pingsan / kehilangan kesadaran (-)
Riwayat asma (-)
c. Penggunaan Obat-obatan dan NAPZA
Pasien tidak pernah minum alkohol dan menggunakan NAPZA
C. Riwayat Pribadi / Pramorbid
a. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien anak ke 4 dari 7 bersaudara. Pasien lahir secara normal, aterm, langsung
menangis ditolong oleh dukun. Pasien tidak memiliki masalah kelainan bawaan. Riwayat
imunisasi tidak lengkap 9 bulan.
b. Masa Kanak Awal (Sampai usia 3 Tahun)
Pasien diberi ASI dan makanan tambahan sampai usia 2 tahun. Pasien diasuh oleh kedua
orangtua. Riwayat perkembangan seperti bayi dan anak pada umumnya. Riwayat sakit
kejang, kejang demam dan trauma kepala pada pasien disangkal.
c. Masa anak-anak pertengahan (3 7 Tahun)

Anak diasuh dengan cukup kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Semua anak
diperlakukan sama oleh orang tuanya. Tidak ada yang diistimewakan atau
dinomorduakan. Pada usia 3 dan 4 tahun pasien sering diajak orang tuanya untuk
bermain dengan anak-anak lain didesanya. Pasien tumbuh menjadi anak yang bisa
bersosialisasi baik dengan teman-temannya.
d. Masa anak akhir dan remaja (7 11 tahun)
Pasien tidak bersekolah dari SD karena keterbatasan biaya, sehari-hari pasien bermain
dengan anak-anak didesanya, pasien memiliki banyak teman. Tidak ada perilaku aneh
pada diri pasien
e. Masa remaja (12 18 Tahun)
Pada usia 13 tahun pasien mulai bekerja di ladang membantu kedua orang tuanya,
apabila ada waktu luang pasien pergi bermain dengan anak-anak didesanya, pasien
memiliki banyak teman. Tidak ada perilaku aneh pada diri pasien
f. Masa Dewasa
i. Riwayat Pendidikan
Pasien tidak sekolah karena keterbatasan biaya.
ii. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai petani, kemudian pasien merantau ke Sumatra pada
tahun 1994, di Sumatra pasien bekerja serabutan.
iii. Riwayat Keagamaan
Pasien dididik dalam nuansa keagamaan Islam. Pasien rutin melaksanakan
sholat 5 waktu.
iv. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah dan dikaruniai 3 orang anak. 2 anak pertamanya sudah
menikah dan anak terakhir belum menikah.
v. Riwayat Kemiliteran
Pasien belum pernah melihat suatu peperangan ataupun mengikuti kegiatan
militer
vi. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.

vii. Riwayat Sosial


Sebelum sakit, pasien sosok yang mudah bergaul. Hubungan pasien dengan
keluarga dan tetangga terjalin baik. Sering mengikuti kegiatan sosial
dilingkungan rumahnya.
viii. Riwayat Hidup Sekarang
Pasien saat ini bekerja sebagai petani. Pasien tinggal bersama dengan suaminya
di Pati.
g. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami kekerasan seksual saat usia anak, remaja, hingga
dewasa

h. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 4 dari 7 bersaudara. Di keluarga tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa

: anggota keluarga laki-laki


: anggota keluarga perempuan
: pasien

i.

Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai


Pasien ingin cepat sembuh, segera pulang, dan segera bekerja

j.

Kurva Perjalanan Penyakit

III. STATUS MENTAL


Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 25 September 2014 di bangsal 2 RSJD Amino Gondohutomo
Semarang
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan : seorang perempuan umur 43 tahun tampak sesuai umurnya. Kulit sawo
matang. Berperawakan normal, kebersihan dan kerapian cukup.
b. Perilaku dan aktivitas Psikomotor
Tingkah laku
Hiperaktif
(-)
Kleptomania
(-)
Hipoaktif
(-)
Stereotipik
(-)
Normoaktif
(+)
Maniceren
(-)
Stupor
(-)
Grimaseren
(-)
Gelisah
(-)
Ambivalensi
(-)
Agresif
(-)
Autoklon
(-)
Befehls automatism
(-)
Gerakan Impulsif
(-)
Perseverasi
(-)
Gerakan Kompulsif
(-)
Verbigerasi
(-)
Gerakan automatism (-)
Echolalia
(-)
Pyromania
(-)
Echopraxia
(-)

Sikap
Indifferent
Apatis
Kooperatif
Negativise Pasif
Dependent
Rigid

(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)

Curiga
Berubah ubah
Tegang
Pasif
Aktif
Katalepsi

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

c. Sikap terhadap pemeriksa


Kooperatif, ada kontak mata yang wajar dan dapat dipertahankan
d. Mood dan Afek
i. Mood
Disforik
Euthymi
Hiperthymi
Hipothymi
Eksaltase
Irritable
Ambivalensi
Depresi
ii. Afek
Sesuai
Tidak Sesuai
Datar
Tumpul
Terbatas
Labil
B. Pembicaraan
Kualitas
Kuantitas

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)

Poikilothymi
Parathymi
Tension
Cemas
Panik
Euphoria
Depersonalisasi

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
: Cukup
: Cukup

C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
Halusinasi visual
Halusinasi taktil
Halusinasi akustik

(-)
(-)
(+)

Halusinasi Haptik

(-)

Saya sering merasa mendengar suara-suara ditelinga


saya bahwa tetangga-tetangga tidak menyukai saya dan
ingin mencelakai saya yang hanya saya yang
mendengarnya

Halusinasi Olfaktofik
Halusinasi Kinestetik
Halusinasi Gustatorik
Halusinasi autoskopi
b. Ilusi
Ilusi visual
Ilusi akustik
Ilusi olfaktorik
D. Pikiran
a. Bentuk pikir
b. Arus pikir
Flight of ideas
Asosiasi Longgar
Inkoherensi
Tangensial
Sirkumsitansiality
Neologisme
Jawaban Irrelevant
Loghorae
c. Isi pikiran
Waham kebesaran
Waham hipokondri
Waham berdosa
Waham magicmistik
Waham persekutorik

Waham sistematis
Waham referensi
Waham cemburu
Waham somatic
Waham nihilistic
Fobia
Preokupasi
Obsesif kompulsif
Gagasan bunuh diri
Kemiskinan isi pikir
Thought of echo
Thought of insertion
Thought of withdrawal

(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)

Ilusi Gustatorik
Ilusi Taktil

(-)
(-)

Retardasi
Asosiasi Bunyi
Asosiasi pengertian
Blocking
Perseverasi
Verbigerasi
Lancar

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

: Tidak realistik
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Saya merasa tetangga-tetangga saya ingin mencelakai


saya, ketika saya berada didalam rumah terlebih ketika
saya berada keluar rumah

Thought of broadcasting (+)

Delusion of reference
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusion of perception
Over valued idea

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

E. Sensorium dan kognitif


a. Kesadaran
b. Orientasi
Tempat
Waktu
Personal
Situasional
c. Daya ingat
Segera
Jangka Pendek
Jangka Sedang
Jangka Panjang
d. Konsentrasi
e. Perhatian
f. Kemampuan baca dan tulis
g. Kemampuan visuospasial
h. Pikiran abstrak
F. Pengendalian impuls

Saya merasa orang-orang tahu saya ingin menjual


pohon-pohon jati di ladang saya tetapi tidak semua saya
jual. Saya juga merasa orang lain bisa membaca apa
yang sedang saya pikirkan.

: Jernih
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Normovigilitas
: Buruk
: Buruk
: Buruk
: Cukup

G. Tilikan
a. Penyangkalan penyakit sama sekali
b. Agak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi dalam waktu
bersamaan menyangkal penyakitnya
c. Sadar bahwa merasa sakit tapi melampiaskan pada orang lain, pada factor eksternal dan
organic
d. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oileh sesuatu yang tidak diketahui pada diri pasien
e. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan
dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan irrasional atau gangguan tertentu
dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman
masa depan

f.

Tilikan emosional sesungguhnya : kesadaran emosional tentang motif dan perasaan di


dalam diri pasien dan orang yang menyebabkan perubahan dalam perilaku

H. Pertimbangan
I. Taraf dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
a. STATUS INTERNUS
Keadaan umum
Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu
Status internum
Kepala
Leher
Toraks
Abdomen
Ekstremitas
Status neurologis

: Cukup
: Dapat dipercaya

: baik
: 130/70
: 84 x/menit
: 24 x/menit
: Afebris
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn

b. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah
WBC
: 4,78 /ul
RBC
: 3,67 /ul
HGB
: 11,7 g/dl
HCT
: 43,7 %
MCV
: 89,1 fl
MCH
: 31,9 pg
MCHC
: 35,8 g/dl
PLT
: 184 /ul
PDW
: 12,1 fl
MPV
: 10,5 fl
P-LCR
: 29,6 %
c. Pemriksaan psikometri
PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale)
Tanggal 23 September 2014
Tidak min ringan sedang agak
ada
berat
Simptomp Positif
P1 waham
P2 kekacauan proses pikir
v

berat

sangat
berat

P3 perilaku halusinasi
P4 gaduh gelisah
P5 waham kebesaran
P6 waham kejar
P7 permusuhan
Simptomp negative
N1
afek tumpul
N2
penarikan emosional
N3
kemiskinan raport
N4
penarikan diri dari
hubungan sosial
N5
kesulitan berfikir
abstrak
N6
kurangnya
spontanitas dalam
arus percakapan
N7
pemikiran stereotipik
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
G12
G13
G14
G15
G16

Kekhawatiran
somatic
anxietas
rasa bersalah
ketegangan
mannerism dan
posturing
depresi
retardasi motorik
tidak kooperatif
isi pikiran tidak biasa
disorientasi
perhatian buruk
kurang daya nilai dan
tilikan
gangguan dorongan
kehendak
pengendalian impuls
yang buruk
preokupasi
penghindaran sosial
secara aktif
Jumlah

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
52

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (FORMULASI DIAGNOSTIK)


Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku dan psikologis yang secara
klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala yang menimbulkan suatu penderiitaan

(distress) maupun hendaya (disability) pada berbagai fungsi peran, sosial, penggunaan waktu luang, dan
perawatan diri sehingga dapat disimpulkan pasien ini menderita gangguan jiwa.
Axis I : Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan gangguan
medis umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa
yang diderita saat ini, sehingga gangguan mental organic dapat disingkirkan. Pada pasien tidak
ditemukan adanya ketergantungan penggunaan NAPZA sehingga gangguan mental akibat penggunaan
zat dapat disingkirkan.
Dari alloanamnesis didapatkan beberapa gejala yang bermakna : terdapat hendaya dalam kehidupan
sehari hari pasien berupa hendaya peran, penggunaan waktu luang, perawatan diri dan fungsi sosial.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan tingkah laku normoaktif, sikap kooperatif dan kontak dapat
dipertahankan, mood depresi dengan afek yang serasi, didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik (pasien mendengar suara orang yang menjelekkan pasien dan ingin mencelakai pasien), bentuk
pikir yang tidak realistik, arus pikir terkadang assosiasi longgar, isi pikir didapatkan waham persekutorik
(pasien merasa tetangganya ingin mencelakai pasien), thought broadcasting (pasien merasa orang lain
bisa membaca pikirannya)
Axis I
: F 20.0 Skizophrenia Paranoid
DD/ F F 32. 0 Gangguan Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Axis II
: Tidak ada diagnosis
Axis III
: Tidak ada diagnosis
Axis IV
: Masalah pekerjaan (pasien merasa tetangga iri dengan kesuksesannya dalam
bertani)
Axis V
: Pada penilaian fungsi secara global pasien saat pemeriksaan dilakukan adalah
terdapat hendaya pada penggunaan waktu luang, pekerjaan, hubungan sosial
dan perawatan diri. Maka pada axis V GAF saat masuk RSJ adalah 20, saat
diperiksa 40 dan tertinggi dalam 1 tahun terakhir adalah 40
VI. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Menurut PPDGJ III
Axis I
: F 20.0 Skizophrenia Paranoid
DD/ F 32. 0 Gangguan Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Axis II
: Tidak ada diagnosis
Axis III
: Tidak ada diagnosis
Axis IV
: Masalah pekerjaan (pasien merasa tetangga iri dengan kesuksesannya dalam bertani))
Axis V
: GAF = 40 (mutakhir
GAF = 20 (masuk RSJ)
GAF = 40 (Tertinggi selama satu tahun terakhir)
VII. PENATALAKSANAAN
a. ECT
: Belum pernah
b. Farmakoterapi :

Pada pasien ini, gejala yang menonjol adalah gejala psikotik simptom positif dan negatif
sehingga diberikan antipsikotik generasi II yang bekerja dengan memblok jalur
dopamine secara parsial, sehingga gejala positif dan negatifnya dapat dikendalikan.
Risperidone 2x1 mg
Pada pasien ini, didapatkan sindrom depresi berupa afek depresif, hilang minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi, tidur terganggu, dan nafsu makan berkurang,
sehingga diberikan antidepresan lini I yang memiliki efek antidepresi luas, gejala putus
obat sangat minimal, lethal dose yang tinggi tetapi masih memiliki efek sedasi, otonomik
dan kardiologik meski minimal.
Fluoxetine 1x20 mg (malam)
c. Psikoterapi
i. Terapi kelompok
Setiap pagi pasien mendapatkan kesempatan untuk melaksanakn olahraga
senam pagi bersama sama dengan pasien bangsal 2 lainnya. Senam dipimpin
oleh salah seorang perawat
ii. Terapi Supportif
Pasien ingin segera pulang agar bisa bertemu dengan keluarga. Sehingga dapat
diinformasikan kepada keluarga pasien agar bisa mengunjungi pasien, dan
memberikan bantuan moral agar pasien bisa kembali menjalani aktivitas
kehidupan seperti sedia kala
iii. Terapi Okupasional
Apabila kondisi pasien sudah membaik, mulai direncanakan untuk dapat
mengikuti program rehabilitasi sesuai dengan kegemaran dan keahlian pasien.
VIII.
PROGNOSIS
PROGNOSIS ARAH BAIK
Late onset
Onset akut
Factor pencetus jelas V
Usia 15 25 tahun
Gejala positif menonjol V
Riwayat seksual, sosial, premorbid baik
Menikah V
Sistem sosial baik
Status ekonomi baik V
Memiliki keluarga dengan gangguan mood

PROGNOSIS ARAH BURUK


Onset usia muda
Onset kronik V
Tidak ada factor pencetus
Usia < 15 tahun atau > 25 tahun V
Gejala negative menonjol V
Riwayat seksual, sosial, premorbid buruk V
Belum menikah atau telah bercerai
Sistem pendukung sosial buruk V
Status ekonomi buruk
Kekambuhan
Factor genetik
Dijumpai perilaku menarik diri/ autistik

Dubia ad malam: karena faktor faktor prognosis kearah buruk lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai