Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

K3 atau yang dikenal sebagai keselamatan dan kesehatan kerja sudah


banyak diterapkan dalam kehidupan kita. peraturan pemerintah, dan
manajemen kualitas dari setiap perusahaan atau tempat kerja mulai
menanamkan program ini.Rasa peduli terhadap lingkungan kerja disadari
akan memicu tingkat keefisienan dan keefektifan proses kerja yang
disebabkan oleh rasa nyaman yang muncul dengan kondisi lingkungan yang
baik.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas,
dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan
bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Kegiatan kerja yang memfokuskan pada hasil kini
berkembang menjadi ada faktor lain yang lebih penting dari sekedar hasil
yang didapatkan setelah melakukan pekerjaan.
Gedung atau ruangan merupakan tempat berkumpulnya berbagai
aktivitas banyak manusia. Beragam aktivitas yang bersifat formal maupun
yang non formal, berbagai aktifitas akan memunculkan banyak bahaya
kecelakaan,rsiko pada saat kejadian bencana alam maupun terhadap semua
orang yang berada di dalamnya, yaitu dosen, mahasiswa, karyawan, dan
tamu yang berkunjung ataupun orang lain yang memiliki kepentingan
lainnya.
Dengan perkembangan teknologi yang modern,dalam melakukan
aktivitas dalam sehari-hari telah lebih mempertimbangkan nilai keselamatan
dalam beraktivitas.dan berhati-hati dalam melakukan kegiatan dan
aktivitas.adapun melihat lingkungan kerja yang efesien dan efektif dengan
lingkungan yang baik.

1.2

Rumusan masalah

1.

Pengertian kesehatan lingkungan.

2.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan.

3.

Parameter Kesehatan keselamatan Lingkungan Ruang aula fakultas


Teknik Unsyiah.

4.

Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Ruang Kerja Ketua Prodi


Teknik Industri Unsyiah.

1.3

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan

lingkungan kampus khususnya digedung maupun ruangan aula,dan mengerti saat


melakukan tindakan pada saat keadaan emergency.
Mahasiswa juga dapat mengerti menggunakan dan menjaga fasilitas dan alat
emergency dengan baik dan benar pada saat situasi darurat ketika berada dalam
ruangan aula tersebut.

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut
standar OHSAS 18001:2007 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen
organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan
menerapkan

Kebijakan

K3

dan

mengelola

resiko

K3

organisasi

(perusahaan) tersebut.
Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita
gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007,
ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam rangka terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pada
penyelenggaraan konstruksi di Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3
yang bersifat umum dan yang bersifat khusus untuk penyelenggaraan
konstruksi yakni:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum masing-masing Nomor Kep.174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi.

2.2

Keselamatan Kerja
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa
celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss).
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139)
menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan
sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin
akan timbul setelah memulai pekerjaannya.

2.3

Kesehatan Kerja
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa
pengertian keehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik,mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketidaan penyakit atau kelemahan.
Menurut Undang- Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial dan mental yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain atau kelompok lain secara baik.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.

BAB III
METODELOGI

3.1 Metodelogi Penelitian


Penelitian pada proyek ini adalah kesehatan dan keselamatan pada
saat mhasiswa beraktivitas baik dalam bentuk kegiatan formal maupun non
formal dalam ruangan aula Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
Adapun penelitian tersebut meninjau agar mahasiswa,dosen,maupun
undangan agar merasa nyaman dan dapat mengerti dalam melakukan
keselamatan darurat pada saat terjadi bencana.
Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah:
1. Melakukan studi kepustakaan.
2. Observasi atau pengamatan langsung pada ruang Prodi Teknik Industri
dan mengumpulkan data-data yang diperlukan.
3. Melakukan peninjauan ruangan aula.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Kenyamanan, kesehatan dan keselamatan adalah faktor utama dalam
kehidupan manusia sehari-hari. kenyamanan lingkunan menjadi aspek penting
agar dapat berkonsentrasi lebih efektif,adapun faktor kesehatan juga dapat
mempengaruhi kenyamanan pada saat melakukan aktivitas.tata ruang yg baik
dapat memenuhi keefektifan dan keefesiensian dalam melakukan kegiatan pada
ruangan tersebut.

4.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal
22 ayat (3) UU No. 23 tahun 1992. Ruang lingkup kesehatan lingkungan ada 8,
yaitu:
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamatan limbah padat/sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti keadaan pasca bencana

4.3 Parameter Kesehatan Lingkungan Ruang Aula Yang Baik


1. Udara Ruangan
Suhu dan kelembaban yang ditetapkan utuk area perkantoran adalah
a. Suhu : 18 25 derajat oC
b. Kelembaban : 50 % - 70 %
c. Debu dikontrol dengan selalu dipel dengan kain basah atau vacuum
pump
.

d. Pertukaran Udara dengan cara menggunakan AC atau ventilasi


minimal 15% dari l luas lantai
e. Gas pencemar, tidak boleh melebihi konsentrasi maksimum
f. Mikroba, angka kuman dalam udara tidak melebihi batas.

2. Getaran di ruangan
Tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan
karyawan harus memenuhi syarat no. frekuensi tingkat getaran
maksimal(dalam mikron = 10 6 m)

3. Pencahayaan di ruangan
Pencahayaan menggunakan lampu atau caahaya matahari yang
tidak dapat menggangu penglihatan
Persyaratan intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.

4. Kebisingan di ruangan
Tingkat kebisingan lebih besar dari maksimal 85 dBA

5. Ruang dan bangunan


Tata ruang efektif, bangunan harus kuat, terpelihara, bersih dan tidak
memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan. Lantai
terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,bersih dan tidak
licin. Menyediakan pintu jalur masuk dan keluar dan menambahkan
pintu jalur evakuasi/emergency.

6. Instalasi
Instalasi listrik, instalasi listrik seperti kabel-kabel tertata rapi,dan
tertutup dengan bahan bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak dapat
mengaliri arus listrik.Bangunan gedung yang lebih tinggi dari 10 meter
atau lebih tinggi dari bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi
dengan penangkal petir.

7. Vektor penyakit
Vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara
penular
berbagai penyakit tertentu (misalnya serangga).
a. Indeks lalat : maksimal 4 ekor/fly grill (100 x 100 cm) dalam
pengukuran 30 menit.
b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran
24 jam.
c. Indeks nyamuk Aedes aegypti : container indeks tidak melebihi 5%.

4.4. Usulan Fasilitas Ruang Aula Fakultas Teknik


Fasilitas peralatan yang terpenting pada ruangan aula
1. Memberi Alarm dan lampu emergency pada setiap pintu masuk dan keluar.
Agar dapat mengetahui keadaan saat darurat.

2. Memberi petunjuk penggunaan fasilitas emergency agar tidak salah


menggunakan dan petunjuk arah jalur darurat Petunjuk tersebut dapat
mempermudah pengevakuasian pada saat darurat.

3. Pemberian pemadam automatis yang diletakan pada pelafon ruangan.yang


mana alat tersebut mengeluarkan air apabila mendeteksi asap yang brlebihan.

4. Penambahan racun api (FIRE EXTINGUISHER), alat ini berfungsi untuk


mengecilkan bahaya jika terjadi kebakaran.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

5.2 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai