Anda di halaman 1dari 10

ARSITEKTUR ENTERPRISE DILIHAT DENGAN SUDUT PANDANG RM-ODP

Disusun oleh :
Gede Agung Ary Wisudiawan
Mahasiswa Pascasarjana STEI ITB Angkatan 2010
ary.wisudiawan@gmail.com

SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2011

ARSITEKTUR ENTERPRISE DILIHAT DENGAN SUDUT PANDANG RMODP


Gede Agung Ary Wisudiawan
NIM : 23510051
Mahasiswa Pascasarjana STEI ITB Angkatan 2010
ary.wisudiawan@gmail.com

Abstrak
Enterprise arsitektur dapat dikatakan sebagai deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter informasi,
fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Pengembangan suatu arsitektur enterprise bertujuan untuk
memastikan penggunaan komponen IT yang ada, bisa berupa artifak model data bisnis, pola pengembangan atau
beberapa komponen teknikal. Hal tersebut dapat memungkinkan terbentuknya pemikiran terhadap dimensi lain
dari pengembangan arsitektur. Pengembangan arsitektur itu sendiri salah satunya harus berusaha untuk memenuhi
kebutuhan bisnis lokal dengan proyek yang dikerjakan pada masing masing bagian dalam arsitektur. RM-ODP
(Reference Model of Open Distributed Processing) adalah suatu reference model dalam ilmu komputer, yang
menyediakan kerangka kerja dalam arsitektur enterprise. Dimana reference model tersebut menyediakan sebuah
kerangka kerja yang berfungsi mewujudkan tujuan dasar dari proses bisnis yang ada dan kemudian dapat dilihat
sebagai suatu referensi untuk berbagai tujuan. Kegunaan dari reference model salah satunya adalah berguna untuk
memberikan standarisasi dari Open Distributed Processing (ODP). ODP dapat digambarkan sebagai suatu sistem
yang menyediakan distributed processing (proses terdistribusi) yang ada dalam suatu arsitektur. Distributed
processing ini terdiri dari berbagai macam arsitektur (heterogen) yang ada dalam suatu organisasi atau antar
organisasi. Dimana ODP terebut berinteraksi menggunakan model interaksi yang biasa digunakan dalam dunia IT.
Sudut pandang atau viewpoint yang ada pada RM-ODP adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Enterprise Viewpoint : mendefinisikan sebuah model analisis kebijakan.


Information Viewpoint : mendefinisikan analisis informasi suatu enterprise.
Computational Viewpoint : mendefinisikan sebuah model mengenai bahasa pemrograman yang
terdistribusi.
Technology Viewpoint: mendefinisikan teknologi yang sesuai digunakan untuk mengimlementasikan suatu
arsitektur. System bias berupa hardware, software, jaringan dan lainnya yang menyangkut penggunaan
teknologi.

Sehingga RM-ODP memberikan beberapa viewpoint (sudut pandang) dalam melihat lapisan atau layer yang dimiliki
oleh arsitektur enterprise (Lapisan bisnis, data, aplikasi, informasi, dan teknologi). Dalam makalah ini mencoba
memberikan ulasan mengenai viewpoint RM-ODP terhadap lapisan dari arsitektur enterprise tersebut.
Kata kunci : Arsitektur Enterprise, RM-ODP, Viewpoint RM-ODP

1. Latar Belakang
Arsitektur enterprise merupakan suatu kumpulan
sistem yang rumit, karena terdiri dari beberapa sistem
yang mendukung proses bisnis suatu enterprise.
Menambah kerumitan lagi apabila arsitektur tesebut
melakukan interaksi dengan arsitektur dari enterprise
lain. Banyak persoalan yang akan ditemukan dalam
interaksi tersebut. Untuk menanggulangi persoalan

tersebut diperlukanlah suatu standarisasi yang


mampu menghubungkan antar arsitektur yang ada.
Arsitektur ini dapat berupa suatu open distributed
model. Suatu standarisasi dari sistem terdistribusi.
Pada makalah ini akan dibahas sekilas apa itu RMODP, dan menekankan pada empat sudut pandang
yang dimilikinya (Enterprise, informasi, komputasi,
teknologi) memandang suatu arsitektur enterprise.

2. Fokus yang Dibahas


Pada bagian ini akan dibahas beberapa fokus yang
berisikan esensi, konteks dari arsitektur enterprise
dan RM-ODP yang merupakan kata kunci dari
makalah ini.
2.1.

Arsitektur Enterprise

Arsitektur enterprise yang merupakan salah satu


disiplin dalam domain teknologi informasi memiliki
definisi yaitu sebagai deskripsi misi para stakeholder
mencakup parameter informasi, fungsionalitas,
lokasi, organisasi, dan kinerja. Arsitektur enterprise
menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau
sekumpulan sistem.
Arsitektur enterprise juga
merupakan pendekatan logis, komprehensif, dan
holistik untuk merancang dan mengimplementasikan
sistem dan komponen sistem yang bersama. Basis
aset informasi strategis, yang menentukan misi,
informasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan misi, dan proses transisi untuk
mengimplementasikan teknologi baru sebagai
tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi.
Salah satu tujuan dari pembangunan suatu arsitektur
adalah memastikan penggunaan kembali komponen
arsitektur yang ada, bisa berupa artifak model data
bisnis, pola pengembangan atau beberapa komponen
teknikal yang lebih rinci lainnya. Hal tersebut dapat
memungkinkan terjadinya dimensi lain yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhan bisnis lokal
dengan proyek yang dikerjakan masing masing.
Sekumpulan arsitektur yang ada dapat digambarkan
sebagai sebuah kebutuhan bisnis dan kebutuhan
teknis IT yang mana dapat diterima secara global dan
tidak saling menciptakan antar arsitektur dalam artian
arsitektur yang ada tersebut benar benar sejajar
posisinya. Salah satu framework atau kerangka kerja
yang biasa digunakan dalam adalah TOGAF.
TOGAF adalah salah satu kerangka kerja dari
arsitektur enterprise yang memberian pendekatan
komprehensif
untuk
desain,
perencanaan,
implementasi, dan tata kelola arsitektur informasi
perusahaan. Menurut open group, arsitektur ini
dimodelkan dengan empat tingkat atau domain yaitu
bisnis, aplikasi, data, dan teknologi. TOGAF
dikembangkan oleh architecture forum dari the open
group sejak pertengahan 1990-an dengan versi
pertamanya terbit pada tahun 1995 (Budi Setiawan,
2009).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 1
berikut ini :

Gambar 1. Lapisan yang ada pada arsitektur enterprise (Niles


E Hewlett ,2006)

Arsitektur enterprise memiliki beberapa lapisan.


Lapisan tersebut berupa empat komponen utama,
yaitu :
a. Arsitektur bisnis : Sebuah blueprint di
perusahaan berisikan proses bisnis yang
memberikan pemahaman umum organisasi dan
digunakan untuk menyelaraskan tujuan strategis
dan tuntutan taktis.
b. Arsitektur Data : menjelaskan struktur data yang
digunakan oleh suatu organisasi atau perusahan.
Arsitektur ini berisikan deskripsi data, baik data
yang ada dalam penyimpanan ataupun data yang
bergerak. Selain itu berisikan juga deskripsi
menyimpan, mengelola , dan pengaksesan dari
artefak dan item data.
c. Arsitektur Aplikasi : ditentukan berdasarkan
kebutuhan bisnis. Ini melibatkan definisi interaksi
antara aplikasi, database, dan sistem yang
berapada pada middleware dalam hal cakupan
fungsional. Hal ini membantu mengidentifikasi
masalah integrasi atau kesenjangan dalam
cakupan fungsional tersebut.
d. Arsitektur Teknologi : berisikan gambaran
struktur dan perilaku dari infrastruktur teknologi
dari suatu enterprise atau sistem. Seperti
hardware dan software yang mendukung aplikasi
dan bagaimana interaksinya
Arsitektur enterprise dapat digmbarkan berupa
grafik, model, dan/atau narasi yang menjelaskan
lingkungan dan rancangan enterprise. Masing
masing komponen tersebut juga dapat disusun dari
beberapa arsitektur. Baik arsitektur yang ada pada
organisasi tersebut atau antara organisasi. Sehingga
kerumitan yang ada pada arsitektur enterprise yang
memiliki keterhubungan yang lebih luas akan
menjadi lebih tinggi. Maka dari itu dibutuhkan suatu
standar dari model, untuk menggambarkan arsitektur
yang ada.

2.2.

RM-ODP

(RM-ODP) adalah suatu reference model dalam ilmu


komputer, yang menyediakan kerangka kerja dalam
arsitektur enterprise. Dimana reference model
tersebut menyediakan sebuah kerangka kerja yang
berfungsi mewujudkan tujuan dasar dari proses bisnis
yang ada dan kemudian dapat dilihat sebagai suatu
referensi untuk berbagai tujuan (Wegman, dkk,
2007). Kegunaan dari reference model salah satunya
adalah berguna untuk memberikan standarisasi dari
Open Distributed Processing (ODP). ODP dapat
digambarkan sebagai suatu sistem yang menyediakan
distributed
processing
(proses
terdistribusi).
Distributed processing ini terdiri dari berbagai
macam arsitektur (heterogen) yang ada dalam suatu
organisasi atau antar organisasi. Dimana dalam
berinteraksi mereka menggunakan model interaksi
yang biasa digunakan.
RM-ODP dalam sejarahnya merupakan hasil kerja
sama antara International Organization for
Standardization
(ISO),
The
International
Electrotechnical Commission (IEC) dan The
Telecommunication Standardization Sector (ITU-T).
Dihasilkanlah suatu kerangka kerja untuk standarisasi
ODP dengan membuat sebuah arsitektur yang
mendukung
proses
distribusi,
interworking,
interopeability dan portability. Nama lain dari RMODP adalah juga biasa disebut dengan ITU-T Rec.
X.901-X.904 dan ISO/IEC 10746 (ISO/IEC, 1996).

d. Interoperability : memungkinkan suatu sistem


atau organisasi untuk berkordinasi dan saling
bekerja sama dapat juga saling bertukar
informasi, sesuai dengan aturan yang disepakati
sebelumnya.
Reference model tersebut memberikan sebuah
gambaran luas yang mengorganisir bagian bagian
dari sebuah sistem ODP kedalam suatu keutuhan
yang saling berkaitan. Dalam pengembangan
reference model ini RM-ODP haruslah dapat
menjawab tantangan dari sistem yang terdistribusi.
Sehingga RM-ODP bersifat abstrak tetapi tidak
terlalu samar samar, serta harus dengan berhati
hati dalam mendefinisikan komponen komponen
yang ada. Mendefinisikan komponen tersebut tanpa
mengharuskan implementasi. Dalam artian lain RMODP bukanlah memberikan jawaban dari segala
persoalan yang dihadapi dalam arsitektur enterprise,
tetapi lebih dalam memberikan mekanisme
pemahaman masalah yang ada dengan lebih baik dan
detail.
Dalam RM-ODP ada beberapa konsep dasar yang
digunakan dalam mengkordinasikan beberapa
kerangka kerja dalam suatu enterprise arsitektur.
Konsep dasar tersebut antara lain adalah (Vallecillo,
2007):
a.

Object modelling approach to system


specification : penggunaan dari pemodelan objek
yang secara umum digunakan untuk memberikan
penjelasan yang lebih terperinci dari suatu sistem
dari setiap viewpoint yang ada.

b.

Specification of separate system :


memperinci penjelasan dari suatu sistem dilihat
dari viewpoint yang terpisah, tetapi sistem
tersebut saling terkait satu sama lain.

c.

Definition of a system infrastructure


providing distribution transparancies : adalah
definisi dari sekumpulan fungsi yang biasa
digunakan untuk memberikan distribution
transparancies untuk aplikasi dalam sistem, tanpa
mem[erlihatkannya kepada pengguna.

d.

A framework for assessing system


conformance : adalah sebuah kerangka kerja yang
digunakan untuk mengevaluasi suatu kesesuaian
sistem.

2.2.1. Tujuan RM-ODP


RM-ODP bertujuan untuk mendapatkan (Laassiri,
dkk, 2010) :
a. Portability : adalah portabilitas dari aplikasi yang
ada dalam arsitektur atau antar arsitektur
enterprise dan dapat digunakan platform yang
bersifat heterogen sehingga dapat mengakses
suatu informasi dengan mudah.
b. Interworking : memungkinkan adanya pertukaran
informasi yang dibutuhkan serta memberikan
kemudahan dalam penggunaan fungsionalitas
antar sistem yang terdistribusi dalam atau antar
arsitektur enterprise yang ada.
c. Distribution transparancy : menyembunyikan
konsekuensi atau kerumitan dari proses distribusi
yang terjadi antara pemrogram aplikasi dan
pengguna. Para pengguna tidak akan dipusingkan
dengan proses yang ada pada black box dan
tetap merasakan performa dari sistem yang dirasa
baik.

2.2.2. Viewpoints
Sebelumnya telah dituliskan beberapa konsep dasar
yang digunakan di dalam RM-ODP. Konsep dasar
tersebut memiliki beberapa sudut pandang

(viewpoint) (dapat dilihat pada gambar 2). Beberapa


viewpoint yang digunakan dalam RM-ODP untuk
melihat lingkungan dari suatu arsitektur enterprise ini
adalah sebagai berikut (Laassiri, dkk, 2010) :
a.
Enterprise viewpoint (purpose, scope,
policies) sudut pandang ini berfokus pada ruang
lingkup, tujuan dan kebijakan bagi suatu sistem.
Sudut pandang ini menggambarkan persyaratan
bisnis dan bagaimana memenuhinya.
b.

c.

d.

e.

