Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH VAKSIN

YANG BISA DIKONSUMSI

OLEH :
KELOMPOK 11
ATIKA WAHYUNI(1301088)
DESTARIA SISKA ROSA (1301020 )
ERENDA YUNEISTYA (1301032)
KURNIA ULFA HARDIYANTI (1301044)
NIKE JEANNI YOLANDA ( 1301057 )
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini kami susun sebagai materi pengayaan yang sangat
bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai bioteknologi dengan
materi yang lebih dikhususkan lagi yaitu mengenai vaksin. Sehubungan
dengan makalah ini, deskripsi mengenai segala sesuatu yang dapat
berhubungan dengan vaksin dapat kami paparkan secara ringkas dalam
latar belakang makalah ini.
Istilah vaksin berasal

dari Edward

Jenner

1796.

Penggunaan

istilah vaksin berasal dari bahasa latinvacca (sapi) dan vaccinia (cacar
sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
Vaksin cacar tidak dapat dipisahkan dari Edward Jenner (17491823).Jenner menyusun tulisan ilmiahnya tentang kekebalan terhadap
cacar pada manusia yang pernah tertular cacar sapi.Ia juga melakukan
survei nasional yang mendukung teorinya. Sesudah penemuan Jenner diuji
coba dan dikonfirmasi banyak ilmuwan vaksinasi cacar mulai meluas di
London untuk kemudian menyebar di Inggris, seluruh Eropa, dan dunia.
Pasteur (1885) memperkenalkan cara penanggulangan penyakit
akibat gigitan tersangka rabies dengan menggunakan cara vaksinasi
menggunakan vaksin anti rabies (VAR).
Dalam hal penyakit, lebih bijaksana untuk mencegah daripada
mengobati.Salah

satu

caranya

adalah

dengan

memberikan

vaksinasi.Vaksinasi sangat membantu untuk mencegah penyakit-penyakit


infeksi yang menular baik karena virus atau bakteri, misalnya polio,
campak,

difteri,

Jerman), meningitis,

pertusis

(batuk

tetanus, Haemophilus

rejan),

rubella

influenzae

tipe

(campak
b

(Hib),

hepatitis, dll.Vaksin memanfaatkan kemampuan alami tubuh untuk belajar

bagaimana untuk menghilangkan hampir semua penyebab penyakit


kuman, atau mikroba, yang menyerang tubuhdan untuk merangsang
sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga
dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. Tubuh manusia yang
terinfeksi akan mempelajari bagaimana merespon terhadap virus tertentu
di masa depan, sehingga infeksi tunggal, terutama dari virus yang relatif
jinak, biasanya mengajarkan tubuh bagaimana cara untuk merespon
invasi tambahan dari virus yang sama.
Seperti halnya obat, tidak ada vaksin yang bebas dari risiko efek
samping. Namun keputusan untuk tidak memberi vaksin juga lebih
berisiko untuk terjadinya penyakit atau lebih jauh menularkan penyakit
pada orang lain.

B.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu vaksin ?


2. Apa saja vaksin yang dapat dikonsumsi ?
3. Bagaimana cara pembuatan vaksin ?
4. Apakah ada efek samping dari vaksin ?

C.

TUJUAN
Untuk memberi pengetahuan pada pembaca tentang vaksin
dan jenis vaksin yang dapat dikonsumsi, serta memenuhi tugas
mikrobiologi dan virologi

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian
Vaksin berasal

dan vaccinia (cacar

dari

bahasa

sapi). Vaksin adalah

bahan

latin vacca (sapi)


antigenik

yang

digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu


penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh
infeksi oleh organisme alami atau liar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah
dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat
juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein,
peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan
sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap
serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.
Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel
degeneratif (kanker).
Pemberian vaksin

diberikan

untuk

merangsang

sistem

imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat


melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya
tujuannya

sama,

yaitu

menstimulasi

reaksi

kekebalan

tanpa

menimbulkan penyakit.
Ketika seorang individu divaksinasi terhadap penyakit atau
infeksi, mengatakan difterinya sistem kekebalan tubuh siap untuk
melawan infeksi.Setelah divaksinasi ketika orang terkena bakteri
yang menyebabkan tubuh persneling untuk melawan infeksi.
Vaksin memanfaatkan kemampuan alami tubuh untuk belajar
bagaimana untuk menghilangkan hampir semua penyebab penyakit
kuman, atau mikroba, yang menyerang itu.Setelah divaksinasi
tubuh "mengingat" bagaimana melindungi diri dari mikroba yang
dialami sebelumnya.

B.

Jenis-Jenis Vaksin

1. Live Attenuated Vaccine


Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah
dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan
yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi
imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live
attenuated vaccine, yaitu :

Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai


menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk
dosis kecil antigen

Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak


perlu dosis berganda

Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek


netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.

Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik

Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi


alamiah

Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan


keefektifan mencapai 95%

Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh,


meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi
ulangan

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin


demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela).
2. Inactivated Vaccine ( Killed Vaccine )
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan
zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa
seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau
virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat


dimasukkan dalam bentuk antigen

Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan


hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler

Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga


diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan
imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system

imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua


dan ketiga

Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody

Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik

Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi


alamiah

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin


pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin
demam tifoid.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin

yang

dibuat

dari

beberapa

jenis

bakteri

yang

menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke


dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari
toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut
sebagai

natural

fluid

plain

toxoid yang

mampu

merangsang

terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif


selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama
rangsangan

antigenik

Contoh

dan

meningkatkan

Vaksin

Difteri

imunogenesitasnya.
dan

Tetanus

4. Vaksin Accelullar dan Sub-unit


Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau
bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri
melalui

rekombinasi

DNA,

vaksin

vektor

virus

dan

vaksin

antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza


tipe

(Hib)

dan

vaksin

Influenza.

5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment
antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B
mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau
determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini
dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan

pemblokiran

terhadap

reseptor

pre

sel

B.

6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus
dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam
sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel
bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA
rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin
DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen
sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk
antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus
vaksinia

dan

imunisasi

hewan

dengan

vaksin

bervektor

ini

menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal


hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis
dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen
epitop

bagi

sel penerima

vaksin.

7. Vaksin DNA ( Plasmid DNA Vaccines )


Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang
memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin
DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid
bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang
diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid
akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi
kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang
dikodenya.
Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida
yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas
seluler.

Vaksin

ini

berdasarkan

isolasi

DNA

mikroba

yang

mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang dalam


perkembangan

penelitian.

Hasil

akhir penelitian pada binatang

percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri)


merangsang

respon

humoral

dan

selular

yang

cukup

kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang


dilakukan.

C.Pembuatan Vaksin
Produksi vaksin antivirus saat ini merupakan sebuah proses rumit
bahkan setelahtugas yang berat untuk membuat vaksin potensial di
laboratorium.

Perubahan

dari produksi vaksin potensial

dengan

jumlah kecil menjadi produksi bergalon-galon vaksin yang aman dalam


sebuah situasi produksi sangat dramatis, dan prosedur laboratorium yang
sederhana tidak dapat digunakan untuk meningkatkan skala produksi.
Produksivaksin dimulai dengan sejumlah kecil virus tertentu (atau disebut
benih).
Virus harus bebas dari kotoran, baik berupa virus yang serupa atau
variasi dari jenis virus yang sama. Selain itu, benih harus disimpan dalam
kondisi
Ideal,biasanya beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau lebih
lemah dari yang diinginkan.
Benih disimpan dalam gelas kecil atau wadah plastik.Jumlah yang
kecil hanya 5 atau 10 cm,mengandung ribuan hingga jutaan virus,
nantinya dapat dibuat menjadi ratusan liter vaksin. Freezer dipertahankan
pada suhu tertentu. Grafik di luar freezer akan mencatat secara terus
menerus suhu
freezer. Sensor terhubung dengan alarm yang dapat didengar atau alarm
komputer yang akan menyala jika suhu freezer berada di luar suhu yang
seharusnya. Setelah mencairkan dan memanaskan benih virus dalam
kondisi tertentu secara hati-hati (misalnya, pada suhu kamar atau dalam
bak air), sejumlah kecil sel virus ditempatkan ke dalam pabrik sel,sebuah
mesin kecil yang telah dilengkapi sebuah media pertumbuhan yang tepat
sehingga sel memungkinkan virus untuk berkembang biak.

Setiap

jenis virus tumbuh terbaik di media tertentu, namun semua media


umumnya mengandung protein yang berasal dari mamalia, misalnya

protein murni dari darah sapi. Media juga mengandung protein lain dan
senyawa organik yang mendorong reproduksisel virus. Penyediaan media
yang benar, pada suhu yang tepat, dan dengan jumlah waktuyang
telah ditetapkan,

virus akan

bertambah banyak. Selain

suhu, faktor-

faktor lain harus dipantau adalah pH. pH adalah ukuran keasaman atau
kebasaan, diukur pada skala dari 0 sampai 14, dan virus harus disimpan
pada pH yang tepat dalam pabrik sel. Air tawar yang tidak asam atau
basa (netral) memiliki pH 7.

