BAB II
TEORI DASAR
2.1 Koker
(*_*).Bentuk Fisik[Photo]
Koker berfungsi untuk mengatur atau menentukan frekuensi pada pemancar radio.
Didalam koker juga terdapat ferite yang berfungsi sebagai inti induktor selain itu juga
terdapat lilitan induktor yang terdiri dari lilitan primer dan skunder. Cara kerja dari
koker adalah memudahkan pencarian gelombang yang kosong. Apabila inti koker di
putar ke kanan sampai maksimal maka frekuensi yang di hasilkan osilator makin
rendah. Jika pemancar FM menyala, putar inti koker ke kiri sampai desis pada radio
FM hilang maka akan didapatkan sinyal yang kuat dan stabil.
2.2 Induktor
(*_*).Bentuk Fisik
Lilitan dari kawat yang dililit dengan hitungan tertentu, dalam hal ini untuk
menentukan nilai dari induktor biasanya digunakan Q meter. Induktor berfungsi
sebagai penyesuai impedansi, sehingga keluaran dari impedansi dapat di rubah
dan sesuai dengan yang di inginkan (match).
2.3 Transistor
Transistor mempunyai 2 sambungan, satu diantaranya adalah emitor dan lainnya basis dan
kolektor.
Karena inilah sebuah transistor sama seperti dua dioda. ransistor type C1970 biasanya
digunakan untuk
menaikkan tegangan 0.8 sampai 1 watt, kalau tidak salah didalam penelitian C1970
bisa menaikan
sekitar 8 kali.
Pada transistor C1971 bisa digabungkan langsung dari rangkaian Exciter dan maka tegangan 6.5
sampai
7 watt atau bias menaikan sekitar 10 kali.
Jika di gabung C1970 dengan C1971 maka keluaran power sekitar 12 watt atau
lebih. (semua itu akan dijelaskan di BAB III)
2.4 Exciter
Rangkaian exciter terdiri dari osilator dan
penyangga. Osilator
Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun sistem
komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan
sempurna. Pada system komunikasi, osilator
menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal
informasi kemudian
ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi.
Penyangga (Buffer)
Antena berfungsi meradiasi dan sekaligus menangkap sinyal radiasi gelombang radio.
Antena dibedakan menjadi dua berdasarkan arah pancaran, yaitu
sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada
suatu pengukuran hanya terdapat
Power Meter, maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf ) dan
daya pantul (Pr) dengan rumus:
SWR = ( Pf + Pr ) (Pf - Pr ).
Dari rumus tersebut, pada keadaan sepadan ( Pr = O) akan didapat SWR = 1.
Untuk keadaan yang tidak sepadan akan didapatkan SWR > 1.
Untuk keadaan yang paling buruk di mana semua daya yang dating dipantulkan
kembali ( Pf =Pr ) akan didapatkan SWR = tak terhingga.
Dummy Load
Agar daya pancar siaran bisa maksimal tetapi efisien, diperlukan suatu beban yang
sudah diketahui impendansinya dengan pasti sebagai acuan yang disebut Dummy
Load. Dummy Load bebas dari
pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya pancar yang terlalu
besar. Impendansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm. DummyLoad dapat
dibuat sendiri dengan
memasang secara paralel beberapa resistor sehingga diperoleh resistansi dan daya
yang diinginkan. Memparalelkan beberapa resistor memperkecil induktansi liar dari
resistor tersebut. Sebagai contoh, dapat dipakai resistor karbon 300 Ohm/2 watt
sebanyak 6 biji yang dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan Dummy Load
dengan daya 12 watt dan impendansi 50 Ohm.
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1. Pendahuluan
Untuk merencanakan dan membuat alat pemancar FM 12 Watt, perlu diketahui
terlebih dahulu mengenai blok diagram sistem, sistem kerja dari rangkaian
secara
keseluruhan, perhitungan-perhitunan dan perencanaan.
3.2. Blok Diagram Sistem dan Gambar Rangkaian Keseluruhan
Gambar Rangkaian ExciterRangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga. Pada
Rangkaian Exciter ini menggunakan komponen-komponen dengan spesifikasi sebagai
berikut:
Koker
Induktor : L2 = 0.12 mikro Henry, L3 = 0.12 mikro Henry, L4 = 0.2
mikro Henry Transistor: C930
Resistor : 5,6 K, 47 K , 33 K
Capasitor : 2.2 nF, 100 nF, 18 pF, 20 pF,
5 pF Trimer : 5 - 60 pF
Exciter adalah rangkaian yang menghasilkan osilasi, karena pada exciter terdapat
osilator yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang sinus yang nantinya akan
dimodulasikan. Didalam sistem osilator juga terdapat buffer (penyangga) yang
berfungsi untuk menstabilkan frekuensi/ modulasi osilator akibat proses pembebanan
oleh penguat tingkat selanjutnya.
3.2.2 Rangkaian Booster (Penguat Daya)
komponen-
Induktor :L1 = 0.2 mikro Henry. L2 = 0.2 mikro Henry. L3 = 0.085 mikro Henry L4 =
0.04 mikro Henry. L5 = 0.1 mikro Henry. L6 = 0.2 mikro Henry L7 = 0.2 mikro Henry.
Transistor 1970 : Vce 10 V
Ic 0.1 A
10 - 180
Trimer : 5 - 30 pF
Rangkaian booster terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing
bekerja pada kelas C, masing-masing input dan output penguat transistor ini diberi
rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini
mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W
seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan
tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya
kerugian dari rangkaian matching network.
BAB IV
PENGUJIAN ALAT
4.1 Umum
Bab ini membahas tentang pengujian dan analisis sistem yang telah dibuat. Secara
umum, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat yang telah
direalisasikan dapat bekerja sesuai dengan
spesifikasi perencanaan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan pengujian yang
dilakukan terhadap sistem adalah sebagai berikut:
Mengetahui
exciter
Mengetahui
booster
cara
kerja
rangkaian
cara
kerja
rangkaian
Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel.
berikut ini : Hasil Pengujian Rangkaian Exciter
Test Point Hasil
1 0.6V
2 0.6V
3 11,75V
4.3
Pengujian
rangkaian
booster
Tujuan
Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dan juga meningkatkan jarak
jangkauan pancaran yang lebih jauh lagi hingga mencapai 7 kali lipat.
Peralatan yang digunakan
1. Induktor
2. Transistor
3. Trimer
4. Dummy Load
5. Catu Daya 12 Volt
Prosedur Pengujian
Gambar Diagram Blok Pengetesan Booster :
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Menguji besar tegangan yang mampu diterima rangkaian
3. Mengamati keluaran
Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel.
berikut ini : Hasil Pengujian Rangkaian
Booster
Test Point Hasil
4 11,75
5 11,75
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan:
Pada rangkaian pemancar FM yang kami buat, daya yang dikeluarkan hanya 2 Watt
karena transistor yang dipakai adalah C1970 yang hanya bisa menaikkan daya 1 Watt
Pemancar FM yang dibuat hanya bisa mencapai frekuensi 93 MHz
Jarak yang dicapai tergantung dari daya yang dipancarkan oleh pemancar FM
5.2 Saran
Jika ingin membuat pemancar dimulai dengan osilator yang bagus.
Jika ingin membuat rangkaian FM dengan daya yang lebih besar maka gunakan
transistor C1971, C1946. maka power yang dihasilkan sekitar 25 watt.
Agar keluaran seimbang maka pada pemancar FM dipasang rangkaian PLL (Phase Local Loop).
Penulis: Arly
Sumber: http://ariyfriends.blogspot.com/2009/09/cara-membuat-pemancar.html