Tugas Makalah Keseling
Tugas Makalah Keseling
PENDAHULUAN
1.2
Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.
1.3
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1
Kebijakan
K3
dan
mengelola
resiko
K3
organisasi
(perusahaan) tersebut.
Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita
gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007,
ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam rangka terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pada
penyelenggaraan konstruksi di Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3
yang bersifat umum dan yang bersifat khusus untuk penyelenggaraan
konstruksi yakni:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum masing-masing Nomor Kep.174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi.
2.2
Keselamatan Kerja
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa
celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss).
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139)
menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan
sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin
akan timbul setelah memulai pekerjaannya.
2.3
Kesehatan Kerja
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa
pengertian keehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik,mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketidaan penyakit atau kelemahan.
Menurut Undang- Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial dan mental yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain atau kelompok lain secara baik.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
BAB III
METODELOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kenyamanan, kesehatan dan keselamatan adalah faktor utama dalam
kehidupan manusia sehari-hari. kenyamanan lingkunan menjadi aspek penting
agar dapat berkonsentrasi lebih efektif,adapun faktor kesehatan juga dapat
mempengaruhi kenyamanan pada saat melakukan aktivitas.tata ruang yg baik
dapat memenuhi keefektifan dan keefesiensian dalam melakukan kegiatan pada
ruangan tersebut.
2. Getaran di ruangan
Tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan
karyawan harus memenuhi syarat no. frekuensi tingkat getaran
maksimal(dalam mikron = 10 6 m)
3. Pencahayaan di ruangan
Pencahayaan menggunakan lampu atau caahaya matahari yang
tidak dapat menggangu penglihatan
Persyaratan intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.
4. Kebisingan di ruangan
Tingkat kebisingan lebih besar dari maksimal 85 dBA
6. Instalasi
Instalasi listrik, instalasi listrik seperti kabel-kabel tertata rapi,dan
tertutup dengan bahan bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak dapat
mengaliri arus listrik.Bangunan gedung yang lebih tinggi dari 10 meter
atau lebih tinggi dari bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi
dengan penangkal petir.
7. Vektor penyakit
Vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara
penular
berbagai penyakit tertentu (misalnya serangga).
a. Indeks lalat : maksimal 4 ekor/fly grill (100 x 100 cm) dalam
pengukuran 30 menit.
b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran
24 jam.
c. Indeks nyamuk Aedes aegypti : container indeks tidak melebihi 5%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Kesimpulan