Kesimpulan
3.1.1
OMSA
1. Penatalaksanaan OMSA meliputi observasi, terapi simtomatis,
antibiotik, timpanosintesis, miringotomi, dan pencegahan dengan
vaksin pneumokokus konjugat.
2. Observasi merupakan pilihan terapi pada anak usia di atas 6 bulan pada
penyakit yang tidak berat atau diagnosis tidak pasti.
3. Terapi simtomatis terutama untuk penanganan nyeri telinga.
4. Antibiotik diberikan pada anak di bawah 6 bulan, 6 bulan 2 tahun
jika diagnosis pasti, dan untuk semua anak besar dari dua tahun dengan
infeksi berat.
5. Timpanosintesis direkomendasi kan pada anak bila tanda dan gejala
OMSA menetap setelah 2 paket terapi antibiotik.
6.
OMSK
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah keradangan kronik
yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani dan
tulang mastoid disertai riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga
(otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.
Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis,
tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius. Kuman penyebab OMSK tersering dapat berasal dari kuman
aerob positif gram dan negative gram serta anaerob.
Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit THT yang paling
banyak ditemukan di negara sedang berkembang. . Kehidupan sosial
ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh, dan status kesehatan serta gizi
43
perforasi,
mencegah
terjadinya
komplikasi
atau
kerusakan
menjadi
Komplikasi
komplikasi
ekstrakranial dibagi
intrakranial
lagi
dan
menjadi
dalam penanganan karena sifat tidak acuh dari pasien dapat menimbulkan
kematian yang merupakan komplikasi lanjut OMSK yang tidak ditangani
dengan segera. Kematian akibat OMSK terjadi pada 18,6% pasien karena
telah mengalami komplikasi intrakranial yaitu meningitis.
3.2
Saran
Perlunya mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan atas
terutama pada bayi dan anak anak. Karena Infeksi saluran nafas atas
merupakan faktor utama penyebab terjadinya OMSA pada bayi dan anak
anak disamping bentuk anatomi dari tuba Eustachii yang lebih lebar,
pendek dan mendatar dibanding orang dewasa.
Perlunya dilakukan miringotomi pada stadium dua, terutama stadium
tiga bila membran timpani masih utuh, untuk menghindari terjadinya
perforasi spontan.
Bagi petugas kesehatan, perlu diadakan penyuluhan dan pemahaman
informasi mengenai gejala awal dan tanda khas dari penyakit OMSA dan
OMSK agar tingkat kepedulian dan ketanggapan mengenai penyakit ini
dapat meningkat di masyarakat, sehingga para penderita penyakit OMSA
dan OMSK dapat mendapat penanganan awal yang tepat dan cepat,
sehingga dapet menekan angka kejadian sekaligus mengurangi terjadinya
komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan dan menurunkan angka
morbiditas penyakit ini.
45