Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2
1.3
Ruang Lingkup........................................................................................................ 1
2.2
2.3
3.2
3.2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam merencanakan suatu wilayah, aspek ekonomi merupakan satu elemen penting
yang harus diperhatikan. Bagaimana penduduk yang tinggal di dalam daerah tersebut dapat
secara keseluruhan dan utuh meningkat pendapatan serta kesejahteraannya melalui hasilhasil pembangunan fisik. Tidak hanya peningkatan pendapatan saja, melainkan juga
penyebarannya yang juga merata. Apabila suatu daerah tidak mengalami ketimpangan
spasial (spatial disparity) dalam hal perekonomian, maka daerah tersebut sudah menjadi
daerah yang baik. Jika suatu daerah mengalami ketimpangan spasial yang tinggi, perlu
diselidiki apa yang menjadi penyebabnya, mengapa, dan apa solusi yang dapat diwujudkan
melalui hasil-hasil perencanaan ke depan.
1.2
Perumusan Masalah
Daerah studi ialah Kabupaten Banjarnegara dengan 20 kecamatan. Dalam satu
kabupaten tersebut disparitas spasialnya sangat tinggi. Untuk menjelaskan tingkat disparitas
spasial ini, digunakan perhitungan Indeks Williamson. Jumlah pendapatan per kapita dan
jumlah penduduk dari tiap kecamatan termasuk ke dalam hitungan.
1.3
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya laporan ini ialah untuk mengetahui tingkat disparitas spasial antar
kecamatan di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2008 2012. Selain itu, akan dilihat pula
pengaruh sektor pertanian terhadap disparitas spasial ini.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dalam mencapai tujuan laporan ini ialah:
a.
b.
mendapatkan data jumlah penduduk per kecamatan dan data distribusi pendapatan per
kapita per kecamatan di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 20082012;
c.
1.4
Ruang Lingkup
Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara terletak di antara 7 12'7 31' Lintang Selatan dan
109 29'109 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah
106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas
Kabupaten Banjarnegara ialah:
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini ialah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
(wilayah studi dan materi), metodologi penelitian (pengumpulan data dan analisis), dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan ekonomi wilayah dan kota
khususnya mengenai perhitungan Indeks Williamson dan tingkat disparitas spasial.
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA
2
Bab ini menjelaskan kondisi fisik alam yaitu letak geografis, iklim, pembagian administrasi
serta kondisi penduduk yaitu jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, dan sistem
pemerintahan Kabupaten Banjarnegara.
BAB IV PERHITUNGAN INDEKS WILLIAMSON
Bab ini berisi tentang perhitungan Indeks Williamson yang akan mencerminkan kondisi
ketimpangan spasial di Kabupaten Banjarnegara.
BAB V INTERPRETASI DAN KESIMPULAN
Bab ini menjelaskan interpretasi angka-angka yang muncul dari hasil perhitungan Indeks
Williamson pada Bab IV serta kesimpulan yang dapat diambil.
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1
Ekonomi Regional
Ilmu Ekonomi Regional adalah cabang dari ilmu ekonomi yang memasukkan unsur
pembangunan
ekonomi
regional
(bersifat
multidimensional)
adalah
Indeks Williamson
Ukuran ketimpangan pembangunan antar wilayah yang mula-mula ditemukan adalah
Williamson index yang digunakan dalam studinya pada tahun 1966. Secara ilmu Statistik,
index ini sebenarnya adalah coefficient of variation yang lazim digunakan untuk mengukur
suatu perbedaan. Istilah Williamson Index muncul sebagai penghargaan kepada Jeffrey G.
Williamson yang mula-mula menggunakan teknik ini untuk mengukur ketimpangan
pembangunan antar wilayah. Walaupun index ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu
antara lain sensitive terhadap definisi wilayah yang digunakan dalam perhitungan, namun
demikian indeks cukup lazim digunakan dalam mengukur ketimpangan pembangunan antar
wilayah.
Rumus Indeks Williamson :
2
Wi =
2 /
Keterangan :
Wi
Yi
Fi
didapatkan dari perhitungan rumus Indeks Williamson, dengan kriteria sebagai berikut :
Wi = 0, berarti pembangunan wilayah sangat merata
Wi = 1, berarti pembangunan wilayah sangat tidak merata (kesenjangan sempurna)
Wi~0, berarti pembangunan wilayah semakin mendekati merata
Wi~1, berarti pembangunan wilayah semakin mendekati tidak merata.
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA
3.1
Aspek Fisik
Kabupaten Banjarnegara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Mandiraja,
Purwanegara,
Bawang,
Pegedongan,
Sigaluh,
Madukara,
3.2
Aspek Kependudukan
Penduduk akhir Kabupaten Bajarnegara tahun 2012 sebanyak 945154 jiwa, terdiri dari
473207 laki-laki dan 471947 perempuan, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 0,68
persen dari jumlah penduduk akhir tahun 2011 sebanyak 938768 jiwa. Kepadatan penduduk
akhir tahun 2012 sebesar 884 jiwa per km2.
7
3.2
Aspek Perekonomian
Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
merupakan
daerah
dengan
pola
perekonomian
agraris,
dimana
sebagian
besar
masyarakatnya menyandarkan hidupnya dari sektor pertanian. Pola seperti ini masih
dominan selama kurun waktu lima tahun terakhir.
BAB IV
PERHITUNGAN INDEKS WILLIAMSON
Wi =
2 ./
dimana :
Yi ialah pendapatan per kapita dari semua sektor tiap kecamatan di tahun 20082012;
Y ialah pendapatan per kapita dari semua sektor Kabupaten Banjarnegara di tahun
20082012;
No.
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
Susukan
1442941
1459600
1524604
1583620
1669147
Purwareja Klampok
5492483
5572892
5711093
5964267
6204718
Mandiraja
1908103
2183452
2302040
2404221
2521429
Purwanegara
1996043
1987711
2011237
2118467
2209327
Bawang
1763642
1855160
1967681
2049129
2123253
Banjarnegara
4826696
5294056
5639849
5970945
7356209
Pagedongan
864754
882466
913442
955865
1003029
Sigaluh
2973617
3033239
3139109
3214306
3358006
Madukara
3368886
3441598
3602187
3749862
3883461
10
Banjarmangu
2308536
2396871
2470857
2556269
2671689
11
Wanadadi
2228817
2347175
1440718
2588207
2740582
12
Rakit
1557082
1578423
1663012
1751409
1841424
13
Punggelan
1392204
1440333
1506091
1543830
1598519
14
Karangkobar
2433419
2397210
2465166
2556267
2692257
15
Pagentan
1288965
1342035
1379277
1453422
1542709
16
Pejawaran
4348265
4377736
4545967
4696901
4849680
17
Batur
4506658
4793514
5015376
5196989
5415837
18
Wanayasa
2283824
2281901
2360353
2397320
2498943
No.
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
19
Kalibening
1591956
1669540
1713628
1795249
1901064
20
Pandanarum
1109716
1123026
1136931
1161488
1215777
Kabupaten Banjarnegara
2471054
2575146
2680603
2792969
2920415
(Y)
Sumber: PDRB Kabupaten Banjarnegara 2012, BPS.
Tabel IV.2
Hasil Kuadrat Pengurangan Pendapatan per Kapita Tiap Kecamatan dengan
2
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
Susukan
1057016340769
1244442878116
1336333688001
1462525003801
1565671607824
Purwareja
9129033202041
8986481080516
9183869640100
10057131004804
10786646195809
Klampok
3
Mandiraja
316913828401
153424189636
143309944969
151125007504
159189828196
Purwanegara
225635450121
345079879225
448050841956
454952948004
505646143744
Bawang
500431737744
518379840196
508257778084
553297945600
635467254244
Banjarnegara
5549049232164
7392471588100
8757136888516
10099531456576
19676268410436
Pagedongan
2580199690000
2865165582400
3122857999921
3374951106816
3676369072996
Sigaluh
252569568969
209849196649
210227752036
177524867569
191485883281
Madukara
806102300224
750739068304
849317069056
915644213449
927457598116
10
Banjarmangu
26412100324
31781975625
43993384516
56026890000
61864623076
11
Wanadadi
58678764169
51970776841
1537314813225
41927476644
32339907889
12
Rakit
835344816784
993456738729
1035491443281
1084847233600
1164221578081
13
Punggelan
1163917322500
1287800544969
1379478438144
1560348241321
1747409034816
14
Karangkobar
1416393225
31661220096
46413100969
56027836804
52056072964
15
Pagentan
1397334403921
1520562738321
1693449358276
1794386165209
1898073822436
16
Pejawaran
3523921138521
3249330708100
3479582852496
3624957060624
3722063440225
17
Batur
4143683644816
4921156583424
5451164961529
5779312160400
6227130958084
18
Wanayasa
35055072900
85992630025
102560062500
156538131201
177638646784
19
Kalibening
772813293604
820122227236
935040650625
995445198400
1039076461201
20
Pandanarum
1853241150244
2108652494400
2382923243584
2661730253361
2905790711044
10
Tabel IV.3
Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082012 ( fi )
No.
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
Susukan
61522
61944
62603
62002
63423
Purwareja Klampok
47465
47937
48317
48606
48896
Mandiraja
66829
67087
67303
67480
67902
Purwanegara
71114
71927
72396
73030
73665
Bawang
53613
53957
54279
54593
55327
Banjarnegara
60505
60637
60946
61510
61551
Pagedongan
35718
36292
36809
37072
37316
Sigaluh
29886
30247
30657
30974
31054
Madukara
41449
41819
42077
42456
42995
10
Banjarmangu
40597
41011
41261
41419
41680
11
Wanadadi
29821
29897
29931
29957
30132
12
Rakit
50224
50770
51387
52023
52395
13
Punggelan
71507
72029
72468
73019
73543
14
Karangkobar
28261
28484
28788
28975
29209
15
Pagentan
37290
37382
37408
37645
37803
16
Pejawaran
42167
42641
43080
43300
43721
17
Batur
38487
38861
39094
39108
39252
18
Wanayasa
44345
45418
46135
46562
47058
19
Kalibening
44898
45365
45592
45709
45863
20
Pandanarum
21932
21956
22157
22328
22369
Kabupaten
917630
925661
932688
937768
945154
Banjarnegara (n)
Sumber: Kabupaten Banjarnegara dalam Angka 2013, BPS.
Tabel IV.4
Hasil Pembagian Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan dengan Jumlah Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082012 [ fi / n ]
No.
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
Susukan
0,067044451
0,066918667
0,067121052
0,066116566
0,06710335
Purwareja
0,051725641
0,051786777
0,051804033
0,051831583
0,051733368
Klampok
3
Mandiraja
0,072827828
0,072474696
0,072160251
0,071958096
0,071842261
Purwanegara
0,077497466
0,077703392
0,077620812
0,077876404
0,07793968
Bawang
0,058425509
0,058290238
0,05819631
0,058215891
0,05853755
Banjarnegara
0,065936162
0,065506703
0,065344467
0,065591916
0,065122721
11
No.
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
Pagedongan
0,038924185
0,039206578
0,039465502
0,039532166
0,039481397
Sigaluh
0,032568682
0,032676109
0,032869513
0,033029491
0,032856021
Madukara
0,045169622
0,045177446
0,045113693
0,045273458
0,045489941
10
Banjarmangu
0,044241143
0,044304556
0,044238802
0,044167641
0,044098634
11
Wanadadi
0,032497848
0,032298001
0,032091117
0,031945001
0,031880519
12
Rakit
0,0547323
0,054847293
0,055095595
0,055475341
0,055435411
13
Punggelan
0,077925743
0,077813584
0,077698008
0,077864674
0,0778106
14
Karangkobar
0,030797816
0,030771524
0,030865627
0,030897834
0,030903959
15
Pagentan
0,040637294
0,040384115
0,040107732
0,040143191
0,039996657
16
Pejawaran
0,045952072
0,04606546
0,046189079
0,046173467
0,04625807
17
Batur
0,041941741
0,041981892
0,04191541
0,041703278
0,04152974
18
Wanayasa
0,048325578
0,049065479
0,049464558
0,049651939
0,049788712
19
Kalibening
0,048928217
0,049008222
0,04888237
0,048742333
0,048524367
20
Pandanarum
0,023900701
0,023719267
0,023756068
0,023809727
0,023667043
Tabel IV.5
Hasil Penjumlahan Total Perkalian (Yi-Y)2 dengan (fi/n) Tahun 20082012,
[
No.
Kecamatan
Susukan
Purwareja
2008
2009
]
2010
2011
2012
70867080759
83276458274
89696123323
96697131151
105061810438
Klampok
472205094575
465380893823
475761486586
521277021203
558029540573
Mandiraja
23080145852
11119371574
10341281571
10874667835
11436557126
Purwanegara
17486175692
26813877297
34778070217
35430099761
39409898470
Bawang
29237979094
30216484261
29578727223
32210733086
37198696483
Banjarnegara
365883007086
484256439115
572230440198
662447620194
1281372132934
Pagedongan
100432170404
112333337276
123245158208
133419126513
145148185722
Sigaluh
8225858067
6857055284
6910083752
5863556069
6291464269
Madukara
36411335987
33916473847
38315829425
41454379683
42189991717
10
Banjarmangu
1168501506
1408086332
1946214638
2474575542
2728145350
11
Wanadadi
1906933542
1678552208
49334149978
1339373297
1031013046
12
Rakit
45720342707
54488412740
57051016842
60182270704
64539101124
13
Punggelan
90699122718
100208375910
107182727188
121496007790
135966945754
14
Karangkobar
43621818
974264005
1432569467
1731138801
1608738719
15
Pagentan
56783888847
61406580037
67920412393
72032386677
75916606933
16
Pejawaran
161931478535
149681914571
160718728327
167376835982
172175471585
17
Batur
173793307148
206599463506
228487814796
241016264117
258611130426
12
No.
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
18
Wanayasa
1694056654
4219269550
5073088196
7772421820
8844399368
19
Kalibening
37812376727
40192732370
45707003139
48520321203
50420528020
20
Pandanarum
44293762091
50015690590
56608887761
63375070483
68771472602
1739676239808
1925043732569
2162319813227
2326991001911
3066751830658
TOTAL(sigma)
Tabel IV.6
Hasil Pengakaran Kuadrat [
/
.
] Tahun 20082012
2008
2009
2010
2011
2012
1739676239808
1925043732569
2162319813227
2326991001911
3066751830658
1318968
1387459
1470483
1525448
1751214
Tabel IV.7
Pembagian Hasil Pengakaran Kuadrat [
] dengan Pendapat
2009
2010
2011
2012
1318968
1387459
1470483
1525448
1751214
2471054
2575146
2680603
2792969
2920415
0,533767319
0,538788656
0,548564204
0,54617427
0,599645731
Tabel IV.8
Indeks Williamson di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082012
Tahun
Wi
2008
0,5338
2009
0,5388
2010
0,5486
2011
0,5462
2012
0,5996
13
Grafik IV.1
Indeks Williamson di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082012
0.62
0.6
0.58
Indeks
Williamson
0.56
0.54
0.52
0.5
2008
2009
2010
2011
2012
14
BAB V
INTERPRETASI DAN KESIMPULAN
Di tahun 2008, nilai indeks Williamson ini ialah 0,5338; yang menunjukkan bahwa
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara
ialah tinggi. Nilai ketimpangan ini terus meningkat. Meskipun di tahun 2011 sempat
menurun, namun di tahun 2012 grafik kembali naik secara drastis hingga angka 0,6.
Keadaan demikian menjelaskan bahwa pengelolaan bidang perekonomian oleh pemerintah
di Kabupaten Banjarnegara masih sangat kurang.
Hal seperti ini dapat terjadi antara lain karena perbedaan potensi sumber daya yang
berbeda antar kecamatan karena pengaruh kondisi lingkungan dan ketersediaan
infrastruktur penunjang kesejahteraan masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan.
Minimnya infrastruktur ini membuat kecamatan yang masih rendah pendapatannya tidak
berkembang, sehingga tetap miskin. Di sisi lain, tujuan investasi modal hanya ditujukan
pada daerah/kecamatan yang memiiki sumber daya alam ataupun manusia serta
infrastuktur yang memadai.
Infrastruktur di bidang kesehatan dan pendidikan ini harus ditingkatkan, karena akan
membuat sumber daya manusia yang ada mampu mengolah sumber daya alam sehingga
memberi nilai tambah yang besar di kecamatannya. Nilai tambah ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kembali SDM, yang kemudian menghasilkan nilai tambah yang lebih juga
terhadap pengolahan sumber daya alam. Pembangunan infrastruktur seperti ini harus
merata ke setiap kecamatan sehingga ketimpangan distribusi pendapatan tidak terdapat lagi
Selain itu, hal-hal yang menyebabkan disparitas spasial ini ialah terkonsentrasinya
suatu sektor basis di beberapa kecamatan saja, sehingga yang menikmati hasilnya juga
hanya sebagian. Kondisi seperti ini membutuhkan kebijakan-kebijakan dari pemerintah agar
setiap kecamatan dapat optimal SDM-nya sehingga pemerataan distribusi pendapatan
dapat terwujud.
15
Daftar Pustaka
16