Anda di halaman 1dari 9

Pasar Keuangan dan Mekanisme Sekuritas di Perdagangakan dan

Reksadana
Keberadaan pasar modal merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan
perekonomian. Hal ini dapat terjadi karena banyak industri dan perusahaan yang menggunakan pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk menyerap dana yang dapat
digunakan untuk pengembangan usaha. Adanya pengembangan usaha tersebut pada akhirnya juga akan
mempengaruhi terciptanya lapangan kerja baru yang kemudian akan mempengaruhi perekonomian.
Tahapan Transaksi dalam Pasar Modal
Tahapan transaksi dalam pasar modal terjadi melalui dua tahapan yaitu (1) pasar primer
(primary market) dan (2) pasar sekunder (secondary market). Pasar primer merupakan pasar
yang memperdagangkan obligasi dan saham yang baru diterbitkan pertama kali oleh emiten kepada
underwriter. Kegiatan pada pasar primer tersebut dikenal dengan IPO (Initial Public Offering)
atau penawaran umum pertama. IPO dilakukan berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh
pihak penerbit (issuer)sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder, umumnya IPO
dilakukan pada jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga sekuritas di pasar primer ditentukan
oleh penjamin emisi (underwriter) dan perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public)
berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan, harga sekuritas yang
ditentukan pada pasar perdana bernilai tetap. Pasar sekunder merupakan pasar yang
memperdagangkan saham dan obligasi antar investor setelah melewati masa penawaran di pasar
primer. Setelah saham dan obligasi dibeli investor dari emiten melalui underwriter, investor menjual
kembali saham dan obligasi kepada investor lainnya, baik dengan tujuan mengambil untung dari kenaikan
harga (capital gain) maupun menghindari kerugian (capital loss). Harga sekuritas pada pasar
sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspektasi pasar. Pada pasar sekunder investor dapat membeli dan
menjual sekuritas setiap saat, dengan demikian pula pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk
menghimpun dana investor baik perseorangan maupun lembaga.
Terbentuknya harga di pasar modal
Harga sekuritas pada pasar perdana merupakan hasil kesepakatan antara pihak emiten dengan
pihak
underwriter
. Sedangkan pada pasar sekunder, harga sekuritas berfluktuasi sesuai dengan ekspektasi pasar.
Oleh karena itu, harga sekuritas tidak ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia, anggota bursa,
ataupun emiten melainkan dibentuk dari penawaran pasar dan permintaan pasar . Penawaran dan
permintaan sekuritas
kemudian diolah pada komputer Jakarta Automated Trading System (JATS) sampai ditemukan
penawaran dan permintaan yang cocok (matched). Ada dua prinsip dalam mekanisme
pembentukan harga sekuritas, yaitu prinsip price priority dan time priority. Menurut price
priority, harga jual yang lebih murah akan lebih diutamakan dari harga jual yang lebih mahal,
dan harga beli yang lebih mahal akan lebih diutamakan dari harga beli yang lebih murah. Sedangkan menurut
time priority
,
order
jual atau beli yang masuk lebih dahulu pada harga yang sama akan lebih diprioritaskan.
Mekanisme perdagangan sekuritas di pasar modal
Proses perdagangan sekuritas pada dasarnya adalah untuk mempertemukan pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (
issuer

). Untuk melakukan hal tersebut, perlu adanya beberapa persiapan. Investor yang ingin
melakukan transaksi di pasar modal, harus menjadi nasabah di perusahaan Efek atau kantor
broker
. Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening dengan mengisi1,, dokumen
pembukaan rekening. Nasabah atau investor dapat melakukan
order
jual atau beli setelah investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan.
Umumnya setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan
sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli
saham. Investor yang sudah menjadi nasabah dari perusahaan efek, sudah dapat melakukan transaksi.
Pada pasar primer, mekanisme perdagangan sekuritas melibatkan emiten dan
underwriter
. Pada pasar perdana
issuer
melakukan penawaran umum. Proses penawaran umum sekuritas bermula dari calon emiten
(penerbit saham) yang ingin menerbitkan sekuritas, terlebih dahulu menentukan penjamin emisi (
underwriter
) dan melakukan kontrak di Bursa Efek Indonesia. Kontrak berisi pernyataan pendaftaran
yang kemudian akan disampaikan kepada badan pangawas. Badan pengawas (Otoritas jasa Keuangan)
kemudian akan memberikan keputusan mengenai pernyataan pendaftaran yaitu dinyatakan
efektif atau tidak efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan. Apabila pernyataan pendaftaran
dinyatakan efektif, maka terjadilah penawaran umum perdana (IPO). Penawaran umum
perdana tersebut terjadi di pasar primer. Jika sudah tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
maka transaksi sudah terjadi di pasar sekunder. Kegiatan jual beli di pasar sekunder diawali dengan
investor melakukan
order
melalui perantara (
broker
).
Order
yang diterima
broker
kemudian akan diteruskan ke
floor trader
.
Floor trader
akan memasukan
order
ke dalam sistem di Indonesia disebut JATS. Seluruh
order
yang masuk ke sistem tersebut akan dipantau oleh
floor trader
, investor, serta
broker
. Pada tahap ini, investor dapat melakukan perubahan
order
seperti perubahan harga penawaran untuk tercapai tujuan
order
(baik untuk membeli maupun menjual) yang

diinginkan. Selanjutnya ketika


order
telah bertemu harga yang sesuai maka transaksi akan terjadi.
Floor trader
atau
broker
akan memberikan informasi kepada investor bahwa
order
terlah terpenuhi. Selanjutnya adalah penyelesaian transaksi atau biasa disebut
setllement
. Untuk memenuhi settlement ini dibutuhkan beberapa proses seperti pemindahbukuan dan
kliring hingga akhirnya hak-hak investor terpenuhi.
Otoritas Pasar Modal
Pasar modal di Indonesia berada di bawah wewenang Bursa Efek Indonesia. Badan yang mengawasi Bursa
Efek Indonesia Indonesia yaitu Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan).
Bapepam-LK adalah lembaga resmi yang melakukan tugas pengawasan dan menetapkan peraturan-peraturan
pada pasar modal. Saat ini badan pengawasan untuk pasar modal telah berpindah tangan, tanggung jawab
tersebut telah diberikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peran Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam pasar modal yaitu melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan seharihari kegiatan pasar modal; dan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan
efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
juga memiliki tugas dalam pasar modal yaitu (1) memberikan izin usaha kepada bursa efek,
lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, reksa dana,
perusahaan efek, penasehat investasi dan biroadministrasi efek; (2) memberikan izin orang
perseorangan bagi wakil penjamin emisi efek, wakil perantara pedagang efek, wakil manajer investasi, wakil
agen penjual reksa dana; (3) memberikan persetujuan bagi bank kustodian; mewajibkan pendaftaran
kepada profesi penunjang pasar modal yaitu notaris, konsultan hukum, penilai, dan akuntan
publik; (5) menetapkan persyaratan dan tata cara pendaftaran; dan (6) melakukan pemeriksaan dan
penyidikan

Pengertian Reksadana
Pengertian Reksa Dana menurut pada Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995
pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
Reksadana ibaratnya adalah sebuah keranjang yang berisi berbagai macam saham yang
dimiliki oleh sebuah manager investasi (MI). Saham yang berada didalamnya akan berbeda
antara satu reksadana dengan reksadana lainnya, tergantung dari resep masing-masing MI.
MI tersebut akan menjual unit penyertaan mereka kepada masyarakat, dengan membeli unit
penyertaan tersebut maka kita mempercayakan pengelolaan dana tersebut kepada mereka.
Yang dimaksudkan dengan pengelolaan dana adalah MI akan melakukan transaksi jual beli
saham di bursa yang hasil dari pengelolaan mereka akan tercermin dalam harga unit
penyertaan yg biasa dikenal dengan NAV / NAB (Nilai Aktiva Bersih).

Berbeda dengan investasi saham, jenis investasi reksadana ini sangat cocok untuk dikelola
bagi anda yang memiliki waktu terbatas secara investor strategy dengan menggunakan
trading system yang tepat.

Dari definisi di atas, dapat disimpulan bahwa terdapat tiga unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodalpemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.
2. investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi
Yang dimaksud
dengan
efek
adalah surat berharga,
seperti suratpengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik
Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio
efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak
hanya sejenis).
3. Manager Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor
Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak
termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yangmelakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Manager investasi bertanggung jawab mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana dan
bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan investasi, mulai dari analisis investasi,
pengambilan keputusan, memonitor pasar, atau mengambil tindakan yang sekiranya
diperlukan. MI harus mendapat ijin dari Bapepam LK. MI mendapat imbalan jasa dalam
bentuk management fee, performance fee, dan entry/exit fee.
Reksadana ada 4 jenis jika dikelompokan berdasarkan portofolionya.:
Reksadana Pendapatan tetap
o Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat hutang.

Reksadana Saham
o

Reksadana Pasar Uang


o

Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelolanya diinvestasikan dalam efek bersifat ekuitas.

Reksa dana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh
tempo yang kurang dari satu tahun.

Reksadana Campuran

Reksa dana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek
saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga
reksa dana lainnya

Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat
berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga
yang dibukukannya ke dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tersebut.
NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari suatu
Reksadana. NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu
Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit
penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.

Berinvestasi merupakan hal yang mutlak perlu diketahui oleh orang-orang yang mempunyai tujuan
keuangan dimasa depan. Dewasa ini berinvestasi dalam bentuk instrument keuangan seperti reksadana
banyak mendapat perhatian dikarenakan masih banyak orang yang belum terlalu paham mengenai apa
itu
reksadana.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Sederhananya adalah Anda menitipkan
sejumlah dana untuk diinvestasikan oleh manajer investasi kedalam instrument keuangan seperti
saham,
obligasi
dan
surat-surat
berharga
lainnya.
Diharapkan Manajer Investasi akan melakukan strategi pengelolaan investasi sehingga investasi yang
dilakukan dapat berkembang seiring dengan pertumbuhan kinerja pasar modal. Manajer Investasi
mendapat fee dari pengelolaaninvestasi yang dilakukan. Selain itu, ada juga bank Kustodian yang
bertugas menyimpan efek dan dana yang dimiliki oleh reksadana. Hal ini dimaksudkan salah satunya
agar
dana
nasabah
lebih
terjamin
keamanannya.
Reksadana merupakan alternatif pilihan investasi untuk orang yang awam dengan dunia pasar modal,
mempunyai pengetahuan dan modal yang terbatas tetapi ingin mencicipi keuntungan dari pasar
modal.
Untuk berinvestasi kedalam reksadana, seseorang harus membuka rekening investasi pada perusahaan
asset manajemen ataupun membeli reksadana pada agen penjual seperti bank-bank umum.
Selanjutnya nasabah akan menempatkan sejumlah dana yang akan dikonversi menjadi unit penyertaan
sesuai dengan harga pasar NAB reksadana pada saat itu. Seiring dengan perkembangan portofolio
investasi reksadana, maka nilai NAB akan mengalami naik turun sesuai dengan nilai pasar dari
portofolio
investasi.
Keuntungan reksadana diperoleh dari selisih nilai NAB, yang pada saat beli lebih rendah
dibandingkan NAB pada saat unit reksadana di redeem ( tebus) atau jual. Atau istilah lainnya
keuntungan
dari
capital
gain.
Oleh karena itu penting membuat pondasi keuangan seperti misalnya memiliki dana darurat sebelum
berinvestasi agar investor tidak serta merta mencairkan investasinya saat membutuhkan dana padahal

nilai NAB sedang turun ( lebih rendah dari harga beli). Atau dengan kata lain, berinvestasi
direksadana
membutuhkan
waktu.
Jika Anda membutuhkan dana yang sedang diinvestasikan dalam waktu dekat (di bawah dua tahun
misalnya) maka sebaiknya pilihan instrument tidak pada reksadana yang beresiko tinggi.
Selain keuntungan, tentu ada resiko yang perlu diketahui juga, resiko berinvestasi di reksadana
salahsatunya adalah resiko penurunan NAB dan resiko pencairan dana yang memerlukan waktu.
Contoh mekanisme perhitungan dalam berinvestasi di reksadana : pada 1 Januari 2011, Tuan Ahmad
menempatkan dana pada reksadana ABC sebanyak Rp. 1.200.000,- dan saat itu NAB reksadana ABC
Rp. 1.200,- per unit penyertaan sehingga Tuan Ahmad mendapat 1.000 unit.
Pada 1 Januari 2013, NAB reksadana ABC sebesar Rp. 1.300 per unit, sehingga nilai investasi Tuan
Ahmad menjadi Rp. 1.300.000,- dengan demikian Tuan ahmad mendapat capital gain sebesar Rp. 100
per unit dan Tuan Ahmad memiliki 1.000 unit sehingga total capital gain yang diperoleh Tuan Ahmad
kalau Ia melakukan redeem adalah sejumlah 1.000,- X Rp. 100 = Rp. 100.000,-

