Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS AIR

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa

diharapkan

mampu

dan

mengerti

menggunakan

alat

WaterprooCyberScan PCD 650 dengan baik dan benar untuk mengukur parameter
fisik air seperti pH, Conductivity, TDS, Resistivity, dan Kadar Oksigen.
II.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Bahan Yang Digunakan:
1. Aquadest
2. Sampel :
Air masak
Air kran
Pocari Sweat
Teh Gelas
Super O2
Oxypus
Air Nestle
Air Hujan

Alat Yang Digunakan :


1. Gelas Kimia 500 ml
2. Waterproof Cyberscan PCD 650

III.

: 3 buah
: 1 buah

TEORI
Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air diantaranya
adalah :
Air Yang Tercemar > DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari
udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua

mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk
mikroorganisme seperti bakteri. Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen
kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan
organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi
karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga
kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan
seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air
yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil
proses

penguraian

bahan

organik

lanjutan

oleh

bakteri

anaerob

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup
inilah beberapa manfaatnya :

Untuk pernapasan
Proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi

untuk pertumbuhan dan pembiakan.


Oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik
dalam proses aerobik.
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari
udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
Oksigen juga memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan
anorganik dalam air. Selain itu, oksigen juga menentukan kondisi biologis yang
dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan
oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil
akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan.
Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa
kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi
dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu
mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan
aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun.
Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam
menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan
tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah
sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
Kekeruhan air,
Suhu,
Salinitas,
Pergerakan massa, air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan
berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar
oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas

serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi


penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan
kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahanbahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi
tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam
keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat
bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen
dari udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan
oksigen terlarut.
Air Yang Tercemar > BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD (Biochemical Oxygen Demand) artinya kebutuhan oksigen biokima yang
menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri.
Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan
D.O akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l
atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4ppm, air dikatakan tercemar.
Air Yang Tercemar > COD (Chemical Oxygen Demand)
COD (Chemical Oxygen Demand) sama dengan BOD, yang menunjukkan jumlah
oksigen yang digunakan dalam reaksi kimia oleh bakteri. Pengujian COD pada air
limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD.
Air Yang Tercemar > Zat Padat Terlarut
Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garamgaram yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air
dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian,
kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat
digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat
pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang bersih adalah jika tingkat
D.O nya tinggi, sedangkan B.O.D dan zat padat terlarutnya rendah.
pH air
Pada dasarnya, nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan padatan
rendah atau tinggi. pH dari air murni adalah 7. Secara umum, air dengan nilai pH
lebih rendah dari 7 dianggap asam dan nilai pH lebih dari 7 dianggap basa. Nilai pH
normal untuk air permukaan biasanya antara 6,5 s/d 8,5 dan air tanah dari 6 s/d 8,5.

Conductivity (mS)
Konduktivitas/conductivity adalah sering disebut juga daya hantar listrik (DHL)
maksudnya adalah gambaran numeric dari kemampuan air untuk meneruskan listrik.
Senyawa organic adalah penghantar listrik (konduktor) yang baik, sedangkan
senyawa Anorganic adalah penghantar listrik yang lemah.Kemampuan air untuk
menghantarkan arus listrik yang dinyatakan dalam Umhos/cm (Us/Cm).
Nilai konduktivitas pada air minum dalam kemasan menunjukkan adanya mineralmineral

seperti

magnesium

flour,

natrium

dan

calsium,

mineral ini tidak dihilangkan karena baik bagi kesehatan, dapat membantu prosesproses metabolisme dalam tubuh (cari sendiri fungsi masing-masing mineral di atas
bagi metabolisme tubuh yaaa), serta dari segi sensorisnya dapat memberi rasa
kesegaran.
namun demikian, jika lebih dari 250mS dikhawatirkan dapat merusak ginjal, sebab
mineral yang tidak dipakai oleh tubuh nantinya akan diolah oleh ginjal, dapat
mengendap dan menghasilkan batu ginjal.
TDS
TDS adalah benda padat yang terlarut yaitu semua mineral, garam, logam, serta
kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut diluar molekul air
murni (H2O). Secara umum, konsentrasi benda-benda padat terlarut merupakan
jumlah antara kation dan anion didalam air. TDS terukur dalam satuan Parts per
Million (ppm) atau perbandingan rasio berat ion terhadap air.
Berkaitan dengan TDS ini, ada empat kategori air :
1. TDS lebih dari 100 ppm : air tidak layak minum
2. TDS antara 10 100 ppm : air layak minum
3. TDS antara 1 10 ppm : air murni
4. TDS 0 ppm : air organik
World Health Organization (WHO) telah merilis antara lain bahwa standar air minum
sehat yang layak dikonsumsi harus memiliki kadar TDS dibawah 100 ppm. Lebih
dari berarti tidak layak minum.
Resitivitas Air

Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus listrik.
Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode aktif, yaitu pengukuran dengan
memberikan arus listrik (I) melalui elektroda arus dan mengukur beda potensial (
pada elektroda potensial. Sesuai dengan hukum ohm, maka harga resistivias
dapat dihitung dari perhitungan R sama dengan
memperoleh harga ukur

dibagi dengan I. Syarat untuk

yang benar adalah input Impedansi dari volt meter

harus besar (>10 Mohm)

STANDAR BAKU MUTU AIR


Air Minum -> KepMenKes No. 907/MENKES/SK/VII/2002
No

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Parameter
FISIKA
Bau
Rasa
Warna
Total Padatan Terlarut
(TDS)
Kekeruhan
Suhu
KIMIA
Besi (Fe)
Kesadahan sebagai CaCO3
Klorida (Cl)
Mangan (Mn)
pH
Seng (Zn)
Sulfat (SO4)
Tembaga (Cu)
Klorin (Cl2)
Amonium (NH4)

17.
18.

KIMIA ANORGANIK
Arsen (As)
Fluorida (F)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Satuan

Persyaratan

Teknik Pengujian

TCU
mg/l

tidak berbau
normal
maks.15
maks. 1000

Organoleptik
Organoleptik
Spektrofotometri
Gravimetri

NTU
o
C

maks. 5
Suhu udara 3oC

Spektrofotometri
Termometer

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

maks 0.3
maks. 500
maks 250
maks 0.1
6.5 - 8.5
maks. 8
maks 250
maks. 1
maks. 5
maks 0.15

AAS
Titrimetri
Argentometri
AAS
pH meter
AAS
Spektrofotometri
AAS
Titrimetri
Spektrofotometri
(Nesler)

mg/l
mg/l

maks. 0.01
maks 1.5

AAS
Spektrofotometri

19.
20.
21.

Krom heksavalen (Cr6+)


Kadnium (Cd)
Nitrat (NO3)

mg/l
mg/l
mg/l

maks 0.05
maks. 0.003
maks 50

22.

Nitrit (NO2)

mg/l

maks 3

23.
24.
25.

mg/l
mg/l
mg/l

maks 0.07
maks. 0.01
maks 0.001

24.

Sianida (CN)
Timbal (Pb)
Raksa (Hg)
MIKROBIOLOGI
E. Coli

negatif

MPN

25.

Total Bakteri Koliform

APM/100m
l
APM/100m
l

negatif

MPN

AAS
AAS
Spektrofotometri
(Brusin)
Spektrofotometri
(NED)
Destilasi
AAS
AAS

Limbah Cair Industri Kep. Gub. Jabar No. 6 Tahun 1999

No

1
2
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Parameter
FISIKA
Temperatur
Zat padat terlarut
Zat padat Tersuspensi
KIMIA
pH
Besi terlarut (Fe)
Mangan terlarut (Mn)
Barium (Ba)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Krom Heksavalen (Cr6+)
Krom Total (Cr)
Cadmium (Cd)
Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Stanum (Sn)
Arsen (As)

Satuan

Baku Mutu
Limbah Cair*)
Gol.
Gol. I
II

C
mg/l
mg/l

38
2000
200

40
4000
400

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

6.0-9.0
5
2
2
2
5
0.1
0.5
0.05
0.002
0.1
2
0.1

6.0-9.0
10
5
3
3
10
0.5
1
0.1
0.005
1
3
0.5

Teknik Pengujian

Termometer
Gravimetri
Gravimetri
pH meter
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS

14
15
16
17
18
19
20
21

Selenium (Se)
Nikel (Ni)
Kobalt (Co)
Sianida (CN)
Sulfida (H2S)
Fluorida (F)
Klorin bebas (Cl2)
Amoniak bebas (NH3-N)

22

Nitrat (NO3-N)

23
24
25
26
27
28
29
30

Nitrit (NO2-N)
BOD5
COD
Senyawa aktif biru metilen
Fenol
Minyak nabati
Minyak mineral
Radioaktivitas*)

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

0.05
0.2
0.4
0.05
0.05
2
1
1

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
-

1
50
100
5
0.5
5
10
-

20

0.5
0.5
0.6
0.5
0.1
3
2
5
30
3
150
300
10
1
10
50
-

AAS
AAS
AAS
Destilasi
Spektrophotometer
Spektrophotometri
Argentometri
Spektrophotometri (Nesler)
Spektrophotometri
(Brusin)
Spektrophotometri (NED )
Titrimetri/Winkler
Reflux Kalium dikromat
Spektrophotometri
Titrimetri
Ekstraksi / Gravimetri
Ekstraksi / Gravimetri
-

Air Sumur Permenkes No. 416/Men. Kes/Per./IX/1990


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Parameter
A. FISIKA
Bau
Jumlah Zat Padat Terlarut
Kekeruhan
Rasa
Suhu

Satuan

Standar

Teknik Pengujian

mg/l
NTU
o
C

Organoleptik
Gravimetri
Spektrofotometri
Organoleptik
Temometer

Warna
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Air Raksa (Hg)
Arsen
(As)
Besi
(Fe)
Fluorida (F)
Kadmium (Cd)
Kesadahan sebagai CaCO3
Klorida (Cl-)

TCU

1.500
25
Suhu udara 130C
50

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

0.001
0.05
1.0
1.5
0.005
500
600

AAS
AAS
AAS
Spektrofotometri
AAS
Titrimetri
Argentometri

Spektrofotometri

8.
9.
10.

Kromium, valensi 6 (Cr6+)


Mangan (Mn)
Nitrat (NO3)

mg/l
mg/l
mg/l

0.05
0.5
10

11.

Nitrit (NO2)

mg/l

1.0

12.
13.
14.
15.
16.
17.

pH
Selenium (Se)
Seng (Zn)
Sianida (CN)
Sulfat (SO4)
Timbal (Pb)
b. Kimia Organik
Detergent
Zat Organik
Pestisida Gol. Organo Fosfat
Pestisida Gol. Organo Klorida
Pestisida
Gol.
Organo
Karbamat
C. MIKROBIOLOGIK
MPN (Golongan Coliform)

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

6.5-9.0
0.01
15
0.1
400
0.05

AAS
AAS
Spektrofotometri
(Brusin)
Spektrofotometri
(Nesler)
pH meter
AAS
Destilasi
Spektrofotometri
AAS

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

0.50
10.00
0.00
0.00
0.00

Spektrofotometri
Gravimetri
-

Per 100 ml

50

1.
2.
3.
4.
5.

1.

MPN

Badan Air Peraturan Pemerintah No. 82 Th. 2001


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Parameter
FISIKA
Temperatur
Zat padat terlarut
Zat padat Tersuspensi
KIMIA ANORGANIK
pH
BOD
COD
DO
Total Fosfat
NO3-N
NH3-N
Arsen (As)
Kobalt (Co)
Barium (Ba)
Boron (B)

Satuan
o

Baku Mutu Badan


Air Kelas I *)

Teknik Pengujian

C
mg/l
mg/l

1000
50

Temperatur
Gravimetri
Gravimetri

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

6-9
2
10
6
0.2
10
0.5
0.05
0.2
1
1

pH meter
Titrimetri/winkler
Reflux kalium dikromat
DO meter
Spektrofotometri
Spektrofotometri (Brusin)
Spektrometri (Nesler)
AAS
-

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Selenium (Se)
Kadmium (Cd)
Khrom (VI)
Tembaga (Cu)
Besi (Fe)
Timbal (Pb)
Mangan (Mn)
Air Raksa (Hg)
Seng (Zn)
Khlorida (Cl-)
Sianida (CN)
Flourida (F)
Nitrit (NO2)
Sulfat (SO4)
Khlorin Bebas (Cl2)
Belerang sebagai H2S
KIMIA ORGANIK
Minyak dan Lemak
Detergen sebagai MBAS
Fenol
MIKROBIOLOGI

34

Fecal Coliform

35

Total Coliform

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

0.01
0.01
0.05
0.02
0.3
0.03
0.1
0.001
0.05
600
0.02
0.5
0.06
400
0.03
0.002

AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
Titrimetri
Destilasi
Spektrofotometri
Spektrofotometri (NED)
Spektrofotometri
Titrimetri
Spektrofotometri

mg/l
mg/l
mg/l

1000
200
1

Ekstraksi/gravimetri
Spektrofotometri
Titrimetri

Jumlah per
100 ml
Jumlah per
100 ml

MPN

100

MPN

1000

Air Buangan Permen. Kes. RI No. 173/Men. Kes./ Per/VIII/1977


No.
1
2
3
4
5

1
2
3
4
5
6
7

Parameter
I. F I S I K A
Suhu
Zat terapung (yang tertahan oleh
saringan dengan lobang ukuran 1 mm)
Zat terendap
Warna
Bau
II. K I M I A
A.Kimia Anorganik
Aluminium (Al)
Arsen
(As)
Barium
(Ba)
Besi
(Fe)
Chromium martabat 6 (Cr6+)
Kadmium (Cd)
Nikel
(Ni)

Satuan
0

Standar

Teknik Pengujian

C
mg/1

30
Nihil

Termometer
Gravimetri

mg/1
TCU
-

1.0
Jernih
-

Gravimetri
Spektrofotometer
Organoleptik

mg/1
mg/1
mg/l
mg/l
mg/1
mg/1
mg/1

10
1
1
1
0.1
1
2

AAS
AAS
AAS
AAS
AAS

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Perak
(Ag)
Raksa (Hg)
Seng
(Zn)
Tembaga (Cu)
Timbal (Pb)
Amonia bebas (NH3)
Chlor bebas (Cl2)
Fluorida (F)
Nitrit (NO2)
Phospat (PO4)
Sulfida (S-)
BOD5
COD
pH
Uji biru metilen (Detergent)
Zat yang teroksidasi dgn KMn04
Zat yang tersuspensi

mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1
mg/1

0.1
0.1
1
1
1
0.1
0.05
2
1
1
0.1
20-30
80
6.0 - 8.5
0.0
60-90
20

1
2
3
4

B.Kimia Organik
Hidrokarbon
Minyak dan Lemak
Phenol
Sianida (CN)

mg/1
mg/1
mg/1
mg/1

10
10
0.1
0.1

AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
Spektrofotometri (Nesler)
Titrimetri
Spektrofotometer
Spektrofotometri (NED)
Spektrofotometri
Spektrofotometer
Titrimetri/winkler
Reflux Kalium dikromat
pH meter
Spektrofotometri
Gravimetri

Ekstraksi/gravimetri
Ekstraksi/gravimetri
Titrimetri
Destilasi

Badan Air Permen. Kes. RI No. 173/Men. Kes./ Per/VIII/1977


No.

Parameter

Satuan

Standar

Teknik Pengujian

A. Fisika :
1.

Suhu

2.

Warna

3.
4.
5.

Kekeruhan

Suhu udara

Termometer

NTU

50

Spektrofotometri

Bau

Organoleptik

Rasa

Organoleptik

TCU

25

Spektrofotometri

B. Kimia :
1.

BOD

mg/l

max. 3

Titrimetri/winkler

2.

Oksigen Terlarut

mg/l

4-6

DO meter

3.

pH

6.0-8.5

PH meter

4.

Zat Terlarut

mg/l

1000-2000

Gravimetri
-

C.Kimia Anorganik :
1.

Arsen (As)

mg/l

0.05

2.

Barium (Ba)

mg/l

0.05

Besi (Fe)

mg/l

1.00

AAS

4.

Boron (B)

mg/l

1.00

5.

Chrom valensi 6

mg/l

0.05

AAS

6.

Chrom valensi 3

mg/l

0.50

AAS

7.

Cadmium (Cd)

mg/l

0.01

AAS

8.

Kobal (Co)

mg/l

1.00

AAS

9.

Mangan (Mn)

mg/l

0.50

AAS

10.

Nikel (Ni)

mg/l

0.10

11.

Perak (Ag)

mg/l

0.05

AAS

12.

Raksa (Hg)

mg/l

0.005

AAS

13.

Selenium (Se)

mg/l

0.01

14.

Seng (Zn)

mg/l

1.00

AAS

15.

Tembaga (Cu)

mg/l

0.05

AAS

16.

Amonia (NH3)

mg/l

0.50

Spektrofotometri

17.

Chlorida (Cl)

mg/l

25-500

Argentometri

18.

Chlor bebas (Cl2)

mg/l

0.00

Titrimetri

19.

Fluorida (F)

mg/l

1.50

Spektrofotometri

20.

Kesadahan (sebagai CaCO3)

mg/l

5-10

Titrimetri

21.

Nitrat & Nitrit

mg/l

0-10

Spektrofotometri

22.

Sulfat

mg/l

50-400

Spektrofotometri

23.

Sulfida

mg/l

0.00

Spektrofotometri

24.

Uranil

mg/l

0.00

D. Kimia Organik
1.

Minyak dan Lemak

mg/l

0.00

Ekstraksi/gravimetri

2.

Phenol

mg/l

0.02

Titrimetri

3.

Pestisida :
a. Gol. Organo Phosphat

mg/l

0.01

b. Gol. Organo Chlorida

mg/l

0.01

c. Gol. Organo Carbamat

mg/l

0.10

4.

Cyanida

mg/l

0.1

Destilasi

5.

Uji biru metilien (detergent)

mg/l

0.5

Spektrofotometri

E. Mikrobiologik
1.

Total Colifrom

Per 100 ml

10 000

MPN

2.

Colifrom Tinja

Per 100 ml

4000

MPN

DAFTAR PUSTAKA
http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/manfaat-oksigen-terlarut-dissolved.html
http://analisisduniakesehatan.blogspot.com/2011/10/beberapa-parameter-yang digunakan
untuk.html
http://setyablogku.blogspot.com/2012/05/pemeriksaan-parameter-kualitas.html
Jobsheet.2014.Praktikum Kimia Analitik InstrumenAnalisa Air.Palembang:Politeknik
Negeri Sriwijaya

TUGAS PERTANYAAN
1. Selain dari parameter fisik , terdapat juga parameter kimia dan mikrobiologi sebgai
syarat mutu air baku, jelaskan dan uraikan parameter kimia dan mikrobiologi?
2. Sebutkan macam-macam peraturan pemerintah yang mengatur tentang tata kelola air
limbah?
Jawab
1. Berdasarkan Permenkes nomor 907/menkes/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, ada beberapa persyaratan atau parameter
mengenai kualitas air, baik air minum maupun air bersih. Adapun parameter tesebut
yaitu parameter fisik, parameter kimia, parameter mikrobiologi, dan parameter
radioaktivitas.
Air yang memenuhi parameter fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa,
tidak berwarna, jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman.
Dilihat dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar
secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air
raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F),
Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya.
Sedangkan dari parameter mikrobiologis, sumber- sumber air di alam pada
umumnya mengandung bakteri. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan coli, Salmonella, Clostridium
Perfingens yang merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
Sedangkan dari segi parameter radioaktivitas, yang dilihat adalah Strontium-90,
Radium-226 dan aktifitas total.
2. macam-macam peraturan pemerintah yang mengatur tentang tata kelola air limbah
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161);

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3699);
UU No. 23 Tahun 1992Kesehatan Pasal 22 Mengisyaratkan akan pentingnya
kesehatan lingkungan melalui antara lain pengamanan limbah padat dan cair
UU No. 7 Tahun 2004Sumber Daya Air Pasal 21 ayat (2) butir d
Mengisyaratkan akan pentingnya pengaturan prasarana dan sarana sanitasi (air
limbah dan persamapahn) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya
air
Peraturan Pemerintah PP 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan PP 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air PP 16/2005 tentang Pengembangan Sismstem Penyediaan Air
Minum (SPAM)
Peraturan dan KeputusanMenteri Lingkungan Hidup (1/2) Permen LH 11/2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) KepMen LH 52/1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Hotel KepMen LH 58/1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit KepMen LH 86/2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
Peraturan dan KeputusanMenteri Lingkungan Hidup (2/2) KepMen LH 37/2003
tentang Metode Analisa Kualias Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan KepMen LH 110/2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung
Beban Pencemar Air pada Sumber Air KepMen LH 111/2003 tentang Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air KepMen LH 112/2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik
Peraturan dan KeputusanMenteri Pekerjaan Umum PerMen PU 16/PRT/M/2008
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman PerMen PU 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

IV.

LANGKAH KERJA
A. Petunjuk Penggunaan Alat
1. Alat Waterproof CyberScan PCD 650 dalam pemgoperasiannnya memakai 2
sumber arus listrik yaitu batere dan sumber arus listrik PLN, jika dalam dalam
pengoperasiannya memakai sumber arus PLN, memastikan batere yang
terdapat didalam alat dilepas terlebih dahulu untuk menghindari korsleting
yang berakibat akan merusak alat.

2. Alat Waterproof CyberScan PCD 650 merupakan alat yang memiliki tingkat
akurasi dan presisi yang tinggi jadi memastikan setelah memakai alat
elektrodanya dibilas dan dibersihkan.
3. Tidak dibenarkan dan dianjurkan mengubah setting alat selain yang diberikan
oleh instruktur dan teknisi.
B. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan 8 jenis air kemasan dan masukkan dalam gelas kimia 500mL,
beri label
2. Menghubungkan Kabel daya ke sumber arus PLN dan tekan tombol F4 (ON)
selama 3 detik
3. Memasukkan elektroda ke dalam larutan/cairan yang akan diukur, minimal
1/3 bagian elektroda terendam, tunggu beberapa saat sampai pembacaannya
stabil, mencatat pH yang terlihat di layar
4. Menekan tombol Mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan Measuring
Cond di layar
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan stabil, catat hasilnya
6. Menekan tombol Mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan Measuring
TDS di layar
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan stabil, catat hasilnya
8. Menekan tombol Mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan Measuring
Res di layar
9. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan stabil, catat hasilnya
10. Untuk pembacaan % Disolved Oxygen dan Oxygen Concentration
menggunakan cara yang sama seperti langkah diatas

V.

ANALISA DATA
Pada percobaan Analisa air dapat dianalisa bahwa pada percobaan ini terdapat
parameter parameter fisik. Dimana perameter parameter ini adalah Suhu, pH air,
Konduktivitas, TDS, Resistivitas, % Dissolved Oxygen, serta konsentrasi Disoslved
Oxygen dengan menggunakan Alat Waterproof CyberScan PCD 650. Dimana tujuan
dari menguji samperl berdasarkan parameter- parameter tersebut bertujuan untuk

mengetahui

apakah

sampel

kemasan

air

tersebut

layak

dikonsumsi

dan

membandingkannya dengan standar yang telah disepakati. Dimana sampel yang


digunakan adalah Air masak, Pocari Sweat, Teh gelas, Air Kran, Air mineral(Nestle),
Oxypus, Air hujan, dan Osper O2.
Berdasarkan data yang diperoleh suhu masing masing air tersebut baik karena
dibawah suhu normal yaitu rata-rata 26oC. Tetapi untuk teh gelas sekitar 16oC.
Untuk pH dari masing masing sampel adalah hanya air masak yang pHnya terlalu
basah yaitu 13,51 sedangkan untuk air keran dan air mineral((Nestle) sedikit netral
yaitu 8,79 dan 6,78 tetapi untuk sampel yang lain pHnya asam yaitu pocari sweat,
Teh gelas, Oxypus, Air hujan, dan Osper O 2 dengan pH sebesar 5,71 ; 5,09 ; 4,36 ;
5,34 ; 3,38 ; 5,22. Pengukuran konduktivitas yang dilakukan berdasarkan kemampuan
kation dan anion untuk menghantarkan arus listrik yang dialirkan dalam sampel air
dapat dijadikan indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik yang
ditunjukkan pada konduktometer, berarti semakin besar kemampuan kation dan anion
yang terdapat dalam sampel air untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin banyak mineral yang terkandung dalam sampel air
tersebut. Lalu untuk konduktivitasnya diantara 8 sampel tersebut konduktivitas yang
tertinggi adalah sampel air masak dan air mineral sebesar 121,6 mS dan 131,5 dan
untuk yang paling rendah adalah pocari sweat dan Osper O 2 yaitu 2,343 ; dan 5,79.
TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun
anorganic) yang terdapat pada sebuah larutan, jadi semakin kecil nilai TDS suatu
sampel, maka semakin baik kualitasnya.Untuk TDS dari masing masing sampel yang
> 100 TDS nya adalah Air masak, Teh Gelas, Air Mineral(Nestle) yaitu 190,7 ;
770,5 ; 117,9 untuk nilai TDS yang <10 adalah Pocari sweat, dan Osper O 2 yaitu
2,114 ; dan 5,21. Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium
menghambat arus listrik, jadi niali resistivitas ini berbanding terbalik dengan
konduktivitas. Jika konduktivitas tinggi, maka resistivitasnya akan rendah. Lalu untuk
nilai Resistivity yang paling tinggi adalah teh gelas dan pocari sweat yaitu 650,5 ; dan
236,4 dan yang paling rendah adalah air masak dan air kran yaitu 4,558 ; dan 7,634.
Untuk % DO untuk masing masing sampel sesuai urutan adalah 4,8 ; 68,5 ; 4,4 ;
47,2 ; 49,9 ; 49,7 ; 50,5 ; dan 116. Serta untuk konsentrasi DO yaitu 3,84 ; 2,47 ;

1,47 ; 3,89 ; 3,81 ; 4,08 ; 4,12 ; 9,38, dimana Besarnya % DO menunjukkan besarnya
kadar Oksigen yang terdapat dalam suatu air. Semakin banyak kadar oksigen yang
terdapat dalam air maka semakin baik kualitas air tersebut.
Berdasarkan tingkat parameter fisik yang disepakati tingkat pH yang baik ialah
7 ,konduktivitas tidak lebih dari 250mS ,total disolved solid yang baik ialah 10-100
ppm, serta kandungan oksigen yang terlarut yaitu >5ppm . untuk resistivity
berbanding terbalik dengan konduktivias maka semakin rendah semakin baik
.Sehingga berdasarkan tingkat parameter yang telah disepakati untuk berdasarkan pH
maka air yang baik adalah air kran dan air mineral(nestle) , untuk tingkat
konduktivitas semua sampel baik , untuk TDS yaitu pocari sweat, Air kran, Oxypus,
Air hujan. Serta untuk konsentrasi DO sampel yang baik hanya Osper O 2 dan untuk
resistivity yang rendah adalah air masak dan air kran. Sehingga jika dilihat secara
keseluruhan maka yang sesuai standar adalah Air kran hanya saja untuk konsentrasi
DO kurang dari standar yaitu 3,89.

VI.

KESIMPULAN
Pada percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Sifat/parameter fisik air dapat diukur dengan menggunakan alat waterproof
cyberscan PCD 650
2. Sampel yang memiliki kadar oksigen tertinggi yaitu Osper O2 dengan % DO
9,38%.
3. Semua sampel konduktivitasnya baik ,Sampel yang memiliki nilai konduktivitas
tertinggi yaitu 131,5 mS yang terdapat pada Air mineral

4. Sedangkan Sampel yang memiliki nilai TDS terendah yaitu pocari sweat, Air
kran, Oxypus, Air hujan
5. Untuk resistivity yang rendah adalah air masak dan air kran
6. Untuk Keseluruhan air yang memenuhi standar adalah air kran

Anda mungkin juga menyukai