Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
Diajukan oleh :
DWI ANDIKA SETIYAWAN
NIP : P07133108058
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Oleh :
DWI ANDIKA SETIYAWAN
NIP : P07133108058
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kesehatan Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun Karya Tulis Ilmiah dengan
judul Pengaruh Berbagai Campuran Tempurung Kelapa dan Kulit
Singkong dalam Briket Terhadap Lama Waktu Mendidihkan Air dan Lama
Membara dapat terselesaikan pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini terwuud atas bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini menympaikan
penghargaan dan terima kasih kepada :
1. DR. Hj. Lucky Herawati, SKM., M.Sc., selaku Direktur Polteknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta.
2. Tuntas Bagyono, SKM., M.Kes., sebagai Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Polteknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
3. Drs. Adib S. Msi., selaku Pembimbing Utama yang telah dengan sabar
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan dan penulisan
karya tulis ilmiah ini.
4. Abdul Hadi K., SKM., MPH selaku Pembimbing Pendamping yang telah
berkenan memberikan masukan guna memperbaiki kekurangan yang ada
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Sri Puji Ganefati, SKM., M.Kes., selaku Penguji yang telah memberikan
masukan yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Pengelola
Perpustakaan
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
Polteknik
Bapak, ibu serta segenap keluarga tercinta yang telah banyak membantu
baik moral, material dan spiritual dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
ii
iii
INTISARI ..............................................................................................
iv
ABSTRACT .........................................................................................
vi
viii
xi
xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
1. Sampah................................................................................................
10
11
6. Perekat.................................................................................................
13
14
14
15
C. Hipotesis ..............................................................................................
16
17
18
18
21
E. Pelaksanaan Penelitian........................................................................
21
24
26
27
C. Pembahasan ........................................................................................
32
34
34
35
B. Saran ...................................................................................................
36
DFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Kalor Kulit Singkong dan Beberapa Jenis Limbah
Pertanian Lainnya .................................................................................. 10
Tabel 2. Komposisi Buah Kelapa ........................................................... 10
Tabel 3. Lama Waktu Mendidihkan Air dengan Menggunakan
Berbagai Briket Campuran ..................................................................... 27
Tabel 4. Lama Membara dengan Menggunakan Berbagai
Briket Campuran .................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian ..............................................
15
21
29
31
: Persen
Ml
: Mililiter
Kg
: Kilo gram
Kkl
: Kilo kalori
: Meter
CO2
: Karbon Dioksida
Cm
: Centi Meter
:Derajat Celcius
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
seluruhpihak
maupun
kalangan
masyarakat
Indonesia
untuk
tingkat polusi yang dihasilkan sangatlah rendah. Nilai energi biomassa 3.300
kkal/kg, sedangkan nilai bakar bioarang 5.000 kkal/kg. Bioarang ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar setelah dilakukan pencetakkan berbentuk briket
bola atau silinder (Windarto dan Suryanto, 1995). Sampah biomassa yang dapat
dimanfaatkan sebagai bioarang diantaranya sampah kulit singkong dan tempurung
kelapa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pembikinan barang rusak
atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan, ditolak atau
buangan (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). Berdasarkan masalah dan cara-cara
penanganan, sampah digolongkan sebagai berikut (Seran,1990):
a.
b.
Liqud wastes atau waste water yaitu sampah cair atau air buangan.
a.
b.
c.
2. Sampah Biomassa
Biomassa adalah bahan hayati seperti daun-daunan, rumput, ranting,
gulma, limbah pertanian, kehutanan, gambut dan kotoran ternak (Seran,1990).
Sedangkan menurut setiawan (2003) biomassa adalah bahan organic yang
berasal dari jasad hidup, baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Biomassa
sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar, sebab
biomassa tersebut mengandung energi yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
saat tumbuhan tersebut masih hidup (Windarto dan Suryanto, 1995).
6CO2+6H2O
Energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis berupa glukosa. Kandungan unsur
kimia yang terdapat pada biomassa menentukan banyaknya energi yang
dihasilkan oleh biomassa tersebut. Salah satu unsur kimia tersebut adalah karbon
yang merupakan faktor penentu nilai panas atau energi,sehingga biomassa yang
mengandung karbon dapat digunakan sebagai bahan bakar. Biomassa yang
digunakan secara langsung sebagai bahan bakar sebenarnya kurang efisien.
3. Biomassa Kulit Singkong
Kulit singkong merupakan sampah pertanian yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi panas,baik dalam bentuk kulit
singkong yang kering atau arang kulit singkong. Pada dasarnya umbi singkong
terdiri atas tiga lapis yang meliputi lapisan kulit luar, kulit dalam dan lapisan kulit
bagian daging. Lapisan kulit luar merupakan lapisan tipis yang mudah robek dan
berwarna coklat, lapisan kulit dalam merupakan suatu lapisan kulit memiliki
ketebalan antara 1-3 mm berwarna rose, kuning, putih. Sedangkan lapisan kulit
bagian daging memiliki warna putih atau kuning (Suprapti,2002) pembuatan kulit
singkong dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan metode bis beton,
gentong, drum. Arang kulit singkong memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibanding
dengan bahan bakunya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain
penelitian Post Test Only With Control Group Design (Notoatmodjo, 2005) yang
kemudian diuji secara desktriptif dan inferensi (Hasan, 2009). Adapun desain
penelitiannya adalah sebagai berikut:
Perlakuan
Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Post Test
Xa
O2-a
Xb
O2-b
Xc
O2-c
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
O2-d
Keterangan :
Xa
Xb
Xc
O2-a
: Lama waktu mendidihkan air dan lama membara pada briket bioarang
dengan komposisi perbandingan bahan arang tempurung kelapa dan arang
kulit singkong (3 :1).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian yang berjudul Pengaruh Berbagai Campuran Tempurung Kelapa
dan Kulit Singkong dalam Briket Terhadap Lama Waktu Mendidih Air DAN Lama
Membara ini dilaksanakan mulai tanggal 3-17 juli 2011. Penelitian ini mengambil
lokasi di Kelurahan Kericak, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta dengan bahan
baku tempurung kelapa dan kulit singkong yang didapatkan dari pemilik home
industri penjual es buah dan penjual tela-tela yang berada di Kelurahan Kricak,
Kecamata Tegalrejo, Yogyakarta. Penjual es buah yang memiliki 3 cabang tempat
usaha setiap harinya dapat menghasilkan sampah yang salah satunya tempurung
kelapa sebanyak 15 kg. Sedangkan pada penjual tela-tela setiap harinya dapat
menghasilkan sampah kulita singkong sebanyak 10 kg.
