PENDAHULUAN
b. Fungsi Legislasi
Sesuai dengan namanya sebagai Badan Legislatif, maka fungsi DPR adalah
membuat undang-undang. DPR dan pemerintah bisa mengambil inisiatif untuk
merancang undang-undang. Siapapun yang mengambil inisiatif tersebut,
rancangan undang-undang harus mendapat persetujuan DPR.
Dengan demikian, DPR memiliki peranan yang sangat strategis dalam
membuat arah perjalanan dan tata cara kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Fungsi Pengawasan
DPR memiliki tugas konstitusional untuk melaksanakan pengawasan terhadap
jalannya pemerintahan. Dengan memiliki Hak Angket dan Hak Interpelasi,
DPR memiliki hak untuk memanggil dan bertanya kepada semua lembaga
penyelenggara negara maupun organisasi swasta. Tidak ada yang kebal
terhadap panggilan DPR dalam rangka menjalankan fungsi tersebut.
d. Memilih Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia
Kekuasaan dari tangan Presiden telah beralih ke DPR.
e. Memilih Hakim Agung, Ketua dan Anggota Mahkamah Konstitusi
Kekuasaan dari tangan Presiden telah dipindahkan ke DPR. Para hakim agung
yang merupakan benteng pembela keadilan pun ditentukan oleh DPR.
f. Memilih Ketua dan Anggota Komisi-Komisi Independen
DPR berwenang menentukan ketua dan anggota KPK, BPK, KPU, Komnas
HAM, Komisi Yudisial, Komisi Kejaksaan, KPPU, dll.
calon yang telah diseleksi dan kemudian disuguhkan oleh partai politik untuk
dipilih oleh rakyat. Demikian juga mengenai calon presiden maupun calon kepala
pemerintahan daerah, semuanya diseleksi oleh partai politik terlebih dahulu
sebelum disuguhkan untuk dipilih oleh rakyat dalam proses pemilu.
Kesalahan dalam melalukan proses seleksi calon-calon yang dilakukan
oleh partai politik berdampak besar pada terwujudnya kesejahteraan dan kemajuan
bangsa Indonesia. Dengan demikian, proses seleksi calon yang dilakukan oleh
partai politik menjadi sama penting dengan proses pemilihan umum itu sendiri.
Melihat sisi pentingnya proses seleksi calon-calon yang dilakukan oleh
partai politik, maka perlu dibangun mekanisme dan strategi khusus dalam proses
seleksi calon-calon yang dilakukan oleh partai politik. Selain itu strategi
pemenangan Pemilu perlu mendapat perhatian penuh mengingat seberapa hebat
calon-calon yang mampu dihasilkan melalui proses seleksi yang ketat, akurat dan
terukur, hal ini tidak akan berarti ketika mereka tidak mampu dihantarkan menuju
kursinya di legislatif karena lemahnya strategi yang dibangun oleh partai politik
dalam meraih suara pada pemilihan umum.
Untuk itulah, penguatan fungsi dan peran badan, biro, divisi, atau bagian
dalam tubuh partai yang bertugas dalam pemenangan pemilu mutlak diperlukan
sebagai sebuah konsep perencanaan sistematis melalui pengkajian dan penelitian
yang akurat sehingga mampu menciptakan strategi-strategi khusus yang mampu
berperan besar dalam memberikan suara yang maksimal pada pemilihan umum.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mencoba menyusun kajian
tentang konsep perencanaan strategis pemenangan pemilu melalui makalah yang
4
1.3 Tujuan
a. Memberikan gambaran tentang sistem perencanaan yang tepat bagi partai
politik dalam mencapai kemenangan pada pemiliihan umum.
b. Memberikan gambaran tentang konsep pengembangan badan pemenangan
pemilu yang dapat digunakan oleh partai politik dalam mempersiapkan diri
guna menghadapi Pemilu 2009.
1.4
Metode
Metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan pengkajian
Catatan-catatan
hasil
dialog
dan
pengalaman
empiris
penulis,
BAB II
SISTEM PERENCANAAN PEMENANGAN PEMILU
2.1
Pengertian Sistem
Perkataan sistem telah banyak digunakan dalam berbagai bidang.
2.2
2)
3)
sistem
adalah
suatu
proses
dimana
kebutuhan
12
melaksanakannya.
Sebab
apabila
kita
memasukkan
atau
2)
Pemilihan
kebutuhan-kebutuhan
yang
mempunyai
prioritas
untuk
pelaksanaan.
3)
Perincian hasil yang harus dicapai utuk setiap kebutuhan yang telah
dipilih.
4)
5)
6)
14
syarat-syarat
(kriteria)
pemecahan
dan
alternatif-alternatif
pemecahannya.
3) Pilih strategi pemecahannya (diantara alternatif-alternatif yang ada).
4) Laksanakan strategi yang telah dipilih (untuk mencapai hasil yang
diinginkan).
5) Tentukan efektifitas pelaksanaan (performance effectiveness).
6) Laksanakan revisi bila diperlukan dalam setiap langkah dalam proses.
Berikut ini adalah suatu keterangan singkat mengenai enam langkah
dasar dari suatu manajemen proses pemenangan pemilu :
Langkah 1 : Identifikasi
masalah
dari
kebutuhan
yang
telah
didokumentasikan.
Di atas telah disebutkan keperluan pemenangan pemilu (election needs) adalah
perbedaan yang dapat diatur antara situasi sekarang dan situasi yang diinginkan.
Suatu contoh dari keperluan pemenangan pemilu seperti yang dimaksudkan di
atas adalah sebagai berikut :
Hasil pemilu sebelumnya, Partai X di kecamatan A mempunyai perolehan
mean skor suara dari percentile 15 dan standar deviasi 7. Pengurus Kabupaten
15
assesment
process
mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan
untuk
membandingkan pernyataan masalah ini dengan situasi dan hasil yang sekarang
kita inginkan, perencana sistem (system planner) akan mengetahui kemana ia akan
pergi dan bagaimana mengatakannya bahwa ia telah sampai di tempat yang dituju.
Setelah menggunakan statement of needs untuk menggambarkan situasi
sekarang dan hasil yang dikehendaki, penentu kebijakan partai dan perencana
sistem pemenangan pemilu harus menentukan persyaratan-persyaratan untuk
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dengan menggunakan analisa sistem
pemenangan pemilu, kita dapat menentukan persyaratan-persyaratan dan strategi
pemecahan dan alat-alatnya dalam tingkat-tingkat detil (levels of levels), mulai
dari yang paling umum sampai dengan yang paling khusus.
Langkah manajemen ini tidak memilih bagaimana memecahkan
masalahnya, melainkan menentukan apa yang harus dilaksanakan dan apa
alternatif-alternatif strategi dan alat-alatnya yang dapat diperoleh bagi
pelaksanaan setiap persyaratan. Pemilihan bagaimananya terjadi dalam langkah
pendekatan sistem berikutnya.
Alat-alat analisa sistem pemenangan pemilu meliputi :
1) Analisa misi.
2) Analisa fungsi.
3) Analisa tugas.
4) Analisa metode.
Alat-alat tersebut merupakan suatu proses penentuan persyaratan bagi rancangan
sistem pemenangan pemilu dan kemungkinannya.
17
Proses analisa sistem, suatu alat penting yang dipakai dalam proses
problem-solving ini, disusun untuk menentukan kemungkinan apa nya bagi
perencanaan
sistem
dan
rancangan
dengan
menganalisa
persyaratan-
analisa
misi,
fungsi,
mencocokkan
persyaratan-
Identify needs
Determine
detailed
objectives and
performance
requirements
Identify
possible
methods
means
Determine
current
sources
Determine
sample vote
performance
Select
methods
means
Develop (or
buy)
election
materials
Develop
(or buy)
election
aids
Performance
final assembly
Determine
required
revisions
Implement
election
subsystem
Determine
field
effectiveness
and efficiency
Determine
revision
requirements
A possible mission profile for preparing election materials using a system approach. All functions
could interact with all other functions, so not all feedback or revision pathways are identified.
An asterisk a possible point for obtaining approval before proceeding.
19
Revice as
required
(Revice as required)
Identify
problem (from
needs)
Determine
solution
requirements
solution
alternatives
Select solution
strategy
Implement
Determine
performance
effectiveness
A general problem-solving process. Five of the six steps are identifed; the last (revise as required)
is indicated by the broken lines. Note that revision may take place at any problem-solving step.
Analisa Fungsi :
Analisa misi telah memberikan langkah-langkah dasar yang fokus pada hal-hal
utama yang harus dilaksanakan. Bagian berikutnya dari analisa sistem
pemenangan pemilu adalah mengidentifikasi dan memberi batasan tentang apa
yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan setiap hal utama yang disebut
dalam profil misi.
Analisa fungsi adalah proses untuk menentukan requirements (kriteria)
dan subfunction (sub-bagian dari setiap langkah) untuk menyelesaikan setiap
elemen dalam profil misi. Perlu ditekankan di sini bahwa seperti dalam tujuantujuan misi, setiap fungsi di dalam profil misi mempunyai syarat-syarat prestasi
dan suatu profil misi kecil dapat dibuat untuk menggambarkan arah dalam
pencapaian tujuan. Harus diperhatikan bahwa setiap tingkat (level) dari suatu
analisa fungsi mempunyai nomor yang menyatakan tingkat analisa.
Analisa Tugas :
Analisa tugas merupakan titik akhir analisa tentang apa yang harus dikerjakan
dalam suatu sistem analisa. Ini berbeda dengan analisa misi dan analisa fungsi
hanya dalam tarafnya (degree) saja dan bukan dalam macamnya.
20
Second level
analysis
Identify problem
(based on needs)
Determine solution
requirements and
solution alternatives
Identify
needs
Determine
need priority
Identify
priority setting
vehicles
Determine
priority criteria
Obtain related
researsh
Etc.
Etc.
Etc
.
Obtain priority
data
Cross validate
criteria
Etc
.
An example of a hypothetical function analysis showing the manner in which any function may be
analyzed into lower level constituent functions. Note that this is only a partial analysis and that
each level is incomplete as indicated by etc. Also each function shown may be analyzed into
lower level functions.
22
Etc
.
Etc
.
23
pelaksanaan
dikumpulkan.
Hasil
pelaksanaan
(performance)
25
baik
mencoba-coba
mengkuantifikasikannya,
adanya
daripada
sesuatu
menyatakan
dan
secara
berusaha
untuk
non-kuantitatif
26
BAB III
KONSEP PENGEMBANGAN BADAN PEMENANGAN PEMILU
DALAM TUBUH PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU
3.1
dalam UUD 1945. Apakah dengan demikian berarti bahwa pemilu itu merupakan
sesuatu yang inkonstitusional? Atau mungkin ekstrakonstitusional? Atau
nonkonstitusional? Pertanyaan kritis berikutnya dapat diajukan apakah yang
penting itu bunyi teks atau semangat? Menurut hemat kita, secara akal sehat,
kedua-duanya adalah penting. Teks tanpa disertai semangat adalah kosong,
sedangkan semangat tanpa adanya teks yang dianggap sebagai pegangan normatif,
ibarat tidak mempunyai struktur yang kasat mata, semuanya menjadi abstrak.
