Anda di halaman 1dari 1

kurbankomunitas

Gandeng Nusantaride
Palembang
PALEMBANG - Selalu ada cara untuk menyalurkan atau
mendistribusikan daging kurban, salah satunya yang dilakukan oleh
LAZISMU bekerjasama dengan Nusantaride di Palembang. Bertema
Adventure For Humanity para pecinta jelajah ini ikut berperan aktif
dalam pelaksanaan kegiatan Idul Adha tahun 2014.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu 5/10/14
mengambil lokasi di Masjid Al Amin, Kebon Dukun, Pelembang.
Kurban kerjasama antara LAZISMU
dengan Extra Joss ini berjalan dengan
lancar mulai dari penyembelihan hewan
kurban hingga pembagian ke masyarakat
yang berhak.
Kami sangat senang bisa dipercaya oleh
pihak sponsor dan penyalur diikut sertakan,
dengan kegiatan ini kami bisa merasakan
saling berbagi di hari raya kurban dengan
sesama, ujarnya sebagaimana dilansir
motobikerz.com.
Tercatat ada 6 ekor sapi dan 12 ekor kambing dan diperoleh dari
para sponsor serta donatur. Dari kambing dan sapi yang dikurbankan
itu didapat 442 paket yang dibagikan ke masyarakat.
Disela-sela pembagian hewan kurban perwakilan dari LAZISMU
Palembang, Syamsi mengatakan kegembraannya atas kerjasama
yang terjalin ini. Kami sangat senang bekerjasama dengan rekanrekan Nusantaride dan kedepannya akan terus menjalin hubungan
kerjasama agar lebih banyak lagi mengadakan kegiatan sosial untuk
orang-orang yang membutuhkan, ujarnya. w

Komunitas Trail Peduli


BANTUL. Melalui komunitas,
pekerjaan bisa dikerjakan
secara bersama-sama. Itu juga
yang dilakukan oleh Komunitas
Trail IOF 2x1 Pengda DIY.
Saat hari raya Idul Adha yang
lalu, Komunitas Trail IOF 2x1
bekerjasama dengan LAZISMU
membagikan 12 ekor kambing
ke masyarakat yang kurang
mampu.
Bantuan ini diberikan kepada warga yang jalur
jalannya kerap dilewati oleh Komunitas Trail IOF 2x1.
Sebagai bentuk kepedulian komunitas untuk warga
yang kurang mampu.
Ketua IOF 2x1 Pengda DIY, AKBP Mujiono, SH
sebagaimana dilansir KRjogja.com menjelaskan dari
hasil spontanitas pengumpulan dana untuk pembelian
hewan kurban dan dibantu oleh LAZISMU, terkumpul
sekitar Rp 13 juta.
Dana ini kemudian dibelikan sekitar 12 kambing
untuk kemudian diserahkan pada warga di 5 kawasan
yakni Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo, paparnya.
Mujiono berharap, adanya Komunitas Trail IOF 2x1
yang kerap melewati jalur jalanan warga tidak merasa
terganggu. Ini wujud kepedulian kami. Kebetulan
sekarang Idul Adha jadi kami memberikan bantuan
kambing. Kalau tahun ajaran baru biasanya kami
memberikan aneka penunjang pendidikan, ujarnya. w

RMI Ajak Pemuda jadi Relawan

Yes We Care ! itulah slogan yang terus


melekat di komunitas Relawan Muda
Indonesia(RMI) ini. Komunitas RMI
berdiri pada 24 Desember 2011 yang
ditandai dengan launching di lima kota,
seperti Bandung, Jakarta,Yogyakarta,
Lampung dan Makasar secara serentak.
RMI pada dasarnya adalah

26

Jendela Dunia Berbagi


TAHUN V / 21 Oktober - 21 November 2014

sukarelawan anak-anak muda yang


idenya tumbuh dari kalangan pemuda
yang usianya kisaran 16-30 tahun.
Tujuan utama kegiatannya adalah
membangkitkan kepekaan (senseof
crises) di kalangan anak-anak muda.
Adanya aktivitas ini, diharapkan
dapat menggugah kesadaran. Sehingga
waktu luang anak-anak muda dapat
bermanfaat dengan kegiatan yang
bermakna.
Atas dasar itulah yang memacu
keterlibatan pelajar dan mahasiswa
dalam komunitas RMI. Ada banyak
informasi yang sesungguhnya dapat
dipadukan dengan isu-isu kerelawanan
dan wacana sosial. Berkumpul tidak
sekadar berkumpul. Tapi berkumpul yang

memiliki makna.
Oka Aditya, Koordinator RMI
berharap pemuda dapat memiliki sikap
kesukarelawanan sehingga sifat egois
dapat dikikis.
Oka menambahkan, kampanye
menjadi relawan sosial di kalangan
anak-anak muda, memang tidak mudah.
Itupun harus dengan pendekatan dan
komunikasi yang menyenangkan agar
anak-anak muda terjaring dan gemar
luangkan waktu membantu orang lain.
Untuk tahun ini, bersama komunitas
yang digawangi Dian Asri Finlandia,
RMI bersama LAZISMU bersinergi di
titik lokasi perkampungan nelayan di
kawasan Muara Angke, Penjaringan,
Jakarta Utara. w

Semangat Kurban
Komunitas Off Road

Masyarakat Kampung Gombonglegak,


Sukawangi, Sukamakmur, Bogor menjadi
saksi perjuangan pantang menyerah aksi
Komunitas Indonesia Ride Adventure
dan Nusantara Ride. Kegiatan fenomenal
yang diinisiasi LAZISMU beberapa tahun
lalu ini mendistribusikan hewan kurban
untuk menjangkau masyarakat terpencil,
pesolok dan pinggir kota. Kegiatan
yang merupakan hasil kerjasama
LAZISMU, Extra Jos, dan Komunitas
Kurban Indonesia Ride Adventure dan
Nusantaride ini dilaksanakan pada 5
Oktober 2014.
Ade Aghaz, salah satu pengurus
Komunitas Indonesia Ride Advanture,
kegiatan ini menjadi tantangan
khusus bagi tim komunitas Kurban
yang akan melaksanakan kegiatan
disana. Sebelum terjun ke lokasi, tim
mencari jalan alternatif melalui bukit,
lembah, hutan dan jalanan bebatuan
dengan mengendarai motor adventure.
Setelah berjuang melalui jalanan
penuh tantangan, akhirnya panitia
tiba di lokasi Kp. Gombonglegak Desa
Sukawangi, Bogor, ujarnya.
Kampung Gombonglegak, Desa
Sukawangi, Sukamakmur, Bogor berada
dibawah bukit terpenci di Bogor. Wilayah
ini berjarak sekitar 45 km dari Citeureup,
Bogor. Kampung ini berbatasan dengan

Kabupaten Cianjur yang dibatasi


dengan Sungai Cibebet. Di samping
itu,di situasi iklim sekarang ini, kemarau
panjang membuat lahan garapan warga
kering kerontang tidak dapat ditanami
tanaman yang menghasilkan.
Secara umum, desa yang berada
di Kecamatan Sukamakmur tersebut
berada di lembah bukit raya. Di
dalamnya juga terdapat kampungkampung kecil, warga di sana ratarata miskin (dhuafa) dan tidak
berpendidikan. Secara geografis Desa
Sukawangi terletak di antaraCianjurCipanas 12 km dan Cikarang Jonggol 32
km. Letaknya yang di atas ketinggian
dan berbukit-bukit dataran tinggi, lebih
dikenal dengan kawasan Puncak II
Lembah Bukit Raya.
Begitupun untuk fasilitas pendidikan
anak-anak mereka sangat terbatas, karena
seorang anak yang ingin bersekolah di
SD harus berjalan kurang lebih 8 s/d 10
km. Ini menjadikan perjalanan seorang
anak yang ingin sekolah bukan hal yang
mudah, tuturnya.
Sementara itu, Ketua RT Jejen
mengatakan, kampung kelahirannya ini
termasuk daerah yang tertinggal. Pada
tahun 2009 lalu, kampung ini sempat
dilanca kekeringan air bersih hingga di
mata air bukit. Akses desa juga masih

sulit karena hanya dilalui angkutan


desa yang beroperasi sampai jam 5
sore. Selebihnya tidak ada angkutan,
paparnya.
Sebelum dilaksanakan
penyembelihan hewan kurban, panitia
bersama warga melaksanakan Sholat
Id di sebuah masjid kampung dengan
Khotib dan imam sholat oleh Ust.
Hidayat. Usai melaksanakan shalat,
warga Kp. Gombonglegak gotong royong
menyiapkan tenda sederhana serta
baliho besar untuk acara penyembelihan
hewan kurban.
Ada satu sapi jenis limosin dan
domba yang disembelih warga dengan
iringan doa dari Ust Hidayat. Setelah
penyembelihan, warga pun bersamasama Komunitas Berkurban memotong
daging segar untuk dibagikan. Daging
kurban segar selanjutnya dibungkus dan
siap didistribusikan. Sebelum dibagikan

pada warga, panitia menyerahkan daging


secara simbolis kepada Ketua RT Jejen
yang selanjutnya dibagikan berdasarkan
kupon yang sudah diterima warga.
Rasa letih setelah melewati
perjalanan dan kegiatan Komunitas
berkurban ini serasa hilang ketika
para anggota komunitas melihat
wajah senang para penduduk yang
hadir bersama anak menyaksikan
penyembelihan. Baru pertama kali
melihat hewan kurban, ujar warga.
Jejen berharap kegiatan seperti ini
akan berlangsung setiap tahun dengan
persiapan yang lebih maksimal sehingga
pendistribusian daging kurban lebih
luas dan menjangkau warga dan wilayah
sekitar perayaan Hari Raya Idul Adha
akan selalu disambut penuh bahagia
oleh warga. Daging ini juga dikirim ke
rumah-rumah warga jompo, janda, fakir
miskin dan warga lain yang berhak,
tuturnya. w

Jendela Dunia Berbagi


TAHUN V / 21 Oktober - 21 November 2014

27

Anda mungkin juga menyukai