Katarak
Katarak
KATARAK
Pembimbing :
dr. Yunani Setyandriana, Sp.M
Oleh :
Laila Azizah, S.Ked
(20090310199)
Identitas Penderita
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Status
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan
: Ny. S
: Perempuan
: 80 tahun
: Jetis
: Menikah
: Wiraswasta
: 30 September 2014
Anamnesis
Pasien dengan keluhan kedua mata kanan dan
kiri kabur kurang lebih sudah 1 tahun, kabur
dirasakan perlahan-lahan, semakin lama
semakin parah terutama mata kiri, pasien
mengeluhkan mata kiri tidak dapat melihat, mata
kanan masih bisa melihat namun nampak
remang-remang, pasien juga mengeluhkan silau
pada kedua mata. Riwayat trauma benturan, DM
dan hipertensi disangkal pasien.
Diagnosis
OD Katarak Senilis Matur
OS Katarak Senilis Hipermatur
Diagnosis banding
Glaukoma
Retinopati
Terapi
Rencana operasi os (tunggu hasil laboratorium)
Lapisan Lensa
Refraksi
Fungsi akomodasi
Tinjauan Pustaka
KATARAK
Bahasa Yunani Katarrhakies dan Latin
cataracta yang berarti air terjun.
Bahasa Indonesia bular; dimana penglihatan
seperti tertutup air terjun akibat lensa yang
keruh*
Katarak kekeruhan lensa;
Terjadi akibat hidrasi lensa dan denaturasi protein
lensa
* Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. h.200-10
Epidemiologi
Prevalensi
o 10 % orang Amerika Serikat
o 50 % usia 65 dan 74 tahun
o 70 % usia > 75 tahun.
* Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. h.200-10
Faktor Resiko
Usia
fisik/trauma (pajanan terhadap sinar ultraviolet,
riwayat pembedahan mata)
Zat kimia (merokok, alkohol),
Penyakit
predisposisi
(diabetes
mellitus,
galaktosemia, glaucoma, uveitis),
Genetik dan gangguan perkembangan
Infeksi virus di masa pertumbuhan janin.
Patogenesis
Belum dapat dimengerti sepenuhnya
Perjalanan penyakit katarak bervariasi, tidak dapat
diprediksi dan tergantung dari tipe katarak.
Seiring perjalanan usia:
Lensa menjadi semakin tebal dan berat.
Produksi serat lensa yang terus menerus
menyebabkan kekauan dan kompresi nukleus,
dikenal sebagai sklerosis nuklear.
Protein lensa mengalami modifikasi dan
agregasi menjadi berwarna kuning-coklat
sehingga merubah transparansi dan indeks
refraksi lensa.
Patogenesis
Pembentukan katarak secara kimiawi:
awalnya terjadi kandungan air diikuti
dehidrasi,
terjadi penurunan penyerapan oksigen
kandungan natrium dan kalsium
kandungan kalium, asam askorbat, dan
protein.
Pada lensa yang mengalami katarak tidak
ditemukan glutation.
Gejala Klinis
Gejala subjektif : penglihatan seperti berkabut dan
tajam penglihatan menurun secara progresif
Penurunan tajam penglihatan tergantung dari
tipe katarak
Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya
myopic shift
second sight
Penglihatan ganda (diplopia) monokular
Gejala objektif : kekeruhan lensa tampak dalam
bermacam bentuk dan tingkat serta berbagai
lokalisasi di lensa
Pemeriksaan Oftalmologis
Pemeriksaan visus sebelum dan sesudah koreksi
Pemeriksaan eksterna
Pemeriksaan lapang pandang.
Azar Dimitri T. The Crystalline Lens and Cataract. In: Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th edition.
United States : Lippincott, Williams & Wilkins I. 2002
Pemeriksaan Oftalmologis
Pemeriksaan lensa dan pupil menggunakan senter
(flashlight).
Oftalmoskop direk.
Normal refleks fundus (merah) di dalam pupil
Katarak sulit atau tidak terlihat sama sekali seiring
kepadatan kekeruhan lensa
Azar Dimitri T. The Crystalline Lens and Cataract. In: Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th
edition. United States : Lippincott, Williams & Wilkins I. 2002
Pemeriksaan Oftalmologis
Pemeriksaan
slitlamp
tidak
hanya
Dikonsentrasikan untuk melihat kekeruhan
lensa, namun juga menilai struktur okular
lainnya seperti konjungtiva, kornea, iris dan bilik
mata depan.
Azar Dimitri T. The Crystalline Lens and Cataract. In: Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th edition. United States :
Lippincott, Williams & Wilkins I. 2002
Pemeriksaan Oftalmologis
Pengukuran tekanan intraokular : Tonometri
Evaluasi fundus evaluasi integritas anatomi
segmen posterior menilai makula, nervus
optik, vitreous, pembuluh darah retina, dan
perifer retina kondisi-kondisi tertentu dapat
membatasi
rehabilitasi
visual
setelah
pembedahan katarak.
Azar Dimitri T. The Crystalline Lens and Cataract. In: Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th edition. United
States : Lippincott, Williams & Wilkins I. 2002
KATARAK
BERDASARKAN USIA
o Katarak Kongenital
o Katarak Juvenil
o Katarak Senil
o
o
o
o
BERDASARKAN
MORFOLOGI
Katarak Nuklear
Katarak Kortikal
Katarak
Subkapsular
Katarak Kapsularis
o
o
o
o
BERDASARKAN
MATURITAS
Katarak Insipien
Katarak Imatur
Katarak Matur
Katarak Hipermatur
Patogenesis
katarak kongenital, kelainan utama terjadi di
nukleus lensa (nukleus fetal/nukleus embrional),
tergantung pada waktu stimulus karaktogenik
katarak developmental, kekeruhan pada lensa
timbul pada saat lensa dibentuk. Jadi lensa belum
pernah mencapai keadaan normal
Katarak Senilis
Katarak senilis semua kekeruhan lensa pada
usia di atas 50 tahun, gangguan penglihatan dengan
karakteristik penebalan lensa secara bertahap dan
progresif
Penyebab pasti dari katarak senilis belum bisa
diidentifikasi. Kejadiannya seringkali bersifat familial
Katarak Senilis
Perubahan lensa pada usia lanjut meliputi :
o Kapsul: menebal, kurang elastis, presbiopia, bentuk lamel
berkurang
o Epitel: makin tipis, sel epitel (germinatif) pada ekuator
bertambah besar, epitel
bengkak dan vakuolisasi
mitokondria
o Serat lensa: lebih ireguler, pada korteks terjadi kerusakan
serat sel, sinar UV lama kelamaan merubah protein
nukleus (histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin)
lensa menjadi brown sclerotic nucleus
o Korteks: tidak berwarna karena kadar asam askorbat
tinggi dan menghalangi fotooksidasi, serat tidak banyak
mengubah protein pada serat muda.
Secara klinik dikenal 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur, dan hipermatur.
Perbedaan antar stadium dapat dilihat pada tabel di bawah ini.*
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow test
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopos
Glaukoma
Uveitis dan
glaukoma
Penyulit
* Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. h.200-10
Terapi
Ekstraksi katarak cara pembedahan dengan
mengangkat lensa yang katarak.1
Indikasi umum operasi katarak:2
Meningkatkan
fungsi
penglihatan
Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007. h.200-10
Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007. h.200-10
Fakoemulsifikasi
o Menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk mengangkat
nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm)
dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya)
o Kelebihan yaitu insisi lebih kecil, rehabilitasi yang lebih cepat dan
komplikasi post operatif yang lebih jarang.
o Tergantung mesin dan operator serta lebih mahal.
John P. Lensa. Dalam: Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P, editors. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika. 2000. h.175-84
Komplikasi Operasi
Ruptur kapsul posterior
Kehilangan fragmen lensa ke posterior
Perdarahan suprakoroidal
Komplikasi Dini Pasca Operasi.
Prolaps iris.
Keratopati striae
Komplikasi Lanjut Pasca Operasi.
Opasifikasi dari kapsul posterior.
Malposisi lensa intraokular
Dekompensasi kornea
Retinal detachment
Sunset syndrome
Endolftalmitis kronik
1. Ocampo V. Cataract, senile. Update : September 15, 2005. Diunduh dari www.emedicine.com. Diakses pada tanggal 24 Maret 2008.
2.Kansky Jack J, editor. Clinical ophtalmology a sistemic approach. 5th ed. Oxford:Butterworth Heinamann Ltd; 1994.p 176-205.