Pemilu itu lahir dari semangat egaliterisme. Apabila rasa persamaan di
antara manusia itu dihilangkan, maka hilang pulalah eksistensi pemilu. Pemilu itu
tidak akan pernah tumbuh di dalam sistem dan corak diktaturial, otokrasi, oligarsi
plutokrasi, militerisme, neptisme dan bahkan feodalisme. Kepahaman akan
perlunya pemilu disebabkan karena adanya prinsip bahwa kendati manusia di
dalam kenyataan sosialnya berbeda, namun secara asali dia adalah bersamaan
dalam hak dan kewajibannya. Oleh karena itu prinsip yang menyatakan bahwa
satu orang dewasa (manhood and adult suffrage) mempunyai satu hak suara (one
man one vote) adalah universal adanya.
27
28
3.3
30
31
guna
menanggulangi
permasalahan-permasalahan
yang
32
diolah
melalui
pendokumentasian.
analisa
Untuk
itu
dalam
bentuk
diperlukan
pencatatan
perangkat
maupun
teknologi
yang
tingkat
validitas
yang
akurat
bagi
perhitungan-perhitungan
3.4
Ketua Partai
Sekretaris
Bendahara
Badan Pemenangan
Pemilu Kabupaten
Badan Pemenangan
Pemilu Kecamatan
Badan Pemenangan
Pemilu Desa
33
Ketua
Sekretaris
Bendahara
DIVISI
Strategi dan
Pengembangan
Komunikasi dan
Informasi
Logistik Pemilu
Monitoring Wilayah
Kampanye Politik
No
Jabatan
Jumlah
(orang)
Spesifikasi Keahlian
Ket
Internal
Partai
1 Internal
Partai & 1
Staf Ahli
Internal
Partai
Ketua
Sekretaris
Bendahara
34
1 Internal
Partai & 3
Staf Ahli
No
Jabatan
Jumlah
(orang)
Spesifikasi Keahlian
Ket
Strategi &
Pengembangan
2 Internal
Partai & 2
Staf Ahli
1 Internal
Partai & 1
Staf Ahli
Logistik Pemilu
Internal
Partai
Monitoring Wilayah
Internal
Partai
Kampanye Politik
2 Internal
Partai & 2
Staf Ahli
No
Jabatan
Jumlah
(orang)
Spesifikasi Akademik
Ket
1
2
3
4
5
Sekretaris
Analisa Data dan
Investigasi
Strategi dan
Pengembangan
Komunikasi dan
Informasi
Kampanye Politik
Jumlah
D3 Sekretaris
35
BAB IV
PE N UTU P
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
untuk
memilih
alternatif
penyaluran
aspirasinya
dalam
mengatakan
bahwa
sistem
adalah
komponen-komponen
yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi ini berisi
36
tiga bagian, yaitu : 1) adanya suatu maksud atau tujuan dengan dibentuknya
sistem tersebut, 2) adanya perencanaan atau suatu bangun dari komponenkomponen yang teratur, 3) masuknya informasi, energi dan bahan-bahan yang
dialokasikan untuk menjalankan rencana.
4) Perencanaan mempunyai dua fase, yaitu perencanaan strategis (strategic
planning) dan perencanaan operasional (operational planning). Dalam
perencanaan strategis kita memilih tujuan (objective), dan di dalam
perencanaan operasional kita menentukan logistik untuk mencapai tujuan dan
menentukan kriteria keberhasilan kita dengan menggunakan analisa sistem
(system analysis).
4) Salah
satu
strategi
khusus
dalam
pemenangan
pemilu
adalah
partai politik tidak akan berpengaruh banyak dalam pemilihan umum. Hanya
persiapan yang sistematis dan langkah-langkah strategis kongkrit yang mampu
memberikan kemenangan besar pada partai politik dalam pemilihan umum
dimana proses demokrasi tersebut menjadikan sebuah pengujian sejauhmana
partai-partai politik tersebut akan mampu membangun sistem dan strategi jitu
dalam meraih simpati dan suara yang signifikan dari masyarakat dalam
pemilihan umum.
4.2
Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis
39