Anda di halaman 1dari 25

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH BERBAGAI CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA


DAN KULIT SINGKONG DALAM BRIKET TERHADAP LAMA
WAKTU MENDIDIHKAN AIR DAN LAMA MEMBARA

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Diajukan oleh :
DWI ANDIKA SETIYAWAN
NIP : P07133108058

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2011

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah

Pengaruh Berbagai Campuran Tempurung Kelapa dan Kulit Singkong


dalam Briket Terhadap Lama Waktu Mendidih Air dan Lama Membara

Diajukan Oleh :
DWI ANDIKA SETIYAWAN
NIP : P07133108058

Telah mendapatkan persetujuan


Pada tanggal : 1 Agustus 2011

Pembimbing Utama,

Pembimbing Pendamping,

Drs. Adib Suyanto,Msi

Abdul Hadi K., SKM, MPH

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kesehatan Yogyakarta

Tuntas Bagyono,SKM, M.Kes


NIP : 195709111980121001

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun Karya Tulis Ilmiah dengan
judul Pengaruh Berbagai Campuran Tempurung Kelapa dan Kulit
Singkong dalam Briket Terhadap Lama Waktu Mendidihkan Air dan Lama
Membara dapat terselesaikan pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini terwuud atas bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini menympaikan
penghargaan dan terima kasih kepada :
1. DR. Hj. Lucky Herawati, SKM., M.Sc., selaku Direktur Polteknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta.
2. Tuntas Bagyono, SKM., M.Kes., sebagai Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Polteknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
3. Drs. Adib S. Msi., selaku Pembimbing Utama yang telah dengan sabar
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan dan penulisan
karya tulis ilmiah ini.
4. Abdul Hadi K., SKM., MPH selaku Pembimbing Pendamping yang telah
berkenan memberikan masukan guna memperbaiki kekurangan yang ada
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Sri Puji Ganefati, SKM., M.Kes., selaku Penguji yang telah memberikan
masukan yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Pengelola

Perpustakaan

Jurusan

Kesehatan

Lingkungan

Polteknik

Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.


7.

Bapak, ibu serta segenap keluarga tercinta yang telah banyak membantu
baik moral, material dan spiritual dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

8. Teman-temanku Semester VI Swadana dan Reguler angkatan 2008 yang


telah memberikan semangat dan doa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
9. Alm. Pak Pon yang telah banyak memberikan motivasi, memberi semangat,
dan doanya, semoga Beliau diterima di sisi-Nya serta semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca budiman.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, juli 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................

iii

INTISARI ..............................................................................................

iv

ABSTRACT .........................................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................

vi

DAFTAR ISI .........................................................................................

viii

DAFTAR TABEL .................................................................................

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

xi

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................

xii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................

B. Rumusan Masalah ...............................................................................

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................

F. Keaslian Penelitian ..............................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori ....................................................................................

1. Sampah................................................................................................

2. Sampah Biomassa ...............................................................................

3. Biomassa Kulit Singkong .....................................................................

4. Biomassa Tempurung Kelapa ..............................................................

10

5. Briket Bioarang ....................................................................................

11

6. Perekat.................................................................................................

13

7. Sistem Pirolisis .....................................................................................

14

8. Kualitas Briket Bioarang .......................................................................

14

B. Kerangka Konsep ................................................................................

15

C. Hipotesis ..............................................................................................

16

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ....................................................................................

17

B. Obyek Penelitian ..................................................................................

18

C. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional .........................................

18

D. Hubungan Antar Variabel .....................................................................

21

E. Pelaksanaan Penelitian........................................................................

21

F. Analisis Data ........................................................................................

24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum ................................................................................

26

B. Hasil Penelitian ....................................................................................

27

C. Pembahasan ........................................................................................

32

D. Faktor Pendukung Penelitian ...............................................................

34

E. Keterbatasan Penelitian .......................................................................

34

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .........................................................................................

35

B. Saran ...................................................................................................

36

DFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Kalor Kulit Singkong dan Beberapa Jenis Limbah
Pertanian Lainnya .................................................................................. 10
Tabel 2. Komposisi Buah Kelapa ........................................................... 10
Tabel 3. Lama Waktu Mendidihkan Air dengan Menggunakan
Berbagai Briket Campuran ..................................................................... 27
Tabel 4. Lama Membara dengan Menggunakan Berbagai
Briket Campuran .................................................................................... 30

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian ..............................................

15

Gambar 2. Skema Hubungan Antar Variabel .......................................

21

Gambar 3. Grafik Rata-Rata Hasil Pengukuran Lama Waktu


Mendidihkan Air Menggunakan Briket Campuran ................................

29

Gambar 4. Grafik Rata-Rata Hasil Pengukuran Lama Membara


Menggunakan Briket Campuran ..........................................................

31

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL


%

: Persen

Ml

: Mililiter

Kg

: Kilo gram

Kkl

: Kilo kalori

: Meter

CO2

: Karbon Dioksida

Cm

: Centi Meter

:Derajat Celcius

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami


peningkatan. Menurut Badan Pusat Statistik 2011 menyebutkan bahwa jumlah
penduduk pada tahun 2000-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 15%. Seiring
dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, tentunya akan semakin
meningkatnya konsumsi energi semakin lama akan habis.
Salah satu permasalahan besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah
kelangkaan energi bahan bakar, yang menjadi semakin krusal dikarenakan
meningkatnya populasi masyarakat Indonesia. Kebutuhan energi digunakan untuk
memenuhi sarana transportasi, aktivitas industri, aktivitas ekonomi dan sosial
dalam skala rumah tangga. Semakin terbatasnya jumlah bahan bakar fosil mulai
dapat dirasakan dampaknya, sebagai bentuk awalnya jumlah minyak tanah
semakin menipis. Mulai tahun 2008 pemerintah kita melakukan konversi
pemakaian minyak tanah menjadi gas elpiji untuk keperluan sehari-hari. Namun

pemanfaatan gas elpiji dalam prakteknya menemui beberapa kesulitan, misalnya


kendala dalam pendistribusian ke daerah-daerah. Konversi minyak tanah ke elpiji
baru mencapai 50 persen hingga 60 persen (kompas,2009).
Kelangkaan minyak tanah yang kemudian disusul dengan sulitnya
mengakses elpiji sebagai konversi minyak tanah memicu munculnya kebutuhan
akan sumber energi alternatif , bahkan energi yang terbarukan. Hal ini tertera
dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional, yang menyatakan bahwa pemerintah mengajak
kepada

seluruhpihak

maupun

kalangan

masyarakat

Indonesia

untuk

mensukseskan pengembangan sumber energi alternatif pengganti Bahan Bakar


Minyak. Sumber energi terbarukan (renewable) dibutuhkan untuk penyediaan
sumber energi secara berkesinambungan (sustainable). Hal ini akan lebih baik lagi
apabila berasal dari sampah, sehingga dapat mengurangi efek negatif
penumpukan sampah terhadap lingkungan (Palupi,2003).
Keberadaan sampah dalam jumlah banyak apabila tidak dikelola dengan
baik, maka akan membawa dampak yang tidak diinginkan karena dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat, ekologis, dan keindahan
lingkungan. Sampah yang berupa bahan hayati seperti daun-daunan, rumputrumputan, ranting pohon, sisa home industri, limbah pertanian serta kotoran ternak
merupakan sampah biomassa.
Permasalahan sampah biomassa dapat diatasi dengan mengembangkan
teknologi baru yang salah satunya memanfaatkan menjadi olahan briket atau
bioarang. Sampah biomassa sebetulnya dapat dimanfaatkan langsung sebagai
bahan bakar rumah tangga namun tidak efisien. Energi kimia bioarang mempunyai
nilai kalor tinggi dibandingkan dengan sampah biomassa yang belum diolah dan

tingkat polusi yang dihasilkan sangatlah rendah. Nilai energi biomassa 3.300
kkal/kg, sedangkan nilai bakar bioarang 5.000 kkal/kg. Bioarang ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar setelah dilakukan pencetakkan berbentuk briket
bola atau silinder (Windarto dan Suryanto, 1995). Sampah biomassa yang dapat
dimanfaatkan sebagai bioarang diantaranya sampah kulit singkong dan tempurung
kelapa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pembikinan barang rusak
atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan, ditolak atau
buangan (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). Berdasarkan masalah dan cara-cara
penanganan, sampah digolongkan sebagai berikut (Seran,1990):
a.

Solid wastes atau refuse yaitu sampah padat.

b.

Liqud wastes atau waste water yaitu sampah cair atau air buangan.

c. Atmospheric water atau exreta disposal yaitu kotoran manusia.


d. Special wastes yaitu sampah berbahaya.
Sampah bila dimanfaatkan dan dikelola secara baik tidak akan menjadi potensi
yang berpengaruh buruk terhadap lingkungan, misalnya:

a.

Sebagai tempat berkembang dan sarang serangga atau tikus, sehingga


berpotensi sebagai sumber penularan penyakit.

b.

Sampah menjadi sumber dan faktor penyebab penyakit.

c.

Sampah menjadi sumber pengotoran tanah, sumber-sumber air


permukaan tanah, air di dalam tanah maupun udara.

2. Sampah Biomassa
Biomassa adalah bahan hayati seperti daun-daunan, rumput, ranting,
gulma, limbah pertanian, kehutanan, gambut dan kotoran ternak (Seran,1990).
Sedangkan menurut setiawan (2003) biomassa adalah bahan organic yang
berasal dari jasad hidup, baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Biomassa
sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar, sebab
biomassa tersebut mengandung energi yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
saat tumbuhan tersebut masih hidup (Windarto dan Suryanto, 1995).

6CO2+6H2O

Sinar Matahari C6H12O6+6O2

Energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis berupa glukosa. Kandungan unsur
kimia yang terdapat pada biomassa menentukan banyaknya energi yang
dihasilkan oleh biomassa tersebut. Salah satu unsur kimia tersebut adalah karbon
yang merupakan faktor penentu nilai panas atau energi,sehingga biomassa yang
mengandung karbon dapat digunakan sebagai bahan bakar. Biomassa yang
digunakan secara langsung sebagai bahan bakar sebenarnya kurang efisien.
3. Biomassa Kulit Singkong
Kulit singkong merupakan sampah pertanian yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi panas,baik dalam bentuk kulit
singkong yang kering atau arang kulit singkong. Pada dasarnya umbi singkong

terdiri atas tiga lapis yang meliputi lapisan kulit luar, kulit dalam dan lapisan kulit
bagian daging. Lapisan kulit luar merupakan lapisan tipis yang mudah robek dan
berwarna coklat, lapisan kulit dalam merupakan suatu lapisan kulit memiliki
ketebalan antara 1-3 mm berwarna rose, kuning, putih. Sedangkan lapisan kulit
bagian daging memiliki warna putih atau kuning (Suprapti,2002) pembuatan kulit
singkong dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan metode bis beton,
gentong, drum. Arang kulit singkong memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibanding
dengan bahan bakunya.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain
penelitian Post Test Only With Control Group Design (Notoatmodjo, 2005) yang
kemudian diuji secara desktriptif dan inferensi (Hasan, 2009). Adapun desain
penelitiannya adalah sebagai berikut:

Perlakuan
Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen

Post Test
Xa

O2-a

Xb

O2-b

Xc

O2-c

Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol

O2-d

Keterangan :

Xa

: Perlakuan menggunakan briket bioarang dengan komposisi perbandingan


bahan arang tempurung kelapa dan arang kulit singkong (3:1).

Xb

: Perlakuan menggunakan briket bioarang dengan komposisi perbandingan


bahan arang tempurung kelapa dan arang kulit singkong (1:1).

Xc

: Perlakuan menggunakan briket bioarang dengan komposisi perbandingan


bahan arang tempurung kelapa dan arang kulit singkong (1:3).

O2-a

: Lama waktu mendidihkan air dan lama membara pada briket bioarang
dengan komposisi perbandingan bahan arang tempurung kelapa dan arang
kulit singkong (3 :1).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Penelitian yang berjudul Pengaruh Berbagai Campuran Tempurung Kelapa
dan Kulit Singkong dalam Briket Terhadap Lama Waktu Mendidih Air DAN Lama
Membara ini dilaksanakan mulai tanggal 3-17 juli 2011. Penelitian ini mengambil
lokasi di Kelurahan Kericak, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta dengan bahan
baku tempurung kelapa dan kulit singkong yang didapatkan dari pemilik home
industri penjual es buah dan penjual tela-tela yang berada di Kelurahan Kricak,
Kecamata Tegalrejo, Yogyakarta. Penjual es buah yang memiliki 3 cabang tempat
usaha setiap harinya dapat menghasilkan sampah yang salah satunya tempurung
kelapa sebanyak 15 kg. Sedangkan pada penjual tela-tela setiap harinya dapat
menghasilkan sampah kulita singkong sebanyak 10 kg.
Proses penjemuran bahan, pembuatan briket dan pengukuran lama waktu
mendidihkan air dan lama membara dilakukan di rumah peneliti yaitu di Kelurahan
Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. Sedangkan pada proses pilorisis

dilakukan

di

bantaran

sungai

Winongo.

Lokasi

penelitian

yang

tidak

memungkinkan menjadi alasan memilih lokasi tersebut untuk proses pirolisis,


dikarenakan lokasi yang padat penduduk. (foto proses pirolisis dapat dilihat pada
lampiran 2).
Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan lama waktu mendidihkan air
sebanyak 1.000 ml dan lama membara dari pembakaran briket bioarang campuran
perbandingan bahan arang tempurung kelapa dan arang kulit singkong. Dalam
penelitian ini dilakukan 5 kali pengulangan dan setiap pengulangan menggunakan
0,5 kg, sehingga untuk keseluruhan dibutuhkan briket bioarang sebanyak 10 kg.
B. Hasil Penelitian
1. Lama waktu mendidihkan air
Pengukuran lama waktu mendidihkan air dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan.
Pengukuran dimulai pada saat briket bioarang sebanyak 0,5 kg dinyalakan
kemudian panci yang berisi air 1.000 ml diletakkan diatas anglo dan dimasuka
termometer ke dalam panci sampai air mendidih yang ditandai dengan suhu pada
termometer yang telah mencapai 100C, dihitung menggunakan stopwatch dalam
satuan menit. Awal penyalaan briket bioarang dibantu menggunakan spritus.
Setelah proses pendidihan selesai dilanjutkan pengukuran lama membara.
Kemudian ditunggu 15 menit untuk menstabilkan suhu pada tungku anglo
kemudian dilanjutkan pengukuran yang kedua dengan menggunakan briket
bioarang yang baru.
Hasil dari pengukuran lama waktu mendidihkan air dengan berbagai perbandingan
variasi campuran bahan arang tempurung kelapa dan arang kulit singkong dalam
briket bioarang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3

Lama Waktu Mendidihkan Air dengan Menggunakan Berbagai Briket Campuran


Lama waktu mendidihkan air (menit)
Pengulangan

menggunakan briket campuran bahan


dengan perbandingan
3:1

1:1

1:3

Kontrol

16,5

15,1

18,7

17,2

16,2

15,1

18,4

17,5

16,7

14,8

18,3

17,1

16,3

15,3

19,1

16,9

16,2

15,5

18,8

17,3

Jumlah

81,9

75,7

93,3

86,0

Rata-rata

16,4

15,1

18,6

17,2

Sumber : data Primer terolah 2011


20

18.6
16.4

17.2

15.1

15
10
5
0
Campuran 3:1

Campuran 1:1

Campuran 1:3

Kontrol

Gambar 3
Grafik Rata-Rata Hasil Pengukuran Lama Waktu Mendidihkan Air Menggunakan
Briket Campuran.

Berdasarkan hasil dari rata-rata lama waktu mendidihkan air dianalisis


secara analitik menggunakan Uji-Anava 1 jalan (one way anava) nilai
signifikasinya sebesar 0.000 yang berarti <0.05, sehingga H diterima Ho ditolak,
sehingga ada perbedaan terhadap lama waktu mendidihkan air antara briket
campuran 3:1, 1:1, 1:3 dan kontrol. Kemudian dilanjutkan uji LSD (Least
Significance Different) untuk mengetahui briket campuran yang paling cepat dalam

hal mendidihkan air. Diketahui dari hasil uji LSD briket campuran 1:1 paling cepat
dalam hal mendidihkan air, dikarenakan nilai Mean Difference lebih kecil
dibandingkan dengan briket campuran yang lain (lampiran 3).
2. Lama membara
Pengukuran lama membara dihitung menggunakan stopwatch dimulai pada saat
briket bioarang sebanyak 0,5kg dinyalakan dengan munculnya bara pertama kali
sampai bara api mati kemudian menjadi abu. Pengukuran dilakukan dengan
pengulangan sebanyak 5 kali. Hasil dari pengukuran lama membara dengan
berbagai pertimbangan variasi campuran bahan arang

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan

penelitian

yang

telah

dilakukan

maka

didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :


1. Ada pengaruh berbagai variasi campuran perbandingan bahan arang tempurung
kelapa dan arang kulit singkong dalam pembuatan briket bioarang terhadap lama
waktu mendidihkan air dan lama membara.
2. Rata-rata lama waktu mendidihkan air menggunakan briket bioarang campuran
(3:1) didapatkan hasil selama 16,4 menit dan hasil pengukuran lama membara
rata-rata selama 36,3 menit.
3. Rata-rata lama waktu mendidihkan air menggunakan briket bioarang campuran
(1:1) didapatkan hasil selama 15,1 menit dan hasil pengukuran lama membara
rata-rata selama 31,7 menit.

4. Rata-rata lama waktu mendidihkan air menggunakan briket bioarang campuran


(1:3) didapatkan hasil selama 18,6 menit dan hasil pengukuran lama membara
rata-rata selama 44,9 menit.
5. Briket bioarang yang paling efektif dalam hal lama waktu mendidihkan air adalah
briket campuran (1:1), sedangkan dalam hal lama membara adalah pada briket
campuran (1:3).

B. Saran
1. Bagi masyarakat di Kelurahan Kricak Kidul, Tegalrejo, Yogyakarta
a. Diharapkan bagi masyarakat Kricak Kidul untuk menggunakan briket campuran
1:1 untuk mendidihkan air.
b. Apabila

dalam

pemanfaatannya

membutuhkan

lama

membara

seperti

pengaplikasiannya untuk makanan yang berkuah agar terjaga panasnya maka


disarankan untuk menggunakan briket campuran 1:3.
2. Bagi peneliti lain
Melakukan penelitian yang sama dengan mengendalikan

kelembaban

pada briket bioarang, yaitu dengan cara pelaksanaan penelitian dilakukan pada
waktu yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Adan, I smun Uti. 1998. Membuat Briket Bioarang. Kanisius. Yogyakarta


Afriyanto, Agus. 1994. Pengaruh Perbedaan Jenis Kayu, Ukuran, dan Jumlah
Serbuk terhadap Rendam, Fisik, dan Nilai Kalor Arang Briket. UGM.
Yogyakarta.
Apriyani, Ristanti. 2002. Pemanfaatan Briket Bioarang Sekam Padi Sebagai
Bahan Bakar Alternatif Pengganti Arang Kayu. Poltekkes Yogyakarta
Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Astuti, Isni Dwi. 1997. Efektifitas Penambahan Lem Kanji dengan Berbagai Dosis
terhadap Kualitas Briket Bioarang. Polteknik Kesehatan Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik, 2011. Data Jumlah Penduduk di Indonesia.
http://bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&nota
b=1. (diakses 10 Januari 2011).
Badan Pusat Statistik, 2011. Data Hasil Perkebunan di Indonesia.
http://bps.go.id/aboutus.php?tabel=1&search=1. (diakses 7 Mei 2011).
Deptan, 2010. Data Jumlah Hasil Pertanian Sekunder di Indonesia.
http://deptan.go.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=195.
(diakses 10 Januari 2011).
Ganefati, Sri Puji dan Kamat Kartono. 2007 Panduan Praktikum Penyehatan
Tanah dan Pengelolaan Sampah di Laboraturium Terapan. Poltekkes.
Jurusan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta.
Hasan, Iqbal.2009. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Hermawan, Sri Sutyoko Mereka pun Ingin Mengatasi Krisis Energi (Online)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/19/00162042/mereka.pun.ingi
n mengatasi.krisis.energi. (diakses 10 Januari 2011).

Kompas, 11 November 2010. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Halaman 3
Laboraturium Energi dan Elektrifikasi Pertanian IPB, 2008. Petunjuk
Pengoprasian Pengempa Briket Manual. Fakultas Teknologi Pertanian
IPB. Bogor.
Lingga, Pinus. 1996. Bertanam Ubi-Ubian. Penebar Swadaya IKAPI. Jakarta.
Muhajoeno, 2005. Pembuatan Briket Arang dari Enceng Gondok Eichornia
Crasipess Solm dengan Sagu sebagai Pengikat.UGM. Yogyakarta.
Notoatmojdo, Soekijdo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Palungkun, Ronyi. 1995. Membuat Arang Botok, Kayu dan Sekam. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Palupi, Retno Wardani Asih. 2003. Pemanfaatan Tempurung Kelapa Untuk Briket
Bioarang dalam Peningkatan Efisiensi Energi dan Waktu sebagai Bahan
Bakar Alternatif Pengganti Arang Kayu. Karya Tulis Ilmiah Diploma III,
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Polteknik Kesehatan Yogyakarta.
Pari, Gustan. 2002. Teknologi Pemanfaatan Limbah Industri Kayu. Makalah
Falsafah Sains Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
Pusdiknakes, 1997. Pembuangan Sampah. Depkes RI. Jakarta.
Saptama, Kris Tri. 1994. Pengaruh Jenis Bahan Baku, Tekanan Kempa dan
Jumlah Perekat terhadap Sifat Kimia, Fisik dan Mekanik Arang Briket
yang Dihasilkan. UGM. Yogyakarta.
Seran, Julius Brian. 1990. Bioarang untuk Memasak. Liberty. Yogyakarta.
Setiawan, Ade Irawan. 2003. Manfaatkan Kotoran Ternak. Cetakan ke-5. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sudarso, 1985. Pembuangan Sampah. Proyek Pengembangan Pendidikan
Tenaga Sanitasi Pusat.
Syamsiro, 2007. Pengaruh Dimensi Partikel Arang Tempurung Kelapa
terhadapMutu Briket sebagai Energi Alternatif. Seminar Nasional
Teknologi 2007, Yogyakarta.

Widarto dan Suryanto, 1995. Membuat Briket Bioarang dari Kotoran Lembu.
Kanisius. Yogyakarta.
Widyawati, Indri.2003. Perbedaan Briket Bioarang Berperekat Lem Pati Kanji,
Getah Pohon Kluwih dan Getah Pohon Kamboja terhadap Kualitas Briket
Bioarang, Karya Tulis Ilmiah Diploma III, Jurusan Kesehatan Lingkungan,
Polteknik Kesehatan Depkes, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai