PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membran sel dikenal dengan nama membran biologis, meliputi membran
plasma atau plasmalemma dan membrane sejumlah organel yang terdapat di dalam
sel. Pada awal perkembangannya, membrane sel memiliki berbagai macam model
berdasar pada hasil percobaan yang telah dilakukan oleh beberapa orang ahli. Akan
tetaapi model membrane sel yang dianut hingga saat ini adalah model membran
menurut Singer dan Nicolson yakni model membran mosaic cair atau lebih dikenal
dengan model mosaic fluida. Hal tersebut didasarkan atas adanya beberapa alasan
yang berhubungan dengan substansi penyusunan membrane sel. Adapun substansi
penyusun membran sel adalah lipid, protein, karbohidrat.
Membran sel memiliki peranan yang sangat penting dalam transpor berbagai
molekul, baik mikro molekul maupun makro molekul. Transpor mikro molekul dapat
berlangsung
secara
pasif,
misalnya
melalui
difusi,
difusi
makro
terbantu
molekul
dan
dapat
berlangsung secara endositosis, eksositosis dan pertunasan. Ciri khas transport makro
molekul adalah subtansi atau materi yang diangkut selalu dikemas dalam suatu
vesikula yang berbatas membran. Untuk itu di dalam makalah ini akan dibahas lebih
rinci lagi mengenai struktur membrane sel serta proses transport zat melintas
membrane.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah struktur membrane sel dan organel sel ?
2. Bagaimanakah proses zat yang melintasi membrane ?
3. Apa saja jenis transporter dan energi serta peranannya dalam proses transport zat ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bentuk dan struktur membrane sel
2. Mengetahui dan memahami proses yang ada dalam transport zat yang melewati
membrane.
3. Mengetahui jenis-jenis transporten dan energy serta peranannya dalam proses
transport zat.
BAB II
PEMBAHASAN
sel
merupakan
struktur
yang
menyerupai
selaput
yang
bertugas untuk memisahkan sel yang hidup dengan lingkungannya yang mati.
Membrane
ini
berupa
permeabilitas
selektif.
melewatinya
dengan
lapisan
Hal
ini
mudah
yang
sangat
tipis
memungkinkan
sehingga
sel
dan
beberapa
memiliki
memiliki
sifat
substansi
dapat
kemampuan
untuk
protein
dan
karbbohidrat
tergantung
pada
tipe
sel
dan
atau
Dan
sel
harus
biasanya
bersifat
membrane
fluida
itu
agar
sekental
dapat
bekerja
secara
minyak
salad,
apabila
dalamnya menjadi inaktif. Hal ini berarti bahwa sifat mosaic fluida dari
membrane sel ditentukan oleh substansi penyusun membran sel itu sendiri.
1. Lipid
Lipida pada membran sel terdiri atas dua lapisan. Setiap molekul
lipida bersifat amfifatik. Lipida amfifatik mengandung komponen yang
bersifat hidrofobik (non polar/tidak suka air) dan komponen yang bersifat
hidrofilik (polar/suka air).
Pada membrane plasma terdapat sekitar 50 % molekul yang tidak
larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam pelarut organic, sedangkan
sisanya
adalah
protein.
Molekul-molekul
lipid
tersusun
secara
teratur
sebagai dua lapisan lemak (lipida bilayer) setebal 5 nm. Lipid bilayer ini
merupakan barrier yang semipermeable untuk berbagai molekul yang larut
dalam air. Lipida membran terdiri dari 4 kelas utama, yaitu fosfolipida,
sfingolipida, glikolipida, dan sterol. Keempat kelas lipida tersebut bersifat
amfifatik atau amphipilik. Sebagai contoh fosfolipid molekul mempunyai
gugus
kepala
hydrophilic
yang
sifatnya
non-polar
yang
dinamakan
berada
dalam
lingkungan
air.
Sifat
inilah
yang
menyebabkan
membrane sel dpat menutup kmbali secara spontan apaila robek atau
rusak. Sedangkan sifat penting lainnya dari membrane plasma adalah
fluiditasnya, oleh karena itu sifat ini sangat menentukan fungsi dari
membran plasma.
lemak
(jenuh
dan
tidak
jenuh)
jenuh
dan
kolesterol.
menyebabkan
Makin
banyak
lapisan
lipida
jenuh,
sukar terjadi,
perubahan
fase
artinya
untuk
encer
menjadi
terjadinya
fase
gel
perubahan
lebih
fase
Gambar : Lipid
a. Fosfolipid
Fosfolipida pada umumnya mengandung gliserol.
Fosfolifida meliputi
dan
fosfatidilserin.
Fosfatidilkolin
atau
lesitin
mengandung gliserol dan asam lemak serta asam fosfat dan kolin. Tersebar
luas di dalam sel-sel tubuh dan mempunyai fungsi metabolik dan struktural
adalah
fosfolipida
yang
ditemukan
dalam
membran
Gambar : fosfolipid
b. Sfingolipid
Sfingolipida merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol
amfifatik,
terutama
berlimpah
di
dalam
jaringan
yang
otak
paling
2. Protein
Protein plasma memiliki fungsi yang sangat luas, antara lain sebagai protein
pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma, menerima isyarat
(signal) hormonal, dan meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel
lainnya. Protein membran plasma juga berfungsi sebagai pangkal pengikat
komponen-komponen
sitoskeleton
dengan
senyawa-senyawa
ekstraseluler.
tidak berinteraksi dengan bagian tengah membran hidrofobik, tetapi terikat secara
langsung melalui asosiasi dengan protein integral membran atau secara
langsungberinteraksi dengan bagian polar lipida membran. Misalnya
protein
ekstraseluler
(permukaan
perlekatannya
phosphatidylinositol-Proteins,
pada
rantai
hidrokarbon,
Myristate-Proteins,
yaitu
Glycosyl-
dan Farnesyl-
Proteins.
padamembran
eritrosit
merupakan
suatu
protein
yang
3. Karbohidrat
Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam
bentuk glikolipida dan glikoprotein. Glikolipida merupakan kumpulan berbagai
jenis unit-unit monosakarida yang berbeda seperti gula-gula sederhana D-glukosa,
D-galaktosa, D-manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-xylosa, dan sebagainya.
Karbohidrat ini memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas sel, antara
lain dalam sistim kekebalan.Karbohidrat pada membran plasma merupakan hasil
sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan membran membentuk glikokaliks.
molekul
zat
menjadi
lebih
cepat.
Proses difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh
kita selalu melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika
menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui
proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman
sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada masingmasing zat, kecepatan difusi berbeda-beda. Untuk contoh kasus yang
dijelaskan, yaitu antara sirup dan gas, maka kecepatan difusi sirup lebih besar
pada gas.
Zat yang memiliki berat molekul kecil akan lebih cepat berdifusi
dibandingkan zat dengan berat molekul besar. Oleh karena itu, zat yang paling
mudah berdifusi adalah gas. Cairan relatif lebih lambat berdifusi dibandingkan
dengan gas. Tidak seluruh molekul dapat berdifusi masuk ke dalam sel.
Membran sel terdiri atas molekul-molekul fosfolipid dengan pori-pori
ultramikroskopik yang dapat melewatkan molekul-molekul berukuran kecil
dan ion. Molekul-molekul yang dapat melewati membran sel di antaranya
adalah oksigen, karbon dioksida, air, dan beberapa mineral yang larut dalam
air. Molekul berukuran sedang, seperti molekul gula dan asam amino, tidak
10
dapat berdifusi melewati membran sel. Pada prinsipnya, pada difusi membran
sel bersifat pasif. Membran sel tidak mengeluarkan energi untuk
memindahkan molekul ke luar maupun ke dalam sel.
b. Osmosis
Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan
pelarut melewati sebuah semiperm semipermeable. Secara sederhana, osmosis
dapat diartikan sebagai proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi
rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui
membran semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi
seimbang (isotonis). Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan
pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik. Suatu
larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi
dibandingkan larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan pembanding
akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil.
Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan
pembanding.
c. Difusi terbantu
Proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu
sangat tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi
terbantu dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri
Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri
tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa.
Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam
sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease
11
inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat
masuk melalui membran sel.
2. Transport aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan
energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki
konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat
tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel
dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+. Peristiwa transpor
aktif dapat Anda lihat pada peristiwa masuknya glukosa ke dalam sel melewati
membran plasma dengan menggunakan energi yang berasal dari ATP. Contoh lain
terjadi pada darah di dalam tubuh kita, yaitu pengangkutan ion kalium (K) dan
natrium (Na) yang terjadi antara sel darah merah dan cairan ekstrasel (plasma
darah). Kadar ion kalium pada sitoplasma sel darah merah tiga puluh kali lebih
besar daripada cairan plasma darah. Tetapi kadar ion natrium plasma darah
sebelas kali lebih besar daripada di dalam sel darah merah. Adanya pengangkutan
ion bertujuan agar dapat tercapai keseimbangan kadar ion di dalam sel.
Peristiwa transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
a. Endositosis
Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke
dalam sel. Istilah endositosis berasal dari bahasa Yunani, endo artinya ke
dalam dan cytos artinya sel. Membran sel membentuk pelipatan ke dalam
(invaginasi) dan memakan benda yang akan dipindahkan ke dalam sel. Di
dalam sel, benda tersebut dilapisi oleh sebagian membran sel yang terlepas
12
tiga
bentuk
endositosis,
13
ATPase
ATPase
ATPase
/
/
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Membrane sel merupakan struktur yang menyerupai selaput yang bertugas
untuk memisahkan sel yang hidup dengan lingkungannya yang mati.
2. Lipida pada membran sel terdiri atas dua lapisan. Setiap molekul lipida bersifat
amfifatik.
3. Lipid terbagi atas fosfolipida, sfingolipida, glikolipida, dan sterol.
4. Protein membran plasma juga berfungsi sebagai pangkal pengikat komponenkomponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.
5. Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam
bentuk glikolipida dan glikoprotein.
6. Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi.
Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan.
Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
7. Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan
energi dalam bentuk ATP.
15
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.scribd.com
16