Bab VI Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Bab VI Pembelajaran Berdasarkan Masalah
sekolah
daripada
konteks
kehidupan
nyata.
(Nur
dan
ke
dalam
pengetahuan,
situasi
namun
lain.
banyak
Para
siswa
memang
pengetahuan
itu
tidak
memiliki
sejumlah
bermakna
dalam
pihak
merasa
tidak
puas
lagi
dengan
model
pembelajaran
satunya
guru
diharapkan
dapat
mengembangkan
suatu
model
60
61
penulis
tertarik untuk
pembelajaran
berdasarkan
masalah
efektif
diterapkan
untuk
62
masing-masing
bentuk
bangun
tersebut
dari
masalah-masalah
dalam
berkenaan
dengan
ide-ide,
struktur
dan
hubungan-
secara
keseluruhan
sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
walaupun
terjadi
perubahan
63
tingkah
laku,
bukanlah
belajar.
dalam
Hudoyo
(1988:43)
berpendapat
bahwa
belajar
mengorganisasikan
pengalaman
belajar
untuk
mencapai
tujuan
64
pembelajaran
menggambarkan
merupakan
prosedur
yang
suatu
kerangka
sistematis
dalam
konseptual
yang
mengorganisasikan
ketrampilan
berpikir
dan
pemecahan
masalah
serta
dapat
6.4
Model
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah
(Problem-Based
Instruction)
Model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) merupakan pola
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalaah nyata yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.
dicirikan oleh penggunaan masalah nyata. Model ini tidak dirancang untuk
membantu
siswa
menerima
informasi
sebanyak-banyaknya,
tetapi
65
peranan aktif siswa, sehingga guru dalam PBM ini berperan sebagai penyaji
masalah, penanya, mengadakan dialog dan pemberi fasilitas penelitian.
(Ibrahim dan Nur, 2000:7).
Jadi, pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran yang
dicirikan penggunaan masalah nyata dan siswa dilibatkan untuk melakukan
penyelidikan sehingga mereka mampu menemukan sendiri penyelesaian dari
masalah yang diberikan.
pembelajaran
berdasarkan
masalah
seperti
Madden,
Dollan dan Wasik, Krajcik, Blumenfield, Mark dan Soloway, Slavin, Varderbitl
dalam Ibrahim dan Nur (2000:5-7) memerikan model PBM itu memiliki
karakteristik sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
PBM mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah
yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk
siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata otentik, menghindari
jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk
situasi itu.
Menurut Arends dalam Abbas (2000:23) pertanyaan atau masalah itu
haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.
2.
66
3.
4.
5.
mengharuskan
penyelesaian
siswa
nyata
melakukan
terhadap
penyelidikan
masalah
nyata.
otentik
untuk
Siswa
harus
(jika
diperlukan),
membuat
inferensi,
dan
merumuskan
67
Langkah
Langkah-1
Kegiatan Guru
menjelaskan
tujuan
Guru
menjelaskaan
masalah
dibutuhkan,
Langkah-2
Mengorganisasikan
sarana
memotivasi
68
dan
pembelajaran,
prasarana
siswa
terlibat
yang
pada
Langkah-3
Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
Langkah-4
masalah.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan
Langkah-5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
69
seluruh
kegiatan
kelas
melainkan
membantu
siswa
atau
menemukan
(dengan
bantuan
guru)
ketrampilan-
yang
sebenarnya.
Sedangkan
di
dalam
pengajaran
bottom-up,
pembelajaran
yang
mendasarkan
pada
pandangan
konstruktivis antara lain adalah teori Piaget, teori Vygotsky, teori Ausubel, dan
teori Bruner.
a. Teori Piaget
Piaget adalah salah seorang pioner konstruktivis. Piaget dalam Hudoyo
(1988:45),
menyatakan
bahwa
proses
berpikir
manusia
sebagai
suatu
70
berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi semua orang,
namun usia kronologis pada setiap orang yang memasuki setiap periode
berpikir lebih tinggi berbeda-beda tergantung pada masing-masing individu.
Piaget dalam Suparno (1997:47) menyebutkan bahwa perkembangan
struktur
kognitif
hanya
berjalan
bila
anak
mengasimilasikan
dan
dalam
Ibrahim
dan
Nur
(2000:17),
mengatakan
bahwa
Peran
aktif
siswa
dalam
pembelajaran
sangat
penting
untuk
perkembangan intelektualnya.
b. Teori Vygotsky
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek dan penemuan.
71
(Karpov dalam Nur dan Wikandari, 1998:3). Nur dan Wikandari (1998:3-5),
menyebutkan bahwa ada empat prinsip kunci yang diturunkan dari teoriteorinya, antara lain :
1. Menekankan pada hakikat sosial dari pembelajaran. Vygotsky percaya
bahwa interaksi sosial dengan orang dewasa atau teman sebaya lebih
mampu memacu terbentukanya ide baru dan memperkaya perkembangan
intelektualnya siswa.
2. Siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona
perkembangan terdekat mereka. Anak sedang bekeja di dalam zona
perkembangan terdekat mereka pada saat mereka terlibat dalam tugastugas
yang
tidak
dapat
mereka
selesaikan
sendiri
tetapi
dapat
penggunaan
model
pembelajaran
melibatkan
aktivitas
lebih
pandai
membantu
siswa
yang
kurang
pandai
dalam
72
yang
akan
diselesaikan.
Untuk
menyelesaikan
masalah
yang
73
d.Teori Bruner
Jerome
Bruner
merupakan
ahli
psikologi
yang
menganjurkan
pembelajaran
dan
suatu
keyakinan
bahwa
pembelajaran
yang
Guru
mendorong
siswa
untuk
memecahkan
masalah
yang
74
prosedur-prosedur
apa
yang
dilakukan
untuk
menyelesaikan
75
Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan
mendorong siswa untuk melaksanakan kerja mental (eksperimen) sampai
mereka betul-betul memahami situasi masalah yang diberikan. Tujuannya
adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri. Setelah siswa mengumpulkan data yang
diperlukan dan telah melakukan eksperimen, guru mendorong siswa untuk
memberikan penjelasan mengapa mereka berpikir seperti itu. Guru bisa
mengajukan pertanyaan yang membuat siswa memikirkan tentang kelayakan
hipotesis dan pemecahan masalah mereka. Selama tahap penyelidikan, guru
memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu untuk sampai
pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
kegiatan
ini,
guru
membantu
siswa
menganalisis
dan
Penutup
76
2.
3.
4.
tertentu
saja
yang
dapat
diajarkan
dengan
pembelajaran
berdasarkan masalah.
2. Membutuhkan persiapan yang matang.
3. Memakan waktu yang relatif lama, sehingga dapat berakibat materi
pembelajaran kadang-kadang tidak tuntas penyelesaiannya.
77
78
siswa
bekerja.
Sehingga,
dalam
kegiatan
mengajar
perlu
diperhatikan
79
yang
dapat
meningkatkan
kemampuan
erpikir
siswa.
Keeektifan
dari
kemampuan guru mengelola pembelajaran, apabila nilai dari indikatorindikator pada setiap tahap pembelajaran yang diberikan telah memenuhi
criteria yang telah ditetapkan. Dalam PBM ini, guru dalam mengelola
pembelajaran dikaatakan memenuhi eektivitas jika nilai retaa-rata indikator
pada setiap tahap pengelolaan pembelajaran yang diberikan oleh pengamat
cukup baik atau baik ( 3).
Respon
siswa
merupakan
salah
satu
indikator
keefektifan
suatu
tersebut,
bila
rata-rata
persentase
jawaban
ya
dan
80
lebih
pintar
darinya.
Beberapa
siswa
81
cenderung
meniru
cara
Daftar Bacaan
Syamsul Junaidi dan Eko Siswono. 2002. Matematika Untuk SLTP Jilid 2
Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999. Jakarta: ESIS Erlangga.
Kardi
S.,
dan
M.
Nur.
2000.
Pengajaran
82
Langsung.
Surabaya:
M. Nur dan Wikandari P.R. 1998. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
83
84
Daftar Bacaan
85
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, dapat disimpulkan bahwa
belahketupat.
Kemungkinan
tidak
efektifnya
model
PBM
7 Saran
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
berdasarkan
masalah
belum
dapat
dikatakan
efektif
dalam
bahwa
pembelajaran
berdasarkan
masalah
mampu
86
1. Guru
a. Untuk
menerapkan
atau
mencoba
lagi
pembelajaran
melakukan
mempersiapkan
kegiatan
kemampuan
pembelajaran
awal
dan
guru
mengecek
perlu
materi
87
Daftar Bacaan
88
Syamsul Junaidi dan Eko Siswono. 2002. Matematika Untuk SLTP Jilid 2
Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999. Jakarta: ESIS Erlangga.
Kardi
S.,
dan
M.
Nur.
2000.
Pengajaran
Langsung.
Surabaya:
89
M. Nur dan Wikandari P.R. 1998. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
90
Daftar Bacaan
BAB VI
PENGELOLAAN KELAS
91