Anda di halaman 1dari 22

BAB I

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama

: Ny. E

Umur

: 32 tahun

Alamat

: Jl. Suka Mulya

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Tgl Masuk RS

: 28/10/2014

Pukul

: 19.50

No. RM

: 51 18 35

Nama Suami

: Tn. B

Dokter

: dr. Isna Riani, Sp.OG

Anamnesis

Keluhan utama
Os merasa nyeri diperut bagian bawah,sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Os merasa nyeri diperut bagian bawah,sejak 1 minggu yang lalu, mengaku hamil cukup
bulan, dan tafsiran persalinan sudah waktunya. Os belum merasakan mulas-mulas. Os
mengaku belum merasakan keluar cairan disertai bercak darah dari jalan lahir, pusing
(-), mual (-), muntah (-), demam (-). Pada saat hamil Os rutin melakukan pemeriksaan

ANC dari hasil USG Os didiagnosis hamil kembar.


Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku tidak ada riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi, ataupun asma.
Riwayat operasi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit diabetes mellitus,
hipertensi, ataupun asma. Riwayat operasi disangkal. Terdapat riwayat kehamilan
kembar pada keluarga suami

Riwayat Operasi
Ibu menyangkal pernah operasi

Riwayat Alergi
1

Riwayat Alergi disangkal

Riwayat Haid
Haid Pertama 14 tahun, teratur, tidak nyeri, lama 7 hari, siklus 28 hari,
HPHT lupa 2 -2014

Riwayat Perkawinan
Kawin ke I, masih kawin, lama kawin 17 tahun

Riwayat Kehamilan
Gravida 4, Aterm 2, Prematur 0 ,Abortus 1, Anak hidup 2, SC 0

No

Tempat
bersalin

Penolong

Tahun

Aterm

Jenis persalinan

Penyulit

Sex

BB

Keadaan

RS

dokter

2004

BO

RS

Dokter

2005

aterm

pervaginam

Laki laki 3800

sehat

RS

Dokter

2008

Aterm

pervaginam

Laki laki 3600

sehat

Hamil ini

Pemeriksaan Fisik
2

Keadaan umum
-

Kesadaran

: Compos mentis

Keadaan Umum

: Tampak Sakit Ringan

BB

: 60 kg

TB

: 160 cm

Tanda vital:
-

TD

: 110/70 mmHg

Nadi

: 80 x/menit

Respirasi

: 18 x/menit

Suhu

: 36,5 oC

Status Generalis
- Kepala
: normocephal, rambut hitam lurus, tidak mudah dicabut,merata
- Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
pupil isokor, refleks pupil (+/+)
- Hidung
- Mulut

: epistaksis (-), sekret (-), deviasi septum (-)


: mukosa bibir lembab, tonsil T1-T1, lidah kotor (-),
faring hiperemis (-)
: perbesaran KGB (-), perbesaran thyroid (-).

- Leher
- Thorax
o Cor
Inspeksi
: iktus kordis tidak tampak
Palpasi
: iktus kordis tidak teraba
Perkusi
: batas jantung normal
Auskultasi : suara I dan II reguler, gallop (-), murmur(-)
o Pulmo
Inspeksi
: normochest, simetris saat inspirasi dan ekspirasi, retraksi (-)
Palpasi
: vokal fremitus simetris normal
Perkusi
: sonor di kedua lapang paru,
Auskultasi : vesikuler di kedua lapang paru, ronki (-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen : lihat status obstetri

- Ekstremitas
Ekstremitas atas : akral hangat , RCT< 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Ekstremitas bawah : akral hangat , RCT< 2 detik, edema (+/+), sianosis (-/-)
Status Obstetri
Inspeksi : Perut cembung, Striae gravidarum (+), Linea nigra (+).
Palpasi :
Leopold 1 : teraba dua bagian bulat, lunak, besar, tidak melenting

Leopold 2 : Teraba dua bagian teraba seperti papan memanjang,

terdapat tahanan, pada sisi kanan dan kiri


Leopold 3 : Teraba dua bagian bulat, keras, besar, melenting
Leopold 4 : desensus 4/5, divergen.
TFU : 44 cm
His (-).
Denyut Jantung janin :
DJJ 1 :140x/mnt, teratur, kuat, pada kuadran kiri bawah abdomen.
DJJ 2 : 139x/mnt, teratur, kuat, pada kuadran kanan bawah abdomen
PD : Tidak dilakukan.
Pemeriksaan Lab : 28/10/2014
Hb : 9,7; Hematokrit : 32; Trombosit 375.000; Leukosit 12.230
MCV : L 74; MCH : L 23; MCHC : L 31
Bleeding Time : 2 menit, Clothing time : 4 ment
HbsAg : negative (-)
Assessment
Ibu : G4 P2 A1 usia 32 tahun H 37 mgg belum inpartu dengan Gemelli,
Bayi : Janin ganda hidup intra uterin letak memanjang, presentasi kepala, punggung
kanan dan kiri
Prognosis
Ibu : dubia ad bonam
Anak : dubia ad bonam
Rencana Tindakan
CTG DJJ 1: 140 x/menit, akselerasi (-), Deselerasi (-).
DJJ 2: 139x/menit, akselerasi (-), Deselerasi (-).
SCTPP (ekeftif) + Sterile tuba bilateral

Laporan Pembedahan SCTPP


Tgl 29/10/2014 Jam : 07.00
Ahli bedah : dr Isna Riani, SpOG.
(06.55)Narchose spinal kemudian dilakukan asepsis dan antisepsis
(07.00)Insisi Pfannenstil abdomen
(07.12)Insisi semilunar uterus
(07.15)Meluksir kepala
bayi1 lahir pukul : 07.30, JK : perempuan, BB : 3100 gram, PB : 47 cm;
bayi2 lahir pukul : 07.32, JK : laki-laki, BB : 2800 gram, PB : 46 cm.
(07.18)Plasenta dikeluarkan, lengkap, perdarahan 300cc, diameter 23cm,TP 1 : 50, TP 2 : 45
(07.22)Jahit dinding uterus.
(07.25)Kontraksi uterus kuat.
(07.30)Kedua adneksa dilakukan steril.
4

(07.45)Lepas alat , hitung alat lengkap.


(07.46)Tutup dinding abdomen.
(07.58)Op selesai

Tanggal

29/10/2014

Nyeri perut bagian bawahTD :110/70 mmhg


(+),mules
miring
(+),

(+),flatus(+),N : 84x/mnt

kanan,miring
pusing

kiriS: 36,4oC

(-),mualRR: 20xmnt

(-),muntah (-), BAB (-)

Post SC

Dexamethason 3x1 2gr


Taxegram 2x1gr
Alinamin F 2x1
Vit C 2x1
Tramadol 3x1
Ranitidin amp 2x1
Profenid sup 3x1

30/10/2014 Nyeri perut bagian bawahTD :110/80 mmhg

Post SC

Dexamethason 3x1 2gr

(+) berkurang, duduk(+),N : 76x/mnt

Taxegram 2x1gr

mules (-), pusing (-),mualS: 36,5oC

Alinamin F 2x1

(-),muntah (-),demam (-)RR: 20xmnt

Vit C 2x1

,BAB (-)

Tramadol 3x1
Ranitidin amp 2x1
Profenid sup 3x1

01/11/2014 Nyeri perut bagian bawahTD :120/80 mmhg


(+)berkurang,

Post SC

berdiri(+),N : 84x/mnt

amocan 500mg 4x1


Mefinal 3x1

jalan(+), mules (-), pusingS: 36,4oC

Moloco B12 3x1

(-),demam

Metronidazole 3x1

(-)

BABRR: 20xmnt

(-),BAK (+)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN DENGAN GEMELLI


1. Pengertian

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan
menurut kalender Internasional (Wiknjosatro, 2007:286). Kehamilan merupakan hal fisiologis
yang terjadi pada seorang wanita. Meskipun demikian, semua jenis kehamilan memiliki
resiko terjadinya komplikasi pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri.
Salah satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil kembar.
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada
didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi
wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007:286). Sedangkan
menurut Mochtar Rustam (2012:259) kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan dengan
dua jenis janin atau lebih.
Jadi, kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.

2. Etiologi Kehamilan Gemelli


Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
c. Faktor keturunan
d. Faktor yang lain belum diketahui
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan
kembar yang berasal dari 2 telur, juga hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk
menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor
tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan
matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu
folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea pada
kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika
telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian
dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar
7

yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor
penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor

penghambat

yang

mempengaruhi

segmentasi

sebelum

blastula

terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta


seperti pada kehamilan kembar dizigotik.

3. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot,
kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari
seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti
dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel
telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot
berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang
akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 72 jam, 4 8 hari, 912 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim
punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan
pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.
Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara
bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada
pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi
masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput
ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi
bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur
waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masalah lingkungan.

4. Jenis Kehamilan Gemelli


Kehamilan kembar dibagi menjadi 3 macam, menurut Mochtar, Rustam (2012:260261) adalah sebagai berikut:
a. Gemelli dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua telur berasal dari :

1 ovarium dan dari dua folikel de graff

ovurium dan dari 1 folikel de graff;

dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.

Gambar 2.1 :
Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion, 2 amnion. (B): 2 plasenta
(menjadi satu), 2 korion, 2 amnion (Wiknjosastro, 2007:390).

b. Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat terjadi
karena :

Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula :

Hambatan pada tingkat segmentasi

Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitif steak.

Gambar 2.2:Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya faktor penghambat
(Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (2 4 hari). (B). Hambatan dalam tingkat blastula (4
7 hari). (C). Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum primitive streak (Wiknjosastro,
2007:388).

Tabel 2.1 hubungan antara saat segmentasi dan keadaan ketuban pada kehamilan kembar

10

Gambar 2.3 :
Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion (melekat menjadi satu), 2
amnion. (B): 2 plasenta (menjadi satu), 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (C): 1 plasenta, 1
korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D): 1 plasenta, 1 korion, 1 amnion (Wiknjosastro,
2007:389).

11

Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan zigotik (satu telur dan dua telur):
Tabel 2.2 Perbedaan Kembar Monozygotik dan Zygotik

Kira-kira sepertiga kembar adalah monozigotik dan dua pertiga lainnya adalah dizigotik.
c. Conjoined twins, superfekkundasi 2 superfetasi
Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket
satu dengan yang lainnya. Misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus
(perlengketan antara kedua abdomen), kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya.
Banyak kembar siam telah dapat dipisahkan secara operatif dengan berhasil.
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan dalam ovulasi
yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.

5. Tanda dan Gejala Kehamilan Gemelli


Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan kembar adalah
sebagai berikut:

12

a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas


toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek
dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki riwayat kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f.

Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.

g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
i.

Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing, edema
dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

6. Pertumbuhan Janin Gemelli


Dalam masa kehamilan pertumbuhan janin perlu diperhatikan. Pertumbuhan janin
pada kehamilan kembar tentu berbeda dengan pertumbuhan janin pada kehamilan
tunggal. Menurut Mochtar Rustam (2012:261-262) pertumbuhan pada janin kembar
adalah sebagai berikut:
a. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin
tunggal.
b. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet dibawah 2000
gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah 1000 gr.
c. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya
berselisih antara 50 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka
yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
d. Pada kehamilan ganda monozigotik

Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah janin
yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk
menghindari perdarahan.

13

Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum seperti akardiakus dan kelainan lainnya.

Dapat terjadi sindroma transfusi fetal : pada janin yang dapat darah lebih banyak
terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan
janin

kedua

kurang

pertumbuhannya

terjadilah

bayi

kecil,

anemia,

dehidrasi,oligohidrami dan mikrokardia, karena kurang mendapat darah


e. Pada kehamilan kembar dizigotik

Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.

Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.

7. Letak dan Presentasi Janin


Menurut Mochtar Rustam (2012:262) pada hamil kembar sering terjadi kesalahan
presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah
janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak
kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering
dijumpai adalah:
a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47 %).
b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
f.

Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).

g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kuncimengunci (interlocking)
Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi dan yang paling sering
dijumpai adalah :

14

Gambar 2.4 :
Jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan kembar (Wiknjosastro, 2007:394)

8. Diagnosa Kehamilan Gemelli


Untuk mendiagnosa adanya suatu kehamilan kembar menurut Mochtar (2012:263)
dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:
a. Anamnesa

Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan

Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

Uterus terasa lebih cepat membesar

Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

b. Inspeksi dan palpasi

Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat
tumbuhnya dari biasa.

Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak

Banyak bagian-bagian kecil teraba

Teraba 3 bagian besar janin

Teraba 2 balotemen
15

c. AuskultasiTerdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan


dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung
dan berselisih 10.
d. Rontgen foto abdomen, tampak gambaran 2 janin.
e. Ultrasonografi
Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan pada triwulan I.
f.

Elektrokardiogram fetal
Diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.

g. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi HCG akan tinggi. Jadi reaksi kehamilan bisa positif kadang-kadang sampai
1/200. Hal ini dapat meragukan dengan molahidatidosa. Kadangkala diagnosa baru
diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin
lagi didalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion
dan toksemia gravidarum.

9. Komplikasi Kehamilan Gemelli


Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multipel lebih mungkin terkait
dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasi obstetrik yang sering didapatkan pada
kehamilan kembar meliputi polihidramnion, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan
ketuban pecah dini, presentasi janin abnormal, dan prolaps tali pusat. Secara umum,
komplikasi tersebut dapat dicegah dengan perawatan antenatal yang baik (Eisenberg,
2004:168).
Menurut Hartono, dkk (2006:852-897) beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada
janin yang dilahirkan pada kehamilan kembar diantaranya adalah:
a. Prematuritas Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan
kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit (NICU). Sekitar
50 persen kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Lamanya
kehamilan akan semakin pendek dengan bertambahnya jumlah janin di dalam uterus.
Sekitar 20% bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat lahir rendah.
b. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali
lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan pada

16

usia kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal sebagai Respiratory Distres
Syndrom (RDS) adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur.
Terjadi segera setelah atau beberapa saat setelah bayi lahir. Ditandai dengan sukar
bernafas, cuping hidung, retraksi dinding dada dan sianosis yang menetap dalam 4896 jam pertama kehidupan. Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar
monozigotik dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi dari
sepasang bayi kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua lebih cenderung
menderita HMD dibandingkan dengan bayi pertama.
c. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk
mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai sebab.
Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan menyebabkan
asfiksia janin. Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada bayi kembar dua dan
30 kali lebih sering pada bayi kembar tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi
kedua pada kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas
perinatal lebih tinggi.
d. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah adalah
5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal dengan berat
badan yang sama.
e. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar trimester
pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir. Kehamilan kembar
sekarang diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara semua konsepsi spontan, tetapi
hanya 14 persen di antaranya yang bertahan sampai aterm.
Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap, tetapi pada banyak kasus,
satu janin yang meninggal atau sirna (vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai
kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi kembar meninggal atau sirna (vanish)
pada trimester kedua. Keadaan ini dapat menyebabkan kelainan genetik atau kelainan
neurologik/defek neural tube pada janin yang tetap bertahan hidup.
f.

Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada Janin Kembar


(twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)

17

Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung, kadangkadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta monokorionik dapat dari
arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan
baik sehingga tidak ada salah satu janin yang menderita.
Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang biasanya diikuti
dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan
yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari kembarannya.
Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung mengalir
ke pembuluh-pembuluh iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh
dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagian atas.
Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala disebut akardius asefalus. Kepala
yang tumbuh parsial dengan alat gerak yang masih dapat diidentifikasi disebut
akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua struktur disebut akardius
amorfosa.
g. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran
lainnya

(resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan

pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan mungkin


mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan 20% berat
badan pada sindrom ini. Kematian kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan
trombus fibrin di seluruh arteriol yang lebih kecil milik kembar resipien. Hal ini
kemungkinan diakibatkan oleh transfusi darah yang kaya tromboplastin dari janin
donor yang mengalami maserasi. Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi
intravaskular diseminata.
h. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan kantung
amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak
sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet. Terdapat beberapa jenis
kembar siam, yaitu:

Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%). Jantung selalu
terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau
tanpa operasi adalah rendah.

18

Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut (34%). Umumnya


masing-masing tubuh memiliki jantung masing- masing, tetapi kembar siam ini
biasanya hanya memiliki satu hati,sistem pencernaan, dan organ-organ lain.

Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.

Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).

Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala dengan tubuh terpisah.

i. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)


Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau
kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka
kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.

10. Penanganan dalam Kehamilan


Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap pre-eklamsia
dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih
sering. Sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan penanganan dapat
dikerjakan dengan segera.Menurut Varney (2004:661) pemeriksaan antenatal dapat
dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34 36 minggu.
b. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan >36minggu 27
c. Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 4 minggu yang dimulai pada usia
kehamilan 20 minggu
Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah ke
plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik. Penanganan dalam
Kehamilan Mochtar (2012:264) :
a.

Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan
harus lebih sering (1 seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu).

b. Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena
akan merangsang partus prematurus.
c. Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya
terasa lebih ringan.
d. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah

19

11. Prognosis Kehamilan Gemelli


Menurut Zach (2006:154-155) komplikasi pada ibu akibat kehamilan kembar lebih
sering daripada kehamilan tunggal. Masalah- masalah yang sering didapatkan meliputi
polihidramnion, hiperemesis gravidarum, preeklampsi, vasa previa, insersi seperti selaput
tali pusat, kelainan presentasi dan sebagian besar kembar dilahirkan prematur. Walaupun
ada kenaikan yang bermakna pada mortalitas perinatal kembar monokorionik, namun
tidak ada perbedaan yang bermakna antara angka mortalitas neonatus kelahiran kembar
dan tunggal pada kelompok berat badan yang seimbang. Tetapi karena kebanyakan
kembar adalah prematur, mortalitas keseluruhannya menjadi lebih tinggi daripada
mortalitas kelahiran tunggal. Mortalitas perinatal kembar sekitar 4 kali lipat mortalitas
anak tunggal.
Kembar monoamniotik mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk terjerat tali
pusat, yang dapat menyebabkan asfiksia. Jika salah satu janin mengalami maserasi,
kembaran yang hidup biasanya dilahirkan lebih dulu. Secara teoritis, kembaran yang
kedua lebih mungkin menjadi sasaran anoksia daripada yang pertama karena plasenta
dapat terlepas sesudah kelahiran kembar pertama dan sebelum kembar kedua lahir.
Lagipula persalinan kembar kedua kemungkinan lebih sulit karena ia mungkin berada
dalam presentasi abnormal, mungkin kontraksi uterus menurun, atau serviks mulai
menutup pasca kelahiran kembar pertama.
Kembar dengan retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) beresiko tinggi untuk
mengalami hipoglikemia. Perbedaan ukuran pada kembar monozigotik yang dapat dilihat
pada saat lahir biasanya menghilang pada saat bayi berumur enam bulan. Mortalitas untuk
kehamilan multipel dengan 4 5 janin lebih tinggi untuk masing-masing janin.

20

21

22

Anda mungkin juga menyukai