Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
I.1.

LATAR BELAKANG
Ekskursi Besar Geologi (EBG) merupakan salah satu mata

kuliah

wajib

kurikulum

Jurusan

Teknik

Geologi,

yang

diperuntukkan bagi mahasiswa semester VII (tujuh), yang sudah


memenuhi
Geologi

persyaratan

berlangsung

akademis.
melewati

Kegiatan

Ekskursi

Besar

beberapa

daerah

yang

diantaranya melintasi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah


dan Jawa Timur
Ekskursi Besar Geologi adalah salah satu pengenalan
pengetahuan geologi regional Pulau Jawa secara langsung di
beberapa

daerah

meliputi,

penerapan,

pemahaman,

serta

aplikasi dari semua ilmu. Dengan hasil akhir mahasiswa dapat


menghubungkan sejarah-sejarah geologi sesuai dengan aspekaspek geologi di daerah satu dengan daerah lain yang berperan,
khususnya secara regional Jawa Tengah-Jawa Timur, serta dapat
menghubungkan cekungan satu dengan cekungan lainnya.
Daerah-daerah
termasuk

kedalam

yang
tiga

di
Zona

lintasi

pada

yaitu

kegiatan

diantaranya,

EBG
Zona

Pegunungan Selatan, Zona Rembang dan Zona Kendeng. Tatanan


tektonik yang ada di Pulau Jawa memiliki aspek sejarah geologi
yang unik dan kompleks. Ketiga Formasi tersebut dikontrol oleh
tektonik yang berbeda, Pegunungan Selatan banyak dijumpai
sesar-sesar bongkah dengan arah barat-timur, zona Kendeng
terdapat

lipatan-lipatan

rebah

dengan

sesar-sesar

naik

merupakan kontrol paling utama, sedangkan zona paling utara


yaitu zona Rembang sebagai kontrol utamanya antiklinorium
dengan sumbu berarah barat-timur. Fenomena geologi pada

masa lampau tersebut dapat direkonstruksi dari pengamatan


langsung di lapangan. Struktur dari singkapan-singkapan batuan,
dapan menjadi cerminan sejarah panjang dari aktivitas tektonik
dan sedimentasi yang pernah terjadi di suatu lokasi.
Selama kegiatan EBG batuan yang dapat dilihat dari
singkapan

yang

bervariasi

dari

ada

pada

jenisnya,

daerah-daerah
usianya,

dan

telitian,
dari

sangat
proses

pembentukannya. Hal tersebut menjadi dasar penyelenggaraan


Ekskursi Besar Geologi sehingga diharapkan para peserta studi
lapangan mendapat bekal dan ilmu geologi yang lebih mendalam
secara langsung di lapangan, serta menghubungkan cekungancekungan yang ada, dan diwujudkan dalam informasi Geologi.
I.2.

RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang Lingkup Geologi


Ruang lingkup geologi pada kegiatan EBG 2017 melingkupi
zona Pegunungan Selatan, zona Rembang, dan zona Kendeng.

Pegunungan Selatan
Van Bemmelen (1949) membagi Pegunungan Selatan
menjadi bagian barat dan bagian timur

Ruang Lingkup Permasalahan


Untuk mempermudah penulisan laporan Ekskursi Besar
Geologi dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka
perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang
lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
laporan EBG ini yaitu :

1. Peneliti membahas tentang aspek-aspek geologi yang didapat di


setiap daerah penelitian, meliputi litologi, stratigrafi, penampang
startigrafi, struktur sketsa/profil, serta sejarah geologi.
2. Peneliti

memberikan

informasi

seputar

hasil

penelitian

di

beberapa daerah telitian, yang melintasi Daerah istimewa


Yogyakarta-Jawa Tengah-Jawa Timur selama kegiatan aktivitas
Ekskursi Besar Gologi 2017
3. Hasil Informasi yang didapat meliputi aspek-aspek geologi yang
berperan yang ada di setiap daerah penelitian.
4. Peneliti menghubungkan susunan startigrafi daerah yang di
lintasi dari hasil analisis penelitian EBG 2017.
5. Informasi yang didapat melalui penjelasan dosen, peneliti
terdahulu serta literatur digunakan sebagai tambahan ilmu
pengetahuan yang dapat menjadi pertimbangan pembahsan
hasil penelitian.

Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi dua meliputi segi
ruang lingkup pekerjaan, yaitu dari segi data dan segi analisis data
yang dilakukan. Berikut ini ruang lingkup pekerjaan yang dimaksud
di atas, antara lain :

a. Ruang Lingkup Data


Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data primer
yaitu hasil data lapangan yang di analisis meliputi litologi, guna
mendeskripsi serta menentukan jenis batuan. Data struktur guna
menentukan pengaruh tektonik, serta data profil dan sketsa yang
diperoleh dari hasil observasi peelitian lapangan. Data sekunder

yang digunakan berupa tabel sratigrafi daerah penelitian maupun


regional dari berbagai peneliti terdahulu, pustaka yang berkaitan
dengan penelitan baik bersumber diktat maupun jurnal.
b. Ruang Lingkup Analisis
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :

Identifikasi kondisi geologi daerah penelitian meliputi :


litologi, stratigrafi, struktur dan geomorfologi.

Identifikasi

bentuk-bentuk

pola

struktur

berdasarkan

pengamatan di lapangan.

Identifikasi

parameter-parameter

proses

geologi,

pola

struktur, umur batuan, serta proses sedimentasi sebagai


indikasi menentukan proses tektonik yang berperan pada
daerah penelitian dan secara regional.

I.3.

METODE PENELITIAN

I.4.

DAERAH PENELITIAN

I.5.

WAKTU PENELITIAN

Tabel 7. Rencana Kegiatan

N
o
1
2

4
5
6

Kegiatan
Pendahuluan
Kajian Pustaka
Observasi
Deskripsi proses
Standar prosedur
pengolahan data
Tinjauan Perangkat dan
Laboratorium
Pengumpulan dan analisa
data
Diskusi
Evaluasi
Studi Literatur
Penyusunan Laporan dan
Presentasi

Minggu ke
2
3

DAFTAR PUSTAKA
Huang, Y., G. Ansong, F. Jiamo, S. Guoying, Z. Biqiang, C. Yixian,
and L. Maofen, 1992, The investigation of characteristics of
biomarker assemblages and their precursors in Damintun
ultra-high wax oils and related source rocks: Organic
Geochemistry, vol. 19, p. 2939.
Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi,
Penerbit ITB,Bandung.
Lewan, 1986, dalam Heru Tanjung, 2007, Skripsi kualitas,
kuantitas dan kematangan material organik pada batuan
induk. Universitas Padjajaran, Bandung.
Oktaviani, R., 2013, Karakteristik Biomarker dan Penentuan
Kematangan Termal Minyak Mentah (Crude Oil) dari Sumur
Minyak Minas (OSM-1), Universitas Riau, Riau.
Peters, K.E., dan J.M. Moldowan, 1993, The Biomarker Guide
Interpreting Molecular Fossils in Petroleum and Ancient
Sediments: Englewood Cliffs, Prentice-Hall, 363 p, New Jersey.
Robinson, K.M., 1987, An overview of source rocks and oils in
Indonesia: Proceedings, Indonesian Petroleum Association
16th Annual Convention, p. 97122.
Tissot dan Welte, 1984, dalam Heru Tanjung, 2007, Skripsi
kualitas, kuantitas dan kematangan material organik pada
batuan induk. Universitas Padjajaran, Bandung.
Tearpock dan Biscke, 1991, dalam Heru Tanjung, 2007, Skripsi
kualitas, kuantitas dan kematangan material organik pada
batuan induk. Universitas Padjajaran, Bandung.
Waples, D.W.,1985, dalam Heru Tanjung, 2007, Skripsi kualitas,
kuantitas dan kematangan material organik pada batuan
induk, Universitas Padjajaran, Bandung.
Waples, D.W., dan J.A.Curiale, 1994, OilOil and OilSource Rock

Correlations,_____.
Waples, D.W., and T. Machihara, 1991, Biomarkers for geologists:
Tulsa, AAPG, 91 p.

10

Anda mungkin juga menyukai