Anda di halaman 1dari 9

NAMA

SEMESTER
JURUSAN
DOSEN

: ULFI NURHIDAYAH
: II
: SYARIAH
: Drs. H. SAMUN, M.Ag.

HUKUM WARIS ISLAM


Hukum Kewarisan Islam adalah aturan tentang peralihan harta peninggalan
berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadist serta pendapat-pendapat ulama.
Warisan adalah aturan tentang peralihan atau perpindahan harta peninggalan dari
yang meninggal kepada ahli waris.
Harta waris adalah harta sisa setelah melakukan semua kewajiban muwaris.
Harta peninggalan adalah harta keseluruhan yang belum menunaikan kewajiban
muwaris dan belum dibagikan kepada ahli waris.
Rukun waris : sesuatu yang harus dipenuhi di dalam pembagian harta warisan.
Rukun waris antara lain:
1. Muwaris / orang yang mewariskan
2. Ahli waris
3. Harta waris
Syarat muwaris: sudah meninggal baik meninggal diutus oleh hakim atau secara
realitas atau nyata.
Syarat ahli waris: hidup
Sebab-sebab ahli waris:
1. Keturunan / nasab
2. Perkawinan
3. Walak / memerdekakan budak

Penghalang / mani:
1. Beda agama
2. Membunuh
3. Budak
BAGIAN-BAGIAN WARITS
A.

Ahli Waris laki-laki


1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Ayah
4. Kakek
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung (keponakan laki-laki
sekandung)
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah (keponakan laki-laki seayah)
10. Saudara laki-laki ayah yang sekandung (paman sekandung)
11. Saudara laki-laki ayah yang seayah (paman seayah)
12. Anak laki-laki dari paman sekandung (saudara misan laki-laki sekandung)
13. Anak laki-laki dari paman seayah (saudara misan laki-laki seayah)
14. Suami

B.

Ahli Waris perempuan


1. Anak perempuan
T = 1/2 , +1 = 2/3
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
T = 1/2 , +1 = 2/3 dengan syarat tidak ada anak Pr, T = 1/6 , +1 = 0
3.

Ibu
2

1/3 = jika tidak ada anak / cucu / saudara


1/6 = jika ada anak / cucu / saudara
4. Nenek
1/6 = jika tidak ada ibu
0

= jika ada ibu

5. Saudara Pr sekandung
T = 1/2 , +1 = 2/3
6. Saudara Pr seayah
T = 1/2 , +1 = 2/3 jika tidak ada Pr sekandung, T = 1/6 , +1 = 0
7. Saudara Pr seibu
Saudara laki-laki seibu dan saudara Pr seibu disebut Saudara Seibu
T = 1/6 , +1 = berserikat pada 1/3
8. Istri
1/4 = tidak punya anak / cucu , 1/8 = ada anak / cucu

Dhawil Furudh adalah ahli waris yang telah


memiliki

ketentuan

bagian

yang

pasti

bagiannya : 1/2 , 1/3 , 1/4 , 1/6 , 1/8 , 2/3. Yang


termasuk dhawil furudh:

Lk 14

1. Semua ahli waris Pr (ada 8)


22

Pr 8

2. Suami
3. Saudara seibu
Ashobah adalah ahli waris yang

memiliki

ketentuan bagian yang tidak pasti, mereka


memperoleh bagian sisa. Yaitu semua ahli waris
laki-laki kecuali suami dan saudara laki-laki seibu.
3

Kakek dan ayah bisa masuk pada dhawil furudh dan ashobah, yaitu dengan
melihat pada suatu permasalahannya.

Asli, disebut dengan ASHOBAH BINAFSI (A), yaitu ahli waris


yang sejak semula telah menjadi ahli waris ashobah (ashobah
yang disebabkan oleh dirinya sendiri). Yaitu ahli
Ashobah

waris laki-laki kecuali suami dan saudara laki-laki seibu.


Jadian

Ashobah Bil Ghairi (AB) , menjadi ashobah sebab


ditarik oleh ahli waris lain. Yang menjadi ashobah:
1.

Anak Pr

anak laki-laki

2.

Cucu Pr

cucu laki-laki

3.

Sdr Pr kandung

Sdr

Lk

kandung
4.

Sdr Pr seayah

Sdr Lk seayah

Ashobah Maal Ghairi (AB) , yang menjadi sebab


bersama-sama dengan ahli waris lain.
Yang menjadi ashobah:
1. Sdr Pr kandung, menjadi ashobah kalau
bersama anak Pr / cucu Pr.
2. Sdr Pr seayah, menjadi ashobah kalau bersama
anak Pr / cucu Pr.

Hijab adalah yang menghalangi.


Hijab Nuqshon adalah penghalang yang berupa pengurangan dari bagian terbesar
kebagian yang kecil.
Hijab khirman adalah hijab yang bersifat menutup.
Yang tidak bisa di hijab khirman:
1. Anak laki-laki
2. Ayah
3. Anak Pr
4. Ibu
5. Suami / istri

AHLI WARIS LAKI-LAKI

AHLI WARIS PEREMPUAN

1. Anak Lk

1. Anak Pr

2. Cucu Lk dari anak Lk

2. Cucu Pr dari anak Lk 2 anak Pr / +

3. Ayah

3. Ibu

4. Kakek

4. Nenek

5. Sdr Lk Kandung

5. Sdr Pr Kandung

6. Sdr Lk Seayah

6. Sdr Pr Seayah 2 Sdr kandung / +

7. Sdr Lk Seibu

7. Sdr Pr Seibu

8. Anak Lk dari Sdr Lk kandung ( keponakan Lk kandung )


9. Anak Lk dari Sdr Lk seayah ( keponakan Lk seayah )
10. Sdr Lk ayah sekandung ( paman sekandung )
11. Sdr Lk ayah yang seayah ( paman seayah)
12. Anak Lk dari paman sekandung ( Sdr misan Lk sekandung )
13. Anak Lk dari paman seayah ( Sdr misan Lk seayah )
14. Suami

1.

Harta waris sebesar Rp 180.000, meninggalkan seorang istri, 1 anak lakilaki, 1 anak perempuan, ibu, saudara laki-laki kandung, cucu laki-laki.
Penyelesaian: (ashobah binafsi / A)
Sdr Lk kandung ( M )
Cucu Lk ( M )
Istri 1/4 x 180.000 = Rp 45.000
Ibu 1/6 x 180.000 = Rp 30.000
1 anak Pr

1 = 1/3 x 105.000 = Rp 35.000

1 anak Lk (A) 2 = 2/3 x 105.000 = Rp 70.000


2. Harta waris sebesar Rp 300.000, meninggalkan 4 anak Pr, 2 anak Lk, kakek,
cucu laki-laki dari anak laki-laki, ibu, istri.
Penyelesaian: (ashobah bilghairi / AB)
Kakek ( M )
Cucu laki-laki dari anak laki-laki ( M )
Ibu 1/6 x 300.000 = Rp 50.000
Istri 1/8 x 300.000 = Rp 37.500
4 anak Pr

4 = 4/8 x 212.500 = 106.250 : 4 = Rp 26.563

2 anak Lk

4 = 4/8 x 212.500 = 106.250 : 2 = Rp 53.125

3. Harta waris sebesar Rp 90.000, meninggalkan 2 anak perempuan, 1 saudara Pr


kandung, Ibu, Nenek, ayah, kakek.
Penyelesaian: (ashobah maalghairi / AM)
Kakek ( M )
Nenek ( M )
Ibu 1/6 x 90.000 = Rp 15.000
Ayah 1/6 x 90.000 = Rp 15.000
2 anak Pr 2/3 x 60.000 = Rp. 40.000
1 Sdr kandung (AM) = Rp 20.000
7

Anda mungkin juga menyukai