siapapun bersenda gurau di hadapan mereka. Menolak pemberian mereka dengan wirai.
Mencegah mereka dari sikap mengadu domba atau menghasut dan menghindarkan diri mereka
dari mencari-cari aib orang lain. Mengajari mereka bahwa menggunjing itu jelek. Mengajak
mereka untuk takut pada tindakan berdusta dan provokasi. Tidak menanyakan suatu ihwal yang
menimpa mereka, sehingga membebaninya. Tidak banyak menuntut pada keluarga mereka,
sehingga mereka mendiktenya. Mengajarkan pada mereka tentang bersuci dan shalat. Dan
memberitahukan pada mereka tentang najis-najis yang harus dihilangkan.
Adab Periwayat Hadits
Adab periwayat hadits adalah harus bertujuan benar, menghindari dusta, menyampaikan hadits
yang masyhur, meriwayatkan hadits dari orang-orang siqah dan meninggalkan hadits munkar.
Tidak menyampaikan apa yang terjadi dikalangan ulama salaf. Mengenal zaman. Menjaga diri
dari kesalahan, kekeliruan, kesalahan baca, dan penyimpangan.
Meninggalkan senda gurau, menghindari hasutan dan mensyukuri nikmat Allah karena dia telah
berada di dalam derajat Rasulullah sebagai penyampai hadits. Memelihara sikap tawadhu dan
menjadikan sebagian besar dari omongannya bermanfaat bagi kaum muslimin, baik berupa hal
yang wajib, sunnah dan adab mereka di dalam menjelaskan kitab Allah Azza wa Jalla.
Tidak membawa ilmunya kepada para menteri (pejabat pemerintah) dan tidak mendatangi pintu
para penguasa, sebab hal tersebut akan merendahkan kredibilitas para ulama dan menurunkan
kualitas ilmu mereka tatkala bermaksud mengajarkannya kepada para penguasa dan orang-orang
kaya. Tidak meriwayatkan hal-hal yang tidak diketahui asal-usulnya dan tidak membacakan apaapa yang tidak ada di dalam kitabnya. Tidak berkata ketika ada orang yang menbacakan sesuatu
kepadanya. Berhati-hati agar tidak mencampurkan satu hadits ke dalam hadits lain.
Adab Pencari Hadits
Senantiasa menulis hadits-hadits masyhur dan tidak menulis hadits-hadits garib, tidak juga
menulis hadits-hadits munkar. Menukil hadits dari orang-orang yang siqah. Tidak melebihkan
hadits masyhur dari hadits lain. Pencariannya tidak mengurangi kehormatan dirinya dan tidak
melalaikan shalatnya. Menghindari pergunjingan, diam untuk mendengar, melazimkan diam di
hadapan perawi hadits dan menaruh perhatian terhadap upaya perbaikan tulisannya. Tidak
mengatakan, Saya telah mendengar, padahal belum pernah mendengar. Tidak menyebarkan
hadits untuk mencari kemasyhuran, lalu menukil hadits dari orang-orang yang tidak siqah dan
ahli makrifat, tetapi harus mengambil hadits dari ahli agama. Tidak menukil hadits dari orang
yang tidak mengenal hadits yang bersumber dari orang-orang salih.
Adab Penulis
Seorang penulis selayaknya selalu berupaya memperindah tulisannya dan membaguskan goresan
tangannya. Merajuk pada ilmu irab untuk menjelaskan kalimat, mengetahui perhitungan dan
memiliki pendapat yang benar. Memakai pakaian yang bagus dan menggunakan wewangian.
Mengetahui sejarah orang-orang terdahulu di antara para ahli saraf. Mengambil secara
berangsur-angsur dari sumber-sumbernya dan mengetahui urusan yang utama. Bertoleransi dan
berpeengalaman dalam hal-hal kebaikan. Menghindari kezaliman dan menjauhi segala yang
haram. Menjaga harga diri, membaguskan pergaulan dan menjaga diri dari kehinaan. Menjauhi
perkataan keji di dalam majlis, menghindari senda gurau dan percakapan, serta bujukan kepada
para pelayan.
Adab Dai Pemberi Nasihat
Adab pemberi nasihat diantaranya adalah senantiasa menghindari sikap takabur dan selalu
memelihara rasa malu kepada Tuhannya. Senantiasa menampakkan pengharapan kepada sang
Pencipta dan berkeinginan memberi manfaat kepada para pendengarnya. Mengoreksi diri untuk
mengetahui aibnya. Memandang pendengar dengan pandangan kebenaran, berbaik sangka
kepada mereka dengan bathin agama (batin ad-diyanah), dan tidak berharap pada mereka untuk
memberi perlindungan. Metode pengajarannya lembut. Menyayangi para pemula. Meyakini
bahwa dirinya dapat melaksanakan ucapannya, agar orang lain dapat mengambil manfaat dari
yang dia katakan.
Adab Pendengar
Seorang pendengar semestinya senantiasa menampakkan kekhusyukan dan memelihara
ketundukan. Menjernihkan hati dan berbaik sangka. Meyakini ucapannya dan membiasakan
berdiam. Tidak banyak bertingkah dan senantiasa memusatkan perhatian. Serta menghindari
menuduh (yang tidak-tidak).
Adab Ahli Ibadah
Ahli ibadah seyogianya mengetahui saat-saat beribadah, memahami wiridnya, membaguskan
ucapannya dan berusaha meneteskan air mata. Memelihara kekhusukan dan melazimkan
ketundukan. Menundukkan pandangan, menggetarkan hatinya, senantiasa memikirkan
agamanya, memperhatikan waktu dan membiasakan diri untuk berpuasa. Bangun di malam hari,
bersikap wirai, dan mengurangi makan-minum. Selalu menunggu kedatangan ajal, menjauhi
teman-temannya, meninggalkan syahwat, memelihara shalat mengetahui keutamaan dan ihwal
yang menyebabkan ketidaksempurnaannya. Tidak merasa butuh pada ilmu orang lain, selain
pengetahuan dirinya dan hakikat keberadaannya.
Adab Ketika Menyendiri
Menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama, mengetahui tentang permasalahan shalat,
puasa, zakat dan haji. Meyakini bahwa kesendiriannya dapat menolak kejahatan dirinya.
Menghadiri setiap pertemuan dan shalat berjamaah. Mengurus jenazah dan menjenguk orang
sakit dengan tidak larut dalam perbincangan mereka. Tidak bertanya tentang cerita apa pun dari
mereka yang akan mengotori kesucian kalbunya. Tidak tamak terhadap pemberian mereka,
sehingga tidak merasa butuh atas bantuan tetangganya. Dengan demikian, maka waktunya
terbagi tiga, yaitu: untuk shalat dan mengaji, sehingga beruntung; untuk membaca buku-buku,
sehingga terpelajar; dan untuk tidur sehingga selamat. Membiasakan berzikir dan memperbanyak
syukur, sehinga sempurna urusannya. Jika memiliki keluarga, berbicaralah dengan mereka.
Bersungguh-sungguhlah dalam kesendiriannya, sehingga dapat mengukur kualitas
pengasingannya.
Adab Sufi
Seoang ahli sufi selayaknya tidak banyak memberi perintah, meninggalkan syath (artificial) di
dalam ungkapannya, berpegang pada ilmu syariat, membiasakan bekerja keras, bersungguh-
sungguh dan tidak terlalu akrab dengan manusia. Meninggalkan popularitas dalam hal
berpakaian dan menampakkan keindahan, bersikap tawakkal, memilih kefakiran, membiasakan
berzikir dan menyembunyikan rasa cinta. Sellu berupaya memperbagus kualitas pergaulan.
Menjaga diri dari perilaku homoseksual dan lesbian, dan senantiasa mempelajari Alquran.
Adab Orang Mulia
Senantiasa memelihara kemuliaan, tidak memperalat aspek keturunan, tidak mengandalkan
dengan usaha, dan takut kepada Tuhannya. Menyayangi orang yang berada di bawahnya. Dan
tidak berusaha menyamai orang yang setara dengannya.
Mengetahui keutamaan ahli ilmu walaupun dia setingkat atau lebih tinggi daripada mereka
didalam masalah keilmuan. Mengikuti orang-orang yang memahami agama dari kalangan ahli
fiqh dan Alquran. Menempa akhlak. Menjaga ucapannya ketika sedang marah dan berkhutbah.
Memuliakan kawan duduk. Menyambungkan persaudaraan. Melindungi kerabat. Membantu
tetangga. Dan menghias teman-temannya dengan keutamaan dirinya.
Adab Tidur
Senantiasa bersuci sebelum tidur. Tidur pada sisi badan sebelah kanan. Berzikir kepada Allah
Azza wa Jalla hingga tertidur. Berdoa dan memuji Allah ketika bangun dari tidur.
Adab Shalat Tahajjud
Mengurangi makan dan minum. Menghiasi waktu siang dengan menjauhi pergunjingan, berdusta
dan ucapan-ucapan yang tidak berfaedah. Meninggalkan pandangan terhadap hal-hal yang
haram. Bangun dari tidur dengan penuh rasa takut. Memperbaiki wudhu, memandang ke
kerajaan langit, berdoa dan menghadirkan hati di dalam shalat agar bisa memahami bacaannya.
Adab Memasuki Kakus
Hendaklah seseorang itu membaca basmalah dan memohon perlindungan kepada Allah
(istiazah) sebelum ia memasuki kakus. Membuka pakaian dengan lembut setelah berjongkok.
Mengusapkan tangan pada tanah setelah beristinja dengan air. Menutup aurat sebelum keluar
dari kakus. Membaca hamdalah dan bersyukur setelah keluar dari kakus.
Adab Memasuki Kamar Mandi
Menutup aurat dan berusaha tidak memandang auratnya. Mencari kesendirian, tidak berkata apaapa, tidak memalingkan muka ke kanan ataupun ke kiri, tidak mengucapkan salam dan duduk
dengan santai.
Mencuci kemaluan (bila sedang junub) sebelum memasuki kamar mandi dan mencuci kedua kaki
dengan air dingin apabila keluar, karena hal itu dapat menghilangkan sakit kepala.
Adab Berwudhu
Bersiwak dan membiasakan berzikir sambil membasuh anggota wudhu. Merasakan ketakziman
kepada Yang Dituju dan bertobat kepada-Nya dari segala dosa. Diam setelah bersuci hingga
memasuki waktu shalat. Bersuci dilakukan setelah mencukur kumis, bulu ketiak dan bulu
kemaluan, serta setelah memotong kuku. Mencuci sela-sela jari, membersihkan lubang hidung
serta membersihkan pakaian dan badan.
Adab Memasuki Masjid
Berjalan mulai dengan kaki kanan, menghilangkan kotoran dari sandal, menyebut nama Allah
Azza wa Jalla dan memberi salam kepada orang-orang yang telah hadir terlebih dahulu. Apabila
masjid kosong, berilah salam kepada diri sendiri. Memohon kepada Allah agar dibukakan pintupintu rahmat-Nya.
Duduk menghadap kiblat, melekatkan fungsi muraqabah (control Allah atas diri sendiri),
mengurangi berbicara dan menghindari bicara keras. Tidak mengeraskan suara di dalam masjid
dan tidak menghunus pedang. Apabila membawa pedang, peganglah tangkainya. Tidak
melakukan pekerjaan, mencari benda yang hilang, melakukan jual beli, dan melakukan
persetubuhan
Apabila keluar dari masjid, dahulukan kaki kiri dan memohon kepada Allah akan keutamaan
karunia-Nya.
Adab Beritikaf
Senantiasa berzikir, memusatkan perhatian, menghindari bicara, selalu diam di tempat dan tidak
berpindah-pindah. Menahan nafsu dari apa yang diinginkan, menolak kesenangan nafsu dan
memaksanya untuk taat kepada Allah Azza wa jalla.
Adab Mengumandangkan Azan
Seorang muazin hendaklah betul-betul mengenal waktu shalat, baik pada waktu musim panas
maupun musim dingin. Menundukkan pandangan mata ketika menaiki menara azan. Berpaling
ke kanan dan ke kiri di dalam azan ketika mengucapkan hayya ala as-salah dan hayya ala alfalah dan memperbagus bacaan azannya serta mempercepat bacaan iqomat.
Adab Imam
Seorang imam seyogianya mengetahui rukun-rukun shalat dan sunnah-sunnahnya. Memahami
hal-hal yang dapat membatalkan dan merusak shalatnya. Tidak menjadi imam bagi suatu kaum
yang tidak menyukai dirinya. Menjadikan barisan di belakangnya adalah para ahli ilmu. Meminta
mereka untuk meluruskan barisan danmenasihati mereka dengan lemah lembut. Tidak membaca
surat-surat yang panjang, sehingga mereka jemu; tidak memanjangkan tasbih, sehingga mereka
bosan; dan tidak pula meringankannya, sehinga hilang kesempurnaan shalatnya. Sebaliknya
mengatur shalat sesuai dengan kemampuan orang yang paling lemah di antara mereka.
Menyempurnakan ruku dan sujud, sehingga mereka merasa nyaman (tumaninah), diam sejenak
sebelum dan sesudah membaca surat al-fatihah, dan juga ketika selesai membaca surat-surat
setelahnya. Menunggui orang yang merasa sulit di dalam ruku, selama tidak melampaui batas
yan wajar. Menanti tetangga yan belum dating selama tidak takut akan mengakhirkan waktunya.
Berhenti sejenak diantara dua salam. Ketika selesai shalat, mengharap karunia Allah dengan
penuh asa takut. Memperbanyak rasa syukur kepada Allah dan memelihara zikir kepada-Nya
dalam segala kondisi.
Adab Shalat
Seorang muslim yang hendak melakukan shalat, selayaknya bersikap rendah hati, memelihara
kekhusyukan dan menampakkan kehinaan. Menghadirkan kalbu, menghilangkan rasa was-was
dan menghindari keraguan, baik lahir maupun batin.
Menenangkan anggota badan, menundukkan kepala dan meletakkan tangan kanan di atas tangan
kiri. Menghayati bacaan dan mengucapkan takbir dengan penuh ketakziman. Melakukan ruku
dengan penuh ketundukkan, bersujud dengan penuh kekhusukan, bertasbih dengan penuh
pengagungan, mengucapkan syahadat dengan penuh kesaksian, dan memberi salam denan penuh
kasih sayang. Mengakhiri shalat dengan penuh rasa takut dan berusaha mencari keridhaan-Nya.
Adab Membaca Alquran
Hendaklah membiasakan diri dengan sikap tenang dan rasa malu. Menjauhi perbuatan sia-sia dan
perkataan keji. Memelihara sikap tawadhu dan membiasakan untuk menangis.
Adab Berdoa
Seyogianya menghadirkan kekhusyukan di dalam kalbu, memusatkan perhatian, menampakkan
kehinaan, berbaik sangka, merendahkan diri, dan menampakkan sikap butuh. Memohon kepada
Allah seperti permohonan orang yang sedang tenggelam kepada orang yang dapa
menyelamatkannya. Mengetahui hina kedudukan dirinya dan besarnya keagungan Allah sebagai
tempat memohon. Membentangkan kedua telapak tangan ketika memohon. Meyakini bahwa
doanya akan dikabulkan dan takut terhadap hal-hal yang mendatangkan kegagalan. Senantiasa
menanti kelapangan dan menjauhi permusuhan. Memperbagus maksud dan pengharapan.
