Anda di halaman 1dari 7

38

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Analisa Univariat
6.1.2 Pemberian Imunisasi BCG pada bayi 0-2 bulan
Hasil penelitian terhadap 37 ibu yang mempunyai bayi yang datang ke
Puskesmas Jasinga diperoleh bahwa yang memberikan imunisasi BCG pada
bayi 0-2 bulan sebanyak 25 orang (67,6%) dan yang tidak sebanyak 12 orang
(32,4%). Angka ini lebih rendah dari angka nasional tahun 2010 yaitu 77,9%.
Angka cakupan imunisasi BCG di Puskesmas Jasinga, Kabupaten
Bogor tahun 2013 mengalami penurunan dibandingankan dengan tahun 2012.
Angka cakupan imunisasi BCG pada tahun 2012 yaitu sebesar 82,9%,
sedangkan pada tahun 2013 sebesar 63,5%.
Imunisasi dengan vaksin BCG dimaksudkan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penularan kuman TBC yang berasal dari luar, akan
tetapi kurang efektif terhadap kuman TBC yang sudah berada didalam tubuh
(IDAI, Pedoman Imunisasi, 2008).
6.1.2.1 Umur
Hasil penelitian terhadap 37 ibu yang mempunyai bayi yang
datang ke Puskesmas Jasinga diperoleh yang berumur 20-35 tahun yaitu
sebanyak 19 orang (51,4%), sedangkan yang berumur <20 - >35 tahun
yaitu sebanyak 18 orang (48,6%).

39

6.1.2.2 Pendidikan
Hasil penelitian terhadap 37 ibu yang mempunyai bayi yang
datang ke Puskesmas Jasinga ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak
12 orang (32,4%), sedangkan yang berpendidikan rendah sebanyak 25
orang (67,6%).
6.1.2.3 Pekerjaan
Hasil penelitian dari 37 ibu yang mempunyai bayi yang datang
ke Puskesmas Jasinga di peroleh bahwa ibu yang tidak bekerja
sebanyak 23 orang (62,2%), sedangkan yang

bekerja sebanyak 14

orang (37,8%).
6.1.2.4 Pengetahuan
Hasil penelitian dari 37 ibu yang mempunyai bayi yang datang
ke Puskesmas Jasinga diperoleh bahwa ibu dengan pengetahuan baik
sebanyak 7 orang (18,9%), yang cukup sebanyak 21 orang (56,8%) dan
yang pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (24,3%).

6.2 Analisa Bivariat


6.2.1 Hubungan antara Umur ibu dengan Pemberian Imunisasi BCG pada
bayi 0-2 bulan
Hasil analisis hubungan antara umur dengan Pemberian Imunisasi BCG
pada bayi 0-2 bulan menunjukan bahwa pada ibu yang berumur 20-35 tahun
yang memberikan imunisasi BCG sebanyak 89,5%, sedangkan pada ibu
yang berumur <20->35 tahun yang tidak memberikan imunisasi BCG

40

sebanyak 55,6%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,010. Ini berarti ada
hubungan antara umur dengan pemberian imunisasi BCG pada bayi 0-2
bulan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa umur
merupakan salah satu faktor tentang orang yang sangat utama, umur
mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya resiko serta
sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan atau
penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut
(Noor,N.N, 2000).
Beberapa studi menemukan bahwa usia ibu berhubungan dengan
cakupan imunisasi dan opini orang tua tentang vaksin berhubungan dengan
status imunisasi anak mereka (Muhammad, 2008).
Dari penelitian (Muhammad, 2008) didapatkan bahwa usia ibu berhubungan
dengan pengetahuan dan perilaku mereka terhadap imunisasi.
Berdasarkan penelitian saya semakin tinggi usia ibu semakin baik pulas tingkat
pengetahuannya tentang pemberian imunisasi BCG.
7.2 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Pemberian Imunisasi BCG pada
bayi 0-2 bulan
Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan pemberian imunisasi
BCG pada bayi 0-2 bulan menunjukan bahwa pada ibu yang pendidikan rendah
yang memberikan imunisasi BCG sebanyak 68,0%, sedangkan pada ibu yang
pendidikan tinggi yang

memberikan sebanyak 66,7%. Hasil uji statistik

diperoleh nilai P = 1,000 ini berarti tidak ada hubungan antara pendidikan
dengan pemberian imunisasi BCG pada bayi 0-2 bulan.

