Negatif
Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono berpendapat program kartu
sakti Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) hanya akan menambah jumlah
pengangguran di Indonesia. Tony yang juga Komisaris Bank Permata menilai pemberian
dana bantuan langsung sebagai kompensasi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi hanya membuat masyarakat malas bekerja.
Namun demikian, ada saja beberapa tuturan protes dari mulut warga. Beberapa dari mereka
ketus ke salah seorang petugas di meja pendaftaran.
"Undangannya kan ada. Tapi kok tetep nggak bisa ambil. Kenapa sih? Saya ke sini mewakili
suami saya. Suami saya nggak bisa ke sini (Kantor Pos) karena kerja pak. Jangan gitu dong,"
ujar salah seorang wanita di Lantai I kantor pos ini, Selasa (18/11/2014) dengan nada ketus.
Sekuriti menjawab tanpa emosi. Malahan menurut petugas berseragam biru itu pengambilan
KPS tak bisa diwakilkan.
"Nggak bisa ibu. Maaf. Harus orangnya langsung. Atas nama suami ibu," ujar sekuriti itu.
Dia menjelaskan kembali, bantuan tetap bisa diambil hingga tanggal 12 Desember 2014.
Saldo simpanan untuk dua bulan (November dan Desember) sebesar Rp 400.000 itu pun tidak
akan hilang.
Ternyata tak hanya satu dua orang saja, kebanyakan dari mereka pun menuturkan hal yang
persis sama. Mereka menganggap penukaran KPS untuk mendapatkan Kartu Sakti Jokowi
dipersulit.
"Masa gitu aja nggak bisa. Yang penting kan kita sudah bawa buktinya," kata salah seorang
warga.
Raut wajah yang tadinya berharap bisa memegang tiga kartu sakti Jokowi, kini dipenuhi raut
kecewa dan kesal.
Beberapa dari mereka ada yang pulang langsung, dan ada juga yang masih bertanya-tanya
soal tata cara penukaran KPS.