Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit tenaga
listrik. Stasiun pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa generator yang digerakkan
dengan tenaga gas, tenaga air, tenaga diesel dan lain sebagainya. Pokok utama dalam
pengadaan sistem tenaga listrik adalah bagian dari pembangkitnya atau dalam hal ini
generatornya. Apabila suatu sistem pembangkit terganggu, maka seluruh sistem tenaga listrik
akan terhenti pengoperasiannya.
Penyebab gangguan pada sistem pembangkit terdiri atas dua bagian yaitu:
1. Gangguan dari luar generator, yaitu gangguan dalam sistem yang dihubungkan generator.
2. Gangguan di dalam generator.
3. Gangguan pada mesin penggerak generator.
Dari ketiga jenis gangguan di atas, bila salah satu generator yang bekerja secara
paralel mengalami gangguan, kemungkinan besar generator yang sedang beroperasi tidak
sanggup lagi untuk memikul beban keseluruhannya. Oleh sebab itu diperlukan perhitungan
besarnya beban yang harus diputuskan secara tiba-tiba agar dapat diperoleh kestabilan sistem.
Dalam hal ini, pemutusan beban diusahakan berlangsung secara otomatis dan dengan waktu
yang relatif singkat.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui motor
satu fasa berdasarkan prinsip kerjanya dan jenis-jenis dari motor fasa tunggal itu sendiri,
dimana jenis-jenis itu akan dijelaskan berdasarkan prinsip kerja masing motor. Di dalam
makalah ini pun juga akan dijelaskan secara detail awal mula motor itu bekerja sampai
dengan motor ini dapat menyalurkan energi listrik dan menjadi sumber tegangan pada
akhirnya.
1.3 Sistematika Penulisan
Di dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan sistematika penulisan dimana
sistematika penulisan tersebut seperti dibawah ini :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai latar belakang penulisan makalah,
maksud dan tujuan dari makalah, dan sistematika penulisan makalah itu sendiri.

BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di bahas mengenai prinsip kerja motor satu fasa itu sendiri secara
detail dan penjelasan mengenai jenis-jenis motor satu fasa beserta penjelasan cara
kerjanya
BAB III PENUTUP
Dalam bab terakhir ini akan dijelaskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya
mengenai generator tiga fasa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Generator Tiga Fasa
Generator 3 fasa adalah sebuah generator yang sistemnya memiliki tiga buah
kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa. Jadi pada
statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda U X; lilitan fasa yang ke dua
ujungnya diberi tanda dengan huruf V Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi
tanda dengan huruf W Z.
Lilitan stator terdiri dari beberapa kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti
stator. Pada kumparan stator terdapat sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan
kepala-kepala kumparan yang menghubungkan sisi-sisi kumparan diluar alur-alur satu sama
lain. Tiap-tiap kumparan terdiri atas satu lilitan atau lebih disesuaikan menurut besar
tegangan. Jumlah kawat tiap sisi kumparan sama banyaknya dengan jumlah lilitan pada tiaptiap kumparan.

2.2 Komponen Generator Sinkron 3 Fasa


Generator sinkron mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik bolak-balik
secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang memutar rotor,
sedangkan energi listrik dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada
kumparan-kumparan stator.
Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bentuk penampang sederhana dari sebuah generator
sinkron.
Gambar 2.1. Konstruksi Generator Sinkron

Secara umum generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah udara. Stator
merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang
berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai oleh arus searah dari Eksiter.
Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor.
1. Stator
Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a. Rangka Stator
Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar
generator.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik khusus
yang terpasang ke rangka stator.
c. Alur (slot) dan Gigi
Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga) bentuk
alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup.
d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)
Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan tempat
timbulnya ggl induksi.
2. Rotor
Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan
oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip ring ini
kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brush) yang letaknya
menempel pada slip ring.
b. Kumparan Rotor (kumparan medan)
Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam
menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber
eksitasi tertentu.

c. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada poros
rotor tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.
Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang
besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan
non salient pole (kutub silinder).

a. Jenis Kutub Menonjol (Salient Pole)


Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor.
Belitan-belitan medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini disuplai oleh
Eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub berlawanan. Bentuk
kutub menonjol generator sinkron tampak seperti pada Gambar 2.3 berikut :

Gambar 2.3. Rotor Kutub Menonjol


Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron dengan
kecepatan putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator sinkron tipe seperti ini
biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik.
Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk putaran rendah dan sedang karena:
Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara bising jika
diputar dengan kecepatan tinggi.
Konstruksi kutub menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis
apabila diputar dengan kecepatan tinggi.

b. Jenis Kutub Silinder (Non Salient Pole)


Pada jenis non salient pole, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan
rotor. Jenis rotor ini terbuat dari baja tempa halus yang berbentuk silinder yang
mempunyai alur-alur terbuat di sisi luarnya. Belitan-belitan medan dipasang pada
alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang dienerjais oleh Eksiter. Gambaran
bentuk kutub silinder generator sinkron tampak seperti pada Gambar 2.4 berikut :

Gambar 2.4. Rotor Kutub Silinder


Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan
putar tinggi (1500 atau 3000 rpm) seperti yang terdapat pada pembangkit listrik
tenaga uap. Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena :
putar tinggi

baik dari kutub menonjol.

2.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron


Generator dapat menghasilkan energi listrik karena adanya pergerakan relatif
antaran medan magnet homogen terhadap kumparan jangkar pada generator (magnet
yang bergerak dan kumpran jangkar diam, atau sebaliknya magnet diam sedangkan
kumparan jangkar bergerak). Jadi, jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan
konstan pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal
pada kumparan tersebut. Medan magnet homogen ini bisa dihasilkan oleh kumparan
yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Contoh bentuk gambaran sederhana
proses pembangkitan energi listrik pada generator sinkron dapat diperlihatkan seperti
pada gambar 1.18.

Pada gambar 1.18 diperlihatkan contoh sederhana sebuah kumparan rotor


berputar di sekitar medan magnet homogen yang dihasilkan stator, kemudian
tegangan keluaran pada rotor diambil/dilewatkan melalui sepasang slip ring (cincin
sikat) yang bisa dihubungkan ke beban. Proses terbentuknya gelombang AC yang dihasilkan
pada keluaran rotor ini lebih jelasnya diperlihatkan pada gambar 1.19.

Gambar 1.18 Kumparan jangkar pada rotor berputar di sekitar medan magnet
yang dihasilkan stator

Gambar 1.19 Proses terbentuknya gelombang AC pada generator sinkron


Dengan memperhatikan gambar 1.18 dan gambar 1.19, proses timbulnya
GGL induksi pada generator dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Kumparan tembaga BADC berputar diantara magnit permanen N-S
2) Kedua ujung kumparan dihubungkan dgn Slip Ring (cincin sikat)
3) GGL induksi akan menghasilkan arus (karena adanya beban pada generator)
yang mengalir melalui sikat-sikat arang ke beban yang tersambung dengan
generator
Ketika kumparan BADC dari gambar 1.18 diputar ke kanan, satu sisi
kumparan dari kutup warna merah (kita anggap sisi kumparan warna merah)
bergerak ke atas sedang sisi lainnya (kumparan dari sisi kutup warna biru, dianggap
kumparan warna biru) bergerak ke bawah (perhatikan gambar 1.19). Kumparan
mengalami perubahan garis gaya nagnet yang makin sedikit, sehingga pada kedua
sisi kumparan akan dibangkitkan tegangan yang semakin sedikit pula. Bila alternator
diberi beban, maka akan mengalir pula arus listrik yang semakin mengecilt mengitari
kumparan hingga mencapai posisi kumparan vertical dengan arus menjadi nol karena
tegangan yang dibangkitkan juga nol (lihat gmbar 1.19). Pada posisi vertikal
kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya magnet sehingga tidak ada listrik
yang mengalir pada kumparan (gelombang listrik AC beroda pada posisi no 1 pada
gambar 1.19).
Jika kumparan ini terus berputar hingga sisi merah bergerak ke kanan (sisi
selatan, S) dan sisi biru bergerak ke kiri (sisi utara, N). Kumparan mengalami
perubahan garis gaya magnet dari minimum ke maksimum tetapi dengan arah yang
berlawanan dari posisi sebelumnya (perhatikan bentuk gelombang pada gambar
19 1.19), sehingga pada setiap sisi kumparan akan dibangkitkan tegangan maksimum
(posisi kumparan horizontal dan gelombang berada pada titik no 3).
Kumparan terus berputar hingga sisi merah bergerak terus ke bawah dan sisi
biru bergerak ke atas. Saat ini kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet
maksimum ke minimum, sehingga tegangan yang dibangkitkan pada kumparan
melemah hingga mendekati nol (pada posisi no 5).
Kemudian kumparan BADC terus berputar ke arah kutup utara (N) sehingga
terjadi pembalikan arah gelombang (posisi no 6 dan 7). Bila kumparan terus berputar
8

sehingga kumparan BADC kembali berada pada posisi di atas maka gelombang
tegangan akan berubah menjadi pada posisi no 8 dan 9). Dari sini terlihat
terbentuknya gelombang AC karena proses perputaran kumparan di dalam medan
magnet yang terbentuk dalam kumparan jangkar ini adalah gelombang tegangan.
Arus listrik akan mengalir saat terminal keluaran generator di beri beban seperti
lampu atau beban yang lainnya.
Untuk generator berkapasitas kecil, medan magnet dapat diletakkan pada
stator (disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi
listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Jika cara ini digunakan untuk generator
berdaya besar, maka hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon
sikat. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka pada generator berkapasitas besar
digunakan tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana
medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada
rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet
pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan konstan.
Bagian dari kumparan generator yang membangkitkan tegangan disebut kumparan
jangkar, sedangkan bahagian dari kumparan generator yang membangkitkan medan magnet
disebut kumparan medan.
Alternator 3-fasa
Alternator 3-fasa mempunyai 3 kumparan jangkar yang tersusun sedemikian
rupa sehingga dapat membangkitkan tegangan 3-fasa yang berbeda fasa sebesar 120o
listrik. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan 3-fasa dengan tegangan
yang dibangkitkan alternator ini diperlilhatkan pada gambar 1.33. Ke tiga kumparan
jangkar alternator 3-fasa ini biasa dihubungkan secara bintang (Y) atau delta
(segitiga), seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.34

Gambar 1.33 Gambaran sederhana kumparan 3-fasa (atas) dan tegangan


yang dibangkitkan (bawah)

Untuk mempermudah cara menganalisa alternator sistem 3-fasa dapat


dilakukan dengan menggunakan rangkaian ekivalen analisa perfasa dari rangkaian
ekivalen alternator 3-fasa. Bentuk rangkaian ekivalen alternator 3-fasa ini
diperlihatkan pada gambar 1.35, dimana gambar 1.35a merupakan rangkaian
ekivalen sistem 3-fasanya dan gambar 1.35b merupakan rangkaian ekivalen
perfasanya.

Gambar 1.34 Bentuk hubungan kumparan alternator 3-fasa: a) hubungan bintang


dan b) hubungan delta

10

Besarnya tegangan terminal perfasa (tegangan fasa) pada alternator yang


diterapkan pada gambar 1.35b tergantung dari bentuk hubungan kumparan alternator
yang digunakan pada gambar 1.34. Tegangan terminal perfasa yang dilambangkan
dengan V pada gambar 1.35b adalah merupakan tegangan pada kumparan
jangkar alternator atau disebut juga dengan tegangan fasa. Besarnya tegangan fasa
pada rangkaian 1.35b tergantung dari jenis hubungan kumparan alternator. Bila
alternator terhubung Y (perhatikan gambar 1.34) maka tegangan fasanya adalah
sebesar tegangan fasa ke netral (V = VLN), tetapi bila alternator terhubung delta
maka tegangan fasa adalah tegangan antar fasa (V = VLL) dari sistem 3-fasa

11

Besarnya tegangan yang dibangkitkan alternator perfasa selanjutnya dapat


dijabarkan sebagai berikut.
a. Untuk hubungan bintang (Y)

12

Untuk menghitung regulasi tegangan alternator 3-fasa, maka dapat digunakan


persamaan (1.18) dan (1.19) dengan menukar tegangan terrminal pada persamaan
(1.19) dengan tegangan fasa pada sistem 3-fasa (V = VLN, untuk hubungan Y,
dan V = VLL untuk hubungan delta).
Untuk menghitung efisiensi alternator 3-fasa juga dapat digunakan persamaan
(1.20) sampai dengan persamaan (1.21) dengan cara PCU dikali dengan 3 dan POUT
adalah daya pada beban 3-fasa dan PROT adalah rugi-rugi putar saat memutar rotor
alternator 3-fasa.
2.4 Menghitung Tegangan Generator Tiga Fasa
Berputarnya rotor pada generator sepanjang dua poolstek (jarak antara pertengahan
kutub magnit dengan pertengahan kutub magnit berikutnya yaitu diukur pada keliling besi
stator), maka akan membangkitkan tegangan induksi di dalam lilitan A yang besarnya dapat
ditulis dengan persamaan :
e = 4 10-8 volt.
Harga ini meliputi satu periode, Karena banyaknya periode dalam tiap detik
dinyatakan dengan huruf f singkatan dari frekuensi, maka besarnya GGL dapat dituliskan
sebagai berikut :
Erata-rata = e. f = 4. . f. 10-8 volt.
GGL diatas adalah harga rata-rata dari GGL untuk mendapatkan harga efektifnya
maka seluruhnya harus dikalikan dengan suatu angka perbandingan :
fv = Harga efektif
Harga rata-rata = 1,111.
Angka perbandingan (Konstanta) diatas dinamakan faktor bentuk dan dalam rumusrumus selalu dinyatakan dengan singkatan fv.
Jadi harga efektif dari GGL yang dibangkitkan dalam lilitan A itu adalah :
E = 4. f. fv.. 10-8 Volt.
Karena seluruh jumlah lilitan stator terdiri atas banyak lilitan kawat sebanyak W,
maka besarnya GGL yang dibangkitkan dalam generator adalah:
E = 4. f. fv. . W. 10-8 Volt.

13

Ketentuan rumus diatas ini hanya berlaku jika lilitan-lilitan kawatnya sebanyak W itu
saling berhubungan seri dan banyaknya saluran (alur) hanya satu. Tetapi dalam kenyataannya
bahwa banyaknya alur tiap kutub adalah lebih dari satu seperti : 2 dan 3 dan sebagainya.
Untuk lilitan stator yang mempunyai saluran lebih dari pada satu, maka keadaan GGL
yang dibangkitkan dalam lilitan-lilitan kawat akan agak berkurang daripada ketentuan rumus
diatas. Ini dikarenakan bahwa kawat-kawat dalam tiap-tiap saluran itu berhadapan dengan
yang tidak sama besarnya. Oleh karena itu dalam ketentuan tersebut diatas masih harus
dikalikan lagi agar konstanta yang dinamakan : faktor lilitan dan dinyatakan dengan suatu
huruf fw.
Besarnya faktor lilitan untuk generator fasa tunggal adalah 0,8 dan untuk generator
fasa tiga (generator arus putar) adalah 0,96.
Dengan demikian maka secara lengkap rumus diatas untuk GGL dari generator dapat
dituliskan sebagai berikut :
E = 4. f. fv. fw. . W. 10-8 Volt
Dimana :
E = Tegangan GGL generator (V)
f = frekuensi generator (Hz)
fv = faktor efektif = 1,111
fw= faktor lilitan (untuk generator fasa tunggal adalah 0,8 dan untuk generator fasa
tiga adalah 0,96).
= fluks (garis gaya = 108 maxwell)
W = lilitan

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

15

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.

16

Anda mungkin juga menyukai