Information viewpoint
adalah sudut
pandang yang berfokus pada semantik informasi
dan bagaimana pengolahan suatu informasi
dilakukan. Sudut pandang ini menggambarkan
informasi yang dikelola oleh sistem dan jenis
struktur data pendukung serta isi dari data
pendukung.
Computational
viewpoint
biasa
berhubungan dengan functional decompisition
adalah sudut pandang yang memungkinkan
distribusi melalui dekomposisi fungsional pada
sistem menjadi suatu objek yang berinteraksi
dengan tatap muka. Sudut pandang ini
menggambarkan fungsionalitas yang disediakan
oleh sistem dan dekomposisi fungsionalnya.
Engineering viewpoint
adalah sudut
pandang yang berfokus pada mekanisme dan
fungsi yang diperlukan untuk mendukung
interaksi antara objek pada sistem yang
didistribusikan.
Sudut
pandang
ini
menggambarkan distribusi dari hasil pengolahan
dilakukan oleh sistem untuk mengelola dan
menyediakan
fungsionalitas
informasi.
Singkatnya adalah menyediakan infrastruktur
yang dibutuhkan untuk mendukung distribusi
informasi.
The technology viewpoint : adalah suatu
sudut pandang yang berfokus pada pemilihan
teknologi untuk suatu sistem. Sudut pandang ini
menggambarkan teknologi yang dipilih untuk
melakukan dan mendukung proses, fungsi dan
penyajian informasi.

Gambar 2. Viewpoint pada suatu arsitektur enterprise

2.2.3. Struktur RM-ODP


Agar lebih memahami tentang RM-ODP, maka perlu
juga mengetahui struktur yang ada digunakannya.
Struktur yang digunakan pada RM-ODP merupakan
suatu kumpulan standarisasi dalam arsitektur
enterprise. Standarisasi tersebut adalah ISO 10746
dan ITU-T X.900 Series of Recommendations.
Standarisasi dalam RM-ODP berjumlah empat yaitu
(Raymond, 1996) :
a. Overview and guide to use (ISO 10746-1/ITU-T
X.901) : Berisi gambaran yang memotivasi
adanya pengembangan ODP, memberikan ruang
lingkup, penyelarasan dan penjelasan tentang
konsep-konsep penting, serta garis besar dalam
arsitektur ODP. Bagian ini juga berisi materi
penjelasan tentang bagaimana RM-ODP harus
ditafsirkan
dan
diterapkan
oleh
para
penggunanya, baik dari pihak penulis standarisasi
ataupun dari sisi arsiteknya.
b. Foundations (ISO 10746-2/ITU-T X.902) : Berisi
definisi konsep dan kerangka kerja analitis untuk
normalisasi deskripsi suatu sistem distributed
processing. Memperkenalkan prinsip-prinsip
standar keselarasan dalam ODP dan bagaimana
cara serta dimana ODP tersebut diterapkan.
Bagian ini menetapkan dasar-dasar dari seluruh
model dengan jelas, tepat dan ringkas.
c. Architecture (ISO 10746-3/ITU-T X.903) : Berisi
spesifikasi karakteristik yang dibutuhkan dalam
pengembangan asitektur. Spesifikasi karakteristik
tersebut harus memenuhi syarat distributed
processing. Bagian ini juga menitikberatkan
beberapa aturan yang sesuai dengan standar ODP.
Selain itu bagian ini mendefinisikan sudut
pandang RM-ODP, subdivisi dari spesifikasi
sistem secara keseluruhan, dan arsitektur yang
dibangun untuk menyatukan potongan-potongan
informasi tertentu yang relevan terhadap beberapa
area tertentu.

d. Architectural Semantics (ISO 10746-4/ITU-T


X.904) : Berisi formalisasi konsep pemodelan
ODP dengan menginterpretasikan banyak konsep
dalam hal konstruksi dari standar standar teknik
deskripsi formal yang berbeda.
2.2.4. Fungsi - Fungsi ODP
ODP adalah sekumpulan dari fungsi yang diharapkan
ada atau dibutuhkan ada dalam sistem ODP untuk
mendukung kebutuhan kebutuhan dari proses
computational language (bahasa komputasi) dan
engineering language (bahasa kerekayasaan).
Beberapa fungsi tersebut dapat dilihat pada bagian
berikut (Raymond, 1996):
a.

Management
function
:
RM-ODP
mendefinisikan beberapa fungsi untuk mengatur
rekayasa struktur. Seperti manajemen dari
node, capsule,cluster dan object. Penjelasanya
dapat dilihat pada bagian berikut ini serta pada
gambar 3 berikut ini.

checkpointing dan menghapus objek dasar


kerekayasaan. Object adalah perluasan dari
sistem operasi yang mendukung ODP.
b. Coordination function : RM-ODP mendefinikan
beberapa fungsi yang dimaksudkan untuk
mengkordinasikan beberapa tindakan dari
sejumlah object, cluster, capsule dalam rangka
memproduksi efek yang konsisten dari
keseluruhan proses. Hal itu termasuk didalamnya
checkpoint and recovery, deactivation and
reactivation, event notification, groups and
replication, migration, transactions.
c. Repositroy function : RM-ODP mendefinisikan
beberapa fungsi repositori yang spesifik, termasuk
merawat suatu database dari kelas yang spesifik.
Database tersebut merupakan suatu tempat
penyimpanan dan memiliki saling berhubungan
serta dapat digunakan secara umum.
d. Security function : RM-ODP mendefinisikan
beberapa fungsi keamanan berdasarkan standar
yang dimiliki oleh OSI yaitu Security
Frameworks in Open Systems.
2.2.5. Transparancies

Gambar 3. Ilustrasi struktur dari suatu lingkungan fungsi

1) Node Management Function (provided by


nucleus): berguna untuk membentuk
beberapa capsule dan channel. Node adalah
sebuah sistem komputer.
2) Capsule Management Function (provided by
the capsule manager): berguna untuk
mewujudkan
beberapa
cluster,
checkpointing dan mendeaktivasi cluster
yang ada dalam capsule. Capsule dapat
berupa sekumpulan cluster, cluster manager
dari setiap cluster, capsule manager, dan
channel yang berfungsi menghubungkan
tatap muka diantaranya.
3) Cluster Management Function (provided by
the cluster manager) : berguna untuk
checkpointing, deaktivasi dan migrasi
cluster. Cluster adalah sekumpulan dari
object dasar kerekayasaan yang saling
berhubungan.
4) object management function (provided by
basic engineering concepts) : berguna untuk

Transparansi dapat diartikan bahwa setiap bentuk


sistem yang terdistribusi atau arsitektur enterprise
harus menyembunyikan sifat dan penampakannya
yang rumit serta mampu berfungsi sebagai sistem
terpusat yang berjalan normal dilihat dari kacamata
para pengguna. Beberapa transparansi yang
digunakan dalam RM-ODP adalah sebagai berikut
(Raymond, 1996) :
a. Access transparency - Terlepas dari bagaimana
sumber daya dapat diakses dan representasi harus
dilakukan pada setiap entitas komputasi individu,
para pengguna sistem terdistribusi harus selalu
mengakses sumber daya dengan cara yang sudah
disepakati.
b. Location transparency - Pengguna sistem
terdistribusi tidak seharusnya tahu di mana letak
dari sumber daya yang digunakan atau yang ada
secara fisik.
c. Migration transparency - Pengguna tidak harus
menyadari apakah suatu entitas komputasi sumber
daya dapat memiliki kemampuan untuk pindah
lokasi baik fisik atau logis yang berbeda dari
sebelumnya.
d. Relocation transparency - Sumber daya dapat
bermigrasi atau berpindah ketika sedang

digunakan, dan hal ini tidak boleh terlihat oleh


pengguna akhir.
e. Replication transparency - Jika sumber daya
direplikasi ke beberapa lokasi, maka sumber daya
tersebut akan muncul kepada pengguna sebagai
sumber daya yang bersifat tunggal.
f. Concurrent transparency - Meskipun beberapa
pengguna dapat bersaing dan berbagi sumber
daya yang sifatnya tunggal atau digunakan
bersama sama, hal ini seharusnya tidak terasa
oleh mereka.
g. Failure transparency - Selalu mencoba untuk
menyembunyikan kegagalan yang terjadi dan
secara cepat melakukan pemulihan entitas
komputasi dan sumber daya agar pengguna
merasa tidak terjadi apa - apa.
h. Persistence transparency - Apakah sumber daya
terletak pada memori volatile atau permanen
harus membuat tidak ada perbedaan bagi
pengguna baik dari segi kecepatan akses maupun
hal yang lainnya.
i. Transaction transparency menyembunyikan
kordinasi yang dibutuhkan untuk memperlihatkan
pengguna bahwa operasi yang dilakukan dapat
dilakukan dengan mudah.

3. Pembahasan : Arsitektur Dilihat dari Sudut


Pandang yang Dimiliki RM-ODP
Untuk melihat arsitektur enterprise suatu perusahaan
dapat menggunakan beberapa metode. Pada makalah
ini dapat digunakan suatu standarisasi yang ada yaitu
RM-ODP. RM-ODP ini memiliki lima sudut pandang
atau viewpoint. Sudut pandang tersebut adalah sudut
pandang enterprise, informasi, computational,
engineering, technology. Arsitektur juga memiliki
beberapa layer atau lapisan. Menurut open group, EA
dibagi kedalam empat layer atau lapisan. Keempat
lapisan tersebut adalah Arsitektur Bisnis, Data,
Aplikasi dan Teknologi.
Keempat layer atau lapisan tersebut akan dilihat dari
lima sudut pandang yang dimiliki oleh RM-ODP.
Sehingga dapat jelas dilihat keterhubungan yang ada
antar lapisan atau layer dari EA. Jika sudah jelas
maka akan mudah dalam mengembangakan, atau
merubah EA dari suatu perusahaan dilihat dari sudut
pandang RM-ODP. Untuk ilustrasi atau gambaran
sederhananya dapat dilihat gambar 4 berikut :

Gambar 4. Gambaran hubungan arsitektur enterprise dengan


viewpoint RM-ODP

3.1. Arsitektur Bisnis


Sebuah blueprint di perusahaan berisikan proses
bisnis yang memberikan pemahaman umum
organisasi dan digunakan untuk menyelaraskan
tujuan strategis dan tuntutan taktis.
3.1.1. Enterprise Viewpoint
Sudut pandang enterprise dari arsitektur bisinis
merupakan gambaran dari pekerjaan pekerjaan dan
target jangka pendek serta jangka panjang yang
dimiliki oleh enterprise itu sendiri. Hal tersebut
tergantung dari proses bisnis pada suatu enterprise
kepada para stakeholder didalamnya, termasuk
kebijakan yang ada didalamnya. Sehingga satu
enterprise dapat berbeda dengan enterprise yang
lainnya.
3.1.2. Information Viewpoint
Dalam proses untuk merealisasikan tujuan dari suatu
enterprise, arsitektur bisnis akan melakukan proses
capture
terhadap
beberapa
varian
yang
menggambarkan sesuatu dan keterhubungan antar
varian tersebut. Seperti produk, layanan berdasarkan
klasifikasi dari produk yang dimasukkan kedalam
suatu kelompok. Oleh sebab itu aturan dalam
memberi harga, definisi dari segmentasi, kejelasan
dan penugasan mengenai para pelanggan harus sudah
jelas ditetapkan.
3.1.3. Computational Viewpoint
Computational viewpoint berhubungan dengan suatu
kebiasaan yang menarik yang berhubungan dengan
komputasi. Dimana hal tersebut dapat digambarkan
atau diinterpretasikan sebagai suatu proses bisnis
utama pada level secara keseluruhan. Proses bisnis
tersebut sudah dipertimbangkan sebelumnya untuk
menjadi suatu aturan bisnis yang dipakai secara
umum. Hal tersebut telah dipertimbangkan untuk
menjadi syarat mutlak dalam RM-ODP. Dalam
pemenuhan untuk mendefinisikan proses bisnis
sebuah konsep peran atau tugas sangat dibutuhkan.

3.1.4. Engineering Viewpoint


Engineering viewpoint dari arsitektur bisnis
berhubungan dengan beberapa aspek dari distribusi.
Berkenaan dengan hal tersebut adalah mengenai
pemilihan channel distribusi untuk beberapa
kelompok produk yang ada dan ditargetkan kepada
konsumen yang sudah disegmentasi sesuai kebijakan
perusahaan.
3.1.5. Technology Viewpoint
Sudut pandang teknologi ini menggambarkan suatu
property yang dimiliki oleh black box. Properti
tersebut
dapat
digunakan
untuk
mengimplementasikan black box tersebut secara
independen. Proses implementasi tersebut merupakan
blcak box yang direalisasikan oleh orang orang
IT untuk membantu proses bisnis dari suatu
perusahaan.
3.2.
Arsitektur Data
Menjelaskan struktur data yang digunakan oleh suatu
organisasi atau perusahan. Arsitektur ini berisikan
deskripsi data, baik data yang ada dalam
penyimpanan ataupun data yang bergerak. Selain itu
berisikan juga deskripsi menyimpan, mengelola , dan
pengaksesan dari artefak dan item data.
3.2.1. Enterprise Viewpoint
Sudut pandang enterprise berkenaan dengan
manajemen data yang diperlukan untuk menjalankan
proses bisnis suatu perusahaan. Data tersebut dikelola
sesuai dengan kebijakan dan aturan yang ada pada
perusahaan tersebut.
3.2.2. Information Viewpoint
Sudut pandang informasi memberikan definisi yang
tepat mengenai data yang digunakan sesuai dengan
arsitektur data yang ada.

3.2.5. Technology Viewpoint


Dari sudut pandang teknologi, arsitektur yang ada
dalam pengelolaan data haruslah menggunakan
teknologi yang sesuai dengan kegunaannya. Versi
terbaru dari teknologi belum menjamin keberhasilan
pengelolaan data. Hal penting yang harus
diperhatikan dari sudut pandang teknologi adalah
tingkat kematangan dari teknologi yang berhubungan
dengan pengelolaan data yang ada haruslah
dipertimbangkan.
3.2. Arsitektur Aplikasi
Ditentukan berdasarkan kebutuhan bisnis. Ini
melibatkan definisi interaksi antara aplikasi,
database, dan sistem yang berapada pada middleware
dalam hal cakupan fungsional. Hal ini membantu
mengidentifikasi masalah integrasi atau kesenjangan
dalam cakupan fungsional tersebut.
3.2.1. Enterprise Viewpoint
Sudut pandang enterprise yang berkenaan dengan
arsitektur aplikasi adalah terdiri dari karakteristik
pekerjaan yang dimiliki oleh suatu bisnis sehingga
proses bisnis yang ada dapat dibantu. Dekomposisi
hirarki dari fungsi fungsi bisnis menuju kefungsi
bisnis tingkat yang lebih rendah berbentuk model
fungsional dari suatu arsitektur aplikasi. Semantik
hubungan dari fungsi bisnis dengan hirarkinya sudah
diinvestigasikan kedalam model yng lebih detail.
3.2.2. Information Viewpoint
Model informasi tidak dapat dipungkiri lagi didalam
suatu arsitektur aplikasi dengan merepresentasikan
model konseptual dari informasi bisnis, dimana hal
tersebut pada saat ini digambarkan dengan Entity
Relationship Diagram (ERD) pada level yang
berbeda.

3.2.3. Computational Viewpoint


Sudut pandang dari komputasional memandang
arsitektur informasi tentang interaksi yang dilakukan
antara kumpulan data, interaksi tersebut sesuai
dengan proses bisnis yang ada pada perusahaan.
Selain itu juga interaksi juga sesuai dengan definisi
yang ada pada arsitektur data.

3.2.3. Computational Viewpoint


Sudut pandang komputasi ditutupi oleh spesifikasi
dari layanan bisnis, dimana dapat dilihat sebagai
implementasi fungsi bisnis yang paling dasar.
Kebiasaan dari bisnis dispesifikasikan dengan
prakondisi dan purnakondisi yang diberikan dalam
memberikan tambahan ke sebuah layanan. Hal
tersebut harus disesuaikan berdasar dengan proses
bisnis utama dari model bisnis.

3.2.4. Engineering Viewpoint


Sudut pandang kerekayasaan memandang arsitektur
sebagai suatu aspek dari keterkaitan antar data yang
ada dalam arsitektur data. Baik itu data yang ada
pada media penyimpanan maupun data yang
bergerak.

3.2.4. Engineering Viewpoint


Sudut pandang kerekayasaan dalam arsitektur
aplikasi berkenaan dengan pembagian konsep yang
mana sudah diperkenalkan pada sistem bisnis yang
ada. Sistem bisnis tersebut merupakan ikatan dari

fungsi fungsi bisnis sesuai dengan organisasional


dan kriteria fungsional. Sistem bisnis menyediakan
dan membutuhkan layanan bisnis, dan interaksi
tersebut menjadi subjek bagi sudut pandang
komputasional ini.
3.2.5. Technology Viewpoint
Dari perspektif arsitektur aplikasi sebuah sistem
bisnis adalah sebuah komposisi dari system
perangkat lunak yang diimplementasikan pada setiap
fungsi bisnis sampai proses pemeliharaan terutama
pemeliharaan data. Dari poin aplikasi yang digunakan
pengguna penampakan arsitektur aplikasi dianggap
sebagai black box.
3.3. Arsitektur Teknologi
Berisikan gambaran struktur dan definisi dari
infrastruktur teknologi dari suatu enterprise atau
sistem. Seperti hardware dan software yang
mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya
3.3.1. Enterprise Viewpoint
Ada beberapa kebutuhan non-fungsional dari
infrastruktur yang diediakan oleh arsitektur
teknologi. Mereka adalah Kapasitas pemrosesan,
Waktu respon, Ketersediaan (24 jam sehari),
Pengendalian apabila terjadi kesalahan atau
kegagalan system (waktu pemulihan, kemungkinan
data hilang).
Kebutuhan tersebut dapat dijadikan sebagai syarat
kriteria dalam pengambilan keputusan untuk memilih
sejumlah produk yang sudah ada dipasaran. Produk
tersebut
memiliki
platform
standar
untuk
mengembangkan aplikasi bisnis dan layanan yang
biasa dipergunakan. Ruang lingkup dari arsitektur
teknologi antara lain Perangkat keras, System
operasi, System database, Komunikasi, Manajemen
transaksi, Perangkat lunak middleware.Kebijakan
mengenai maksud dan tujuan serta ruang lingkup
dalam pemilihan infrastruktur sangat dibutuhkan.
3.3.2. Information Viewpoint
Elemen yang ada pada arsitektur teknologi dapat
digambarkan dari sudut pandang informasi. Elemen
yang termasuk didalamnya adalah spesifikasi yang
sesuai dari beberapa varian yang dipresentasikan
secara grafis atau menggunakan cara lain yang
sesuai.
3.3.3. Computational Viewpoint
Sudut pandang dari komputasional terhadap
arsitektur teknologi adalah berfokus kepada aturan
pada spesifik platform yang berbeda beda.

Kemungkinan kriteria keputusan yang ada dalam


aturan tersebut mempengaruhi pemilihan fungsi
komputasi. Kriteria yang berpengaruh adalah kualitas
data atau rata rata transfer data.
3.3.4. Engineering Viewpoint
Sudut pandang dari kerekayasaan meliputi :
distribusi, cekpoin, dan isu isu yang berhubungan
dengan kerekayasaan.
3.3.5. Technology Viewpoint
Penggunaan teknologi yang tepat sangat disarankan
dalam pembangunan arsitektur. Teknologi tersebut
berupa produk yang memiliki fitur fitur yang
masing masing memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Meskipun produk dan fitur fiturnya
sudah diketahui dengan menggunakan arsitektur
teknologi, hal tersebut masih dapat membuat
kesalahan dapat dilihat dari fakta fakta yang ada.
Fakta tersebut memperlihatkan bahwa semua produk
sudah bisa digunakan sebagai suatu system perangkat
lunak yang sudah diinstal tetapi mereka memiliki
versi dan paket yang berbeda. Versi dan paket
tersebut bukanlah suatu subjek dalam arsitektur
teknologi tetapi dapat diperhatikan untuk menjadi
pertimbangan dalam memilih produk dalam sudut
pandang teknologi.
4. Penutup
4.1. Kesimpulan
RM-ODP adalah sebuah standarisasi untuk reference
model, bukanlah standarisasi untuk implementasi
suatu arsitektur. Sehingga tidak akan memeberikan
jawaban terhadap persoalan yang ada, melainkan
memberikan sudut pandang tentang persoalan yang
dihadapi oleh arsitektur enterprise. RM-ODP
didefinisikan sebuah kerangka kerja untuk
standarisasi bagi open distributed processing. RMODP ini memiliki lima viewpoint atau sudut pandang
yang mendekomposisi spesifikasi dari suatu system
ODP. Keterangan singkat mengenai kelima viewpoint
atau sudut pandang tersebut adalah sebagai berikut :
a. Enterprise Viewpoint : mendefinisikan sebuah
model analisis kebijakan.
b. Information Viewpoint : mendefinisikan analisis
informasi suatu enterprise.
c. Computational Viewpoint : mendefinisikan
sebuah model mengenai bahasa pemrograman
yang terdistribusi.
d. Technology Viewpoint : mendefinisikan system
yang
cocok
digunakan
untuk
mengimlementasikan suatu arsitektur. System

bias berupa hardware, software, jaringan dan


lainnya yang menyangkut penggunaan teknologi.
Beberapa keuntungan menggunakan sudut pandang
yang ada pada RM-ODP untuk melihat arsitektur
enterprise adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan viewpoint dari RM-ODP dapat
memahami semantik dan komponen yang ada
pada suatu arsitektur enterprise.
b. Viewpoint
atau
sudut
pandang
dapat
mendefinisikan layer atau lapisan yang berbeda
dari arsitektur enterprise.
c. Dengan mengetahui semantic, dapat juga
memahami batasan batsasan yang ada pada
suatu arsitektur enterprise.
d. Dengan memahami komponen dari suatu
arsitektur maka juga akan memahami hubungan
yang terjadi antara komponen tersebut.
4.2. Saran
Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya
adalah dengan menggunakan RM-ODP sebenarnya
juga dapat melihat peluang peluang yang ada dalam
penggunaan arsitektur enterprise. Viewpoint yang
digunakan oleh pihak enterprise untuk melihat
arsitektur sehingga dapat lebih baik lagi dalam
membuat kebijakan kebijakan mengenai arsitektur
yang akan dibangun. Baik arsitektur yang belum ada,
sudah ada tetapi ingin mengintegrasikan dengan
arsitektur lain yang dimiliki unit kerja ataupun
organisasi lain yang ada.

Daftar Pustaka
Budi Setiawan, Erwin (2009). PEMILIHAN EA
FRAMEWORK. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009)
ISO/IEC (1996). ITU-T Recommendation X.902 ISO
/
IEC
IS
10746-2.
Dari
http://www.joaquin.net/ODP/Part2/toc.html,
Tanggal akses 8 Mei 2011
Laassiri, Jalal., El Hajji, Said., Balouki, Youssef.,
Orhanou, Ghizlane., Bouhdadi, Mohamed (2010).
MODEL OBJECT OF RM-ODP STANDARD IN
DYNAMIC
DISTRIBUTED
DATABASES,
Morroco. Journal of Theoretical and Applied
Information
Technology,
Vol. 16 No.2 June , 2010 pp [129 134]
Niles E Hewlett (2006) , The USDA Enterprise
Architecture
Program.
Dari

http://www.ocio.usda.gov/p_mgnt/doc/PM_Class
_EA_NEH_012506_Final.ppt. Tanggal akses 5
Mei 2011
Raymond, Kerry (1996). Reference Model of Open
Distributed Processing (RM-ODP) : Introduction.
Dari
ftp://ftp.dca.fee.unicamp.br/pub/docs/eleri/apostil
as/icodp95.pdf. Tanggal akses 5 Mei 2011
Vallecillo, Antonio (2007). RM-ODP : The ISO
Reference Model for Open Distributed
sProcessing.
Dari
http://www.lcc.uma.es/~av/Publicaciones/00/odpe
ng.pdf. Tanggal akses 5 Mei 2011
Wegmann, Alain., Le, Lam-Son., Regev, Gil., Wood,
Bryan (2007). Enterprise modeling using the
foundation concepts of the RM-ODP ISO/ITU
standard. Springer Verlag

Anda mungkin juga menyukai