LP Halusinasi
LP Halusinasi
HALUSINASI
I.
II.
Teori Biokimia
Terjadi sebagai respon terhadap stress yang mengakibatkan terlepasnya
zat halusinogenik neurotic (buffofenon dan dimethytransferase)
Teori Psikoanalisis
Merupakan respon ketahanan ego untuk melawan rangsangan dari luar yang
mengancam dan ditekan untuk muncul dalam alam sadar
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Respon Adaptif
- Respon Logis
Distorsi Pikiran
- Distorsi pikiran
Gejala Pikiran
- Delusi Halusinasi
- Respon akurat
- Perilaku sesuai
- Menarik diri
- Emosi social
- Emosi berlebihan
DATA OBJEKTIF
Bicara/tertawa sendiri
Halusinasi Dengar
DATA SUBJEKTIF
Mendengar suara atau
kegaduhan
yang tidak ada hubungannya Mendekatkaan telinga kearah Mendengar suara atau
dengan stimulus yang nyata)
mengajak
tertentu.
kata
suara
yang
jelas,
cakap
Mendengar suara yang
berbicara
mengajak
lengkap
penderita
bercakap-
melakukan
yang berbahaya.
antara
halusinasi.
klien
mendengar
melakukan
sesuatu
Halusinasi Pengelihatan
(klien melihat gambaran yang
jelas/samar
terhadap
kearah Melihat
tertentu
bayangan,
sinar,
bentuk
geometris,
kartun,
stimulus
yang
nyata
daari
tidak jelas
melihat
hantu
atau
monster
melihatnya)
Stimulus
penglihatan
kilatan
cahaya,
dalam
gambar
yang
luas
dan
kompleks.
Penglihatan
dapat
berupa
sesuatu
yang
Halusinasi Penciuman
(klien mencium suatu bau yang
seperti Membaui
seperti
darah,
feses,
dan
kadang
tersebut
menyenangkan
yang
klien
tidak
bau-bauan
menyenangkan.
urine,
kadang-
bau-bauan
bagi
Halusinasi Pengecapan
Halusinasi Kinestetik
(klien
merasakan
badanya
kakinya
bergerk diudara
ada
serangga dipermukaan
kulitnya.
Mengatakan
nyata)
seperti
tersengan listrik
Halusinasi Visceral
Memegang
yang Mengatakan
badannya
perutnya
mengecil
dalam tubuhnya)
dan
minum softdrink
tidak
normal
seperti
biasanya
E. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami klien bila berada intensitasnya dan keparahan (Stuart
& Laraia,2001) membagi halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin
berat halusinasinya. Klien semakin berat mengalami ansietas dan makin
dikendalikan oleh halusinasinya.
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase menurut Stuart dan Laraia
(2001) dan setiap fase memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu:
a. Fase I ( Comforting / ansietas sebagai halusinasi menyenangkan )
Karakteristik :
Pada fase ini klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas,
kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada
pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas.
Perilaku klien :
Di sini dapat dilihat perilaku klien tersenyum, tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan
asyik sendiri.
b. Fase II ( Condemning / ansietas berat halusinasi memberatkan )
Karakteristik :
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas
kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan
sumber yang dipersepsikan.
Perilaku klien :
Disini terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom akibat ansietas
seperti peningkatan tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan
Laporan Pendahuluan Halusinasi
setelah
III
a. PohonMasalah
Perubahan proses
pikir : waham
Perilaku kekerasan
Pelepasan dopamine,
serotonin,
noreepinefrin,PABA
akibat
Resiko tinggi menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
masalah utama
isolasi
Pelepasan
halusinogen
Stimulus SSO
Menarik diri
penyebab
Harga diri rendah
Kerusakan interaksi sosial
Deficit perawatan diri
Koping individu tidak efektif
Factor presipitasi
yang nyata
sesuatu
sendiri
mendengar/melihat sesuatu
Data Subyektif
Disorientasi
IV. DiagnosaKeperawatan
Gangguan Persepsi sensori ; halusinasi.
V. RencanaTindakanKeperawatan
Diagnose : gangguan persepsi/sensori;halusinasi
Tujuan :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Manfaat hubungaan dengan orang lain dan tidak berhubungan dengan orang
lain
Criteria evaluasi :
Wajah klien cerah, tersenyum, klien mau berkenalan, ada kontak mata, klien
bersedia menceritakan masalahnya.
Klien dapat menyebutkan menarik disi berasal dari diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
Klien dapat mendemonstrasikan hubungan social secara bertahap antara kienperawat-perawat lain, klien-perawat-perawat lain-klien-lain, klien-perawatkeluarga/ kelompok masyarakat.
Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi jenis
halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
pasien
3. Mengidentifikasi waktu
halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang
Tindakan Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala halusinasi, dan jenis
halusinasi yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat
pasien halusinasi
menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi.
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan pasien
Laporan Pendahuluan Halusinasi
1. Evaluasi SP 1
1. Evaluasi SP 1
2. Melatih keluarga
harian pasien
3. Melatih pasien mengendalikan
1. Evaluasi SP 2
1. Evaluasi SP 2
harian pasien
3. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan melakukan
kegiatan (kegiatan yang biasa
dilakukan pasien di rumah)
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
1. Evaluasi SP 3
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
3. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Daftar Pustaka
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosa
Keperawatan Jiwa Bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I. Jakarta:
EGC.
10
Faktor predisposisi
biologis
psikologis
Abnormalitas perkembangan
sistem saraf, lesi daerah
frontal, dopamine
neurotransmitter,
pembesaran ventrikel,
gangguan tumbang,, factor
biokimia.
sosiocultural
kemiskinan, konflik sosial
budaya
(perang,
kerusuhan, bencana alam)
dan
kehidupan
yang
terisolasi disertai stress,
tinggal di ibukota.
Penolakan atau
tindakan kekerasan
dalam rentang hidup
klien
Faktor presipitasi
sifat
Jumlah
Bio:kelelahan,obat-obatan,
delirium, intoksikasi alkohol
Psiko: cemas yang berlebihan
Sosial:gangguan interaksi
sosial
Spiritual: hilangnya aktivitas
ibadah, kehampaan hidup
Kuantitas
halisinasi
muncul pada
klien
kognitif
penurunan fungsi ego
afektif
Ansietas dari
ringan sampai
berat
asal
waktu
Frekuensi
halusinasi
muncul pada
klien
Penilaian terhadap
stressor
fisiologis
Gangguan
dalam
komunikasi
dan putaran
balik otak
perilaku
sosial
curiga, ketakutan,
rasa tidak aman,
gelisah, bingung,
perilaku merusak
diri, kurang
perhatian, tidak
mampu
mengambil
keputusan, bicara
inkoheren, bicara
sendiri, tidak
membedakan
yang nyata
dengan yang tidak
nyata..
Klien asyik
dengan
halusinasinya,
seolah-olah ia
merupakan
tempat untuk
memenuhi
kebutuhan akan
interaksi sosial,
kontrol diri dan
harga diri yang
tidak didapatkan
dalam dunia
nyata
11
Sumber koping
Kemampuan
personal
ketrampilan yang
dimiliki klien
Dukungan
sosial
Aset material
Keyakinan
positif
teknik
pertahanan
dan motivasi
Mekanisme koping
Regresi
Proyeksi
Menarik diri
12