Dampak Globalisasi
Disusun Oleh :
Amelisa Fauziah
Chanticka Intan P
Della Fortuna
Feby Permata Annisa
Gita Ayu Lestari
Rindiana Aulia MPR
Rizka Nadifa R
Sarah Mujahidah
Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh
wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
(working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial , atau proses sejarah, atau proses alamiah yang
akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.
Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte
merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
4. Aspek jaringan informasi, yaitu masyarakat suatu Negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari Negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi,
antara lain melalui televise, radio, media cetak dan lain-lain. Jaringan komunikasi
yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai dunia.
5. Aspek perdagangan, terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta
penghapusan berbagai hambatan non-tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan
dan persaingan menjadi semakin ketat, bahkan transaksi menjadi semakin cepat
karena less papers document dalam perdagangan, menggunakan jaringan teknologi
telekomunikasi yang semakin canggih.
Dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar Negara
melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antar Negara (cross-border capital
flows),pergerakan tenaga kerja (human movement), dan penyebaran teknologi informasi yang
cepat sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hamper pasti
telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap masyarakat,
kehidupan manusia, lingkungan kerja, dan kegiatan bisnis.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi, termasuk BUMN perlu
melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi
manajemenya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency, & competitive advantages.
Mencermati kondisi Indonesia dalam konteks ekonomi global.
Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi, jika tidak
segera di lakukan maka akan timbul berbagai konsekuensi serius antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
Selain memabawa dampak positif terhadap dunia, globalisasi juga membawa dampak
negatif. Walaupun sebenarnya dampak negatif itu telah dirasakan oleh masyarakat, namun
mereka tidak menyadari bahwa globalisasi telah menjajah mereka. Sebagai contoh, akibat
dari adanya globalisasi dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat, salah
satunya masyarakat Indonesia, mulai mempelajari dan mengikuti budaya-budaya negara
asing yang menurut mereka adalah budaya yang unik dan bagus. Bahkan mereka bisa
mempelajarinya tanpa harus datang langsung dan mempelajarinya secara langsung di negara
yang bersangkutan.
Kebudayaan Indonesia saat ini sudah mulai tersingkirkan dengan adanya kebudayaan
asing yang lebih mendunia. Padahal jika lebih diperhatikan lebih diteliti lagi, kebudayaan
Indonesia tidak kalah bagus dan uniknya bila dibandingkan dengan kebudayaan lain. Dan
sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya para remajanya, saat ini lebih
tertarik pada budaya asing daripada budaya negeri sendiri.
Tidak pernahkah kita bayangkan betapa bahagianya masyarakat negara lain saat
mereka mengetahui bahwa budaya mereka sedang kita pelajari sedangkan kita sendiri buta
tentang budaya negeri sendiri? Tidak sadarkah kita kalau kita sedang dijajah oleh bangsa lain
saat kita mempelajari budaya mereka dan mulai meninggalkan budaya kita sendiri?
Kebudayaan bukan hanya mengenai suatu tarian ataupun alat musik yang kuno dan
antik serta situs sejarahnya. Kebudayaan bisa juga mengenai bahasa dari negara itu sendiri,
perilaku dari bangsanya, dan segala sesuatunya yang bisa mengidentifikasi tentang negara
tersebut.
Bicara mengenai bahasanya, kebanyakan masyarakat Indonesia tidak bisa
menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bukannya memperbaiki cara mereka
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, mereka malah asyik sibuk kursus kesana kemari
untuk mempelajari bahasa asing. Tidak bisa disangkal, sebagai makhluk sosial manusia harus
mempelajari bahasa dan budaya asing agar bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan
masyarakat dari negara lain.
Perilaku. Perilaku masyarakat Indonesia saat ini bisa dibilang sudah banyak
dipengaruhi oleh budaya-budaya asing. Individualisme sudah hampir merata dalam pribadi
masyarakat Indonesia. Sekarang ini, gotong royong yang merupakan asli dari budaya negara
kita sudah mulai jarang dilakukan, terutama di kota-kota besar. Ketika ada orang lain yang
jatuh dari motor misalnya. Mereka yang melihat kejadian tersebut hanya menonton saja.
Jangankan bergerak mendekat, bergemingpun tidak.
Jika kita pergi ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Bali, dan sebagainya, kita akan
lebih sering melihat perempuan-perempuan dengan celana pendek dan rok mininya daripada
celana atau rok panjang yang menutup kaki jenjang mereka. Padahal perilaku tersebut tidak
sesuai dengan kebudayaan asli negeri kita.
Ketika kita sibuk dengan budaya dan pernak-pernik negara lain, ada sebuah negara
yang mengakui salah satu kebudayaan milik kita sebagai kebudayaan negara mereka, kita
barulah sadar bahwa kita juga mempunyai kebudayaan yang ternyata disukai oleh bangsa
asing sampai-sampai diperebutkan oleh mereka, yang diam-diam juga mempelajari budaya
negeri kita.
Sebagai manusia yang mempunyai rasa ingin tahu dan penasaran yang tinggi,
memang sudah sewajarnya bila kita ingin tahu dan ingin mempelajari tentang budaya negara
asing. Namun, jangan sampai karena keingintahuan kita, kita malah dijajah oleh bangsa lain
tanpa kita sadari. Tidak ada salahnya bila kita mulai mempelajari kebudayaan dengan
mempelajari kebudayaan kita terlebih dahulu. Dan ambillah nilai-nilai positif dari
kebudayaan-kebudayaan asing yang kita pelajari yang sesuai dengan jati diri kita sebagai
bangsa Indonesia.
dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari secara akan tidak
akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas. Tunjukkaan bahwa kita
sebagi bangsa yang besarf dengan keaneka ragaman kultur sosial budaya mampu bersaing
dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.
Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa
indonesia, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat
indonesia. Saat ini pola berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah
banyak mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada
perilaku yang negatif. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai
sebuah patron dari kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generani muda
yang meniru pola kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam
kehiodupan sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan anak gaul dimanakan idedalisme
kita saat globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini bentuik dari
memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang
negatif bagi kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih
dominan kearah negatif, banyak contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks
bebas dilalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan
poirnografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak
dibawah umur dengan bebas dan mudah, tingkat peggunaan obat-obat terlarang yang sanagt
memperhatikan. Kita sebagai negara dunia ketiga dijadika objek pasar dari penjualan obet
terlarang internasional.
Oleh karena itulah kitaa perlu membangun kemvbali pondasi pla berfikir kitya,
sebagai pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku
kita sebagai orang timur. Langkah awal yang harus dilakukan menurut saya adalah coba kita
gali terlebih dahulu npotensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi
yang belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sanagt berpengaruh bagi kita untuk tetap
menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa indonesia, jangan jadikan
budaya barat(dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai patron pola berfikir, karena
dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari secara akan tidak
akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas. Tunjukkaan bahwa kita
sebagi bangsa yang besarf dengan keanekaragaman kultur sosial budaya mampu bersaing
dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.