Meskipun wadah dimana sel-sel tumbuh

tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah
katup,tabung, dan sensor yang terhubung dengannya.
memantau

pH

Sensor

dan

suhu,dan

ada berbagai koneksi untuk menambahkan media atau bahan kimia seper
ti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk mengambil sampel
untuk

analisis

mikroskopik,dan pengaturan steril untuk menambahkan komponen ke pab


rik sel dan mengambil produk setengah

jadi

ketika

siap.

Sebuah

penemuan penting dalam tahun 1940-an adalah bahwa pertumbuhan sel


sangat dirangsang oleh penambahan enzim pada medium, yang paling
umum digunakan yaitu tripsin. Enzim adalah protein yang juga berfungsi
sebagai katalis dalam memberi makan dan pertumbuhan sel. Dalam
praktek saat ini, botol tidak digunakan sama sekali. Virus yang sedang
tumbuh

disimpan

dalam

wadah

yang

lebih besar namun mirip dengan pabrik sel, dan dicampur dengan manikmanik partikel mikroskopis dimana virus dapat menempelkan diri.
Penggunaan manik-manik memberi virus daerah yang lebih besar
untuk menempelkan diri, dan akibatnya pertumbuhan virus menjadi jauh
lebih besar.
Seperti dalam pabrik sel, suhu dan pHdikontrol secara ketat. Waktu yang
dihabiskan virus untuk tumbuh bervariasi sesuai dengan jenis virus yang
diproduksi, dan hal itu sebuah rahasia yang dijaga ketat oleh pabrik.

D. Manfaat Vaksin

Dalam hal penyakit, lebih bijaksana untuk mencegah daripada


mengobati.Salah

satu

caranya

adalah

dengan

memberikan

vaksinasi.Vaksinasi sangat membantu untuk mencegah penyakit-penyakit


infeksi yang menular baik karena virus atau bakteri, misalnya polio,
campak,

difteri,

Jerman), meningitis,

pertusis

(batuk

rejan),

tetanus, Haemophilus

rubella

influenzae

(campak

tipe

(Hib),

hepatitis, dll.
Sebenarnya setiap anak lahir dengan sistem kekebalan penuh terdiri
dari sel, kelenjar, organ, dan cairan yang berada di seluruh tubuhnya
untuk melawan bakteri dan virus yang menyerang.Sistem kekebalan
mengenali kuman yang memasuki tubuh sebagai penjajah asing, atau
antigen, dan menghasilkan zat protein yang disebut antibodi untuk
melawan mereka.Suatu sistem kekebalan tubuh yang sehat dan normal
memiliki kemampuan untuk menghasilkan jutaan antibodi untuk membela
serangan terhadap ribuan antigen setiap hari.Mereka melakukannyasecara alami sampai-sampai orang bahkan tidak menyadari mereka
sedang diserang dan membela diri. Ketika serangan sudah terlalu banyak
dan tubuh tidak mampu bertahan, barulah orang akan merasakan sakit
atau berbagai gejala penyakit. Banyak antibodi akan menghilang ketika
mereka telah menghancurkan antigen menyerang, tetapi sel-sel yang
terlibat

dalam

produksi

antibodi

akan

bertahan

dan

menjadi sel

memori. Sel memori ini dapat mengingat antigen asli dan kemudian
mempertahankan diri ketika antigen yang sama mencoba untuk kembali
menginfeksi seseorang, bahkan setelah beberapa dekade kemudian.
Perlindungan ini disebut imunitas.
Vaksin
antigen yang

mengandung antigen yang


menyebabkan

penyakit,

sama

tetapi

atau bagian

antigen

dalam

dari
vaksin

adalah dalam keadaan sudah dibunuh atau sangat lemah. Ketika mereka
yang disuntikkan ke dalam jaringan lemak atau otot, antigen vaksin tidak
cukup kuat untuk menghasilkan gejala dan tanda-tanda penyakit, tetapi
cukup kuat bagi sistem imun untuk menghasilkan antibodi terhadap
mereka. Sel-sel memori yang menetap akan mencegah infeksi ulang

ketika mereka kembali lagi berhadapan dengan antigen penyebab


penyakit yang sama di waktu-waktu yang akan datang. Dengan demikian,
melalui vaksinasi, anak-anak mengembangkan kekebalan tubuh terhadap
penyakit yang mestinya bisa dicegah.
Namun perlu juga diingat bahwa karena vaksin berupa antigen,
walaupun sudah dilemahkan, jika daya tahan anak atau host sedang
lemah, mungkin bisa juga menyebabkan penyakit. Karena itu pastikan
anak/host dalam keadaan sehat ketika akan divaksinasi. Jika sedang
demam atau sakit, sebaiknya ditunda dulu untuk imunisasi/vaksinasi.

E. Efek Samping dari Vaksin


Seperti halnya obat, tidak ada vaksin yang bebas dari risiko efek
samping. Namun keputusan untuk tidak memberi vaksin juga lebih
berisiko untuk terjadinya penyakit atau lebih jauh menularkan penyakit
pada orang lain. Resiko komplikasi serius dari vaksin selalu jauh lebih
rendah daripada risiko jika anak Anda jatuh sakit dengan salah satu
penyakit.
Vaksin terhadap Difteri, Tetanus, Batuk rejan, Polio dan Hib dapat
menyebabkan area merah dan bengkak di tempat vaksinasi. Hal ini akan
hilang dalam beberapa hari. Anak Anda mungkin mendapatkan demam
pada hari suntikan dan hingga 10 hari kemudian.
Efek

samping

yang

paling

sering terkait

dengan Vaksin

Pneumokokus adalah reaksi di tempat suntikan seperti rasa sakit, nyeri,


kemerahan atau bengkak, demam dan lekas marah. Anak Anda mungkin
juga mengantuk.
Vaksin MMR dapat menyebabkan reaksi singkat yang dapat dimulai
dari beberapa hari sampai tiga minggu setelah vaksinasi. Anak Anda
mungkin mendapatkan gejala-gejala ringan seperti penyakit yang sedang
divaksinasi, misalnya dingin, reaksi kulit, demam atau kelenjar ludah

membengkak.

Penelitian intensif selama beberapa tahun terakhir telah

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin MMR dengan


penyakit Crohn dan autis belum terbukti.
Vaksin Meningitis C mungkin mempunyai efek sebagai berikut.
Bayi: beberapa pembengkakan dan kemerahan di tempat suntikan
diberikan.
Balita selama 12 bulan: beberapa pembengkakan dan kemerahan di
tempat suntikan diberikan. Sekitar satu dari empat anak mungkin telah
terganggu tidur.
Anak-anak Pra-sekolah: sekitar 1 dalam 20 mungkin memiliki beberapa
bengkak di tempat suntikan. Sekitar 1 dalam 50 mungkin mengalami
demam ringan dalam beberapa hari vaksinasi.
Anak-anak dan remaja: sekitar satu dari empat mungkin memiliki
beberapa pembengkakan dan kemerahan di tempat injeksi. Sekitar 1
dalam 50 mungkin mengalami demam ringan. Sekitar 1 dari 100 mungkin
mengalami sakit pada lengan yang diinjeksi, yang bisa berlangsung satu
atau dua hari.
Efek samping yang paling sering berkaitan dengan Vaksin
HPV adalah rasa sakit, kemerahan dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping umum lainnya antara lain adalah: sakit kepala, sakit
otot atau sendi, kemerahan dan bengkak di tempat suntikan, demam,
pusing, iritasi kulit, seperti gatal dan ruam, gangguan usus, seperti mual
dan muntah, diare, sakit perut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh
organisme alami atau liar.
Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem
imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga
dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa
pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi
kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.
Vaksin juga dapat dikatakan sebagai organisme yang
dilemahkan dan apabila diberikan kepada ternak tidak akan
menimbulkan penyakit, melainkan untuk merangsang

pembentukan antibody ( zat kebal ) yang sesuai dengan jenis


vaksinnya. Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai
kekebalan yang tinggi terhadap satu penyakit tertentu. Dan hasil
nyata yang akan diperoleh dari program vaksinasi adalah tingkat
kesehatan dan produktivitas.

B.

Daftar Pustaka

Anonym. 2012. Makalah Farmakologi Tentang


Vaksin.html
Anonym.2012.Vaksin.
http://catatanpeternak.blogspot.com/
Nursalimi. 2011. Imunisasi/Vaksinasi.
http://uwoholistik.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai