PENDAHULUAN
Tumor traktus urinarius/ tumor traktus urogenitalia merupakan keganasan yang sering
dijumpai di tempat praktek sehari-hari yang mungkin terlewatkan karena kekurangwaspadaan
dokter dalam mengenali penyakit ini. Tumor urogenetalia dapat tumbuh di seluruh organ
urogenetalia mulai dari ginjal beserta salurannya, ureter, buli-buli, prostat, uretra, testis dan
penis.3
Semua gambaran atau manifestasi klinis tumor urogenital tergantung dari letak tumor,
stadium, dan penyulit yang disebabkan oleh tumor. Metastasis pada paru, otak, tulang dan
liver dapat menyebabkan gangguan organ tersebut dan memberikan manifestasi klinis sesuai
dengan gejala organ yang terkena. Diantara keganasan urogenetalis, karsinoma kelenjar
prostat merupakan keganasan yang angka kejadiannya paling banyak, kemudian disusul oleh
keganasan buli-buli dan tumor ginjal.3
Dalam makalah ini penulis akan membahas tiga keganasan paling banyak pada
traktus urogenital yaitu tumor ginjal, karsinoma buli-buli dan karsinoma prostat.
I. TUMOR GINJAL
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomer 3 terbanyak setelah tumor prostat
dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasonografi abdomen
sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di klinik-klinik rawat jalan, makin
banyak kasus-kasus tumor ginjal yang masih dalam stadium awal.2,3
Klasifikasi
Ginjal terdiri atas parenkim ginjal dan sistem saluran ginjal yaitu sistem pelvikalises.
Kedua bagian ginjal itu bisa terserang tumor jinak maupun tumor ganas dengan gambaran
klinik dan prognosis yang berbeda-beda. Tumor ginjal dapat berasal dari tumor primer
diginjal ataupun merupakan tumor sekunder yang berasal dari metastasis keganasan ditempat
lain. Tumor ginjal primer dapat mengenai parenkim ginjal ataupun mengenai sistem saluran
ginjal. Selain tumor ganas, beberapa tumor jinak dapat mengenai ginjal.1,3,4,
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Neurogenic Tumors
Neuroblastoma
Sympathicoblastoma
Schwannoma
Heteroplastic Tissue Tumors
Adipose
Smooth muscle
Adrenal rests
Endometriosis
Cartilage
Bone
Mesenchymal Derivatives
Connective tissue
Fibroma
Fibrosarcoma
Osteogenic sarcoma
Adipose tissue
Lipoma
Liposarcoma
Fibrosarcoma
Muscle tissue
Leiomyoma
Leiomyosarcoma
Pararenal or Perirenal Solid Tumors
Lipoma
Sarcoma
Liposarcoma
Fibrosarcoma
Lymphangiosarcoma
Cancer
Teratoma
Lymphoblastoma
Neuroblastoma
Hodgkin's disease
Secondary Tumors
Cancer
Sarcoma
Blastoma
Granuloma
Thymoma
Testicular
Renal
34
34
Memiliki riwayat keluarga dengan kanker ginjal juga relatif berhubungan dengan
peningkatan risiko RCC. Tumor herediter dapat ditemukan sebagai bagian dari
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
entitas berikut ini: von Hippel-Lindau (VHL) sindrom (clear cell RCC [ccRCC]),
RCC papiler herediter (pRCC), Birt-Hogg-Dube syndrome (chromophobe RCC
[chRCC]), herediter leiomyomatosis, tuberous sclerosis, dan translokasi
kromosom 3 konstitusional. Profilaksis yang disarankan adalah untuk
menghindari merokok dan obesitas.2
Kematian dan Kesakitan
Adenokarsinoma ginjal adalah penyebab kematian keenam yang disebabkan
oleh kanker, kemampuan bertahan hidup 5 tahun dilaporkan oleh Robson pada
tahun 1969, dimana 66 % untuk stadium 1, 64 % untuk stadium 2, 42 % untuk
stadium 3 dan 11 % untuk stadium 4, terkecuali untuk stadium 1, angka ketahanan
hidup tidak berubah untuk beberapa decade.2
Ras
Adenokarsinoma ginjal lebih sering diderita oleh orang eropa utara
(Skandinavia) dan amerika utara daripada orang Asia dan Afrika.2,4
Di Amerika insidensi telah ekuivalen atau sama antara kulit putih dan afrika
Amerika, tetapi insidensi orang Afrika Amerika atau orang Negro meningkat
cepat.2,4
Sex
Adenokarsinoma ginjal prevalensinya atau angka kejadiannya 2 kali pada pria
dibanding wanita.2,3
Umur
34
Terjadi lebih sering pada dekade ke empat ke dekade keenam dari kehidupan,
penyakit ini dilaporkan mengenai usia lebih muda yang memiliki predisposisi
familial.2,3,4
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.
Etiologi
Sel, lingkungan, genetik dan faktor- faktor hormonal telah dipelajari
merupakan penyebab yang mungkin untuk adenokarsinoma ginjal :3,4
Merokok memiliki faktor resiko ganda dan memberi kontribusi sepertiga
dari seluruh kasus, resiko tampak dari peningkatan jumlah dosis
ketergantungan merokok. Semakin lama merokok dan semakin muda
seseorang mulai merokok semakin besar kemungkinan menderita kanker
ginjal.
Kegemukan adalah faktor resiko lain, pada wanita peningkatan berat badan
ada hubungan linier dengan peningkatan resiko
Faktor lainnya dihubungkan dengan perkembangan dari penyakit termasuk
sbb:
a. Hipertensi
b. Terapi estrogen yang tidak tepat
c. Pekerjaan yang memberi Pajanan dari produk-produk petroleum,
pelarut, besi-besi berat, asbes, emisi tungku arang.
34
5. Patologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimal ginjal yang mula-mula berada
didalam korteks dan kemudian menembus kapsul ginjal. Beberapa jenis tumor
bisa berasal dari tubulus distalis maupun duktus kolegentes. Biasanya tumor ini
disertai dengan pseudokapsulyang terdiri atas parenkim ginjal yang tertekan oleh
jaringan tumor dan jaringan fibrosa. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi. Fasia gerota
merupakan barier yang menahan penyebaran tumor ke organ sekitarnya. 3
Pada irisan tampak berwarna kuning sampai oranye; sedangkan pada
gambaran histopatologik terdapat beberapa jenis, yaitu clear cell, granular,
sarkomatoid, papiler dan bentuk campuran.4
Adenokarsinoma ginjal dibagi
menjadi 5 subtipe : Clear cell ( 70
%
),
Kromofilik
(15
%),
34
Tipe sel
Penampakan
Clear cell Umum
Kromofilik Bilateral
Kromofobik Indolen
Pertumbuhan
Asinar/Sarcomatoid
Papiler/ sarcomatoid
Padat/tubular/
Asal Sel
Tubulus Proksimal
Tubulus proksimal
Duct.collectivus
Genetik Sel
3p+7, +17,- Y
Hipodiploid
Onkositik
Jaringan
sarcomatoid
tumor nest
Duct. collectivus
Tak terdeterminasi
Duktus
Metastasis
Sangat agresif papiler/ sarcomatoid Ducts collectvus
Tak terdeterminasi
kolektifus
median
34
7. Gambaran Klinik
Adenokarsinoma ginjal memiliki trias klasik yaitu hematuria makroskopik,
nyeri pinggang, dan massa didaerah ginjal, dan ini merupakan tanda bahwa
penyakit telah berkembang, 25 30 % pasien tanpa gejala, dan adenokarsinoma
ginjal ditemukan pada saat pemeriksaan radiologis secara insidental.1,3,4
Tanda- tanda umum :
-
Hematuria ( 40 % )
Nyeri pinggang ( 40 %)
Demam ( 20 % )
Hipertensi ( 20 % )
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Lemah
Hiperkalsemia ( 5 % )
Keringat malam
peningkatan
sedimentasi
eritrosit
dan
hipertensi
yang
34
34
10. Terapi
a. Nefrektomi. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan nefroktomi
radikal yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula gerota. Beberapa ksus
yang sudah dalam stadium lanjut tetapi masih mungkin untuk dilakukan
operasi, masih dianjurkan untuk dilakukan nefrektomi paliatif. Pada
beberapa tumor yang telah mengalami metastasis, setelah tindakan
nefroktomi kadang-kadang terjadi regresi pada focus metastasis, setelah
tindakan nefrektomi ini sering didahului dengan embolisasi arteri renalis
yang bertujuan untuk memudahkan operasi.
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
11. Prognosis
Prognosis pasien karsinoma sel ginjal berhubungan dengan staging penyakit.
Studi saat ini melaporkan survival rate 5 tahun pada pasien dengan stage T1-T2
dengan range 80-100%, pada stage T3 dengan range 50-60%. Pasien dengan
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
penyakit metastasis menujukan prognosis yang buruk, hnya 16-32% yang dapat
bertahan hidup sampai 5 tahun.4
2. KARSINOMA BULI-BULI
A. Insidensi
Kanker kandung kemih merupakan kanker kedua terbanyak pada saluran
genitourinaria. Hal ini menyumbang 7% dari kasus kanker baru pada pria dan 2% dari kasus
kanker baru pada wanita. Kejadian lebih tinggi pada orang kulit putih dari pada orang kulit
hitam, dan ada gradien positif kelas sosial untuk kanker kandung kemih pada kedua jenis
kelamin. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pada pria dari pada wanita. Rata-rata usia
saat diagnosis adalah 65 tahun, sekitar 75% kanker kandung kemih terlokalisasi di kandung
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
kemih, 25% telah menyebar ke kelenjar getah bening regional atau tempat yang jauh.
Didaerah industri kejadian tumor ini meningkat tajam.5
B. Faktor Resiko dan Patogenesis
Merokok menyumbang 50% kasus pada pria dan 31% pada wanita. Secara umum,
perokok memiliki risiko menderita kanker kandung kemih dua kali lipat dari dari pada bukan
perokok, dan berhubungan dengan jumlah rokok yang di konsumsi. Alfa dan beta
naphthylamine dianggap sebagai agen penyebab, yang disekresikan ke dalam urin perokok.3,5
Paparan pekerjaan menyumbang 15-35% kasus pada pria dan 1-6% pada wanita.
Pekerja di kimia, pewarna, karet, minyak bumi, kulit, dan pencetakan industri memiliki
resiko yang meningkat. Karsinogen tertentu termasuk benzidin, betanaphthylamine, dan 4aminobiphenyl, dan lamanya periode antara eksposur dan perkembangan tumor dapat
menjadi berkepanjangan. Pasien yang telah menerima cyclophosphamide (Cytoxan) untuk
terapi berbagai penyakit keganasan juga mengalami peningkatan risiko. Konsumsi pemanis
buatan telah dicurigai menjadi faktor risiko, tetapi beberapa studi telah gagal untuk
mengkonfirmasi setiap asosiasi. Trauma fisik pada urothelium disebabkan oleh infeksi,
instrumentasi, dan kalkuli meningkatkan resiko keganasan.5
Peristiwa genetik yang mengarah ke perkembangan kanker kandung kemih tidak
diketahui, tetapi terdapat kecendrungan multiple yang mungkin melibatkan aktivasi onkogen
dan inaktivasi atau hilangnya gen supresor tumor.
kromosom
dengan
penyakit yang low-grade, low-stage and high-grade, highstage, yang menunjukkan bahwa
ini mungkin merupakan perkembangan awal kanker kandung kemih. Kehilangan kromosom
9 pada tumor multipel pada pasien individu mendukung konsep bahwa perubahan genetik
pada kanker kandung kemih merupakan sebuah "field defect" yang mungkin terjadi di
seluruh urothelium tersebut.5
C. Staging
Sistem penentuan derajat stadium saat ini yang paling banyak digunakan dan
memungkinkan untuk menjelaskan dengan tepat dan simultan stage tumor primer (T-stage),
status kelenjar getah bening (N-stage), dan situs metastasis (M-stage) (American Joint
Committee on Cancer, 1997).5,6
34
34
34
D. Histopatologi
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sembilan puluh delapan persen dari semua kanker kandung kemih adalah keganasan
epitel, dengan sebagian besar adalah karsinoma sel transisional (TCCs). Secara histopatologi
karker buli dibagi menjadi: A. Karsinoma sel transisional B. Papiloma C. Karsinoma non-sel
transisional (adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, undifferentiated carcinoma,
karsinoma campuran) D. Epitelial jarang dan non-epitelial.5
Sebagian besar (90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini
bersifat multifokal yaitu dapat terjadi disaluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel
transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior; sedangkang jenis lainnya adalah
karsinoma sel skuamosa ( 10%) dan adenokarsinoma (2%).5
34
Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, dapat berbentuk papiler, tumor non invasif
(in situ), noduler (infiltrat) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.3
E. Gambaran Klinis
1. Gejala
Hematuria merupakan gejala yang muncul pada 85-90% pada pasien
dengan kanker kandung kemih, bisa berupa gross hematuri atau hematuri
mikroskopik, sering intermiten dari pada konstan. Dalam persentase yang
lebih kecil pada beberapa pasien, disertai dengan gejala iritabilitas vesika:
frekuensi, urgensi, dan disuria. Gejala iritasi berkemih tampaknya lebih umum
pada pasien dengan CIS difus. Gejala penyakit lanjut termasuk nyeri tulang
pada metastasis tulang atau nyeri panggul pada metastasis retroperitoneal atau
obstruksi saluran kemih.3,5
2. Tanda
Pasien dengan volume tumor besar atau invasif mungkin ditemukan
penebalan dinding visika atau teraba massa yang dapat dideteksi pada
pemeriksaan bimanual di bawah anestesi. Jika kandung kemih tidak mobile,
menunjukkan fiksasi tumor pada struktur yang berdekatan oleh invasi
langsung.5
Hepatomegali dan limfadenopati supraklavikula merupakan
tanda-
34
Gambar 5. Gambaran filling defect kanker buli-buli papiler pada pemeriksaan PIV5
34
Jika penderita alergi terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat
dilakukan pemeriksaan USG. Foto toraks juga perlu dilakukan untuk melihat bila ada
metastasis ke paru-paru.3
CT Scan dan MRI Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. CT
scanning merupakan x-ray detail dari tubuh, yang menunjukkan persimpangan-persimpangan
dari organ-organ yang mana tidak ditunjukkan oleh sinar x-ray konvensional. MRI lebih
sensitif dari CT Scan, yang memberikan keuntungan dapat mendeteksi kelenjar limfe yang
membesar di dekat tumor yang menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke kelenjar
limfe.3
H. Sistoskopi dan Biopsi
Sistoskopi dilakukan oleh urologis, mengevaluasi kantung kemih dengan pemeriksaan
visual langsung dengan menggunakan sebuah alat khusus yaitu cytoscope. Identifikasi dari
sebuah tumor biasa dilakukan dengan cytoscopy. Banyak tumor yang muncul dari bagian
yang lebih tergantung dari kantung kemih, seperti basal, trigonum, dan daerah di sekitar
orifisium vesika. Namun mere ka juga dapat muncul dimana saja.5
Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi mutlak dilakukan pada
penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita berumur 40-45 tahun.
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di buli-buli sekaligus dapat
dilakukan biopsi untuk menentukan derajat infiltrasi tumor yang menentukan terapi
selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan sebagai tindakan pengobatan
pada tumor superfisial (permukaan).5
I. Terapi
Keputusan terapi berdasarkan staging dan grading tumor. Staging dilakukan
menggunakan sistem staging tumor, node, metastasis (TNM), sedangkan grading telah
berubah dari sistem Ash-Broder (I-III atau I-IV). menjadi sistem WHO-ISUP memisahkan
kedalam urothelial neoplasm of low malignant potential (PUNLMP), low grade atau high
grade.5
Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah reseksi
buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan luas infiltrasi
tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya.3,5
34
1. Intravesikal kemoterapi
Agen immunotherapeutic atau kemoterapi dapat ditanamkan ke dalam
kandung kemih
dengan
risiko rendah. Pengalaman yang cukup besar telah diperoleh, tetapi perbandingan
agen yang berbeda cukup sulit karena kurangnya percobaan acak dan variasi dosis,
waktu, populasi pasien, dan interval antara perawatan. Sebagian besar agen yang
diberikan mingguan selama 6 minggu kecuali saat dipakai profilaktik dimana dosis
tunggal diberikan segera setelah TUR. Terapi pemeliharaan (yaitu, terapi intravesical
bulanan atau dua bulan sekali) dapat menurunkan tingkat kekambuhan lebih lanjut.
Meskipun toksisitas lokal relatif lebih sering, terutama iritasi kandung kemih. Gejala
toksisitas sistemik jarang terjadi karena penyerapan obat terbatas pada lumen kandung
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
grading tumor serta kebutuhan untuk pengobatan tambahan. Pasien dengan tumor
non-invasif grade rendah, tunggal, dapat diobati dengan TUR saja; mereka dengan
penyakit superfisial tetapi dengan fitur berisiko tinggi harus ditangani dengan
TUR diikuti dengan menggunakan terapi intravesical selektif, seperti dijelaskan di
atas. TUR saja jarang digunakan dalam manajemen pasien dengan kanker
kandung kemih invasif karena kemungkinan kekambuhan dan progresi tinggi.5
b. Sistektomi parsial
Sisteksomi parsial dilakukan pada tumor infiltratif, soliter yang berlokasi di
sepanjang dinding posterolateral atau puncak buli.5
c. Sistektomi radikal
Sistektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya,
sistektomi radikal berarti pengangkatan organ panggul anterior: pada pria,
kandung kemih dengan organ sekitarnya lemak, perlekatan peritoneal, prostat, dan
vesikula seminalis, pada wanita, kandung kemih dan sekitarnya lemak dan
perlekatan peritoneal, leher rahim, uterus, vagina anterior, uretra, dan ovarium. Ini
tetap menjadi pengobatan "gold standard" untuk pasien dengan muscle invasive
bladder cancer. Namun, pada pasien perempuan tertentu, dinding vagina dan
uretra dapat terhindar bersama dengan uterus, tuba falopi, dan ovarium, terutama
pada mereka yang premenopause.5
3. Radiasi
Radiasi eksterna (5000-7000 cGy) diberikan selama 5-8 minggu. Merupakan
alternatif selain sistektomi radikal pada tumor ilfiltratif yang dalam. Pengobatan
umumnya ditoleransi dengan baik, tetapi sekitar 15% dari pasien mungkin memiliki
komplikasi signifikan pada usus, kandung kemih, atau dubur. Rekurensi lokal sering
terjadi.5
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
4. Kemoterapi
Sekitar 15% pasien dengan kanker kandung kemih ditemukan memiliki
metastasis regional atau jauh; sekitar 30-40% pasien dengan penyakit invasif
berkembang menjadi metastasis jauh meskipun setelah kistektomi radikal atau
radioterapi definitif. Tanpa pengobatan, kelangsungan hidup terbatas. Awal hasil
dengan agen kemoterapi tunggal dan baru-baru ini kombinasi obat telah menunjukkan
hasil signifikan jumlah pasien dengan metastasis kanker kandung kemih respon
sebagian atau seluruhnya. Obat tunggal yang paling aktif adalah cisplatin, yang bila
digunakan sendiri menghasilkan respon di sekitar 30% pasien. Obat lainnya yang
efektif
termasuk
methotrexate,
doxorubicin,
vinblastin,
cyclophosphamide,
ditemukan telah terjadi infiltrasi penyakit pada saat operasi. Hasil dari uji coba secara
acak terbaru menunjukkan bahwa neoadjuvant kemoterapi diikuti oleh operasi dapat
memperbaiki durasi kelangsungan hidup bila dibandingkan dengan pembedahan saja
untuk pasien dengan penyakit invasif.5
Pasien yang menjalani kemoterapi neoadjuvant lebih mungkin untuk tidak
memiliki sisa tumor di kandung kemih pada sistektomi dan ini menandakan lebih baik
kelangsungan hidup jangka panjang. Atau, ajuvan kemoterapi dapat titawarkan untuk
pasien tertentu setelah sistektomi radikal karena peningkatan risiko kambuh pada
penyakit stadium lanjut (Yaitu, P3, P4, atau N +). Studi ini menunjukkan bahwa
pasien awalnya dikelola dengan kistektomi radikal yang ditemukan berada pada
peningkatan risiko kambuh sistemik karena kehadiran metastasis kelenjar getah
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
bening atau penyakit regional lanjut adalah kandidat untuk kemoterapi adjuvan.
Karena tingkat kegagalan yang tinggi lokal dan sistemik setelah iradiasi yang pasti,
beberapa peneliti telah meneliti kemungkinan menggabungkan iradiasi dengan
kemoterapi sistemik untuk mengurangi tingkat kekambuhan, meningkatkan
kelangsungan hidup pasien, dan memungkinkan pemeilharaan kandung kemih. Barubaru ini, peneliti telah memperlakukan pasien dengan kandung kemih kanker invasif
dengan TUR lengkap diikuti dengan seiring kemoterapi dan radiasi. Awal kistektomi
ditawarkan kepada mereka yang tidak mentolerir kemoterapi, radiasi, atau keduanya
karena toksisitas dan mereka kanker yang gagal merespons terhadap terapi tersebut.5
3. KARSINOMA PROSTAT
Karsinoma prostat merupakan keganasan terbanyak diantara keganasan sistem
urogenitalia pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia diatas 50 tahun, diantaranya 30%
menyerang pria beusia 70=80 tahun dan 75% pada usia lebih 80 tahun. Kanker ini jarang
menyerang pria berusia dibawah 45 tahun. 3
34
Penyebaran
Tumor yang berada pada kelenjar prostat tumbuh menembus kapsul prostat dan
mengadakan infiltrasi ke organ sekitarnya. Penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfe
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada daerah pelvis menuju kelenjar limfe retroperitoneal dan penyebaran secara hematogen
melalui vena vertebralis menuju tulang-tulang pelvis, femur sebelah proksimal, vertebra
lumbalis, kosta, paru, hepar, dan otak.3,8
Metastasis ke tulang pada umumnya merupakan proses osteoblastik, meskipun
kadang-kadang bisa juga proses osteolitik.3
Gambaran Klinis
Pada kanker prostat stadium dini, sering kali tidak menunjukan gejala atau tandatanda klinis. Tanda-tanda itu biasanya muncel setelah kanker berada pada stadium yang lebih
lanjut. Kanker prostat stadium dini biasanya diketemukan pada pemeriksaan colok dubur
berupa nodul keras pada prostat atau secara kebetulan diketemukan adanya peningkatan
penanda tumor PSA (prostat specific antigen) pada pemeriksaan laboratorium. Krang lebih
10% pasien yang datang berobat ke dokter ,engeluh adanya gangguan saluran kemih berupa
kesulitan miksi, nyeri kencing, atau hematuria yang menandakan menadakan bahwa kanker
sudah menekan uretra.3
Meskipun jarang, kanker dapat menekan rectum dan menyebabkan keluahan buang
air besar. Kanker prostat yang sudah mengadakan metastasis ke tulang memberikan gejala
nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau kelainan neurologis jika metastasis pada
tulang vertebra.3
Pemeriksaan fisik yang penting adalah colok dubur. Pada stadium dini sering kali sulit
untuk, mendeteksi kanker prostat melalui colok dubur sehingga harus dibantu dengan
pemeriksaan ultrasonografi transrectal (TRUS). Kemampuan TRUS dalam mendeteksi
kanker prostat dua kali lebih baik dari pada colok dubur. Jika dicurigai ada area hiperkoik
selanjutnya dilakukan biopsi transrectal pada area tersebut dengan bimbingan TRUS.
Stadium
Tingkat infiltrasi dan penyebaran tumor berdasarkan sistem TNM atau sesuai dengan
penentuan dari Jewwet dan Whitmore.
Kanker prostat dikelompokkan menjadi:3
Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisis, biasanya
ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan
fisik atau tes PSA.
Stadium C : tumor telah menyebar keluar dari kapsul prostat tetapi belum sampai
menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium D : Kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional
maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).
34
gradding Gleason antara 2 sampai dengan 10, yaitu merupakan hasil penjumlah dari 1+1 = 2
hingga 5+5 = 10. Dari penjumlahan itu kemudian disimpulkan tingkat histopatologinya.
Tabel 7. Derajat differensiasi karsinoma prostat menurut Gleason Score7
Penanda Tumor
Untuk membantu menegakkan diagnosis adenokarsinoma prostat dan mengikuti
perkembangan penyakit tumor ini, trdapat beberapa penanda tumor, yaitu 1). PAP (prostatic
acid phosphatase) dihasilkan oleh sel asini prostat dan disekresikan kedalam duktuli prostat
dan 2). PSA (prostat specific antigen) yaitu suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh
sitoplasma sel prostat, dan berperan dalam melakukan lkuefaksi cairan semen. PSA berguna
untuk melakukan deteksi dini adanya kanker prostat dan evaluasi lanjutan setelah terapi
kanker prostat.
Untuk meramalkan luas ekstensi tumor serta meramalkan adanya kemungkinan
timbulnya kekambuhan karsinoma prostat, dapat dihitung melalui tabael partin.
Pemeriksaan Pencitraan
Ultrasonografi transrectal (TRUS). Pada pemeriksaan ultrasonografi transrectal dapat
diketahui adanya area hipoekoik (60%) yang merupakan salah satu tanda adanya kanker
prostat dan sekaligus mengetahui adanya ekstensi tumor ke ektrakapsuler. Selain itu dengan
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
jaringan
yang dicurigai
Alternatif Terapi
Radikal Prostatektomi
Observasi (pasien tua)
T3-T4 (C)
Radiasi
Prostatektomi
N atau M (D)
Radiasi
Hormonal
1. Observasi
Program Studi Pendidikan Dokter | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Ditujukan untuk pasien dalam stadium T1 dengan umur harapan hidup kurang
dari 10 tahun
2. Prostatektomi radikal
Pasien yang berada dalam stadium T1-2N0M0 adalah cocok untuk dilakuakan
prostatektomi radikal yaitu berupa pengangkatan kelenjar prostat bersama dengan
vesika seminalis. Hanya saja operasi ini dapat menimbulkan penyulit antara lain
perdarahan, disfengsi ereksi, dan inkontinensia. Tetapi dengan teknik nerve sparring
yang baik terjadinya kerusakan pembuluh darah dan saraf yang memelihara penis
dapat dihindari sehingga timbulnya penyulit berupa disfungsi ereksi dapat diperkecil
3. Radiasi
Ditujukan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor lokal invasif dan tumor
yang telah mengadakan metastasis. Pemberian radiasi eksterna biasanya didahului
dengan linfadenektomi. Diseksi kelenjar limfe saat ini dapat dikerjakan melalui bedah
laparoskopik disamping operasi terbuka.
4. Terapi hormonal
Pemeberian terapi hormonal berdasarkan atas konsep dari Hugins yaitu : Sel
epitel prostat akan mngalami atrofi jika sumber androgen ditiadakan.
Sumber androgen ditiadakan dnegan cara pembedahan atau dengan
medikamentosa. Mnghilangkan sumber androgen yang henya berasal dari testis
menurut Labrie belum cukup, karena masih ada sumber androgen dari dari kelenjar
suprarenal yaitu sebesar 10% dari seluruh testosteron yang beredar di dalam tubuh.
Untuk itu daianjurkan untuk melakukan bolkade androgen total. Bermacam-macam
cara dan jenis obat untuk terapi hormonal.
Tabel 9. Terapi ablasi androgen pada kanker prostat8
34
REFERENSI
1. Abrams, paul. dkk. Campbell Walsh Urology: Neoplasms of the upper urinary tract.
Ed.9. Elsevier Saunders Company. Philadelphia : 2007.
2. Ljunberg, Borje. Dkk. EAU Guidelines on Renal Cell Carcinoma: The 2010 Update.
European urology 58 (2010) 398406.
3. Purnomo, Basuki. Dasar-dasar urologi: Tumor Urogenitalia. Ed.2.. CV Sagung Seto.
Jakarta: hal. 161-188.2005.
34
34