1. Gambaran Besar:
Menemukan Mengapa Yang Akan
Menggerakkan Dirimu.
Mengapa kita dilahirkan di dunia ini? Pertanyaan ini merupakan awal yang sangat
penting untuk membangunkan kita, membuat kita berpikir apa sebenarnya misi kita
dalam hidup ini.
Dari mengapa, akan timbul apa (apa yang bisa kamu lakukan untuk
mewujudkan misimu) dan bagaimana (cara apa yang kamu gunakan untuk
mewujudkan misimu).
Daniel Pink mengungkapkan sebuah penelitian lewat bukunya yang
bertajuk Drive di mana psikolog bertanya kepada mahasiswa tentang tujuan hidup
mereka. Beberapa dari mereka menyebutkan target materiil seperti kekayaan,
sementara yang lain mempunyai tujuan yang intrinsik, seperti pengembangan diri
dan membantu orang lain. Bertahun-tahun kemudian, mahasiswa yang mengejar
kekayaan jauh dari rasa puas, sementara mereka yang memiliki misi yang lebih
intrinsik merasa dirinya lebih bahagia.
Jadi, mulailah mencari misi hidupmu ketika kamu menemukannya, kamu akan
lebih mudah mengatur dirimu, menemukan tujuan-tujuan yang bermakna, serta
menjadi lebih bahagia.
Sudahkah kamu menemukan misi hidupmu?
Untuk mencapai misimu, kamu harus mempelajari banyak hal dan mencurahkan
waktu. Orang-orang yang dianggap jenius sebenarnya telah mencurahkan banyak
waktunya untuk mengasah kemampuannya. Untuk menguasai suatu keahlian,
setidaknya dibutuhkan 10.000 jam latihan.
Saat menjajaki bidang yang baru, tujuan utama kamu jangan cepat sukses atau uang,
melainkan bagaimana agar kamu dapat belajar secepat mungkin. Untuk
memaksimalkan waktu yang kamu gunakan untuk mengasah keterampilan, kamu
perlu seseorang di bidangmu yang bisa kamu jadikan sebagai mentormu.
Dengan belajar sendiri, kita akan mengalami kesalahan yang sebenarnya bisa
dicegah, padahal seorang mentor dapat menunjukkan pada kita bagaimana
menggunakan sumber daya dengan efektif.
Lalu, gimana agar kita bisa tetap termotivasi saat menghadapi tantangan?
Jawabannya adalah pola pikir yang berkembang (growth mindset). Jika pola pikir
saklek (fixed mindset) menganggap kecerdasan dan bakat di atas segalanya, pola
pikir berkembang berfokus pada pembelajaran dan pengembangan.
Dengan mengadopsi pola pikir berkembang, kamu akan terbebas dari asumsi
tentang kemampuan yang menjadi faktor penentu kesuksesan dan menjadi
selangkah lebih dekat dengan kesuksesan itu sendiri.
Untuk menghindari hal tersebut, kamu perlu menjadi efektif berfokus pada hal
yang membuatmu lebih dekat pada tujuan pribadimu, alih-alih menjadi efisien
dengan berusaha menyelesaikan tugas-tugas mendesak yang muncul.
Satu hal agar fokus dan efektif antara lain dengan melakukan MIT atau most
important task first. Ketika pekerjaanmu hari itu akan berakhir, tentukan hal paling
penting yang perlu kamu kerjakan besok, dan selesaikanlah pekerjaan tersebut
terlebih dulu di awal hari. Meskipun nantinya tidak banyak yang bisa kamu
kerjakan, setidaknya kamu telah mengerjakan sesuatu yang penting.
Untuk rasa cemas dan proyeksi-proyeksi negatif, bicaralah dengan dirimu sendiri di
depan cermin. Katakan hal-hal baik yang kamu lihat ada pada dirimu sendiri ke
bayanganmu di cermin, bayangkan orang-orang memuji kelebihanmu. Lalu
tuliskanlah kelebihan-kelebihanmu pada secarik kertas dan tempelkan di tempat
yang biasa kamu lihat.
Ini merupakan proses afirmasi terhadap diri sendiri dan jika kamu sudah cukup
pede dengan dirimu, komentar-komentar negatif dari luar takkan ada artinya lagi.
Sukses seringkali bergantung pada orang lain, jadi memperlakukan orang lain
dengan respek akan berakibat baik bagi semua orang yang bersinggungan.
Misalnya, suatu hari kamu bermain futsal dengan sportif. Bermain sportif mungkin
bisa membuat kemungkinan menangmu menurun, tapi kamu akan dihormati oleh
kawan dan lawan. Dan hal ini akan bermanfaat bagi jangka panjang.
Lalu, langkah pertama dari kerja sama yang sukses adalah kesan pertama yang baik.
Jadi, tersenyumlah dan bersikaplah ramah pada orang yang baru kamu kenal.
Misalnya begini: ketika akal sehatmu mengatakan untuk tidak merokok, makan
makanan sehat, dan berhenti menonton film bokep, sisi irasionalmu akan memilih
hal-hal yang menjadi kepuasan jangka pendek: merokok, junk food, dan nonton
bokep. Jika kamu membiarkan sisi irasional itu menguasaimu, kamu akan jauh dari
kesuksesan.
Cara efektif untuk melawan sisi irasionalmu adalah dengan memberi disinsentif
pada dirimu sendiri jika kamu melakukan perilaku yang irasional. Misalnya, kamu
bisa berjanji pada dirimu sendiri akan akan mentraktir teman-temanmu untuk
setiap batang rokok yang kamu hisap.
Dengan cara ini, kamu memotivasi sisi rasionalmu untuk berada di jalur yang benar.
Nah, itu dia poin-poin penting tentang sukses yang bisa kita simpulkan dari bukubuku pengembangan diri. Mau sukses kan? Yuk terapkan di keseharian kita!