Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisa dari alat
yang dibuat. Pengujian yang dilakukan meliputi perangkat keras (hardware)
sistem, perangkat lunak (software) sistem dan juga pengujian keseluruhan sistem.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun dapat
berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan diinginkan. Dari pengujian ini akan
didapatkan data maupun hasil dari pengukuran bahwa semua perangkat keras
(hardware) yang telah dibuat bisa bekerja dengan baik dan dapat digabungkan
dengan perangkat lunak (software). Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh
dari pengujian dan pengukuran tersebut dapat dilakukan analisa untuk melihat
sejauh mana hasil dari kerja alat tersebut apakah bekerja secara baik atau tidak,
begitupun dengan software yang di buat apakah berjalan dengan baik atau tidak,
sehingga didapatkan hasil dan perbandingan dari apa yang direncanakan
sebelumnya. Dengan kinerja yang baik dari semua sistem yang dirancang baik itu
hardware maupun software diharapkan pada pengujian sistem secara keseluruhan
dalam perancangan tugas akhir ini dapat bekerja dengan baik.
Dalam melakukan pengujian ini digunakan berbagai jenis instrumentasi
yang digunakan untuk mengukur rangkaian-rangkaian hardware seperti
penggunaan instrumentasi multimeter digital dan osciloskop. Multimeter digital
ini berfungsi untuk menguji tegangan dan arus keluaran masing-masing blok
rangkaian baik yang menggunakan tegangan AC maupun tegangan DC dan
oscloskop berfungsi untuk melihat gelombang tegangan dan arus. Sedangkan
untuk pengujian software digunakan berbagai macam aplikasi untuk pengujian
41
42
Pengukuran Rangkaian
Pengukuran
tegangan
catu
daya
dilakukan
dengan
43
Gambar. Pengujian dan Pengukuran Catu Daya Keluaran 5 VDC dan 12 VDC
Tabel dibawah berikut ini merupakan tabel hasil pengujian
rangkaian catu daya dengan tegangan keluaran 5 VDC.
Tabel. Hasil Pengujian dan Pengukuran Catu Daya 5 VDC
No
Parameter Pengukuran
Titik
Pengukuran
1
Tegangan Keluaran Dioda
1
2
Tegangan Keluaran Filter I (Input
2
ke IC Regulator LM7805)
3
Tegangan Keluaran IC Regulator
3
LM7805
4
Tegangan Keluaran Filter II
4
Hasil
Pengukuran
4,98 VDC
44
Analisa Rangkaian
45
% Error = 2 %
Penyimpangan yang terjadi cukup kecil yaitu sebesar 2 %.
penyimpangan tersebut masih dalam toleransi. Karena range
output pada IC LM 7805 adalah 4,85 5,15 VDC.
2) Keluaran 12 VDC
% Error =
46
Keterangan :
47
- CH 1 = 500 Mv
- VPP = 1,72 V
Prd= 20,15 ms
- V avg = 0,00 mV
- Freq = 49,63Hz
2) Test point 2
Pada TP2 ini pengukuran gelombang dilakukan pada sisi
keluaran dioda dengan kalibrasi
Keterangan :
- CH 1 = 20.0 mV
- VPP = 44,0 mV
Prd = 10,06 ms
- V avg = 0,00 mV
- Freq = 99,38Hz
48
3) Test point 3
Pada TP3 ini pengukuran gelombang dilakukan pada sisi
keluaran filter C dengan kalibrasi x10 gelombang pada CH 1
dengan bentuk gelombang seperti di bawah ini :
Keterangan :
- CH 1 = 20.0 mV
- V avg = 0,00 mV
- VPP = 43,2 mV
- Freq = 99,70Hz
Prd = 10,03 ms
Pada TP3 ini riak pada gelombang hampir tidak terlihat.
Karena kapasitor pada rangkaian catu daya ini digunakan sebagai
penyaring frekuensi sehingga gambar gelombang yang dihasilkan
menjadi lebih baik.
4) Test point 4
Pada TP 4 ini pengukuran gelombang dilakukan pada sisi
keluaran LM 7805 dengan kalibrasi x10 gelombang pada CH 1
dengan bentuk gelombang seperti di bawah ini :
Keterangan :
- CH 1 = 20.0 mV
- VPP = 4,80 mV
Prd = -
- V avg = 0,80 mV
- Freq = < 10Hz
49
Pada TP4 ini tegangan yang dihasilkan berkisar antara 4.9Vdc5.1Vdc, hal ini dikarenakan LM7805 digunakan untuk penstabil tegangan
keluaran menjadi 5Vdc. Setelah melalui IC 7805, tegangan akan
diturunkan menjadi 5 Volt stabil. Terlihat pada gambar bahwa gelombang
lebih stabil dan riak gelombang tidak begitu terlihat, hal ini disebabkan
keluaran dari LM7805 juga terdapat sebuah kapasitor untuk filter
frekuensi.
2. Rangkaian Sistem Minimum ATmega 8535
Rangkaian sistem minimum ATmega 8535 diukur dengan cara
menghubungkan rangkaian dengan sumber catu daya 5 volt, Pengukuran
tegangan dilakukan terhadap parameter logika 0 dan logika 1 pada port
I/O mikrokontroler ATmega 8535. Pada pengukuran sistem minimum ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
50
Low (0)
0,20 V
High (1)
4,97 V
51
Rangkaian driver motor DC H-Bridge diatas sedikit berbeda dengan driver motor
DC H-Bridge yang lain. Perbedaan tersebut terletak pad bias basis transistor
kedua yang diberikan bias basis melalui kolektor transistor saklar pertama.
Maksudnya adalah, transistor TIP102 mendapat bias basis dari transistor TIP107
melalui resistor R 470 Ohm. Proses driver motor DC menggunakan rangkaian
dirver motor DC H-bridge diatas dimulai pada saat input forward atau reverse
diberikan logika HIGH dan LOW. Apabila ingin menggerakan motor DC secara
forward maka jalur input forward diberi logika HIGH dan jalur iput reverse diberi
logika LOW sehingga TR1 mendapat bias basis dari transistor BC337 sehingga
TR1 ON dan TR4 mendapat bias dari TR1 sehingga ON juga, dengan kondisi ini
sumber tegangan untuk motor DC mengalir melalui TR1 kemudian ke motor DC
terus ke ground melalui TR4. Kemudian untuk menggerakan motor DC secara
reverse maka jalur input forward diberi logika LOW dan jalur input reverse diberi
input HIGH sehingga transistor yang ON adalah TR3 dan TR4 sehingga motor
DC mendapat sumber tegangan dari TR3 kemudian menglir ke motor DC teru ke
ground melalui TR2. Untuk dapat mengatur kecepatan motor DC maka logika
HIGH pada jalur input ataupun reverse diganti dengan pulsa PWM yang dapat
diatur nilai duty cycle-nya. Dengan input HIGH berupa pulsa PWM maka
rangkaian driver motor DC H-Bridge dengan transistor diatas dapat
mengendalikan kecepatan motor DC.
6. Rangkaian Buzzer
7. Rangkaian Interface USB to TTL (CDC 232)
52
B. Pengujian Software
53