Mengusapkan telapak tangan ke wajah setelah selesai berdoa.
Adab Shalat Jumat
Hendaklah mempersiapkan diri sebelum tiba waktu shalat Jumat. Segera bersuci sebelum masuk
waktunya. Mandi dan mengenakan pakaian bersih. Tidak melangkahi tengkuk orang lain.
Menghindari perbincangan dan memperbanyak zikir. Mengambil tempat duduk dekat imam dan
mendengarkan apa yang disampaikan khatib. Setelah selesai menunaikan shalat, kembali
menyebar (di muka bumi) ntuk mencari ilmu dan berjalan dengan tenang.
Tidak menjalinkan jemari. Memendekkan langkah, membiasakan bersikap tunduk, dan
memperbanyak syukur kepada Zat Yang maha Pemberi rizki. Memasuki masjid dengan khusyu
dan memberi salam. Berusaha untuk tidak melakukan shalat setelah khatib duduk di atas
mimbar. Menjawab salam yang diberikan oleh khatib. Menghindarkan diri dari berbicara,
membulatkan tekad untuk menerima pelajaran, dan tidak berpaling ketika khatib menghadap dan
berkhutbah kepadanya. Tidak melakukan shalat sebelum khatib turun dari mimbar dan sebelum
muazin selesai mengumandangkan iqomat.
Adab Seorang Khatib
Para khatib hendaklah mendatangi masjid dengan tenang dan penuh wibawa. Memulai khutbah
dengan memberi salam dan duduk dengan rasa takut disertai ketakziman kepada Allah.
Menghindarkan diri dari percakapan sambil menunggu waktu tiba. Melangkah menuju mimbar
dengan tenang, seakan-akan ia ingin menunjukkan perkataannya kepada Zat Yang Maha
Perkasa. Menaiki mimbar dengan penuh rasa khusyu. Berpegangan pada pegangan tangga
mimbardan naik ke atas sambil berzikir. Memandang kepada hadirin dengan memusatkan
perhatian dan mengucapkan salam kepada mereka sebagai pertanda agar mereka memperhatikan
khutbahnya. Duduk mendengarkan azan dengan penuh rasa takut kepada Zat Yang maha Kuasa.
Mulai berkhutbah dengan sikap tawadhu dan tidak memberi isyarat dengan jari. Meyakini
bahwa ucapannya bermanfaat. Mengisyaratkan pada hadirin untuk berdoa. kemudian turun dari
mimbar dengan diiringi iqomat yang dilantunkan oleh muazin. Tidak bertakbirotul ihram
sebelum para jamaah terdiam. Memulai shalat dan memperbagus bacaannya.
Adab di Hari Raya
Menghidupkan malam hari raya (dengan takbir, tahlil dan tahmid pent) dan mandi di pagi
harinya. Membersihkan badan dan memakai wewangian. Terus-menerus melantunkan takbir,
memperbanyak zikir, melazimkan kekhusyukan, serta bertasbih dan bertahmid di sela-sela
takbir. Diam untuk mendengarkan khutbah id setelah shalat hari raya ditunaikan. Makan sedikit
sebelum keluar dari rumah jika hari raya itu adalah hari raya Idul Fitri. Pergi ke tempat shalat
melalui suatu jalan dan pulang ke rumah melalui jalan yang lain. Kembali dengan rasa belas
kasih karena takut kepada Zat Yang maha Ghaib.
Adab di Saat Gerhana
Memelihara rasa takut dan menampakkan kecemasan. Segera bertobat dan tidak merasa jemu
(untuk bertobat). Bergegas menegakkan shalat. Berdiri lama untuk melaksanakan shalat. Dan
senantiasa memelihara kewaspadaan.
Adab Shalat Istisqa
Hendaklah berpuasa sebelum melaksanakan shalat istisqo (shalat untuk meminta hujan). Diawali
dengan bertobat dan menghindari sikap-sikap zalim. Mencurahkan segenap perhatian dan tidak
membanggakan diri. Mandi sebelum keluar rumah. Membiasakan dii untuk diam dan
memperhatikan segala hal yang dilarang. Mengakui segala dosa yang mendatangkan siksa dan
bertekad tidak akan mengulanginya. Diam untuk mendengarkan khutbah, bertasbih di sela-sela
takbir, memperbanyak istighfar dan membalikkan jubah sambil berdoa.
Adab Orang Sakit
Senantiasa mengingat mati dan bersiap-siap menghadapinya dengan bertobat. Membiasakan diri
memuji dan mengagungkan Allah. Bersikap rendah hati sambil terus berdoa. menampakkan
kelemahan dan pengharapan. Memohon kesembuhan dan meminta bantuan dari Zat Yang
Pemberi kesembuhan. Menampakkan rasa syukur ketika ada kekuatan dan tidak mengeluh.
Memuliakan orang yang menemani dan tidak melakukan jabat tangan.
Adab Bela Sungkawa
Bersikap rendah hati, menampakkan kesedihan dan tidak banyak berbicara. Tidak tersenyum,
karena hal itu dapat menyebabkan kedengkian.
Adab Mengantar Jenazah
Memelihara kekhusyukan, menundukkan pandangan dan menghindari pembicaraan.
Memperhatikan si mayit seraya mengambil pelajaran. Memikirkan simulasi jawaban-jawaban
atas pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir. Bertekad untuk bersegera memenuhi tuntutantuntutan kewajiban. Cemas akan menyesali segala apa yang telah berlalu ketika dating kematian.
Adab Bersedekah
Hendaklah memberi sedekah sebelum diminta. Menyembunyikan sedekah, baik ketika memberi
maupun setelah memberi. Bersikap ramah kepada peminta, tidak tergesa-gesa menolak
permintaannya, dan berkata pelan jika dia meminta dengan suara yang perlahan.
Menghindari sikap bakhil dengan memberi apa yang diminta atau menolaknya dengan ramah.
Jika Iblis semoga Allah melaknatnya membisikkan bahwa peminta itu tidak berhak
menerima sedekah, maka ingatlah jangan sekali-kali menahan apa yang dikaruniakan Allah
kepadanya, sebab dia berhak atas harta tersebut.
Adab Peminta-minta
Menampakkan kefakiran yang sebenarnya. Menyampaikan permintaan dengan perkataan lemah
lembut. Menerima pemberian walaupun sedikit seraya bersyukur dan berdoa untuk
kebaikan. Jika ditolak, pulanglah dengan sopan dan penuh kerelaan. Tidak mengulang-ulang
permintaan dan tidak bersikap memaksa.
Adab Orang Kaya
Memelihara sikap rendah hati, menjauhi sikap sombong dan senantiasa bersyukur. Menggunakan
hartanya untuk berbuat kebajikan. Bersikap ramah kepada orang miskin dan senantiasa
menerima kedatangannya. Menjawab salam kepada setiap orang yang mengucapkannya dan
tidak menyembunyikan kekayaan. Bertutur kata lembut, bersikap ramah, dan membantu orang
lain demi kebaikan.
Adab Orang Miskin
Orang miskin seyogianya memelihara sikap qonaah, menyembunyikan kemiskinan, tidak
menampakkan kehinaan dan tidak merendahkan diri. Menjauhi sifat rakus, menjaga harga diri
dan menampakkan kecukupan kepada orang-orang dermawan dari kalangan ahli agama.
Menghormati orang-orang kaya tanpa mengharap kebaikan mereka. Menampakkan kecukupan
kepada mereka tanpa mengharap pemberian dari mereka. Tidak bersikap sombong dan tidak
menghinakan diri. Menjaga kalbu ketika memandang mereka dan berpegang teguh pada agama
ketika menyaksikan kehidupan mereka.
Adab Pemberi Hadiah
Memandang dengan sikap yang utama kepada orang yang diberi hadiah. Menampakkan
kebahagiaan atas penerimaannya. Berterima kasih ketika menyaksikan hadiahnya diterima.
Membawa sendiri hadiah tersebut kepadanya, meskipun banyak.
Adab Penerima Hadiah
Menunjukkan kegembiraan atas pemberian hadiah, walaupun sedikit. Mendoakan pemberi
hadiah apabila dia telah pergi dan menampakkan wajah yang berseri ketika dia hadir. Membalas
pemberiannya apabila mampu dan memujinya jika memungkinkan. Tidak merendahkan diri di
hadapannya, menjaga diri dari kecacatan iman karenanya, dan menjauhi ketamakan bersamanya.
Adab Berbuat Kebajikan
Senantiasa mengawali tindak kebajikan sebelum diminta. Bersegera untuk mengerjakannya
ketika berjanji. Banyak melakukan kebajikan. Menyembunyikan tindak kebajikannya dari sikap
pamer. Tidak banyak memberi setelah diterima kebajikannya. Berupaya untuk terus senantiasa
melaksanakannya. Dan waspada dari tindak penghentiannya.
Adab Berpuasa
Mencari makanan yang halal dan baik. Tidak bertengkar dan meningalkan pergunjingan.
Menghindari perbuatan bohong, tidak menyakiti orang lain, dan menjaga seluruh anggota badan
dari perbuatan tercela.
takaran an tidak tergesa-gesa dalam menimbang. Ketepatan timbangan dirhamnya seperti dua
sayap burung yang terbang dan keseimbangannya seperti timbangan, panjang benangnya, tepat
arah jarumnya, jelas ayunannya, dan seimbang bandulannya.
Pada setiap harinya, sebelum memulai aktivitas jual beli, ia harus memeriksa timbangannya dan
membersihkan sisanya. Memerintahkan pekerjanya untuk tepat dalam menakar minyak. Apabila
yang dating orang yang mulia, muliakanlah. Apabila yang dating adalah tetangga, utamakanlah.
Apabila yang dating orang yang lemah, kasihanilah. Dan apabila yang datang selain mereka,
berbuat adillah. Juallah barang-barang dagangan dengan harga yang sepatutnya; jika murah
harganya, niscaya banyak pelanggannya. Namun jika mahal, niscaya sedikit pelanggannya.
Pada saat menunggui barang dagangan, hendaklah berupaya terus untuk mengkaji Alquran.
Menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan dan dari pemuda yang berparas cantik.
Tidak membeli barang dagangan dengan harga murah dari seorang bodoh yang pemboros. Tidak
menghardik kaum peminta-minta. Dan tidak melarang pembeli untuk menawar.
Jika ia adalah orang yang mampu mengurusi persoalannya sendiri, maka tentu ia lebih mampu
untuk mengurusi masalah yang mesti dilaksanakan pekerjanya. Ia harus membeli timbangan,
ukuran, dan takaran dari orang-orang yang sudah dikenal terpercaya. Ketika menjual barang
dagangan, ia tidak boleh memujinya dan ketika membelinya, tidak boleh mencelanya. Ketika
menawarkan barang, ia harus menawarkan yang sebenarnya. Menghindari berkata buruk ketika
meminta pengurangan harga barang, dan tidak berkata bohong ketika sedang bertransaksi.
Meminimalisir interaksi dengan para warga pasar, dan tidak banyak bersenda gurau. Serta
menjaga diri agar tidak banyak mengundang permusuhan.
Adab Penukar Uang
Seorang penukar uang seyogianya mempunyai itikad yang baik dan mampu menunaikan amanat.
Berhati-hati terhadap uang riba dan bersegera membayar kredit. Tidak memberikan uang yang
jelek. Menyempurnakan timbangan dan tidak berniat menipu. Senantiasa memeriksa neracanya
karena takut berkurang akurasi takarannya.
Adab Tukang Emas
Hendaklah bekerja dengan ketulusan dan bersungguh-sungguh di dalam kedermawanan. Tidak
memperlambat pekerjaan, menepati janji, dan tidak melampaui batas di dalam menetapkan nilai
upah.
Adab Makan
Hendaklah senantiasa membasuh tangan sebelum dan sesudah makan. Mulai dengan membaca
basmalah. Makan dimulai dari orang yang berada di sebelah kanan terlebih dahulu, lalu orang
berikutnya. Mengecilkan suap dan memperhalus kunyahan. Tidak memandang wajah teman
yang sedang makan. Tidak makan sambil bersandar. Tidak makan ketika merasa kenyang.
Hendaklah memberi alas an yang tepat ketika kenyang, sehingga membuat malu tamu atau orang
yang memerlukan makanan lebih banyak. Memulai pengambilan makanan dari sisi piring dan
tidak mulai dari tengahnya. Menjilat jemari ketika selesai makan dan membaca hamdalah. Tidak
berbicara masalah kematian agar tidak menggelisahkan para hadirin.
Adab Minum
Hendaklah melihat ke dalam gelas sebelum meminumnya. Membaca basmalah sebelumnya dan
mengucapkan hamdalah sesudahnya. Menyesap air dan tidak menegaknya. Bernafas ketika
minum sebanyak tiga kali, diikuti dengan membaca hamdalah lalu membaca basmalah ketika
hendak meminumnya lagi.
Tidak minum sambil berdiri. Menawari minum kepada yang lain, jika ada orang lain
bersamanya.
Adab Laki-laki Ketika Hendak Menikah
Seorang laki-laki yang hendak menikah selayaknya terlebih dahulu mencari wanita yang baik
agamanya, lalu yang cantik, dan yang kaya jika menginginkannya. Tidak membuat perjanjian
atas pa yang diberikan., dan tidak menyembunyikannya. Tidak melamar wanita yang sudah
dilamar oleh oang lain. Tidak menyelenggarakan resepsi pernikahan yang disertai hal-hal yang
dapat menjauhkan diri dari Tuhannya, dan menghinakan dirinya. Tidak duduk berduaan (dengan
istrinya) ketika ada orang lain yang melihatnya. Dan tidak menciumnya di tengah-tengah
keluarganya.
Hendaklah terlebih dahulu mencari informasi tentang keberadaan wanita yang akan dinikahinya.
Tidak mengutus orang yang suka berdusta dan tukang fitnah, melainkan mengutus orang
terpercaya. Tanyaka tentang agamanya, ketekunan shalatnya, perhatian kepada ibadah puasa,
rasa malu dan kebersihannya, bagus-jelek tutur katanya, kebiasaan tinggal di rumahnya, dan
kebaikan kepada kedua orang tuanya.
Berlaku sopan pada saat memandangnya sebelum akad dan menyampaikan perkataan yang baik
sesudah akad. Menyelidiki perangai dan agama orang tuanya, serta ihwal agama dan perilaku
ibunya.
Adab Perempuan Ketika Ada laki-laki Melamarnya
Seorang wanita yang hendak dilamar, seyogiany meminta kepada orang kepercayaan
keluarganya untuk menanyakan tentang mazhab si pelamar, agama, keyakinan, kehati-hatian,
dan kejujurannya dalam menepati janji. Menanyakan kepada kerabat laki-laki tersebut dan
kepada orang yang mendatangi rumahnya tentang ketekunannya dalam melaksanakan shalat,
shalat berjamaahnya, dan ketulusannya di dalam perilaku dan perbuatannya.
Kecintaannya kepada seorang laki-laki harus karena factor agamanya dan bukan karenahartanya;
atau harus karena tingkah lakunya dan bukan karena popularitasnya. Berniat untuk menikahinya
atas dasar qanaah dan menaati perintah-perintah suaminya. Itulah yang akan mengokohkan
persahabatan dan meneguhkan kecintaan.
Adab Bersetubuh
Pasangan suami istri, ketika hendak bersetubuh, seyogianya memakai wewangian. Bertutur kata
lembut, menampakkan kecintaan, mencium pasangan dengan kemesraan, dan memeluknya
dengan penuh rasa cinta.
Memulai persetubuhan dengan membaca basmalah. Tidak melihat kemaluan, karena hal itu akan
mewariskan kebutaan. Menutup bagian bawah pinggang dan tidak menghadap kiblat.
satu dari mereka, lalu dipenuhi, maka dia adalah saudaranya yang memberi kemanfaatan. Dan
jika tidak dipenuhi, jangan mencelanya. Sebab hal itu akan menjadi dalih untuk memusuhi
dirinya. Tidak menasehati siapapun dari mereka, kecuali setelah melihat adanya respon baik dari
mereka. Sebab jika tidak, mereka justru akan memusuhinya dan tidak akan mau mendengar
apapun darinya.
Apabila melihat kebaikan, kemuliaan dan hal terpuji lainnya pada diri mereka, kembalikanlah hal
tersebut kepada Allah Azza wa Jalla. Hendaklah memuji-Nya dan memohon kepada-Nya agar
hal tersebut membuat mereka tumpul.
Apabila melihat kejahatan, perkataan jelek, pergunjingan atau segala hal yang dibenci pada diri
mereka, serahkanlah hal itu kepada Allah. Berlindunglah kepada-Nya dari kejahatan mereka dan
memohon pertolongan-Nya untuk menghadapi mereka. Janganlah mencela mereka, sebab tidak
ada hak baginya untuk mencela. Selain itu, celaannya juga akan membuat mereka memusuhinya,
dan tidak akan mengobati kemarahannya. Akan tetapi, ia harus bertaubat kepada Allah dari dosa
yang mereka lakukan. Dan meminta ampunan-Nya. Dan hendaklah dirinya menjadi seorang
pendengar setia di antara mereka dan menjadi seorang tuli tentang kbathilan mereka.
Adab Anak Kepada Orang Tua
Hendaklah senantiasa mendengarkan segenap ucapan mereka, menghormati mereka,
melaksanakan perintah mereka dan memenuhi panggilan mereka. Merendahkan diri di hadapan
mereka dengan penuh kasih sayang. Tidak membuat mereka jemu dengan permintaan yang
terus-menerus. Berbuat baik kepada mereka dan melaksanakan perintah mereka, semata-mata
karena kebaikan mereka. Tidak memandangi mereka dengan sikap marah dan tidak mendurhakai
perintah mereka.
Adab Orang Tua Kepada Anak
Orang tua selayaknya senantiasa menampakkan kebaikan kepada anak-anaknya. Tidak
membebani mereka untuk berbuat baik di luar batas kemampuan mereka. Tidak memaksa
mereka ketika merasa jemu. Tidak mencegah mereka untuk taat kepada Allah dan tidak
menelantarkan pendidikan mereka.
Adab Berteman
Senantiasa menampakkan kegembiraan kepada mereka ketika bertemu. Memulai pertemuan
dengan mengucapkan salam. Bersikap ramah, senantiasa memberi kelapangan ketika duduk, dan
mengiringinya ketika berdiri. Diam ketika dia berbicara dan membenci perdebatan.
Memperbagus ucapan ketika bertutur. Tidak memberikan jawaban sebelum dia selesai berbicara.
Memanggilnya dengan nama yang paling disukainya.
Adab Tetangga
Hendaklah memulai perjumpaan dengan mengucapkan salam. Tidak memperpanjang percakapan
dengan tetangga dan tidak banyak bertanya kepadanya. Menjenguknya ketika sakit dan turut
berduka cita ketika dia tertimpa musibah. Menegurnya dengan ramah ketika dia melakukan
kekeliruan. Menundukkan pandangan mata dari orang-orang semhrimnya. Menolongnya ketika
meminta pertolongan. Tidak memandangi pelayan perempuannya.
Adab Tawanan
Seorang tawanan seyogianya tidak mengharap kelapangan dari selain Allah. Tidak menghinakan
dirinya dengan bermaksiat kepada Allah. Tidak berputus asa dari rahmat Allah. Mencurahkan
segenap harapan di hadapan Allah. Menyadari bahwa dia berada dalam lindungan Allah. Tidak
bersenang-senang atas harta musuh yang tidak diperkenankan Allah. Tidak memohon
pertolongan kepada selain Allah.
Kumpulan Adab-Adab lainnya
Sebagian diantara kaum ahli hikmah telah menasihatkan:
Termasuk adab dalam beragama adalah menjumpai sahabat atau musuh Anda dengan wajah
keridhaan, tanpa menghinakan dan tidak merasa takut kepada mereka. Menjadi orang berwibawa
tanpa harus bersikap sombong. Mengambil jalan tengah dalam semua urusanmu. Tidak
memandang dirimu dengan penuh rasa takjub. Tidak banyak memalingkan muka. Tidak
bergantung pada kekuatan jamaah.
Apabila kamu duduk, berusaha bersikap tegak. Berhati-hati untuk tidak menjalinkan jari-jemari,
memainkan cincin, mencungkil sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, memasukkan tangan ke
lubang hidung, dan mengusir lalat dari wajahmu. Tidak banyak menggeliat dan menguap.
Menjadikan majlismu sebagai pemberi ketenangan dan menjadikan setiap perkataanmu sebagai
penyejuk kalbu. Mendengarkan kata-kata mutiara dari orang yang mengajak Anda berbicara
tanpa menampakkan ketakjuban ataupun kerendah-dirian. Berpalinglah dari lelucon dan
dongeng. Tidak bercerita kepada orang lain ihwal rasa takjubmu terhadap anak-istrimu. Tidak
berperilaku sepertiperempuan. Tidak menjadi orang yang tidak memiliki rasa malu seperti halnya
seorang budak.
Senantiasa mengambil jalan tengah dalam segala urusan Anda. Tidak banyak memakai celak dan
tidak berlebihan dalam menggunakan krim. Tidak membuat orang merasa jemu dalam bercerita.
Tidak memberi informasi tentang kekayaanmu kepada keluarga dan anakmu apalagi kepada
orang lain. Sebab, jika mereka memandangnya sedikit, kamu akan dipandang rendah oleh
mereka. Tetapi jika mereka memandangnya banyak, kamu tidak akan memperoleh keridhaan
dari mereka. Cintailah mereka tanpa harus mengunakan ancaman dan bersikap lembutlah kepada
mereka tanpa harus menunjukkan kelemahan. Jika kamu bermusuhan, janganlah berusaha untuk
merusak kehormatan musuhmu. Berpkirlah terlebih dahulu sebelum kamu mengemukakan alas
an. Tidak sering menunjuk dengan tangan. Tidak berlutut. Mulailah berbicara, tatkala amarahmu
telah mereda. Jika kamu diuji dengan kedekatan kepada penguasa, berhati-hatilah dan jangan
merasa aman. Sebab bisa saja ia berbalik memusuhi anda. Pergaulilah ia dengan baik laiknya
kamu mempergauli anak kecil. Ajaklah dia berbicara tentang hal-hal yang dikehendaki. Berhatihatilah untuk tidak mendatanginya tatkala dia sedang berkumpul dengan keluarga, anak-anaknya
dan kerabatnya walaupun mereka hanya menjadi pendengar.
Waspadalah terhadap orang yang berpura-pura bersahabat denganmu, karena dia pada dasarnya
termasuk mushmu. Jangan jadikan hartamu lebih berharga daripada harga dirimu. Senantiasa
waspada untuk tidak banyak meludah di tengah orang banyak, sebab barangsiapa yang
melakukan hal itu, maka ia akan dianggap sebagai perempuan. Tidak menampakkan sesuatu hal
yang akan menyakiti sahabatmu. Sebab, jika dia melihatnya, dia akan membalasnya dengan
sikap permusuhan. Jangan bergurau dengan orang pandai, karena dia akan merasa dengki
kepadamu. Jangan bergurau dengan orang dungu, karena dia akan lancing kepadamu. Senda
gurau sesungguhnya dapat menghilangkan sikap takzim, menjatuhkan kedudukan,
menghilangkan harga diri, menyebabkan kesedihan, menghilangkan manisnya cinta, melahirkan
aib bagi ahli fiqh, menyebabkan kelancangan orang dungu, mematikan hati, menyebabkan jauh
dari Tuhan, melahirkan celaan, melemahkan tekad yang kuat, membuat batin menjadi gelap,
mematikan pikiran, memperbanyak dosa dan menampakkan aib.
Penutup
Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua bersama orang-orang yang diberi petunjukNya, merawat kita semua bersama orang-orang yang dipelihara-Nya, menjadi pelindung kita
semua bersama orang-orang yang dilindungi-Nya, memberkati apa yang dikaruniakan-Nya dan
menjauhkan kita dari kejahatan yang telah ditetapkan-Nya. Sebab, tidak ada yang menolak apaapa yang telah ditetapkan-Nya, tidak ada yang kuasa untuk mengangungkan orang-orang yang
dimusuhi-Nya dan tidak ada yang kuasa menghinakan orang-orang yang dilindungi-Nya.
Maha Suci dan Maha Tinggi Tuhan kita. Kepada-Nya kita memohon ampunan dan bertobat.
Kepada-Nya kita memohon agar senantiasa mencurahkan segenap salawat yang paling utama
kepada hamba-Nya yang terpilih, keluarga dan para sahabatnya.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dan semoga Allah senantiasa melimpahkan salawat
dan salam kedamaian kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, yang tidak mengenal baca-tulis.
Amiin.
The End