Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENGENDALIAN KUALITAS

The 7 QC tools

Disusun Oleh :
Khoirul Anwar
(K2511025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TAKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan


yang cepat di segala bidang. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggi
tingkat produktivitas perusahaan dan seberapa rendahnya tingkat harga produk
maupun jasa, namun lebih pada kualitas produk atau jasa tersebut, kenyamanan,
kemudahan, serta ketepatan dan kecepatan waktu dalam pencapaiannya.
Persaingan ekonomi dunia tersebut menjadi semakin ketat sehingga menuntut
kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam
aktivitas ekonomi dunia.
Untuk menghadapi persaingan tersebut, dunia usaha dituntut untuk mampu
mengadakan perubahan. Selain itu, produsen maupun pelanggan secara umum,
sering dihadapkan pada hal-hal baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya,
teknologi baru, ilmu pengetahuan baru, produk dan jasa baru, gaya hidup baru,
harapan-harapan dan sebagainya.Oleh sebab itu, perusahaan perlu menjaga
kualitas dari produk maupun prosesnya. Sehingga, untuk menjaga konsistensi
kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan
pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses
yang dijalani.
Terdapat alat atau teknik yang digunakan perusahaan untuk perbaikan
kualitas. Biasanya disebut 7 QC tools, yang berkembang penggunaannya dalam
proses kegiatan peningkatan mutu. The 7 QC tools terdiri dari check sheet,
flowchart, scatter diagram, pareto diagram, histogram, fishbone diagram dan
control chart. Dengan adanya alat bantu tersebut, dapat digunakan untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan seperti kesalahan, kemudian dianalisis
penyebab kesalahan dan memutuskan cara penyelesaiannya atau menghilangkan
kesalahan-kesalahan tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengetahui apa yang
akan dilakukan untuk menjaga kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
The 7 QC tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan
lingkup persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah
untuk dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan
memperjelas kenyataan atau fenomena yang otentik dalam suatu persoalan.
Kemampuan 7 QC tools yang dashyat dalam mengungkapkan fakta atau
fenomena inilah yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan
mutu tergantung pada alat-alat bantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan
dalam menggunakan 7 QC tools sangat dipengaruhi oleh seberapa massif
pengetahuan si pengguna akan alat bantu yang dipakainya. Semakin baik
pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepat dalam memilih alat bantu
yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal pokok yang perlu menjadi
pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu efektif dan efisien.

B. Jenis-jenis Seven Tools


1. Check sheet
Check sheet adalah alat yang sering untuk menghitung seberapa
sering sesuatu itu terjadi dan sering digunakan dalam pengumpulan dan
pencatatan data. Check sheet adalah alat bantu yang digunakan pada saat
suatu proses/kegiatan berlangsung. Tujuan pembuatan check sheet adalah
menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh
karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan
penyelesaian masalah. Data dalam check sheet tersebut nantinya akan
digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah. Berikut ini adalah
contoh dari check sheet :

Tabel 2.1. Tabel Check Sheet

Kesalahan
Jumlah Kesalahan Dalam Satu Semester
cara mengajar
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
pelayanan administrasi IIIII IIIII IIIII IIIII
pelayanan perpustakaan IIIII IIIII IIIII
buku teks kuno
IIIII IIIII III
tidak ada dukungan
IIIII IIIII IIIII IIIII II
Sumber Goetsch dan Davis (1995)

Total
30
20
15
13
22

2. Flow Chart
Flow chart atau diagram alir merupakan diagram yang menunjukkan
seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana
langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Flow chart digambarkan
dengan simbol-simbol, dan setiap simbol menggambarkan proses tertentu
dan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung. Flow
chart menunjukkan langkah-langkah atau urutan proses dalam suatu
organisasi. Sehingga dengan urutan tersebut, akan memudahkan dalam
menggambaran suatu sistem, mengidentifikasi masalah, dan melakukan
tindakan pengendalian. Namun alat ini masih harus didukung dengan
tahapan alat lain untuk melihat frekuensi kesalahan yang terjadi pada
setiap tahapan proses tersebut. Berikut ini adalah contoh gambar dari
flow chart :

Gambar 2.1. Gambar Flow Chart

3. Histogram / diagram batang


Histrogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi
data pengukuran dan variasi setiap proses.

Digunakan untuk

menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan


menampilkan nilai tengah sebagai stndar nutu produk dan distribusi atau
penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu
yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke
kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut kurang bermutu. Sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada
kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih
bermutu, karena mendekati spect yang telah ditetapkan. Berikut ini
adalah contoh dari histrogram :

Gambar 2.2. Gambar histogram

4. Scatter Diagram
Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan
hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan
menunjukkan keeratan (tingkat) hubungan antara dua variabel tersebut
(kuat atau lemah) yang diwujudkan dengan koefisien korelasi. Scatter
diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel
dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain. Dalam
pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data pasangan sebagai
bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai faktor yang
independen berpasangan dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor

dependen. Diagram ini paling tidak menghubungkan paling tidak dua


variabel, X dan Y yang menunjukkan keeratannya, sehingga dapat
dilihat apakah kesalahan dapat disebut berhubungan atau terkait dengan
masalah atau kesalahan lain. Berikut ini adalah contoh scatter diagram :

Gambar 2.3. Gambar Scatter Diagram

5. Control chart Run Chart


Control chart adalah alat bantu berupa grafik yang akan
menggambarkan stabilitas suatu proses kerja. Untuk menentukan apakah
proses kerja dalam keadaan in control atau out of control. Karakteristik
pokok dari alat bantu ini adalah adanya sepasang batas kendali (upper
dan lower control), sehingga dari data yang dikumpulkan akan dapat
terdeteksi kecenderungan proses yang sesungguhnya. Pada dasarnya alat
bantu ini adalah rekaman data yang sedang berjalan. Bila data terkumpul
sebagian besar berada dalam batas pengendalian berarti proses berjalan
dalam kondisi stabil. Sebaliknya, sebagian besar data menunjukkan
deviasi di luar batas kendali, maka dapat dikatakan proses berjalan tidak
normal. Sehingga dapat berdampak pada penurunan mutu produk. Dapat
diketahui sumber variansi dalam control chart, yaitu common cause dan
special cause. Jika common cause, maka tidak dapat mengadakan
perubahan. Tetapi jika special cause, dapat diadakan perubahan tanpa
mengubah proses secara keseluruhan. Dalam siklus PDCA, control chart
digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check).
Run chart (trend chart) digunakan untuk mengidentifikasi
kecendurungan (trend) yang terjadi dengan jalan menggambarkan atau

memetakan data selama periode waktu tertentu. Kecendurungan (trend)


tersebut sangat berguna dalam memisahkan sebab dari gejala.
Dalam setiap proses selalu ada dua jenis variasi, yaitu variasi yang
tidak terelakkan yang timbul dalam kondisi normal dan variasi yang
disebabkan oleh suatu masalah (abnormal).
Grafik ini mendeteksi penyimpangan abnormal dengan bantuan
grafik garis. Grafik ini berbeda dari grafik garis standar dengan adanya
garis kendali batas (limit) ditengah, atas dan bawah. Berikut ini adalah
contoh dari control chart :

Gambar 2.4. Gambar Control Chart dan Run Chart

6. Pareto diagram
Pareto merupakan diagram yang dikembangkan oleh Vildero
Pareto. Diagram pareto ini adalah suatu gambar yang mengurutkan
klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut ukuran ranking tertinggi
hingga terendah. Hal ini dapat membantu permasalahan yang paling
penting untuk segera diselesaikan (rangking tertinggi) sampai dengan
masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking terendah).

Diagram pareto juga dapat mengidentifikasi masalah paling penting


yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk
dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan
masalah. Selain itu, diagram pareto juga dapat digunakan untuk
membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses
sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses

Frekuensi

(Mitra,1993). Berikut ini adalah contoh gambar diagram pareto :


30
25
20
15
10
5
0
F

Jenis Kesalahan
Sumber : Besterfield,1998

Gambar 2.5. Pareto Diagram

7. Fish Bone Diagram


Fish bone diagram atau disebut cause and effect diagram yang
dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa sehingga juga biasa dikenal
dengan Ishikawa Diagram. Disebut fish bone diagram karena berbentuk
seperti tulang ikan. Fish bone merupakan alat bantu yang menggunakan
data verbal (nonnumerical) atau data kualitataif dalam penyajiannya.
Alat bantu ini menggambarkan garis dan simbol-simbol yang
menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah.
Suatu kondisi penyimpangan mutu yang dipengaruhi oleh bermacammacam penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat bantu
lainnya, karena penggunaannya akan lebih efektif bila dilakukan
kelompok. Sehingga alat bantu ini identik dengan kegiatan kelompok.
Disamping itu, manfaat optimum diperoleh jika diagram ini mampu
menampilkan akar-akar penyebab yang sesungguhnya dari suatu
penyimpangan (ketidakbermutuan). Berikut ini adalah contoh gambar
gambar fishbone :

Mesin

Manusia

Tradisional

Kurang
berpengalaman

Tidak standart

Kurang
keterampilan

Kemampuan alat
terbatas

Tidak
disiplin

Cetakan tidak
presisi

Produk Cacat
Tidak ada QC
Bahan baku

Tidak ada prosedur


Pemisahan material

Bahan baku kotor


Tidak ada pengikat udara
Dalam cairan alumunium

Kualitas bahan
kurang baik

Bahan

Prosedur

Gambar 2.6. Gambar Fish Bone Diagram

BAB III
KESIMPULAN

The 7 QC tools terdiri dari check sheet, flowchart, scatter diagram, pareto
diagram, histogram, fishbone diagram dan control chart. Dan dari ketujuh alat
tersebut tidak semua harus dipakai dalam melakukan analisi. Namun dari kesemua
itu, seven tools mempunyai kelemahan dalam melakukan analisis yaitu tidak
mampumenggambarkan keterkaitan antar faktor yang mempengaruhi target. Alat
apa yang akan digunakan, disesuaikan dengan data-data yang ada serta tujuan
yang akan dicapai. Sehingga, perusahaan dapat menjaga kualitas produk maupun
jasa yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dorothea, A. W. 2003. Manajemen Kualitas (Pendekatan Sisi Kualitatif). Penerbit


Ghalia Indonesia : Jakarta.
Dorothea, A. W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif
dalam Manajemen Kualitas). Penerbit Andi : Yogyakarta.
Syukron, Amin dan Kholil Muhammad. 2013. Six Sigma : Quality for Business
Improvement). Penerbit Graha Ilmu :Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai