KONSEP PERANCANGAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep perancangan tapak dan konsep
perancangan bangunan Taman Bunga Sebagai Fasilitas Rekreasi Kota di Denpasar.
Konsep perancangan tapak terdiri dari konsep entrance, zoning, pola massa, bentuk
massa, sirkulasi dan parkir, ruang luar, serta utilitas tapak. Dalam konsep
perancangan bangunan terdiri dari konsep tampilan bangunan, struktur, dan utilitas
bangunan.
5.1
yang digunakan secara umum pada tapak. Konsep yang dibahas dalam sub bab ini
antara lain: 1) Konsep entrance; 2) Konsep zoning; 3) Konsep pola massa; 4)
Konsep bentuk massa; 5) Konsep sirkulasi dan parkir; 6) Konsep taman; serta 7)
Konsep utilitas tapak.
77
: Menentukan entrance.
Kriteria
yang akan masuk ke dalam tapak (sepeda, sepeda motor, dan mobil), dan bentuk
entrance menggunakan gaya Arsitektur Bali dan disesuaikan dengan tema
rancangan untuk memberi identitas sosial dan budaya setempat serta
memperkuat tampilan taman.
Analisa
KETERANGAN
= Entrance Pengunjung & Pengelola
78
KETERANGAN
= Entrance Pengunjung
= Entrance Pengelola
Kesimpulan
79
Kriteria
memenuhi kebutuhan dan sirkulasi setiap fasilitas, dan memenuhi tuntutan sifat
kegiatan masing-masing ruang.
Faktor penentu
konsep entrance.
Analisa
KETERANGAN
= Bangunan di sekitar tapak
= Fasilitas parkir
= Pengelola & pelayanan umum
= Area servis
= Fasilitas penunjang
= Fasilitas rekreasi
80
KETERANGAN
= Bangunan di sekitar tapak
= Fasilitas parkir
= Pengelola & pelayanan umum
= Area servis
= Fasilitas penunjang
= Fasilitas rekreasi
Kesimpulan
Kriteria
Analisa
81
Massa Majemuk
Kesesuaian
dengan
Kebutuhan
Karakteristik
Kesesuaian
dengan
Kebutuhan
Justifikasi Penilaian:
Berdasarkan karakteristik taman bunga yang akan dirancang, tentu
membutuhkan bangunan dengan dimensi lebih kecil agar bangunan tidak
mendominasi tapak. Hubungan kegiatan yang dilakukan cukup kompak satu
dengan yang lain, walaupun dirancang dalam tapak yang luas di perkotaan.
Selain itu, taman juga harus menyesuaikan dengan lingkungan sehingga lebih
sesuai dengan massa majemuk (jamak). Dilihat dari topografi tapak, tapak
memiliki kemiringan 5%, sehingga termasuk dalam tapak yang landai. Kesan
yang ingin ditampilkan pada taman ini yaitu kesan informal untuk menciptakan
taman yang nyaman dan santai untuk masyarakat kota.
Kesimpulan
Dari keseluruhan justifikasi nilai (Tabel 5.1) dapat terlihat pola massa
majemuk lebih sesuai untuk digunakan pada perancangan Taman Bunga
Sebagai Fasilitas Rekreasi Kota di Denpasar. Permasalahan dari pola massa ini
adalah membutuhkan hubungan kegiatan yang kompak sehingga pemecahannya
berupa pemanfaatan tapak dan menghubungkan ruang secara efisien dan efektif.
82
Kriteria
selaras dengan bentuk tapak dan bentuk massa di lingkungan sekitar, serta
efisien dan efektif dalam pemanfaatan ruang.
Faktor penentu
Berdasarkan analisa bentuk massa, maka bentuk massa yang dipilih adalah
bentuk persegi dengan tambahan elemen lengkungan dan split level/perbedaan
ketinggian bangunan (lihat Gambar 5.5).
83
Kriteria
Pada alternatif 1, sirkulasi kendaraan disusun dengan pola parkir 45o (lihat
Gambar 5.6). Dengan pola parkir ini sirkulasi kendaraan akan lebih mudah baik
untuk memarkirkan kendaraan ataupun saat akan keluar dari parkir. Kekurangan
dari sistem parkir ini adalah kurang optimalnya jumlah kendaraan yang dapat
ditampung pada tapak.
Pada alternatif 2, parkir disusun dengan pola parkir yaitu 90o (lihat Gambar
5.7). Parkir dengan pola ini dapat menampung kendaraan lebih banyak dan lebih
optimal namun memerlukan area sirkulasi yang sedikit lebih lebar.
84
Kesimpulan
Kriteria
fungsi ruang luar dan ukuran/skala serta bentuk ruang luar sesuai dengan fungsi
ruang sekitarnya.
Faktor penentu
sistem sirkulasi-parkir.
Analisa
Sesuai dengan tema yaitu menggunakan konsep Dewata Nawa Sanga sebagai
pola penataan tanaman di taman bunga (lihat Gambar 5.8). Tanaman akan di
tanam sesuai dengan warna dan karakteristiknya sehingga sesuai dengan tema
yang diterapkan.
Kesimpulan
85
Kriteria
massa.
Analisa
Untuk jaringan utilitas seperti PLN, PDAM, dan telepon sudah terpasang
di sepanjang jalan lingkungan tapak. Pengalirannya akan dipusatkan pada area
servis yang terletak di sebelah Utara tapak kemudian didistribusi ke ruang-ruang
lainnya sehingga tidak mengganggu penampilan fasilitas utama.
Adapun kebutuhan energi rumah kreatif ini sebagai berikut:
A.
Daya listrik
Listrik menggunakan sumber PLN dipusatkan pada area servis dan
didistribusi ke bagian yang memerlukan listrik. Listrik digunakan
mayoritas untuk penerangan, dan penghawaan buatan. Untuk menunjang
listrik digunakan genset sebagai sumber listrik selain PLN. Distribusi
listrik yang akan digunakan pada tapak adalah sebagai berikut (lihat
Gambar 5.9).
B.
Air
Kebutuhan air bersih pada tapak digunakan untuk kebutuhan toilet
dan juga foodcourt serta untuk perawatan tanaman. Sumber air yang
86
digunakan adalah bersumber dari PDAM dan air tanah. Alur distribusi air
bersih pada tapak dapat dilihat pada Gambar 5.10.
C.
Sampah
Sampah dikumpulkan sementara di beberapa tempat di dalam tapak
dan jenis-jenis sampah dapat dipisahkan sehingga sampah yang masih bisa
di daur ulang dapat dikumpulkan. Sampah lainnya dikumpulkan pada bak
penampungan yang akan diletakkan di bagian Timur tapak untuk
selanjutnya dibuang ke TPA.
Kesimpulan
KETERANGAN
= Listrik PLN
= Area service
= Dari PLN ke service
= Distribusi utilitas
87
5.2
konsep yang digunakan secara umum pada bangunan. Konsep yang dibahas dalam
sub bab ini antara lain: 1) Konsep tampilan bangunan; 2) Konsep struktur; dan 3)
Konsep utilitas bangunan.
Kriteria
: Tema
Analisa
Split level
88
Kriteria
Pada sub structure menggunakan pondasi bore pile dan batu kali karena
daya dukung tanah yang kurang baik (lihat Gambar 5.13).
89
90
SUB
PANEL
SUB
PANEL
RUANGAN
RUANGAN
RUANGAN
RUANGAN
B.
Sistem penghawaan
Analisa
91
Sistem pencahayaan
Analisa
92