Proses penjemuran bahan, pembuatan briket dan pengukuran lama waktu
mendidihkan air dan lama membara dilakukan di rumah peneliti yaitu di Kelurahan
Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. Sedangkan pada proses pilorisis
dilakukan
di
bantaran
sungai
Winongo.
Lokasi
penelitian
yang
tidak
1:1
1:3
Kontrol
16,5
15,1
18,7
17,2
16,2
15,1
18,4
17,5
16,7
14,8
18,3
17,1
16,3
15,3
19,1
16,9
16,2
15,5
18,8
17,3
Jumlah
81,9
75,7
93,3
86,0
Rata-rata
16,4
15,1
18,6
17,2
18.6
16.4
17.2
15.1
15
10
5
0
Campuran 3:1
Campuran 1:1
Campuran 1:3
Kontrol
Gambar 3
Grafik Rata-Rata Hasil Pengukuran Lama Waktu Mendidihkan Air Menggunakan
Briket Campuran.
hal mendidihkan air. Diketahui dari hasil uji LSD briket campuran 1:1 paling cepat
dalam hal mendidihkan air, dikarenakan nilai Mean Difference lebih kecil
dibandingkan dengan briket campuran yang lain (lampiran 3).
2. Lama membara
Pengukuran lama membara dihitung menggunakan stopwatch dimulai pada saat
briket bioarang sebanyak 0,5kg dinyalakan dengan munculnya bara pertama kali
sampai bara api mati kemudian menjadi abu. Pengukuran dilakukan dengan
pengulangan sebanyak 5 kali. Hasil dari pengukuran lama membara dengan
berbagai pertimbangan variasi campuran bahan arang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan
maka
didapatkan
B. Saran
1. Bagi masyarakat di Kelurahan Kricak Kidul, Tegalrejo, Yogyakarta
a. Diharapkan bagi masyarakat Kricak Kidul untuk menggunakan briket campuran
1:1 untuk mendidihkan air.
b. Apabila
dalam
pemanfaatannya
membutuhkan
lama
membara
seperti
kelembaban
pada briket bioarang, yaitu dengan cara pelaksanaan penelitian dilakukan pada
waktu yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas, 11 November 2010. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Halaman 3
Laboraturium Energi dan Elektrifikasi Pertanian IPB, 2008. Petunjuk
Pengoprasian Pengempa Briket Manual. Fakultas Teknologi Pertanian
IPB. Bogor.
Lingga, Pinus. 1996. Bertanam Ubi-Ubian. Penebar Swadaya IKAPI. Jakarta.
Muhajoeno, 2005. Pembuatan Briket Arang dari Enceng Gondok Eichornia
Crasipess Solm dengan Sagu sebagai Pengikat.UGM. Yogyakarta.
Notoatmojdo, Soekijdo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Palungkun, Ronyi. 1995. Membuat Arang Botok, Kayu dan Sekam. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Palupi, Retno Wardani Asih. 2003. Pemanfaatan Tempurung Kelapa Untuk Briket
Bioarang dalam Peningkatan Efisiensi Energi dan Waktu sebagai Bahan
Bakar Alternatif Pengganti Arang Kayu. Karya Tulis Ilmiah Diploma III,
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Polteknik Kesehatan Yogyakarta.
Pari, Gustan. 2002. Teknologi Pemanfaatan Limbah Industri Kayu. Makalah
Falsafah Sains Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
Pusdiknakes, 1997. Pembuangan Sampah. Depkes RI. Jakarta.
Saptama, Kris Tri. 1994. Pengaruh Jenis Bahan Baku, Tekanan Kempa dan
Jumlah Perekat terhadap Sifat Kimia, Fisik dan Mekanik Arang Briket
yang Dihasilkan. UGM. Yogyakarta.
Seran, Julius Brian. 1990. Bioarang untuk Memasak. Liberty. Yogyakarta.
Setiawan, Ade Irawan. 2003. Manfaatkan Kotoran Ternak. Cetakan ke-5. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sudarso, 1985. Pembuangan Sampah. Proyek Pengembangan Pendidikan
Tenaga Sanitasi Pusat.
Syamsiro, 2007. Pengaruh Dimensi Partikel Arang Tempurung Kelapa
terhadapMutu Briket sebagai Energi Alternatif. Seminar Nasional
Teknologi 2007, Yogyakarta.
Widarto dan Suryanto, 1995. Membuat Briket Bioarang dari Kotoran Lembu.
Kanisius. Yogyakarta.
Widyawati, Indri.2003. Perbedaan Briket Bioarang Berperekat Lem Pati Kanji,
Getah Pohon Kluwih dan Getah Pohon Kamboja terhadap Kualitas Briket
Bioarang, Karya Tulis Ilmiah Diploma III, Jurusan Kesehatan Lingkungan,
Polteknik Kesehatan Depkes, Yogyakarta.