41

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori bahwa peran seorang ibu
pada program imunisasi sangatlah penting, karena suatu pemahaman tentang
program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut. Pemahan ibu tentang
imunisasi sangat dipengaruhi oleh tingat pendidikan ibu (Muhammad, 2002).
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin membutuhkan pusatpusat pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya.
Dengan berpendidikan tinggi, maka wawasan pengetahuan bagi kehidupan
sehingga bermotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat-pusat pelayanan
kesehatan yang lebih baik (Slamet, 2000).
Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingah laku,
semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi
sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Menurut (Azwar 2001)
pendidikan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dan
pendidikan dapat mendewasakan seseorang serta perilaku baik, sehingga dapat
memilih dan membuat keputusan dengan lebih tepat.
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan semakin tinggi pendidikan ibu
tidak mempengaruhi dengan pemberian imunisasi BCG pada bayinya.

7.3 Hubungan antara Pekerjaan ibu dengan Pemberian Imunisasi BCG pada bayi
0-2 bulan
Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan pemberian imunisasi BCG
pada bayi 0-2 bulan menunjukan bahwa pada ibu tidak bekerja yang tidak
memberikan imunisasi BCG sebanyak 52,2% sedangkan pada ibu bekerja yang

42

memberikan sebanyak 100%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,001. Ini
berarti ada hubungan antara pekerjaan dengan pemberian imunisasi BCG pada
bayi 0-2 bulan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa seseorang yang bekerja akan
berpengaruh terhadap kehidupan kelurga. Seseorang yang bekerja akan
berinteraksi dengan lingkungan tempat ia bekerja, yang salah satunya akan
menghasilkan arus perkembangan informasi di dalamnya hal lain dengan ibu
yang tidak bekerja akan cenderung terbatas dengan arus komunikasi dan
interaksi dengan lingkungan sehingga transfer informasi dan pengetahaun akan
kurang dengan seseorang yang bekerja ( Nursalam, 2001).
Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan waktu dan tenaga
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ibu yang tidak bekerja hanya memiliki
waktu sedikit untuk memperoleh informasi, akan tetapi ibu yang bekerja dapat
menerima informasi dari luar atau dari luar lingkungan keluarga. (Notoatmodjo,
2005).
Alasan ibu yang berkerja dapat bermacam-macam, namun dari macam
pekerjaan yang dilakukan dapat diperkirakan kelompok yang memerlukan
pekerjaan karena kebutuhan ekonomi rumah tangga atau kebutuhan status sosial,
bahkan karena integritasi. Kelompok ibu yang bekerja mungkin yang paling
mudah

menerima

pengetahuan

atau

program

pembangunan,

mereka

kemungkinan banyak terpapar informasi tentang kesehatan dari media cetak


maupun elektronik (Puslitbang Gizi, 2003).
Menurut hasil penelitian (Idwar 2008), ibu yang bekerja mempunyai
peluang 2,3 kali untuk mengimunisasikan bayinya dibandingkan dengan ibu

43

yang tidak bekerja disebabkan kurang informasi yang diterima ibu rumah tangga
dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
Menurut penelitian saya seorang ibu yang bekerja akan lebih banyak
mendapatkan informasi sehingga ibu akan lebih mudah membawa bayinya ke
tempat pelayanan kesehatan untuk imunisasi.
7.4 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan pemberian imunisasi BCG pada
bayi 0-2 bulan
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian
imunisasi BCG pada bayi 0-2 bulan menunjukan bahwa pada ibu dengan
pengetahuan baik yang memberikan imunisasi BCG sebanyak 71,4%, pada ibu
dengan pengetahuan cukup yang memberikan imunisasi BCG sebanyak 85,7%,
dan pada ibu dengan pengetahuan kurang yang tidak memberikan sebanyak
77,8%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,003. Ini berarti ada hubungan
antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi BCG pada bayi 0-2 bulan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku
yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan menurut Agus
(2000) yang mengatakan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku ibu dalam mengimunisasikan BCG bayinya. Ibu yang mempunyai
tingkat pengetahuan rendah tentang imunisasi BCG mempunyai resiko 3-4 kali
untunk tidak mengimunisasikan bayinya.

44

Dari teori - teori diatas dan dikaitkan dengan hasil penelitian Agus, bahwa
pengetahuan ibu mengenai imunisasi BCG mempengaruhi ibu dalam
memberikan bayinya imunisasi BCG. Oleh karena itu pengetahuan ibu menjadi
hal yang penting dalam merubah perilaku ibu dengan peningkatan pengetahuan
diharapkan ibu yang tidak memberikan imunisasi BCG menjadi memberikan
imunisasi BCG.
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan seorang ibu yang memilki
pengethuan yang cukup ternyata lebih banyak yang mengimunisasikan anaknya
daripada yang memiliki pengetahuan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai