Anda di halaman 1dari 14

MODUL PEMBUATAN PEMANCAR RADIO FM

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas ini adalah :


1. Siswa dapat merancang dan membuat rangkaian pada pemancar fm.
2. Pemancar FM 12 Watt yang dibuat dapat menjadi alat yang tepat guna dan dapat dipasarkan.
1.5 Metodologi
Dalam menyelesaikan tugas praktikum ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut
:
1 Mempelajari konsep tentang elektronika dasar dan mempelajari konsep
tentang mekanisme modulasi FM.
2 Menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan, serta memberi saran bila
tugas praktikum ini diaplikasikan ke sistem yang nyata.
3 Menyusun laporan tugas praktikum pada semester genap.

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Koker

(*_*).Bentuk Fisik[Photo]
Koker berfungsi untuk mengatur atau menentukan frekuensi pada pemancar radio.
Didalam koker juga terdapat ferite yang berfungsi sebagai inti induktor selain itu juga
terdapat lilitan induktor yang terdiri dari lilitan primer dan skunder. Cara kerja dari
koker adalah memudahkan pencarian gelombang yang kosong. Apabila inti koker di
putar ke kanan sampai maksimal maka frekuensi yang di hasilkan osilator makin
rendah. Jika pemancar FM menyala, putar inti koker ke kiri sampai desis pada radio
FM hilang maka akan didapatkan sinyal yang kuat dan stabil.
2.2 Induktor

(*_*).Bentuk Fisik
Lilitan dari kawat yang dililit dengan hitungan tertentu, dalam hal ini untuk
menentukan nilai dari induktor biasanya digunakan Q meter. Induktor berfungsi
sebagai penyesuai impedansi, sehingga keluaran dari impedansi dapat di rubah
dan sesuai dengan yang di inginkan (match).

2.3 Transistor

Transistor mempunyai 2 sambungan, satu diantaranya adalah emitor dan lainnya basis dan
kolektor.
Karena inilah sebuah transistor sama seperti dua dioda. ransistor type C1970 biasanya
digunakan untuk
menaikkan tegangan 0.8 sampai 1 watt, kalau tidak salah didalam penelitian C1970
bisa menaikan
sekitar 8 kali.
Pada transistor C1971 bisa digabungkan langsung dari rangkaian Exciter dan maka tegangan 6.5
sampai
7 watt atau bias menaikan sekitar 10 kali.
Jika di gabung C1970 dengan C1971 maka keluaran power sekitar 12 watt atau
lebih. (semua itu akan dijelaskan di BAB III)

2.4 Exciter
Rangkaian exciter terdiri dari osilator dan
penyangga. Osilator
Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun sistem
komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan
sempurna. Pada system komunikasi, osilator
menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal
informasi kemudian
ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi.
Penyangga (Buffer)

Semua jenis osilator membutuhkan penyangga. Penyangga berfungsi untuk menstabilkan


frekuensi

dan/atau amplitudo osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya. Biasanya


penyangga terdiri dari 1 atau 2 tingkat penguat transistor yang dibias sebagai kelas
A.
Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah untuk
membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih
input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang
telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan
oleh tingkat berikutnya.
2.5 Booster
Penguat daya lebih populer disebut Booster. Booster adalah alat yang dipasang
melekat pada pemancar radio dan dipergunakan untuk memperkuat daya pancar
frekuensi radio ke segala arah yang ingin dituju. Misalnya, untuk pemancar
berkekuatan 25 watt yang hanya melingkupi satu desa, Booster
dipergunakan agar daya pancar menjadi 50 hingga 100 watt sehingga bisa
melingkupi satu kecamatan. Booster umumnya berbentuk kotak kecil yang terkoneksi
dengan kabel ke pemancar yang diperkuatnya.
Penguat daya terbagi dua. Pertama, penguat daya yang memperkuat sinyal dalam
satu
siklus
penuh,
kualitas sinyal paling baik dan harmonis. Kedua, penguat daya yang hanya
memperkuat
sinyal
input
kurang dari setengah siklusnya dan menghasilkan gelombang yang rusak dengan
frekuensi sama.
2.6 Antena

Antena berfungsi meradiasi dan sekaligus menangkap sinyal radiasi gelombang radio.
Antena dibedakan menjadi dua berdasarkan arah pancaran, yaitu

Omnidirectional (segala arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang


sama
kuat
kesegala
arah.
Bidirectional (dua arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat
ke hanya dua arah. Dua parameter yang perlu diperhatikan pada antena adalah
polarisasi dan penguatannya. Secara
sederhana, sebuah antena mempunyai polarisasi vertikal jika antenna tersebut
diletakan pada posisi
tegak lurus terhadap bumi. Antena dengan polarisasi vertikal akan menghasilkan
gelombang radio
dengan polarisasi vertikal juga. Selain vertikal, ada pula antenna berpolarisasi
horizontal, bila bidang
antena berposisi sejajar dengan bumi.
2.7 Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah bagian pengantar daya yang dihasilkan pemancar ke antena.
Sebagai pengantar
daya, saluran transmisi yang baik tidak akan mengurangi daya yang diantarnya dan
juga tidak meradiasi,
karena meradiasi adalah tugas antena. Agar transfer daya terjadi secara maksimal,
maka saluran
transmisi juga harus mempunyai karakteristik impendansi yang sama dangan sumber
daya beban.
Karakteristik impendansi saluran transmisi yang umum adalah 300 W (kabel pita pada
TV hitam putih),
75 W (kabel coaxial pada TV berwarna) dan 50W(kabel coaxial pada peralatan radio amatir).
Alat-alat tambahan yang di perlukan dalam merakit sebuah pemancar FM 12 watt,di
antaranya adalah : Power Meter
Power Meter adalah alat untuk mengukur daya gelombang. Pada saluran transmisi
yang tidak sepadan, selain gelombang datang mengalir pula gelombang pantul.
Gelombang dating arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena)
sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar).
Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu
untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul. Skala untuk daya pantul lebih
kecil dari skala untuk daya datang.
SWR Meter
SWR Meter atau pengukur perbandingan gelombang tegak digunakan untuk mengukur
perbandingan
gelombang datang dan gelombang pantul. Sehingga diketahui seberapa sepadan

sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada
suatu pengukuran hanya terdapat
Power Meter, maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf ) dan
daya pantul (Pr) dengan rumus:
SWR = ( Pf + Pr ) (Pf - Pr ).
Dari rumus tersebut, pada keadaan sepadan ( Pr = O) akan didapat SWR = 1.
Untuk keadaan yang tidak sepadan akan didapatkan SWR > 1.

Untuk keadaan yang paling buruk di mana semua daya yang dating dipantulkan
kembali ( Pf =Pr ) akan didapatkan SWR = tak terhingga.
Dummy Load
Agar daya pancar siaran bisa maksimal tetapi efisien, diperlukan suatu beban yang
sudah diketahui impendansinya dengan pasti sebagai acuan yang disebut Dummy
Load. Dummy Load bebas dari
pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya pancar yang terlalu
besar. Impendansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm. DummyLoad dapat
dibuat sendiri dengan
memasang secara paralel beberapa resistor sehingga diperoleh resistansi dan daya
yang diinginkan. Memparalelkan beberapa resistor memperkecil induktansi liar dari
resistor tersebut. Sebagai contoh, dapat dipakai resistor karbon 300 Ohm/2 watt
sebanyak 6 biji yang dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan Dummy Load
dengan daya 12 watt dan impendansi 50 Ohm.

BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1. Pendahuluan
Untuk merencanakan dan membuat alat pemancar FM 12 Watt, perlu diketahui
terlebih dahulu mengenai blok diagram sistem, sistem kerja dari rangkaian
secara
keseluruhan, perhitungan-perhitunan dan perencanaan.
3.2. Blok Diagram Sistem dan Gambar Rangkaian Keseluruhan

Gambar di atas ini memperlihatkan blok diagram sistem


dan gambar rangkaian keseluruhan yang dibuat secara
lengkap.
Gambar Diagram Blok Sistem Pemancar secara keseluruhan

Gambar Diagram Blok Pemancar FM


3.2.1 Rangkaian Exciter

Gambar Rangkaian ExciterRangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga. Pada
Rangkaian Exciter ini menggunakan komponen-komponen dengan spesifikasi sebagai
berikut:

Koker
Induktor : L2 = 0.12 mikro Henry, L3 = 0.12 mikro Henry, L4 = 0.2
mikro Henry Transistor: C930
Resistor : 5,6 K, 47 K , 33 K
Capasitor : 2.2 nF, 100 nF, 18 pF, 20 pF,
5 pF Trimer : 5 - 60 pF
Exciter adalah rangkaian yang menghasilkan osilasi, karena pada exciter terdapat
osilator yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang sinus yang nantinya akan
dimodulasikan. Didalam sistem osilator juga terdapat buffer (penyangga) yang
berfungsi untuk menstabilkan frekuensi/ modulasi osilator akibat proses pembebanan
oleh penguat tingkat selanjutnya.
3.2.2 Rangkaian Booster (Penguat Daya)

Gambar Rangkaian Booster


Pada Rangkaian Booster ini menggunakan
komponen dengan spesifikasi sebagai berikut:

komponen-

Induktor :L1 = 0.2 mikro Henry. L2 = 0.2 mikro Henry. L3 = 0.085 mikro Henry L4 =
0.04 mikro Henry. L5 = 0.1 mikro Henry. L6 = 0.2 mikro Henry L7 = 0.2 mikro Henry.
Transistor 1970 : Vce 10 V
Ic 0.1 A
10 - 180
Trimer : 5 - 30 pF
Rangkaian booster terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing
bekerja pada kelas C, masing-masing input dan output penguat transistor ini diberi
rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini
mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W
seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan
tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya
kerugian dari rangkaian matching network.

Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini


mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang
1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan
tingkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari
rangkaian matching network dan keterbatasan dari
transistor C1971. Karena harga dari transistor C1971 relatif mahal maka yang
digunakan hanya transistor C1970. Oleh karena itu daya yang dihasilkan oleh
pemancar ini tidak mencapai 12 Watt. Karena panas yang dihasilkan kedua transistor
cukup besar maka kita memasang pendinginan yang cukup.

BAB IV

PENGUJIAN ALAT
4.1 Umum
Bab ini membahas tentang pengujian dan analisis sistem yang telah dibuat. Secara
umum, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat yang telah
direalisasikan dapat bekerja sesuai dengan
spesifikasi perencanaan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan pengujian yang
dilakukan terhadap sistem adalah sebagai berikut:
Mengetahui
exciter
Mengetahui
booster

cara

kerja

rangkaian

cara

kerja

rangkaian

4.2 Pengujian RangkaianExciter


Tujuan
Untuk mengetahui apakah osilator dapat bekerja dengan baik dan mencapai frekuensi
yang di inginkan. Dan juga untuk mengetahui apakah buffer sudah berjalan
dengansemestinya.
Peralatan yang digunakan
1. Koker
2. Induktor
3. Transistor
4. Resistor
5. Trimer
6. Dummy Load
7. Catu daya 5 volt
8. Multimeter
9. Frekuensi Counter
10. PCB
Prosedur Pengujian
Diagram Blok Pengujian
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Memberikan catu daya 12 volt pada rangkaian exciter
3. Mengaktifkan rangkaian exciter sampai di dapatkan daya yang paling besar
4. Menghitung tegangan pada TP 1, TP 2 dan, TP 3
5. Mengamati keluaran (pada V output)

Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel.
berikut ini : Hasil Pengujian Rangkaian Exciter
Test Point Hasil
1 0.6V
2 0.6V
3 11,75V
4.3

Pengujian

rangkaian

booster
Tujuan
Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dan juga meningkatkan jarak
jangkauan pancaran yang lebih jauh lagi hingga mencapai 7 kali lipat.
Peralatan yang digunakan
1. Induktor
2. Transistor
3. Trimer
4. Dummy Load
5. Catu Daya 12 Volt
Prosedur Pengujian
Gambar Diagram Blok Pengetesan Booster :
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Menguji besar tegangan yang mampu diterima rangkaian
3. Mengamati keluaran
Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel.
berikut ini : Hasil Pengujian Rangkaian
Booster
Test Point Hasil
4 11,75
5 11,75

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan:
Pada rangkaian pemancar FM yang kami buat, daya yang dikeluarkan hanya 2 Watt
karena transistor yang dipakai adalah C1970 yang hanya bisa menaikkan daya 1 Watt
Pemancar FM yang dibuat hanya bisa mencapai frekuensi 93 MHz
Jarak yang dicapai tergantung dari daya yang dipancarkan oleh pemancar FM
5.2 Saran
Jika ingin membuat pemancar dimulai dengan osilator yang bagus.
Jika ingin membuat rangkaian FM dengan daya yang lebih besar maka gunakan
transistor C1971, C1946. maka power yang dihasilkan sekitar 25 watt.
Agar keluaran seimbang maka pada pemancar FM dipasang rangkaian PLL (Phase Local Loop).

Penulis: Arly
Sumber: http://ariyfriends.blogspot.com/2009/09/cara-membuat-pemancar.html

Anda mungkin juga menyukai