LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. E
Umur
: 32 tahun
Alamat
Pekerjaan
Tgl Masuk RS
: 28/10/2014
Pukul
: 19.50
No. RM
: 51 18 35
Nama Suami
: Tn. B
Dokter
Anamnesis
Keluhan utama
Os merasa nyeri diperut bagian bawah,sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Os merasa nyeri diperut bagian bawah,sejak 1 minggu yang lalu, mengaku hamil cukup
bulan, dan tafsiran persalinan sudah waktunya. Os belum merasakan mulas-mulas. Os
mengaku belum merasakan keluar cairan disertai bercak darah dari jalan lahir, pusing
(-), mual (-), muntah (-), demam (-). Pada saat hamil Os rutin melakukan pemeriksaan
Riwayat Operasi
Ibu menyangkal pernah operasi
Riwayat Alergi
1
Riwayat Haid
Haid Pertama 14 tahun, teratur, tidak nyeri, lama 7 hari, siklus 28 hari,
HPHT lupa 2 -2014
Riwayat Perkawinan
Kawin ke I, masih kawin, lama kawin 17 tahun
Riwayat Kehamilan
Gravida 4, Aterm 2, Prematur 0 ,Abortus 1, Anak hidup 2, SC 0
No
Tempat
bersalin
Penolong
Tahun
Aterm
Jenis persalinan
Penyulit
Sex
BB
Keadaan
RS
dokter
2004
BO
RS
Dokter
2005
aterm
pervaginam
sehat
RS
Dokter
2008
Aterm
pervaginam
sehat
Hamil ini
Pemeriksaan Fisik
2
Keadaan umum
-
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan Umum
BB
: 60 kg
TB
: 160 cm
Tanda vital:
-
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 18 x/menit
Suhu
: 36,5 oC
Status Generalis
- Kepala
: normocephal, rambut hitam lurus, tidak mudah dicabut,merata
- Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
pupil isokor, refleks pupil (+/+)
- Hidung
- Mulut
- Leher
- Thorax
o Cor
Inspeksi
: iktus kordis tidak tampak
Palpasi
: iktus kordis tidak teraba
Perkusi
: batas jantung normal
Auskultasi : suara I dan II reguler, gallop (-), murmur(-)
o Pulmo
Inspeksi
: normochest, simetris saat inspirasi dan ekspirasi, retraksi (-)
Palpasi
: vokal fremitus simetris normal
Perkusi
: sonor di kedua lapang paru,
Auskultasi : vesikuler di kedua lapang paru, ronki (-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen : lihat status obstetri
- Ekstremitas
Ekstremitas atas : akral hangat , RCT< 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Ekstremitas bawah : akral hangat , RCT< 2 detik, edema (+/+), sianosis (-/-)
Status Obstetri
Inspeksi : Perut cembung, Striae gravidarum (+), Linea nigra (+).
Palpasi :
Leopold 1 : teraba dua bagian bulat, lunak, besar, tidak melenting
Tanggal
29/10/2014
(+),flatus(+),N : 84x/mnt
kanan,miring
pusing
kiriS: 36,4oC
(-),mualRR: 20xmnt
Post SC
Post SC
Taxegram 2x1gr
Alinamin F 2x1
Vit C 2x1
,BAB (-)
Tramadol 3x1
Ranitidin amp 2x1
Profenid sup 3x1
Post SC
berdiri(+),N : 84x/mnt
(-),demam
Metronidazole 3x1
(-)
BABRR: 20xmnt
(-),BAK (+)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor
penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor
penghambat
yang
mempengaruhi
segmentasi
sebelum
blastula
3. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot,
kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari
seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti
dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel
telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot
berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang
akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 72 jam, 4 8 hari, 912 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim
punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan
pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.
Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara
bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada
pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi
masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput
ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi
bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur
waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masalah lingkungan.
Gambar 2.1 :
Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion, 2 amnion. (B): 2 plasenta
(menjadi satu), 2 korion, 2 amnion (Wiknjosastro, 2007:390).
b. Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat terjadi
karena :
Gambar 2.2:Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya faktor penghambat
(Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (2 4 hari). (B). Hambatan dalam tingkat blastula (4
7 hari). (C). Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum primitive streak (Wiknjosastro,
2007:388).
Tabel 2.1 hubungan antara saat segmentasi dan keadaan ketuban pada kehamilan kembar
10
Gambar 2.3 :
Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion (melekat menjadi satu), 2
amnion. (B): 2 plasenta (menjadi satu), 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (C): 1 plasenta, 1
korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D): 1 plasenta, 1 korion, 1 amnion (Wiknjosastro,
2007:389).
11
Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan zigotik (satu telur dan dua telur):
Tabel 2.2 Perbedaan Kembar Monozygotik dan Zygotik
Kira-kira sepertiga kembar adalah monozigotik dan dua pertiga lainnya adalah dizigotik.
c. Conjoined twins, superfekkundasi 2 superfetasi
Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket
satu dengan yang lainnya. Misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus
(perlengketan antara kedua abdomen), kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya.
Banyak kembar siam telah dapat dipisahkan secara operatif dengan berhasil.
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan dalam ovulasi
yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.
12
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
i.
Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing, edema
dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah janin
yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk
menghindari perdarahan.
13
Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum seperti akardiakus dan kelainan lainnya.
Dapat terjadi sindroma transfusi fetal : pada janin yang dapat darah lebih banyak
terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan
janin
kedua
kurang
pertumbuhannya
terjadilah
bayi
kecil,
anemia,
Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.
g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kuncimengunci (interlocking)
Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi dan yang paling sering
dijumpai adalah :
14
Gambar 2.4 :
Jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan kembar (Wiknjosastro, 2007:394)
Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat
tumbuhnya dari biasa.
Teraba 2 balotemen
15
Elektrokardiogram fetal
Diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
g. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi HCG akan tinggi. Jadi reaksi kehamilan bisa positif kadang-kadang sampai
1/200. Hal ini dapat meragukan dengan molahidatidosa. Kadangkala diagnosa baru
diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin
lagi didalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion
dan toksemia gravidarum.
16
usia kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal sebagai Respiratory Distres
Syndrom (RDS) adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur.
Terjadi segera setelah atau beberapa saat setelah bayi lahir. Ditandai dengan sukar
bernafas, cuping hidung, retraksi dinding dada dan sianosis yang menetap dalam 4896 jam pertama kehidupan. Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar
monozigotik dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi dari
sepasang bayi kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua lebih cenderung
menderita HMD dibandingkan dengan bayi pertama.
c. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk
mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai sebab.
Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan menyebabkan
asfiksia janin. Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada bayi kembar dua dan
30 kali lebih sering pada bayi kembar tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi
kedua pada kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas
perinatal lebih tinggi.
d. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah adalah
5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal dengan berat
badan yang sama.
e. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar trimester
pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir. Kehamilan kembar
sekarang diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara semua konsepsi spontan, tetapi
hanya 14 persen di antaranya yang bertahan sampai aterm.
Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap, tetapi pada banyak kasus,
satu janin yang meninggal atau sirna (vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai
kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi kembar meninggal atau sirna (vanish)
pada trimester kedua. Keadaan ini dapat menyebabkan kelainan genetik atau kelainan
neurologik/defek neural tube pada janin yang tetap bertahan hidup.
f.
17
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung, kadangkadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta monokorionik dapat dari
arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan
baik sehingga tidak ada salah satu janin yang menderita.
Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang biasanya diikuti
dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan
yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari kembarannya.
Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung mengalir
ke pembuluh-pembuluh iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh
dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagian atas.
Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala disebut akardius asefalus. Kepala
yang tumbuh parsial dengan alat gerak yang masih dapat diidentifikasi disebut
akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua struktur disebut akardius
amorfosa.
g. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran
lainnya
Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%). Jantung selalu
terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau
tanpa operasi adalah rendah.
18
Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan
harus lebih sering (1 seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
b. Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena
akan merangsang partus prematurus.
c. Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya
terasa lebih ringan.
d. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
19
20
21
22