EM Decision Making
EM Decision Making
Beberapa permasalahan bisnis dan ekonomi yang terpenting dan paling menarik
memerlukan dibuatnya keputusan yang berkelanjutan (sequential decision) setiap waktu.
Sebagai contoh, suatu perusahaan kimia sedang mempertimbangkan investasi modal
skala besar dalam fasilitas petrokimia yang baru. Profitabilitas investasi tersebut
tergantung dari berbagai faktor ketidakpastian : permintaan pasar mendatang, reaksi atas
adanya pesaing, dsb. Profit juga tergantung dari produk masa datang dan keputusan
penetapan harga untuk perusahaan itu sendiri. Hal ini tidak mudah bahwa perusahaan
menghadapi banyak keputusan disetiap waktu; poin pentingnya adalah bahwa sequence
decision saling tergantung. Keputusan investasi yang tepat saat ini merupakan harapan
perusahaan akan menciptkan keputusan harga optimal di kemudian hari jika pabrik
didirikan.
Berikut contoh ilustrasi sequential decisions:
Perusahaan farmasi harus memilih antara dua pilihan R&D. Profit dan
probabilitas diantara dua pilihan tersebut adalah:
R&D Choice
Biochemical
Investment
(million)
$ 10
Outcomes
Profit (exclude
R&D)
$90 million
50 milllion
$200 million
0 million
Probability
Large success
0.7
Small success
0.3
Biogenetic
$ 20
Success
0.2
Failure
0.8
Perhitungan expected profit sebagai berikut:
Biochemical Ec = (0.7)(90) + (0.3)(50) 10 = $ 68 million
Biogenetic EG = (0.2)(200) 20
= $ 20 million
Dari dua metode tersebut, perusahaan seharusnya menjalankan pendekatan
biochemical. Analisa keputusan ini tidak berakhir disini, akan tetapi untuk melihat hasil
yang mungkin didapat dari 2 alternatif tersebut, perusahaan dapat menggunakan program
simultaneous hingga dapat diputuskan metode manakah yang harus dipilih. Decision tree
simultaneous menunjukkan bahwa jika perusahaan melakukan perkembangan
simultaneous, maka akan diperoleh expected value profit yang lebih besar yakni $72.4
dibandingkan dengan jika perusahaan menjalankan biochemical saja yang hanya
memperoleh $68.
Pemakaian metode biochemical tersebut belum menggunakan sequential. Strategi
sequential ada 2 strategi, yaitu Sequential dengan menjalankan Biochemical first dan
sequential dengan menjalankan Biogenetic first. Dalam sequential biochemical first,
keputusan perusahaan dalam biochemical dapat dijalankan. Expected profit untuk
sequential strategy ternyata sama dengan expected profit simultaneous. Karena sama,
maka perusahaan dapat memilih strategy yang paling tepat untuk kegiatan yang sama.
Sedangkan dalam sequential biogenetic first, diperlihatkan bahwa jika metode biogenetic
berhasil, dan strategy ini ternyata memberikan expected profit rata-rata $2 lebih banyak
dibandingkan strategi yang pertama (74.4 72.2).
Untuk menghitung mana yang lebih baik dari pemilihan strategy tersebut, maka
kita bndingkan antara strategy sequential dan strategy simultaneous development.
$600 (100)
40
Dry
0.6
Do not drill
-$200 (0)
$0 (50)
Dengan menggunakan nilai utilitas ini wildcatter mengevaluasi pilihan untuk drill
dengan memperhitungkan expected utility sebagai probabilitas tiap hasil dikali
utilitasnya, dijumlahkan semua hasil-hasilnya. Maka utilitas yang diperkirakan untuk
drilling adalah sebagai berikut:
E(Udrill) = (0.4)U(600) + (0.6)U(-200)
= (0.4)(100) + (0.6)(0)
= 40
Selanjutnya mempertimbangkan alternative not drill. Dalam kasus ini hasil
moneter wildcatter adalah $0 pasti. Nilai utilitas apa yang dapat memberikan wildcatter
hasil? Untuk menentukan U(0), wildcatter membandingkan $0 yang pasti dengan
penawaran spekulasi sebesar $600,000 (dengan probabilitas p) dan -$200,000
(probabilitas 1-p). Wildcatter mengkur preferensi relevannya untuk $0 dengan penemuan
dari hasil probabilitas p, yang membuat ia tidak tertarik pada pilihan $0 dan spekulasi.
Andaikata setelah beberapa kali mencoba dan salah, dia menilai probabilitas ketidak
tertarikannya menjadi p = 0.5, dimana dia tidak tertarik pada $0 yang pasti dan resiko 5050 antara $600,000 dan -$200,000. Kenyataannya bahwa ia tidak tertarik (pada p=0.5)
membuat kita memperoleh U(0). Expected utility atas spekulasi 50-50 adalah :
(0.5)U(600) + (0.5)U(-200) = (0.5)(100) + (0.5)(0) = 50
Oleh karena wildcatter tidak tertarik pada $0 yang pasti dan spekulasi ini, dua
alternative harus memiliki utility yang sama yaitu U(0) = 50. Akhirnya, wildcatter
menggunakan expected utility sebagai pedoman untuk keputusannya. Aturan simpelnya
adalah: pembuat keputusan seharusnya memilih tindakan yang dapat memaksimalkan
expected utility mereka.
Expected ulitity untuk drilling adalah 40, sedangkan utility untuk not drilling
adalah 50. Oleh karena itu wildcatter seharusnya memilih not to drill.
EXPECTED UTILITY DAN RISK AVERSION
Terdapat tiga tipe kurva utilities. Kelengkungan kurva merefleksikan risk aversion
dan grafik linear merefleksikan risk neutrality. Kurva ketiga adalah kurva cembung,
dimana makin curam dan curam, kurva ini menggambarkan kurva risk loving.
GAMBAR: KURVA
Utility
Utility
Risk Averse
Wealth
Risk neutal
Wealth
Utility
Risk Loving
Wealth
0.21
41
0.21
0.51
12 bulan (100)
16 bulan (100)
21 bulan (0)
26 bulan (0)
0.08
1
(a) Metode A: ETC 18.4 bulan
52
0.06
1
0.46
0.24
12 bulan (100)
16 bulan (100)
21 bulan (100)
26 bulan (100)
0.24
(b Metode A: ETC 19.4 bulan
Penetapan utility jika penyelesaian sebelum 18 bulan adalah hasil terbaik maka
utilitas dinilai U=100. Sedangkan jika penyelesaian setelah batas waktu (lebih ari 18
bulan) adalah hasil terburuk sehingga nilai utilitas U = 0. Dari gambar expected utility
untuk metode A adalah:
(0.21)(100) + (0.20)(100) + (0.51)(0) + (0.08)(0) = 41
Expected utility metode B adalah:
(0.06)(100) + (0.46)(100) + (0.24)(0) + (0.24(0) = 52
Hasilnya metode B lebih disukai karena menawarkan peluang lebih besar, yaitu 0.52 dari
batas waktu