Anda di halaman 1dari 16

BAB 3

KASUS DAN PENELITIAN TERKAIT


3.1

Kasus Malpraktek Dokter Kasus HIV/AIDS


TEMPO Interaktif, Jakarta: Malpraktek dokter dan petugas medis
yang menyalahgunakan profesinya, kini merebak di kalangan pekerja seks
komersial (PSK). Sebagai mata pencaharian, para oknum itu memberikan
antibiotik kepada para PSK dengan propaganda, "para pekerja seks bisa
kebal terhadap virus HIV, Gonorhoe dan penyakit kelamin lainnya".
"Padahal AIDS tidak sembuh dengan antibiotika," kata Kepala Seksi
Penyakit Menular Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Barat Ariani
Murti, kepada TNR, di Jakarta, Senin (19/4).
Pemberian antibiotika secara massal itu diberikan oknum dokter yang
menjadi langganan tempat hiburan tertentu. Penggunaan antibiotik yang
digalang secara massal itu dihargai mahal dengan ribuan pekerja seks yang
menjadi langganannya. Bayangkan, perputaran uang malpraktek itu
mencapai Rp. 15 miliar per bulan. "Memang tidak semua dokter melakukan
praktek itu," kata Ariani.
Modus lainnya, ada juga yang mengaku-ngaku sebagai mantri atau
petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan. Setelah pihak Dinas Kesehatan
menceknya, nama-nama itu fiktif. Tapi, para oknum tetap saja sulit
ditangkap, lantaran pihak tempat hiburan segan bekerja sama dengan
pemerintah.
Menurut Ariani, para oknum dokter yang diduga menyalahgunakan
profesinya sudah didata. Bahkan, lima dokter yang diduga itu, sudah pernah
dipanggil Walikota Jakarta Barat pada Oktober 2003. "Tapi tidak ada yang
datang," kata Ariani. Ketidakhadiran itu diduga karena para dokter terikat
secara struktural kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan.
Sementara, pemerintah daerah bukanlah pihak yang memberi izi praktek
dokter. Alhasil, sampai sekarang kasus ini terus tidak menemukan kejelasan.
Untuk itu, kata Ariani, pihak Departemen Kesehatan harus memberikan

23

24

tindakan tegas. "Kareka ini sudah jadi maa pencaharian mereka (para
oknum)," katanya.
(http://www.tempo.co/read/news/2004/04/20/05741768/Malpraktek-DokterKasus-HIVAIDS)

25

3.2

Jurnal

Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No. III Desember 2002 : 57 - 68 57


KEJAHATAN OLEH DOKTER:
SUATU TINJAUAN PENEGAKKAN HUKUM
Qomarudin Sukri
Abstract
Medical malpractice has been found more prevalent and causing a big
number of people living

in agony or death. This in fact should have been

anticipated if some governmental decisions as the elaboration of UU no. 22 on


Health Regulation could be passed by the government as soon as possbile. The
existing regulation is simply unsufficient due to the blurred definition on what
medical malpractice is. This article also argues the necessity to impose a strict
punishment as deterrence to medical doctor from being reckless while working.
Pendahuluan

Oktober 1998

Seorang

ibu

muda

lembaga

itu

- November 2001,
telah

menerima

tergopohgopoh mendatangi markas

pengaduan

masyarakat

Polda

ingin

malpraktik

sebanyak

adanya

Jenis-jenis

seorang

dikategorikan dalam 19 jenis kasus

Metro

melaporkan

Jaya.

Ia

dugaan

malpraktik yang dilakukan


dokter

di

Rumah

Sakit

Mitra

mengenai
138

kasus.

kasusnya

malpraktik.

Untuk

dapat

tahun

2002,

Keluarga, Jatinegara. Kejadian ini

diperkirakan YPKKI mendapatkan

telah menyebabkan kematian anaknya

pengaduan 2 buah per hari.

yang masih berusia 6 tahun bernama

Dari

berbagai

kasus

yang

Revianda Savitri saat operasi amandel

dilaporkan, umumnya ditujukan baik

1(Warta

kepada dokter secara pribadi, atau

Kota,

14

Maret

2002;

Republika, 30 April 2002).


Menurut data

rumah

dari Yayasan

sakit

sebagai

lembaga

penyedia layanan kesehatan. Akan

Lembaga Pemberdayaan Konsumen

tetapi

Kesehatan

sebagai pelaku adalah dokter secara

(YPKKI),

dari

bulan

yang

terbanyak

disangka

26

individu. Dari kasus yang terhimpun,

mempelajari

kejadian yang terbanyak memang

melawan

terjadi di Jakarta, akan tetapi tercatat

perbuatan yang melawan norma

pula kejadiankejadian di beberapa

(Sellin, 1938)4.

daerah seperti Bekasi, Banjarmasin

Jadi,

dan Surabaya (lihat lampiran tabel 1).


Akibat

dari

malpraktik

ini

tersebut

perbuatan
hukum,

yang

tetapi

walaupun
tidak

perbuatan

juga

perbuatan

termasuk

sebagai

kejahatan

menurut

sangat beragam, mulai dari hanya

pandangan hukum, akan tetapi jika

sebatas luka atau kecacatan permanen

sudah

hingga kematian. Selain itu kasus

merugikan maka dapat dikatakan

malpraktik

sebagai

bisa

juga

membawa

menyinggung
perbuatan

norma
yang

dan
jahat.

kerugian secara mental bagi pasien

Perbuatan malpraktik yang dilakukan

atau korban3.Jika hal ini terjadi, apa

oleh dokter dalam hal ini dapat

yang harus kita lakukan? Bagaimana

dikategorikan

bentuk pemidanaan yang sesuai bagi

karena

para pelaku?

merugikan,

Definisi

pasien.

Menurut
kriminologi,
sebagai,

termasuk

sudah

kejahatan,

memiliki

terutama

unsur

merugikan

sudut

pandang

Menurut Ketua YPKKI, dr.

kejahatan

dipandang

Marius Widjajarta, SE, yang disebut

Tiap

kelakuan

yang

malpraktik adalah seorang profesional

merugikan (merusak) dan asusila,

yang tidak melakukan pekerjaannya

yang

secara profesional (Warta Kota, 14

menimbulkan

sedemikian

besar

masyarakat

kegoncangan
dalam

tertentu,

suatu

sehingga

Maret 2002). Menurut pengertian lain


malpraktik dikatakan sebagai :

masyarakat itu berhak mencela dan

"Profesional

mengadakan

unreasonable lack of skill, failure of

kelakuan

perlawanan

one rendering profesional service to

menjatuhkan dengan sengaja suatu

exercisethat degree of skill and

nestapa terhadap pelaku perbuatan

learning commonly applied under all

tersebut (Bemmelen, 1958). Selain

circumstances in the comunity by the

Sellin

Kriminologi

dengan

or

jalan

itu

tersebut

terhadap

misconduct

juga
tidak

mengatakan,
hanya

27

average prudent member of the

Peristiwa

malpactice

profession with the result of injury,

dilakukan

loss

pasiennya dapat digolongkan dalam

or damage to the recipient of these

White Collar Crime yang menurut

services or to those entitle to rely

Sutherland adalah perbuatan yang

upon

dilakukan oleh orang yang memiliki

them (Black,1968:111)5

pengetahuan dan status tinggi dan

Menilik
dapat

pengertian

diambil

suatu

di

atas,

pemahaman

bahwa

oleh

dokter

yang
terhadap

dilakukan dalam kaitannya dengan


pekerjaannya7.
Cakupan Malpraktik

pelaku malpraktik mestiah orang yang

Dunia

kedokteran

dapat

berkompeten dalam bidangnya tetapi

diibaratkan sebagai rimba (Azwar,

tidak melakukan pekerjaannya sesuai

2002) mengingat didalamnya terdapat

standar yang telah ditetapkan. Secara

suatu kawasan yang

umum malpraktik dapat dilakukan

misterius, penuh dengan jebakan dan

oleh

rintangan. Dan penguasa satu-satunya

semua profesi, mulai dari pengacara,

dari rimba tersebut adalah dokter,

psikolog

supir

yang membawa kita memasuki rimba

bersangkutan

tersebut, menuntun kita selama berada

dirinya

didalamnya dan mengeluarkan kita

hingga

seorang

sepanjang

yang

memang

menyebut

profesional.

tidak dikenal,

dari sana.

Pengertian lain diberikan oleh

Seorang pasien dapat dianggap

Berkhouwer & Worstman bahwa

sebagai orang buta yang karena

seorang

keadaannya

dokter

dikatakan

telah

harus

melalui

rimba

melakukan kesalahan apabila tidak

tersebut. Maka, sangat dimungkinkan

memeriksa,

terjadinya penyimpangan oleh dokter

tidak

menilai,

tidak

berbuat

dan berlangsung tanpa diketahui atau

atau tidak mengabaikan hal-hal yang

dirasakan oleh pasien. Hanya, ketika

oleh para dokter yang baik pada

telah muncul kerusakan atau sesuatu

umumnya dalam situasi yang sama,

yang tidak diharapkan oleh pasien,

perlu diperiksa, dinilai, diperbuat atau

mereka

diabaikan6.

ketidakberesan.

menyadari

adanya

28

Suatu peristiwa dapat dikatakan

akibat dari konstruksi berfikir yang

sebagai malpraktik jika memenuhi

berasal

lima unsur8, yaitu:

masyarakat itu sendiri.

1. Adanya

kewajiban

yang

berhubungan dengan kerusakan


2. Adanya pengingkaran kewajiban
3. Adanya hubungan sebab-akibat
antara tindakan yang mengingkari
kewajiban dengan kerusakan
4. Pengingkaran
kewajiban
merupakan faktor penyebab yang
substansial (proximate cause)
5. Kerusakan itu nyata adanya.

cenderung

consent) dan tentang persetujuan


penyakit

Secara

singkat

malpraktik terjadi ketika ada pihak


yang telah mengakui adanya amanah,
dan setelah beberapa saat berselang
yang

bersangkutan

melakukan

pengingkaranamanah,
memunculkan

sehingga

musibah

akibat

pengingkaran tersebut.
dokter

dalam

hal

akibat

dan

mana
membawa

pasien

masyarakat secara umum bersikap


percaya sepenuhnya dan menerima
apapun

yang

dikatakan

dokter.

malpraktik.
Tidak

rimba

kedokteran
memang sangat lemah. Kelemahan ini
selain berasal dari kekurangpahaman
pasien tentang dunia kedokteran, juga

selamanya

semua

kesalahan dapat ditimpakan kepada


dokter, karena sebenarnya masyarakat
memiliki andil pula dalam terjadinya
malpraktik. Seperti dalam sebuah
kasus,

seorang

dokter

bedah

pencernaan melakukan pemasangan


pen10pada

pasien

patah

tulang.

Kepercayaan pasien terhadap dokter


menyebabkan

pasien

menanyakankeahlian
akan

Posisi pasien ketika berhadapan


dengan

didewa-dewakan9;

yang ikut membawa andil terjadinya

antara pasien dan dokter (informed

diderita.

budaya

Sosok dokter sebagai penolong

adanya kesepakatan yang telah dijalin

yang

konstruksi

Kenyataan tentang hal ini pulalah

Selain itu, perlu ditambahkan

tindakan medis terhadap

dari

melakukan

tidak

dokter

yang

perawatan

kepadanya. Barulah ketika timbul


masalah berupa kaki yang bernanah
pada

bekasoperasi, pasien

lalu

mempermasalahkan11.
Hubungan antara pasien dan
dokter telah dimulai ketika pasien
datang menemui dokter di ruang

29

praktek dengan membawa amanah

menjalankan tugas sesuai dengan

berupa keluhan penyakit yang dia

profesinya (pasal 53). Sayangnya,

derita. Seorang dokter yang tidak

dalam bab X tentang aturan

sedang

dapat

pidana dalam UU ini tidak diatur

dikatakan menerima amanah dan

hukuman bagi dokter yang tidak

tanggungjawab sebagai dokter. Oleh

dapat

karenannya dia tidak dapat dimintai

memenuhi kewajiban tersebut.

berpraktek

tidak

pertanggung-jawaban jika terjadi hal


yang

tidak

Selain

itu,

UU

tersebut

diinginkan.

menuntut

adanya

Dokterdikatakan menerima amanah

Peraturan

Pemerintah

jika

untuk

mengatur lebih rinci hal-hal yang

melakukn pengobatan atas penyakit

belum diatur dalam UU tersebut.

ersebut

Sementara, yang sudah dibuat sampai

dia

tlah

menyetujui

dengan

anggapan

dirinyamampu melakukannya.
Pandangan

Kriminologi

saat
Dan

Hukum

ini

hanya

pembuatan

(PP)

PP,

36
yang

yang

kesemuanya pun tidak secara tegas


memberikan perlindungan terhadap

Peraturan

tentang

perilaku

konsumen.

Salah satu contohnya

medis di wilayah hukum Indonesia

adalah rekomendasi pasal 53 UU No.

sudah diatur dalam Undang-Undang

23 tahun 1992

No 23 tahun 1992 12 Sayangnya,

standar

perilaku

profesi

malpraktik

tidak

dapat

dan

tentang adanya

hak

pasien

yang

dituntut dengan Undang-undang (UU)

semestinya

Kesehatan tersebut mengingat UU

diatur melalui peraturan pemerintah,

tersebut tidak memberikan aturan

sampai

tentang

terwujud

malpraktik

serta

batasan

tentang perilaku malpraktik.

saat

ini

tidak

kunjung

(lihat lampiran tabel 2).

Oleh karenanya, UU tersebut

Diantara kelemahan peraturan

hanya menyebutkan, misalnya, dokter

yang ada adalah tidak adanya definisi

memiliki kewajiban untuk memenuhi

yang jelas tentang malpraktik. Hal

standar profesi dan menghormati hak

mana akan menyulitkan pasien jika

pasien
dilindungi

dengan
oleh

jaminan

akan

ingin mengugat. Kelemahan yang lain

hukum

dalam

dari Undang-undang No 23 tahun

30

1992 ini adalah bahwa UU ini

dengan/tanpa luka, 285 dan 286

menjadi tidak

tentang pelanggaran kesopanan, 386

efektif

berkaitan

dengan

pemberlakuan otonomi daerah. Dalam


era desentralisasi tersebut,

tentang obat palsu, 350 tentang


pencabutan hak15.

kantor-

Selain aturan pidana, Meliala

kantor wilayah kesehatan ditiadakan

juga mengisyaratkan adanya aturan

sebagai konsekuensi dari otonomi

perdata dalam KUHPerdata yang

daerah13.

dapat

Maka,

jika

berkaitan

terjadi

dengan

biasanya

tuntutan

dikenakan kepada pelaku malpraktik,

malpraktik,

yaitu pasal 1365, 1366 dan 1367

kembali

tentang kompensasi atas tindakan

hakim

menggunakan Kitab Undang-undang

baik

Hukum Pidana (KUHP) yang sifatnya

sengaja, lalai/kurang hati-hati, yang

lebih umum. Dalam KUHP, untuk

dilakukan

perkara sejenis ini

menimpa diri sendiri atau orang lain.

biasanya dikenai pasal 359 yakni


kelalaian

yang

mengakibatkan

kematian14.
Selain itu, menurut Meliala,

Tentang

pasien,

diperdebatkan

dikalangan

medis,

dapat

pula

digunakan UU No. 8 tahun 1999

pasal

Dalam

322

hak-hak

dan

masih

tentang

pasal

seseorang

walaupun

dokter dapat pula dikenai beberapa


seperti

oleh

perlindungan
pasal8

konsumen.

undang-undang

tentangkerahasiaan kedokteran, 344

perlindungan konsumen dinyatakan

tentang

adanya 10 hak konsumen16, yaitu:

euthanasia,

349

tentang

abortus, 351 tentang penganiayaan,


359 dan 361 tentang kelalaian yang
menimbulkan
tentang

kematian/luka,

penipuan,

263

dan

378
267

tentang keterangan palsu, 349 tentang


kesengajaan untuk tidak menolong,
304

tentang

kesengajaan

tidak

menolong dalam maut, 290 (1) dan


294 (1) tentang perbuatan cabul

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hak atas kenyamanan


Hak atas keamanan
Hak atas keselamatan
Hak memilih.
Hak atas informasi.
Hak untuk didengar.
Hak mendapatkan advokasi dan

upaya perlindungan.
8. Hak atas pelayanan yang tidak
diskriminatif.
9. Hak untuk mendapatkan
rugi.

ganti

31

10. Hak

mendapatkan

penjelasan

pelaku

usaha.

Padahal

dalam

dalam bahasa Indonesia dan Hak

terminologi hukum, dokter adalah

yang

termasuk profesi, dimana profesi

diatur

dalam

undang-

adalah pelaku usaha17.

undang lain.
Selain itu, dalam pasal 9 ayat

Dikalangan

dokter

sendiri

(1) butir j, pasien juga berhak

dikenal adanya Kode Etik Kedokteran

mendapatkan informasi yang tidak

(Kodeki) yang disahkan berdasarkan

menakut-nakuti sehubungan dengan

Lampiran

Keputusan

Menteri

niat agar pasien mau dioperasi. Juga,

Kesehatan

RI

Nomor:

dalam pasal 10 butir b, dinyatakan

434/MenKes/SK/X/1983 tanggal 28

bahwa pasien berhak mendapatkan

Oktober 1983. Sebenarnya tujuan dari

informasi mengenai manfaat jasa atau

Kodeki ini adalah untuk melindungi

manfaat suatu pengobatan.

pasien. Dikenal pula di kalangan

Pasien

berhak

pula

dokter

penanganan

yang

sumpah sebelum dokter melakukan

efektif dan efisien, dimana tidak perlu

praktek setelah lulus dari pendidikan.

menggunakan peralatan yang tidak

Hal

perlu atau penggunaan obat yang

Peraturan Pemerintah No. 26 tahun

tidak perlu (over utility). Contohnya,

1960

dokter yang menerima pasien dengan

Musyawarah Kerja Nasional Etik

keluhan sakit kepala tetapi meminta

Kedokteran II.

mendapatkan

untuk dilakukan pemeriksaan

CT

kewajiban

itu

telah

dan

mengangkat

dikuatkan

dengan

disempurnakan

Keberadaan

pada

Kodeki

Scan, padahal dia tahu hal tersebut

Sumpah

tidak perlu. Termasuk hak pasien juga

mengikat

untuk mendapatkan pendapat banding

kalangan dokter. Keduaya juga tidak

dari dokter lain

memberikan sanksi yang jelas kepada

(second opinion)

Dokter

lebih

dan

secara

moral

para

pengobatan yang diterimanya.

pelanggaran; kalaupun ada hanya

yang

menentang

yang

kepada

tentang penyakit yang dideritanya dan


Kalangan

dokter

berkesan

melakukan

sebatas saksi administratif berupa

penggunaan UU tersebut menyatakan

pencabutan izin praktek (pasal 13,

bahwa dokter ataupun rumah sakit

Peraturan Menteri Kesehatan dengan

dan tenaga medis lainnya bukanlah

No.585/MEN.KES/PER/IX/1989tenta

32

ng

persetujuan

tindakan

medis).

Proses peradilan dalam kasus

Model Proses Pidana Yang Berlaku

malpraktik yang menjadikan dokter

Dokter sebagai pelaku dalam

sebagai tersangka akan menemui

perbuatan ini, menurut pandangan

banyak sekali kesulitan. Ketiadaan

sistem sosial masyarakat Indonesia

undang-undang/peraturan

adalah golongan masyarakat yang

mengatur tentang malpraktik sudah

memiliki status sosial yang tinggi.

menjadi suatu persolan cukup rumit,

Hal ini dikarenakan kehadiran dokter

sehingga

kebanyakan

bias

tersebut

hanya dikenai pasal 359

diibaratkan

Penolong.

sebagai

Bahkan

Dewa

yang

kasus-kasus

menurut

KUHP. Sebagaimana dapat diduga,

Hipocrates, dokter disebut sebagai

perkembangan kasus kemudian tidak

demigod, yaitu manusia setengah

menjurus pada pokok permasalahan

dewa

tentang

seperti

Hercules

yang

merupakan anak dari dewa dan

malpraktik yang diduga

terjadi itu sendiri.

manusia dansanggup menyembuhkan

Biasanya,

kasus

malpraktik

seseorang dari penyakit. Status sosial

malah tidak sampai ke pengadilan.

tinggi yang dimiliki oleh para dokter

Kebanyakan

ini menjadikan banyak anak-anak

perundingan dan perdamaian. Atau

memimpikan ingin menjadi dokter.

malah pasien memilih

diselesaikan

dengan
diam dan

Selain status sosial yang tinggi,

menarik pengaduan karena merasakan

dokter juga dianggap cant do wrong,

kasusnya adalah kasus ringan ataupun

karena kemampuan keilmuan dan

karena mendapat ancaman.

keahlian

yang

sehingga

hampir

mereka
semua

miliki,
yang

Pengaduan

yang

ditangani

YPKKI selama medio Oktober 1998

disarankan oleh dokter akan dituruti

hingga

November

oleh pasiennya. Bahkan ada anekdot

mencatat 2 (dua) kasus pengaduan

18

yang menyatakan bahwa ada dua

yang sempat mampir ke meja hijau.

orang yang susah dinasehati yaitu kiai

Itupun memakan waktu lama dan

dan dokter (karena pekerjaannya

biaya

memberikan nasehat kepada orang

yang

lain).

menyebabkan

tinggi.

Hal

2001,

inilah

YPKKI

hanya

yang
lebih

33

mengedepankan

proses

perundingan19.

harus memperhatikan prosedur baku


serta lebih mementingkan efektifitas

Dalam

penyelesaian

kasus

dari pada efisiensi21. Dalam sistem

malpraktik, muncul lembaga yang

peradilan pidana kita, kenyataan ini

menangani permasalahan kode etik

sangat nyata seperti terlihat pada

seperti MKEK (Majelis Kehormatan

kasus Tommy Soeharto yang ternyata

Etik Kedokteran yang berada di

memiliki hak-hak lebih di dalam

bawah IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

Lembaga Pemasyarakatan Cipinang

Juga terdapat lembaga MP2EPM

maupun Nusakambangan22.

(Majelis Pembinaan dan Pengawasan

Due Process Model sebenarnya

Etika Pelayanan Medik) yang berada

tidak semata-mata berlaku hanya

dibawah

Kesehatan

karena ada salahsatu pihak yang

ditingkat Kantor Wilayah. Sayangnya

berperkara memiliki status sosial

keberadaan kedua lembaga ini tidak

yang tinggi. Akan tetapi, mengingat

cukup

watak dasar model ini yang lebih

Departemen

efektif

menanggulangi

permasalahan malpraktik. Justru pada

mementingkan

kenyataannya

sehingga terkesan hanya diberikan

MKEK

sering

proses

tersangka

pelaku

formal,

memberikan keputusan kontroversial

pada

perbuatan

dan cenderung melindungi dokter20.

pidana yang memiliki status sosial

Bahkan, menurut informan di YPKKI,

tinggi.

ketika suatu kasus dilaporkan ke

Adanya istilah-istilah khusus

MKEK, yang terjadi malah pasien

yang terdapat dalam ilmu kedokteran

(pengadu)

juga menyulitkan pembuktian kasus

hanya

mendapatkan

ceramah dan tidak boleh didampingi

malpraktik.

Untuk

oleh siapa pun termasuk pengacara.

satusatunya

cara

Berkaitan

adalah

harus

proses

mendatangkan saksi ahli yang juga

peradilan kasus-kasus sejenis, yang

seorang berprofesi dokter; karena

berlaku adalah Due Process Model.

hanya orang yang menekuni bidang

Filosofi

tersebutlah yang mengetahui proses

dari

dengan

mengatasinya,

model

ini

adalah

menghargai sekali hak-hak tersangka


sehingga, misalnya, dalam melakukan
penangkapan terhadap tersangka pun

dan cara kerjanya.


Akan tetapi dampak yang patut
diperkirakan disini adalah muncul

34

sentimen-sentimen

primordialisme

didiagnosa

(anamnesa),

sehingga

jabatan, yang mengakibatkan adanya

dokter tidak mengetahui secara tepat

usaha saling melindungi diantara para

kondisi pasien.

dokter tersebut. Hal ini dapat terjadi

Selain itu ada pandangan miring

mengingat, dalam kode etik baik

sebagian dokter terhadap standar yang

kedokteran

ditetapkan

oleh

institusi

yang

kedokteran gigi, terdapat kewajiban

berwenang,

yang

dianggap

telah

dokter

menghambat

(umum)

maupun

memperlakukan

teman

kemajuan

ilmu

sejawatnya tersebut dengan perlakuan

kedokteran

yang ingin dia terima dari temannya

membatasi

tersebut23.

suatu penyakit dengan serangkaian

Pidana yang paling sesuai untuk

aturan yang sudah baku, apalagi jika

para tersangka

standar tersebut sudah ketinggalan

Menentukan

hukuman

yang

sendiri.
prosedur

Dengan
penanganan

jaman, tentu situasi semakin runyam.

tepat dalam setiap kasus kejahatan

Contohnya,

memang

Pemberian

medis tertentu yang dapat diberikan

hukuman biasanya tergantung dari

kepada ibu hamil dalam keadaan

pandangan/paradigma yang umumnya

darurat (pasal 15, UU No. 23/1992),

berkembang dalam institusi peradilan

atau cara mendapatkan kehamilan

pidana.

diluar cara alami (pasal 16, UU No.

sangat

sulit.

Hukuman yang paling sesuai


bagi

tersangka

dalam

kasus

dilakukan

pelaku

kejahatan

malpraktik

oleh

dokter

yang

terhadap

pasiennya juga sulit untuk ditentukan.

penanganan

tindakan

23/1992), atau penggunaan peralatan


kedokteran nuklir (lihat table 1);
kesemuanya itu masih dianggap ilegal
atau belum diatur secara khusus.
Terlepas

dari

itu,

setiap

Ada pembelaan dari sebagian dokter

perbuatan pidana harus diberikan

yang menyatakan bahwa belum tentu

hukuman. Hukuman yang diberikan

setiap kasus malpraktik ini karena

juga harus mempunyai tujuan tertentu

kesalahan dokter, bisa juga dari

yang harus dapat dicapai melalui

pasien

penghukuman tersebut. Untuk kasus

karena

keterangan
keadaan

tidak

yang
dirinya

memberikan

benar
ketika

tentang
akan

malpraktik teori penghukuman yang


paling tepat mungkin

utilitarian

35

prevention. Karena dokter dalam


melakukan

pekerjaannya

selalu

Akan tetapi pada kenyataannya


ini

tidak

diimbangi

dengan

berhubungan dengan manusia, dalam

regulasi

yang

mengatur

tentang

hal ini bahkan nyawa manusia. maka

perbuatan tersebut. Sehingga, banyak

dengan adanya efek

kasus malpraktik. khususnya yang

deterrence,

hal

diharapkan

dokter

akan

lebih

menyebabkan kematian pasien hanya

berhatihati

dalam

menjalankan

dituntut dengan pidana yang ringan

tugasnya. Bentuk hukuman ini lebih

(maksimal penjara lima tahun dan

ditekankan pada hukuman yang berat,

kurungan

dengan asumsi akan memberikan efek

menurut pasal 359 KUHP) karena

deterrence yang lebih kuat.

adanya

Hukuman yang berat tersebut

maksimal
unsure

satu

tahun-

kelalaian

dalam

perbuatan tersebut.

juga akan memberikan efek bagi

Proses peradilan pidana juga

dokter lain untuk lebih menggali

banyak dipengaruhi oleh sistem sosial

keterangan dari pasien secara lebih

masyarakat yang memandang status

detail dan memperhatikan apabila ada

dokter sebagai status yang tinggi dan

keterangan-keterangan

beranggapan dokter tidak pernah

yang

ganjil

dan menelusurinya agar lebih jelas.

salah. Selain itu, adanya solidaritas

Pandangan yang memandang

diantara para dokter dapat pula

miring standar penanganan pasien

mengganggu pula proses pembuktian

juga

kasus ini.

harus

dirubah,

mengingat

penanganan nyawa manusia tidak bisa

Dituntut dari para pengguna

dilakukan dengan sembarangan dan

jasa dokter dan kalangan medis

harus hatihati.

lainnya untuk lebih proaktif meminta

Kesimpulan

informasi

Kasus

malpraktik

yang

tentang

berhubungan

dengan

segala

hal

penyakitnya,

dilakukan oleh dokter semakin marak

kapabilitas dokter dan perawatan

diketahui oleh masyarakat. Mungkin

yang

hal

semakin

menghindari

sikap

pasrah

tentang

menyerahkan

semua

hal

ini

mengertinya
hukum.

dikarenakan
masyarakat

dokter.

akan

didapatkan,

serta
dan

kepada

36

Diharapkan kepada para dokter

Kriminologi Indonesia, Vol. I No.

untuk lebih mengedepankan rasa

III, hal. 19-25 Majelis kehormatan

kemanusiaan dan keinginan untuk

Etik Kedokteran Gigi 1992 "Lafal

menolong orang lain, daripada

Sumpah

menangguk

keuntungan

ketidakmengertian

orang,

dan

Janji

Dokter

Gigi

atas

Indonesia dan Kode Etik Kedokteran

apalagi

Gigi Indonesia Hasil Kongres PDGI

diatas penderitaan manusia lain.

ke XVIII", Jakarta: Pengurus Besar

Daftar Pustaka

Persatuan Dokter Gigi Indonesia

Azwar, Bahar 2002


Pasien

Sang

Buku pintar

Dokter,

Jakarta:

Megapoin

Meliala, Adrianus 1990 "Tinjauan


Kriminologis terhadap malpraktek
dokter

Chazawi, Adami 2001


Terhadap

Tubuh

Kejahatan

dan

yang

diproses

secara

hukum", Skripsi , Depok: FISIP UI

Nyawa,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Moeljatno 1996

Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana, Cetakan


Hadiati K, Harmien 1998

Hukum

Kedokteran

tentang

(studi

XIX. Jakarta: Bumi Aksara

hubungan hukum dalam mana

Muladi 1995 Kapita Selekta Sistem

dokter sebagai salah satu pihak),

Peradilan Pidana, Semarang: Badan

Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Penerbit

Universitas Diponegoro

Semarang
2002

Hukum

untuk

Perumahsakitan, Bandung: PT Citra

Oemiyati,

Sri.

Aditya Bakti

Pedoman

Etik

Kedokteran

Indonesia,

(ed)1987
Penelitian

Balai

Saduran Ny. L. Moejatno. Cetakan II.

Penyuluhan kesehatan Masyarakat

Jakarta: Bina Aksara

1999

Henkie

2001

Indonesia
Departemen

Sosiologi

Indonesia

Jurnal

UI

Pusat

Paradigma Sehat Menuju

Perundang-undangan dan Pandangan


Hukum,

FK

Jakarta:

Hurwitz, Stephan 1986 Kriminologi,

Liklikuwata,

Penerbit

et.al.

Sehat

2010,

Kesehatan

Jakarta:
Republik

37

Tonry, Michael (ed)


1998 The Handbook of Crime and
Punishment, Oxford University Press
Voigt, Lydia. et.al .
1994

Criminology and Justice,

McGraw-Hill,Inc.
Koran Tempo
2002, 8 Maret
____, 18 Maret
Republika
2002, 30 April
Warta Kota
2002, 14 Maret

Lampiran Tabel 1
Insidensi Kasus Malpraktek Periode Oktober 1998 s/d November 2001
(terlampir dalam jurnal asli)

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja
    Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja
    Dokumen31 halaman
    Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    80% (10)
  • Soal Ulangan SD Tangki Durian
    Soal Ulangan SD Tangki Durian
    Dokumen5 halaman
    Soal Ulangan SD Tangki Durian
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Sop Pemeliharaan Stetoskop
    Sop Pemeliharaan Stetoskop
    Dokumen3 halaman
    Sop Pemeliharaan Stetoskop
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen15 halaman
    Bab 1
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Keputusan Kepala Sekolah Dasar Negeri Sei Dahuyan Logo Gumas
    Keputusan Kepala Sekolah Dasar Negeri Sei Dahuyan Logo Gumas
    Dokumen7 halaman
    Keputusan Kepala Sekolah Dasar Negeri Sei Dahuyan Logo Gumas
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Cover Skripsi
    Cover Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Cover Skripsi
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Data Spo Ek9
    Data Spo Ek9
    Dokumen2 halaman
    Data Spo Ek9
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • WIRNA
    WIRNA
    Dokumen2 halaman
    WIRNA
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Leaflet GGK
    Leaflet GGK
    Dokumen3 halaman
    Leaflet GGK
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Woc Iufd
    Woc Iufd
    Dokumen1 halaman
    Woc Iufd
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diit CKD
    Leaflet Diit CKD
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diit CKD
    Aya Gabrie Ebonk II
    83% (6)
  • WOC Pre Eklamsia
    WOC Pre Eklamsia
    Dokumen1 halaman
    WOC Pre Eklamsia
    Ruri Andrie Rusen
    100% (2)
  • Bab 2 Ispa
    Bab 2 Ispa
    Dokumen34 halaman
    Bab 2 Ispa
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2 Infark
    Bab 1 Dan 2 Infark
    Dokumen24 halaman
    Bab 1 Dan 2 Infark
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Sap CKD
    Sap CKD
    Dokumen6 halaman
    Sap CKD
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Ispa
    Daftar Pustaka Ispa
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Ispa
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen12 halaman
    Bab 3
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • BAB 3.docx Askep CKR
    BAB 3.docx Askep CKR
    Dokumen14 halaman
    BAB 3.docx Askep CKR
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan Ispa
    Satuan Acara Penyuluhan Ispa
    Dokumen8 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan Ispa
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak
    Askep Anak
    Dokumen7 halaman
    Askep Anak
    Echa ARhiyanthi Dhewie
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Wirnot
    BAB 1 Wirnot
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Wirnot
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi ISPA WIRNA
    Daftar Isi ISPA WIRNA
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi ISPA WIRNA
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Cover ISPA
    Cover ISPA
    Dokumen1 halaman
    Cover ISPA
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Woc Ispa
    Woc Ispa
    Dokumen1 halaman
    Woc Ispa
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    89% (9)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Ispa Wirna
    BAB 1 Ispa Wirna
    Dokumen2 halaman
    BAB 1 Ispa Wirna
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • TUGAS Wirna PENENTUAN VARIABEL
    TUGAS Wirna PENENTUAN VARIABEL
    Dokumen2 halaman
    TUGAS Wirna PENENTUAN VARIABEL
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Proposal Skripsi Wirna
    Bab 1 Proposal Skripsi Wirna
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 Proposal Skripsi Wirna
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Belum ada peringkat