Reksa Dana menurut Undang-Undang Pasar Modal tahun 95 adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Sehingga pada reksa dana terdapat 3 unsur penting yang saling terkait satu sama lain,
yaitu:
1.
kumpulan
dana
masyarakat
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodalpemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.
2.
investasi
dana
dalam
bentuk
portofolio
efek
Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat
utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola
oleh reksa dana dapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).
3.
dikelola
oleh
manajer
investasi
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak
termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan demikian reksa dana memiliki kekuatan membeli yang jauh lebih besar dibandingkan
jika
investor
berinvestasi
sendiri.
Apa Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana ?
1.
Diversifikasi
Investasi
Memperkecil
Resiko
Reksa dana merupakan kekuatan investasi bersama. Hal ini dimungkinkan karena uang
pemodal yang satu kemudian digabungkan dengan milik pemodal lainnya sehingga

menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar dibandingkan jika seorang pemodal
membeli sendiri.
Dengan besarnya jumlah modal yang telah digabungkan tersebut reksa dana dapat dengan
mudah melakukan diversifikasi investasi.
Bayangkan jika Anda memiliki uang 1 juta rupiah dan hendak berinvestasi di pasar modal.
Dengan sejumlah uang tersebut, akan sulit bagi anda untuk menanamkannya di berbagai jenis
investasi pasar modal. Untuk dapat tetap melakukan diversifikasi investasi, maka Anda harus
memiliki modal yang besar.
Keberadaan reksa dana memungkinkan Anda untuk melakukan diversifikasi investasi karena
reksa dana terdiri dari kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau sekurits lainnya yang
dimiliki oleh sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi profesional.
Memiliki beberapa jenis saham kemungkinan resikonya akan lebih kecil dibandingkan
apabila Anda memiliki satu jenis saham. Sama halnya jika Anda memiliki berbagai obligasi
dan berbagai saham, resiko yang akan ditanggung lebih kecil jika dibandingkan dengan
memiliki beberapa saham saja.
Sebagai ilustrasi, Anda memiliki satu lot saham AAAA. Ketika harga saham AAAA turun,
maka nilai investasi Anda akan turun. Berbeda jika Anda berinvestasi di saham AAAA,
BBBB dan US $100. Ketika harga saham AAAA turun, saham BBBB dan kurs Dolar
terhadap Rupiah naik, maka kerugian investasi Anda akan lebih kecil atau tidak ada karena
turunnya harga AAAA dapat ditutupi oleh naiknya BBBB dan Dolar.
2.
Kenyamanan
Berinvestasi
Kemampuan investor kecil dalam memperoleh informasi pasar dan menganalisa pasar modal
sangat terbatas. Reksa dana yang didukung oleh manajer investasi akan membantu
investornya dalam memecahkan permasalahan tersebut.
Manajer investasi yang mengelola portofolio reksa dana mempunyai akses informasi pasar
dari berbagai sumber sehingga mampu mengambil keputusan yang lebih akurat untuk
kepentingan investasi investornya.
Dengan menempatkan modalnya di reksa dana berarti investor telah menyerahkan dananya
tersebut untuk dikelola oleh profesional sehingga tidak perlu lagi berpikir sepanjang hari
untuk memilih efek yang akan dijadikan portofolio investasinya.
Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana juga dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang diumumkan melalui surat
kabar setiap harinya.
3.
Terjangkau
Reksa dana memberikan kesempatan kepada investor-investor kecil untuk dapat berinvestasi
di pasar modal. Dengan jumlah dana yang relatif kecil (mulai dari Rp. 100.000,-) seseorang
sudah dapat membuka rekening investasinya di reksa dana.

Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang diumumkan melalui surat
kabar setiap harinya.
Resiko Berinvestasi di Reksa Dana
1.
Resiko
Berkurangnya
Nilai
Unit
Penyertaan
Reksa
Dana
Walaupun produk reksa dana merupakan produk diversifikasi, tidak menutup kemungkinan
bahwa nilai unit penyertaannya akan turun. Turun naiknya nilai unit penyertaan tidak terlepas
dari kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan/atau efek utang yang menjadi alat
investasi reksa dana tersebut.
Sebagai ilustrasi, sebuah produk reksa dana berinvestasi pada jenis obligasi dan saham.
Ketika suku bunga naik akan menyebabkan harga obligasi turun, dan pada saat yang sama
kinerja emiten ekuitas melemah menyebabkan harga saham pun turun. Maka nilai unit
penyertaan pada produk reksa dana ini akan turun.
Selain itu, berkurangnya nilai unit penyertaan ini juga dapat disebabkan karena adanya biayabiaya yang dikenakan oleh perusahaan reksa dana atas produknya. Ketika kegiatan investasi
ini memperoleh hasil 0%, tetapi karena reksa dana menanggung beban seperti biaya
manajemen, maka beban tersebut akan dikurangkan dari
2.
Resiko
Perubahan
Ekonomi
dan
Politik
Perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di suatu negara dapat mempengaruhi pandangan
umum perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk yang tercatat di Bursa Efek Jakarta
maupun Surabaya. Berubahnya pandangan umum tersebut dapat mempengaruhi likuiditas
portofolio efek sehingga harga efek dapat turun ataupun naik.
Sebagai contoh, ketika Indonesia dilanda krisis moneter, kepercayaan investor asing terhadap
keamanan berinvestasi di Indonesia mulai berkurang. Banyak investor asing yang menjual
portofolio efeknya dan membawa hasil penjualannya ke luar negeri. Hal ini mengakibatkan
harga efek di Indonesia menjadi turun sehingga mempengaruhi turunnya nilai aktiva bersih
reksa dana.
3.
Resiko
Wanprestasi
Resiko wanprestasi ini dapat terjadi ketika pihak-pihak terkait pasar modal seperti emiten,
bank kustodian, broker gagal memenuhi kewajibannya. Kegagalan ini dapat mempengaruhi
nilai aktiva bersih reksa dana. Wanprestasi dapat terjadi akibat dari pihak-pihak yang terkait
dengan reksa dana, misalnya pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam,
kebakaran serta kerusuhan, yang mungkin akan mempengaruhi penurunan NAB reksa dana
tersebut.
Sebagai contoh wanprestasi terjadi ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan
kekayaan reksa dana tidak segera membayarkan ganti rugi atau membayar lebih rendah dari
nilai pertanggungan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4.
Resiko
yang
Berhubungan
denga
Peraturan
Reksa dana memiliki batasan-batasan yang dimaksud untuk melindungi investor tetapi
mungkin batasan-batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi investor juga. Contoh
batasan dengan tidak membolehkannya reksa dana membeli efek di luar negeri dan membeli

efek yang diterbitkan oleh perusahaan melebihi 10% dari nilai aktiva reksa dana pada saat
pembelian.
Batasan-batasan ini sangat dirasakan ketika pasar modal Indonesia turun tajam, pengelola
reksa dana tidak dapat memindahkan dananya ke pasar modal luar negeri yang lebih
bergairah. Pengelola reksa dana pun tidak dapat membeli saham lebih dari 10% NABnya
bagaimanapun potensialnya saham tersebut.
5.
Resiko
Likuiditas
Reksa
Dana
Terbuka
Resiko ini dapat terjadi ketika perusahaan reksa dana tidak memiliki dana tunai untuk
membeli kembali unit penyertaan investornya.
Sebuah perusahaan reksa dana memperoleh dananya dengan menjual unit penyertaan kepada
investor. Ketika investor menjual kembali unit penyertaannya sedangkan perusahaan reksa
dana tidak dapat menjual portofolio investasinya dan tidak memiliki uang tunai, maka ia tidak
dapat membeli unit penyertaan yang dijual investornya. Untuk mengatasi masalah tersebut,
perusahaan reksa dana diijinkan untuk memperoleh pinjaman untuk melunasinya. Pinjaman
yang diberikan biasanya dibatasi dan disesuaikan dengan keadaan perusahaan reksa dana
tersebut. Apabila keadaan demikian terus berlangsung, maka proses penjualan kembali unit
penyertaan oleh investor akan tertunda sampai memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai