Anda di halaman 1dari 4

PEREKONOMIAN INDONESIA

Kebijakan Nilai Tukar Uang di Indonesia dari


Tahun 80an-Sekarang

Nama

: Laras Wulandari
(1202112786)

UNIVERSITAS RIAU
2013/2014

Pengertian Nilai Tukar (Kurs).


Nilai tukar atau kurs merupakan suatu perjanjian nilai tukar uang terhadap suatu
pembayaran antara dua mata uang suatu Negara dengan Negara lainnya. Nilai tukar
merupakan bentuk interaksi pembayaran antar Negara. Sistem pembayaran dalam
suatu Negara pasti terikat dengan Nilai tukar atau kurs.
Nilai tukar dapat berfluktuasi kapan saja. Tergantung permintaan dan
penawaran terhadap uang. Apabila permintaan terhadap uang lebih besar daripada
penawarannya, maka nilai mata uang tersebut akan naik. Sebaliknya, apabila
permintaan terhadap mata uang lebih kecil daripada penawarannya, maka nilai mata
uang tersebut akan turun.

Sistem Nilai Tukar yang Pernah Berlaku di Indonesia.


a. Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate).
Kurs tetap merupakan nilai tukar yang ditetapkan oleh pemegang otoritas
tertinggi Negara (bank sentral) tanpa melihat aktivitas permintaan dan penawaran di
pasar uang. Sistem ini berlaku di Indonesia pada tahun 1964-1978 dimulai dari
diberlakukannya UU no. 32 tahun 1964 yang menetapkan nilai tukar Rupiah terhadap
US Dollar sebesar Rp. 250 per US Dollar dan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
Negara lain ditetapkan berdasarkan nilai tukar US Dollar terhadap mata uang tersebut
sesuai dengan yang berlaku di pasar valuta asing Internasional.
Selain itu, Indonesia juga melakukan kontrol devisa yang ketat dengan tidak
membatasi kepemilikan, penjualan dan pembelian Valuta asing. Namun, para eksportir
wajib menjual devisa kepada bank sentral.
Akibat dari over valueated Indonesia melakukan devaluasi kurs tetapnya
sebanyak tiga kali. Yang pertama pada tanggal 17 April 1970, merubah kurs yang
semula Rp. 250,-/US$ menjadi Rp. 378.-/US$. Devaluasi kedua pada tanggal 23 Agustus
1971, yang semula Rp. 378.-/US$ menjadi Rp. 415.-/US$ dan yang ketiga pada tanggal
15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625,-/US Dollar.

b. Sistem

Kurs

Mengambang

Terkendali

(Manage

Floating

Exchange Rate).
Kurs Mengambang Terkendali merupakan nilai tukar yang ditetapkan oleh
aktivitas valuta namun juga ada campur tangan pemerintah melalui alat moneter dan
fiskal. Intinya, dalam sistem ini penetapan kurs tidak sepenuhnya ditentukan oleh
permintaan dan penawaran dalam pasar uang.
Sistem ini berlaku di Indonesia pada tahun 1978-1997. Sistem ini ditetapkan
bersamaan dengan kebijakan devaluasi rupiah sebesar 33% pada tahun 1978. Pada
sistem ini Rupiah diambangkan terhadap mata uang Negara-negara mitra dagang
utama Indonesia. Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs
bergerak dipasar dengan penyebaran tertentu. Bank Indonesia akan melakukan
Intervensi apabila terjadi gejolak yang melebihi batas atau dibawah penyebaran.
Pada sistem ini Rupiah mengalami depresiasi terhadap US Dollar dari tahun
ke tahun. Nilai tukar Rupiah berubah-ubah dan tidak pasti antara Rp. 644/US$ sampai
Rp 2.383/US$.

c. Sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Exchange Rate).


Kurs Mengambang Bebas merupakan nilai tukar yang ditetapkan oleh
aktivitas valuta untuk mencapai kondisi yang seimbang secara internal dan eksternal
suatu negara. Sistem ini ditujukan bagi Negara-negara yang memiliki ekonomi yang
mapan dan tidak tepat untuk Negara yag berkembang. Dalam sistem ini sama sekali
tidak ada campur tagan pemerintah dan nilai tukar ditetapkan berdasarkan
permintaan dan penawaran di pasar uang.
Sistem ini berlaku di Indonesia pada tahun 1997-sekarang. Pada pertengahan Juli 1997,
nilai Rupiah semakin melemah terhadap US Dollar. Hal ini karena gejolak mata uang di
Thailand yang menyebabkan Negara-negara di Asia Tenggara ikut terkena imbasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik melalui spot
exchange rate (kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs berjangka) yang
untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Pada tanggal 14 Agustus 1997,
Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar

Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar untuk mengamankan cadangan devisa


yang terus berkurang.
Pada tahun 2012, nilai rupiah di bank cendrung stabil yang berada di kisaran
Rp. 9000 - Rp. 9500 dan berakibat kepada perekonomian yang cendrung stabil. Dengan
keadaan rupiah yang cendrung stabil juga membuat perekonomian juga stabil yang
berdampak pada tingka konsumsi Indonesia meningkat.

Faktor-Faktor Penggerak Kurs Rupiah.


Kurs Rupiah mengacu pada pergerakan US Dollar. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Dalam Negeri.


Pengaruh inflasi yang meningkat.
Dampak negative neraca perdagangan minyak dunia.
Keresahan masyarakat terhadap kelangkaan BBM.
Respon negative kenaikan harga minyak.

2. Faktor Luar Negeri.


Mata uang dunia melemah terhadap US Dollar.
Perekonomian Amerika cendrung membaik.
Tingkat suku bunga Amerika yang terus naik.

Menguatnya Neraca Pembayaran Indonesia menjadi faktor lain yang


menyebabkan nilai tukar kurs local tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai