Oleh :
KELOMPOK II
IFAN HERAWAN ISMAIL, S.Kep
JULAEHA, S.Kep
AMARTIWI, S.Kep
SISCA PERTIWI, S.Kep
DIAN PALUPI KUSUMA W , S.Kep
HANNA KHOIROTUN NISA, S.Kep
TWENTY S SIMANJUNTAK, S.Kep
RD.GITA MUJAHIDAH, S.Kep
DINI HENDRAYANI, S.Kep
SYIFA KHOIRUNNISA, S.Kep
SHERLY MARSELLA, S.Kep
MARTINA CS, S.Kep
220112140006
220112140008
220112140020
220112140021
220112140025
220112140026
220112140027
220112140078
220112140080
220112140083
220112140084
220112130074
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXVIII
BANDUNG
2014/2015
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
1. LATAR BELAKANG
Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi modalitas yang
berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang
bersamaan. Terapi aktivitas kelompok ini secara signifikan memberi perubahan
terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien dengan riwayat
kekerasan.
Terapi aktivitas kelompok memberikan hasil yaitu: kelompok menunjukan
loyalitas dang tanggung jawab bersama, menunjukan partisipasi aktif semua
anggotanya dan tanggung jawab bersama, menunjukan partisipasi aktif semua
anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukan terjadinya komunikasi
antara anggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.
2. TUJUAN
Tujuan Umum:
Setelah diberikan TAK klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukannya.
Tujuan Khusus:
1. Klien dapat mengidentifikasikan penyebab, tanda dan gejala serta akibat
perilaku kekerasan
2. Klien dapat melatih secara fisik 1: tarik nafas dalam
3. Klien dapat melatih secara fisik 2: pukul kasur/bantal
4. Klien dapat melatih secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan dengan baik.
5. Klien dapat melatih secara spiritual: berdoa dan sholat
6. Klien dapat melatih cara patuh minum obat secara teratur dengan
prinsip 5B.
2.
3.
Klien dapat melatih cara patuh minum obat secara teratur dengan
prinsip 5B.
Metode
:-
Sterofoam
Pengeras Musik
Flip chart
:-
Dinamika Kelompok
4. TAHAPAN TERAPI
5. PERSIAPAN
1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian
tugas perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan
2. Uraian tugas perawat (therapist)
a. Leader
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi kelompok
- Memimpin diskusi
b. Co-Leader
- Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
- Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
- Menggantikan leader jika ada berhalangan.
c. Observer
- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara.
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok.
d. Fasilitator
2. Peserta :
-
Tn. Ro
Tn . Ri
Tn . U
Tn. S
Tn. G
3. Persiapan
a. Analisa Situasi
1). Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal
Waktu
: Pk.10.00-10.35 WIB
Alokasi Waktu
: 12 Orang
Perawat Ruangan
: 1 orang
Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin
pada perawat
2). Permainan
-
3). Evaluasi
-
4).Terminasi
-
4. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
-
Memanggil klien
Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
DAFTAR PUSTAKA
PELAKSANAAN TAK
Tanggal
Waktu
: 10.00- 10.25
Tempat
: Ruang Kasuari.
Jumlah peserta
Metode
: Bermain peran
Pembagian tugas
: Leader
Co-Leader
Fasilitator
Operator
Observer
Jalannya Acara :
1.
FASE PERKENALAN.
- Mengumpulkan anggota di Ruang Kasuari.
Perawat melakukan kontrak ulang untuk mengikuti
TAK,
2.
FASE KERJA
Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh
leader untuk memulai menyebut nama serta panggilan kemudian
leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok.
Selanjutnya klien memperkenalkan diri dan memasang papan nama.
Co-leader memfasilitasi jalannya bermain peran dengan mulai
menjelaskan aturan
main serta
mengajak
fasilitator
untuk
FASE TERMINASI.
- Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang
terapi aktifitas kelompok yang dilakukan.Melakukan evaluasi :
-
LAMPIRAN
PERILAKU KEKERASAN
1. Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart
dan Sundeen, 199).
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria, 2009).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik, baik kepada diri
sendiri, maupun orang lain (Yoseph, 2007). Ancaman atau kebutuhan yang
tidak terpenuhi mengakibatkan seseorang stress berat, membuat orang
marah bahkan kehilangan kontrol kesadaran diri, misalkan: memaki-maki
orang disekitarnya, membanting-banting barang, menciderai diri dan orang
lain, bahkan membakar rumah.
2. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan
Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
8. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
3. Akibat Perilaku Kekerasan
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan
suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri,
orang lain dan lingkungan.
4. Cara mengontrol Perilaku Kekerasan
a. Mengontrol marah secara fisik dengan cara tarik nafas dalam, memukul
bantal atau kasur.
b. Mengontrol marah secara verbal dengan cara meminta, menolak dan
mengungkapkan dengan baik
c. Mengontrol marah secara spiritual dengan cara sholat dan doa
d. Mengontrol marah dengan rutin minum obat menggunakan prinsip 5 B
(Benar obat, Benar dosis, Benan pasien, Benar waktu pemberian, Benar
cara pemberian )