dan Bokoharjo. Jawa Tengah: Sigeblog, Beji dan desa Jatingarang. Bali: Kemudian
di Bali lokasi di kecamatan Nusapenida, yaitu di tiga desa Klumpu, Batukandik dan
desa Pajukutan. Pendekatan penelitian menggunakan metode yang bersifat deskriptif
guna mendapat gambaran lebih detil fenomena yang terjadi dalam pengimplementasian program internet perdesaan. Teknik pengumpulan data dilakukan
menggunakan wawancara mendalam (indepth interview): observasi: penyebaran
quissioner kepada warga desa disekitar; dokumentasi dan kepustakaan.
Adapun hasilnya bahwa Implementasi kebijakan Program Desa Pinter
dalam realisasinya menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, karena yang
terjadi masih sebatas pada komitmen pemasangan infrastruktur. Sementara untuk
aspek penggunaan oleh masyarakat sebagai medium yang mulai dibutuhkan
kurang mendapat perhatian secara intens oleh fihak penyelenggara atau pelaksana
kebijakan. Ini terlihat dari tidak adanya koordinasi dengan fihak pemda cq. Dinas
terkait. Sosialisasi keberadaan internet desa bagi warga masyarakat belum
dilakukan, dan cenderung terbatas pada perangkat desa yang akan mengelolanya.
Tidak adanya upaya pelatihan bagi SDM pengelola secara khusus, tidak adanya
pendampingan bagi masyarakat yang masih rendah pemahaman TIKnya, dan
sebagainya. Sementara disisi lain, justru muncul pemasangan tarif (harga) sebagai
hal yang dapat menghambat warga enggan memanfaatkan internet desa.
Rekomendasi yang disampaikan antara lain bagi Kementerian Komunikasi
dan Informatika seyogyanya melakukan evaluasi secara komprihensif baik dari isi
kebijakan, mekanisme pelaksanaan dan manajemen pertanggung-jawaban
program Desa pinter. Perlu adanya adanya koordinasi yang melibatkan berbagai
unsur terkait, seperti pihak pemda cq. Dishubkominfo perlu dilibatkan dalam
pembinaan pengelolaan. Pengelolaan Internet desa perlu ditangani secara khusus
oleh tim yang memahami TIK. Perlu adanya tenaga pendampingan bagi warga
pengguna yang belum pintar mengakses internet. Diupayakan, pemanfaatan
internet desa dibebaskan dari biaya penggunaan (gratis).
PENDAHULUAN
1. Latarbelakang Permasalahan
Perkembangan global teknologi komunikasi dan informasi TIK, merupakan
asset yang sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat baik dari
aspek
peningkatan
pengetahuan
maupun
aspek
peningkatan
perekonomian
selama
ini
mengemuka,
akan
terkikis
dengan
upaya-upaya
program
lemah.
Itu sebabnya apa yang telah digagas dan direalisasikan dalam kebijakan
dengan
koneksi
internet
di
pedesaan
mengalami
kendala
karena
penempatannya tidak pada tempat strategis, tetapi dipilih di rumah pejabat desa,
sehingga masyarakat desa sungkan mengunjunginya. Selain itu juga terjadinya efek
negatif pemanfaatan situs internet tidak digunakan sebagaimana mestinya untuk
pengembangan diri meningkatkan pengetahuan dan yang bernilai ekonomis, tetapi
justru untuk kegiatan yang bersifat penyimpangan hukum atau kriminal.
Sementara, pembangunan fasilitas TIK dengan program Desa Pinter sebagai
bagian program USO adalah untuk mengatasi kesenjangan digital layanan informasi.
Tetapi jika implementasinya menghadapi kendala, tentu dikhawatirkan tidak akan
mencapai target sasaran yang seharusnya. Oleh karenanya, penting dilakukan
penelitian untuk melihat apakah kebijakan program Desa Pinter di sejumlah Wilayah
Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) yang memiliki kemampuan internet telah
diselenggarakan sebagaimana mestinya dan bagaimana efek penggunaannya oleh
masyarakat..
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang diuraikan di atas, maka pertanyaan yang muncul
berkenaan dengan substansi masalah dalam penelitian ini, yaitu:
Bagaimana implementasi program USO, khususnya pembangunan internet pedesaan
(program Desa Pinter)?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi program
internet perdesaan.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah :
a. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan, dapat menjadi referensi kajian dan rujukan akademis serta
menambah wawasan bagi peneliti dalam perspektif analisis komunikasi
kebijakan publik.
b. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pembuat
kebijakan,
implementor
kebijakan
dan
semua
pihak
yang
5. Landasan Teori
Implementasi Program Desa Pinter sebagai sasaran (obyek) penelitian,
merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah dari berbagai macam bentuk
kebijakan pemerintah yang ada. Guna mendekatkan kerangka pikir dan teori untuk
melihat implementasinya, perlu dikemukakan teori-teori terkait dengan kebijakan
publik, sebagai berikut:
Menurut H. Hugh Heglo dalam Abidin (2006:21) kebijakan adalah suatu
tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Anderson
dalam Islamy (1999:4) mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan
yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku
atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu. Selanjutnya,
dikatakan bahwa kebijakan itu adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh
pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang pemerintah bermaksud akan
melakukan sesuatu atau menyatakan akan melakukan sesuatu.
Menurut Edward III (1980) dalam Indiahono, D (2009), empat variabel yang
berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implementasi :
1) Komunikasi (Communication); bahwa setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan
dengan baik jika terjadi komunikasi efektif antara pelaksana program (kebijakan)
dengan para kelompok sasaran (target group)
2) Sumber daya (Resourcess); setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya
yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial.
3) Disposisi (Dispotition); berkaitan dengan karekteristik yang menempel erat
kepada implementator kebijakan/program.
4) Struktur birokrasi (Bureaucratic structure); strukturbirokrasi mencakup dua hal
penting yaitu mekanisme dan strukturorganisasi pelaksana sendiri.
6. Metode Penelitian
lebih detil
penelitian
ini
akan
menggambarkan
secara
mendetail
mengenai
7. Hasil Temuan
Penelitian ini dilakukan di desa-desa penerima program Desa Pinter, di tiga
provinsi wilayah kerja BPPKI Yogyakarta, yaitu Prof. DIY, Jawa Tengah dan Bali. DIY
mengambil tiga desa, Sidorejo, Kaligintung dan Bokoharjo. Sementara di Jawa Tengah,
juga tiga desa yaitu Sigeblog, Beji dan desa Jatingarang. Kemudian di Bali lokasi di
kecamatan Nusapenida, yaitu di tiga desa masing-masing Klumpu, Batukandik dan
desa Pajukutan.
Adapun hasilnya mengenai realisasi implementasi kebijakan program USO,
khususnya pembangunan internet pedesaan (program Desa Pinter) dan bagaimana
RUANG LINGKUP
Komunikasi
a. Implementator dan
kelompok sasaran.
b. Sosialisasi program /
kebijakan
Sumber
Daya
a. Kemampuan
implementator
Tingkat
pendidikan
Tingkat
pemahaman ICT
b. Infrastuktur
Jumlah PC
Pada
umumnya
tidak
ada
sosialisasi
program
internet
perdesaan
bagi
masyarakat,
sosialisasi hanya pada perangkat
desa melalui getok tular. Hanya
di desa Sigeblog telah melakukan
sosialisasi dengan mengundang
kelompok warga dan pihak-pihak
terkait.
Tingkat
pendidikan
pengelola
(aparat desa) pada umumnya
adalah SMA ke atas sedangkan
tingkat pendidikan masyarakat
pada umumnya masih rendah
(SLTA
kebawah)
hanya
di
Kelurahan
Bokoharjo
tingkat
pendidikan masyarakatnya sudah
cukup tinggi
Tingkat pemahaman ICT (internet)
pada umumnya masih rendah baik
pengelola maupun masyarakat.
Fasilitas internet yang disediakan
dirasa kurang karena hanya 1 PC
sedangkan
jumlah
masyarakatnya relatif banyak, bahkan di
Bokoharjo
komputer
yang
digunakan rusak dan diambil
Disposisi
Struktur
Birokrasi
Jaringan internet
Akses
Tempat
c. Ketersediaan dana
a. Karakter masyarakat
b. Karakter pengelola
a. Struktur organisasi
pengelola.
b. Koordinasi
terkait
pihak
Pemanfaatan internet perdesaan tidak seperti yang diharapkan (kalau tidak bisa
dikatakan gagal), sebagian besar masyarakat desa tidak menggunakan internet
perdesaan. Beberapa alasannya, tidak mengetahui adanya internet gratis di
desanya, selain itu karena adalah tingkat pengetahuan ICT yang masih kurang.
kendala
yang
timbul
misalnya
menyediakan
info
mobilizer
Demikian juga adanya persoalan teknis, mestinya seperti tenaga teknis dari Dishub
Kominfo di tiap daerah bisa membantu, karena mereka memiliki tupoksi yang
relevan. Seperti dipaparkan pejabat Dishubkominfo Kabupaten Purworejo, disini
(Dishub
Kominfo
Kabupaten
Purworejo)
ada
tenaga
teknis
yang
biasa
Adanya
akan dapat
A. Kesimpulan
Implementasi
kebijakan
Program
Desa
Pinter
dalam
realisasinya
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, karena yang terjadi masih sebatas
masyarakat
desa
membekali
diri
dengan
pengetahuan
untuk
peningkatan kesejahteraannya.
B. Rekomendasi
Pengelola Internet desa perlu ditangani secara khusus oleh tim yang memahami
TIK.
Perlu diberikan tenaga pendampingan bagi warga pengguna yang belum pintar
mengakses internet.
Perlu adanya penelitian lanjutan yang lebih luas menyangkut berbagai aspek
untuk melihat
REFERENSI
AG. Subarsono, M.Si. MA, Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.
Budi Winarno, Teori Dan Proses Kebijakan Publik, Media Pressindo, Yogyakarta,
2002.
Edward III, George C., dalam Indiahono, Dwiyanto, Kebijakan Publik Berbasis
Dynamik Policy Analisys, Gava Media, Yogyakarta, 2009.
Eugene Bardach, Dalam Leo Agustino S.Sos, MSi, Dasar-Dasar Kebijakan Publik,
Alfabeta, Bandung, 2008
Lexy J Moleong, MA, Metodologi Penelitian Kualitatip (edisi revisi), PT Remaja
Rosda Karya, Babdung, 2004.
Leo Agustino S.Sos, MSi, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung, 2008.
Pudji Muljono, Pemanfaatan Internet Sebagai Media Komunikasi Di Indonesia
(Bogor: Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FEMA,
2005), hal. 5.
Panuju, Redi,, 2002. Relasi Kuasa: Pertarungan Memenangkan Opini Publik dan
peran dalam Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Robert Eyestone, The Threads of Policy: A Study in Policy Leadership, Indianapolis:
Bobbs Merril, 1971
Riant Nugroho D, Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2004.
Serverin, J, Werner dan JW Tankard Jr, 2005,Teori Komunikasi , Sejarah, metode
dan Terapan di Dalam Media massa, Kencana, Jakarta.
Sudarwan Darwin, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Bumi Aksara, PT, Jakarta,
2005.
Setyafi dkk., Teori Strukturasi, http://setyafi.multiply.com/journal/item/9/ TEORI_
STRUKTURASI_ Akses, 23-2-2010,
Supriadi, Dedi. 1992. Studi Tentang Profil Pelanggan dan Manfaat Sosial-Ekonomi
Telekomunikasi Pedesaan. Jakarta: PT. Telekomunikasi Indonesia.
Thomas R. Dye. Understanding Publikk Policy, New Jersey: Prentice Hall, 1992.
Prakosa, Adi, 2007, Uses & Gratification, http://adiprakosa.blogspot.com/-2007/
11/uses-gratification.html Akses, 14-2-2010
--------, http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/penjabaran-internet-sebagai-perantaramedia/ akses, 27-3-2010.
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR :
247/DIRJEN/2008, TANGGAL : 10 OKTOBER 2008