Anda di halaman 1dari 4

PERANAN GEOMORFOLOGI TERHADAP

EKSPLORASI HIDROKARBON, ENDAPAN


BIJIH, DAN LOKASI BENDUNGAN

MUHAMMAD ADNAN HUSAIN


111.130.091
KELAS E

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2014

Eksplorasi Hidrokarbon
Eksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan
beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para
geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang
bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Banyak ladang minyak ditemukan karena ekspresi topografi yang menarik perhatian.
Struktur antiklinal dengan igir-igir dan lembah-lembah yang memusat biasanya merupakn tempat
kedudukan ladang minyak. Demikian halnya dengan struktur dome. Suatu metode baru untuk
mengetahui struktur geologi pada suatu wilayah dan akumulasi minyak adalah dengan analisa
drainase sebagaimana kenampakannya pada foto udara.
Eksplorasi Pasir Batu
Berdasarkan ketinggian dan bentuk roman muka bumi , Eksplorasi Pasir Batu biasanya
terdapat pada Satuan Geomorfologi Pedataran Aluvium, Satuan Geomorfologi Perbukitan
Bergelombang Sedang, Satuan Geomorfologi Perbukitan Karst dan Satuan Geomorfologi
Pegunungan serta lingkungan marine contohnya pasir besi di pantai parang tritis.
Pemilihan lokasi bendungan
Pemilihan lokasi bendung dari aspek geomorfologi ditinjau dari dua komponen
pertimbangan, yaitu pertimbangan elevasi dan pertimbangan bentuk regime sungai (bagian lurus,
tidak curam dan lain-lain).
Pertimbangan elevasi dalam hal ini adalah tinjauan terhadap :
a.

elevasi target daerah/lahan pertanian yang akan dilayani, yang akan mempengaruhi tinggi

bendung/mercu
b.

elevasi dasar sungai, dipilih lokasi yang memerlukan tinggi bendung paling rendah namun

masih sesuai dengan kebutuhan elevasi mercu minimal

c.

elevasi topografis dikanan dan kiri bagian hulu bendung, untuk menentukan

ketersediaan tanggul penutup alamiah (misal terdapat bukit dikanan kiri bagian hulu bendung)
untuk keperluan tanggul pengaman banjir rancangan sehingga biaya pembangunan dapat efisien.
Pertimbangan bentuk palung/lebar sungai, dilakukan dengan memilih lokasi yang
mempunyai bentuk palung sungai berbentuk huruf V, dimaksudkan untuk memperoleh lebar
bentang bendung seminimal mungkin tetapi masih dapat menampung debit banjir rancangan
(kala ulang minimal 100 tahunan). Hal ini merupakan justifikasi teknis untuk mendapatkan
desain bangunan yang layak teknis ekonomis.
Aspek lingkungan
Pertimbangan pemilihan lokasi bendung dari aspek lingkungan adalah dengan mempelajari
dampak pembangunan bendung terhadap lingkungan disekitarnya, seperti :
a.

Dampak peninggian elevasi muka air akan memberikan akibat penggenangan di hulu

sungai yang memberi dampak terhadap lingkungan dan ekologi di kawasan itu, juga dampak
terhadap public property dan government property.
b.

Dampak alih fungsi lahan, akibat perubahan lahan eksisting menjadi lahan untuk

pembangunan bendung beserta dan instalasi pendukung dan pelengkapnya.


c.

Dampak terhadap terputusnya mobilitas flora dan fauna akibat terbendungnya aliran

air dari hulu ke hilir dan sebaliknya.


d.
e.

Dampak terhadap suplai air ke daerah hilir.


Dampak terhadap keberadaan dan keamanan hutan, terutama jika harus berada di

kawasan hutan lindung dan kawasan hutan yang memperoleh atensi tinggi. Dengan keberadaan
bendung dimana pada saat pembangunan dan kurun operasi & pemeliharaan membutuhkan dan
dilengkapi dengan jalan inspeksi, sehingga memungkinkan dimanfaatkan untuk tujuan negatif
oleh oknum yang tidak bertanggungjawab sebagai akses perusakan hutan (illegal logging,
perburuan satwa dan tanaman langka).

Eksplorasi Endapan Bijih


Faktor-faktor geomorfologi sangat mempengaruhi pola distribusi tanah pada suatu wilayah
dan memainkan peranan penting terhadap tingkat perkembangan tanag sebai terlihat adanya
profil tanah. Tanah kadang-kadang tidak diperoleh langsung dari batuan yang mendasarinya,
tetapi berkembang dalam bnetuk endapan-endapan lereng atau material penutup lainnya. Sebagai
endapan mungkin berkaitan dengan keadaan geomorfologi sebelumnya yaitu ketika relief, iklim
dan keadaan lainya berbeda dengan sekarang. Faktor lithologis pada formasi tanah dapat
dipelajari dengan bantuan metode geomorfologis karena adanya matarantai antara jenis batuan
induk yang ada, bentuk lahan, dan proses perkembangannya.
Dalam penyelidikan hubungan antara mineral dengan relief diperlukan adanya pemahaman
tentang sejarah geomorfologi suatu wilayah. Beberapa asosiasi mungkin lebih banyak
berhubungan dengan kondisi relief sebelumnya. Kaitan antara sumber daya mineral dengan
topografi yang dapat dikenali jejaknya pada foto udara adalah sebagai berikut:
1.

Endapan pasir yang mengandung emas, biasanya terdapat dalam endapan teras alluvial

2.

Hasil-hasil pelapukan seperti bauksit dan kaolin biasanya terdapat pada level-level planasit

tua.
3.

Endapan gambut dan garam biasanya terdapat pada bacin-bacin

4.

Endapan yang berkaitan dengan patahan dan pengayaan, misalnya berupa aspal dan besi.

5.

Endapan berkaitan dengan gejala vulkanik, misalnya blerang.

6.

Dike dan diatrema yang berkaitan dengan pengayaan, mineral yang biasa dijumpai

misalnya berupa intan.


Endapan yang tidak terpadatkan berupa fragmen-fragmen batuan seperti lempung, pasir,
lumpur, kerikil, dan fragmen lainnya yang lebih besar dapat di jumpai sebagai endapan-endapan
: alluvial, lingkungan marine, glacial, pengaruh gaya berat, sisa, dan buatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai