OLEH :
RETNO KRISTIAWATI
NIM : 203018201646
ABSTRAKSI
Retno Kristiawati Pelaksanaan Bimbingan
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
dan
Konseling
untuk
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji ke hadirat Allah SWT. Shalawat dan salam
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta dengan keluarga dan
sahabatnya. Dengan ridho dan izin-Nya skripsi yang berjudul Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar di SMPN 205
Kalideres Jakarta Barat akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Selain
itu, pelaksanaan penulisan dan penelitian ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan,
semangat, dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dra. Hj. Fadhilah Suralaga, M.Psi, Dosen Pembimbing yang telah
menyempatkan waktu membimbing dan menguatkan mental penulis dalam
penyelesaian skripsi ini,
5. Kedua orang tuaku Mamaku Sarmi, yang sudah memberikan segala perhatian
dan materinya untuk penulis, Bapakku Bambang Sugiman, yang telah dengan
setia menganter jemput dan menjaga zaki selama penulis kuliah dan menyusun
skripsi, menunggu dengan sabar sampai pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk Keluargaku Mas Wawan, Mas Iis, Nining, Sigit, Mba Nur, ponakanku
Adi, Dewi, Nisa, Nia, Nurul terima kasih motivasi dan bantuanya terutama Mas
Wawan, Sigit yang selalu setia setiap saat siapa yang sempat mengantar penulis
kuliah juga bimbingan, Mba Tiwi yang selalu menyempatkan berbagi waktu
untuk menjaga anakku zaki.
7. Suamiku Ahmad Syahroni yang selalu memberikan motivasi yang tidak
terhingga, perhatian, materi dan selalu sabar mengadapi penulis disegala
keadaan. Anakku Maulana Zakaria Syahroni anugrah dari Allah yang sangat
mengerti keadaan ibunya dan selalu menceriakan disaat penulis jenuh.
8. Untuk mertuaku Mama Sudri, Mimi Wastiah kakak iparku ang Warlim, Windri
adik iparku Aliah, Yuli terima kasih yang dengan sabar menunggu penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh civitas akademika SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat, terutama Bpk.
Drs. Mahyudi kepala sekolah. Ibu Jati Sugiarti, S.Pd. yang telah banyak
membantu penulis memberikan masukkan dan motivasi yang positif. Tak lupa
juga para siswa kelas 2 yang sudah membantu penulis dengan menjadi sampel
penelitian.
10. Seluruh civitas akademika UIN Syahid Jakarta, kepada staf pengajar Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syahid Jakarta, yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis.
11. Staf perpustakaan Tarbiyah UIN, Perpustakaan Utama UIN Syahid, atas segala
referensi bukunya.
12. Terima kasih pada Kartika Asia Handayani, S.Psi yang masih menyempatkan
waktu disela-sela kesibukannya kerja, untuk memberikan masukan dan bantuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman angkatan 2003- 2005 KI-MP, yang telah menjadi teman sekelas
yang baik Neneng, Riri, Erni, Hira, Eno, Yuyun, Ela, Majid, Kak Yasin, Pak
Iskandar, Mami Nur, Da Budi, Busro, Tami, Indra, Liez, Mery, Putri, Ria, Hilda
terima kasih atas pemberian motivasinya, teman seperjuagan Wiah, Sova, Indah
dan lainnya yang sepertinya tidak akan cukup jika disebutkan satu persatu.
Dan segenap pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dikarenakan
keterbatasan ruang dan waktu. Semoga segala kebaikan dan kasih sayang kepada
Penulis mendapatkan balasan dan keberkahan dari Allah SWT, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
........................................................................................ vii
...................................................................................... x
.......................................................... 1
B. Identifikasi masalah
......................................................... 5
C. Pembatasan Masalah
............................................................ 5
D. Pembatasan masala
............................................................ 6
................................................................ 6
2 Manfaat praktis
.................................................................. 6
..................................................................... 8
................................ 11
................................................................ 12
................................................. 15
............................... 23
.................................. 23
............................. 24
....................... 29
............................................................ 31
.......................................... 33
................................... 33
.......................................................... 34
............................................. 35
................................................. 36
......................................................... 40
................................................. 40
.......................................................... 42
...................................................... 46
B. Pelaksanaan BK
..................................................... 46
1. Umum
........................................................... 46
..................................................... 48
........................................ 49
............................ 52
..................................................... 52
..................................................................... 52
1. Saran Teoritis
................................................................ 52
2. Saran Praktis
.................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang, SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 Depak
A.M, Sadirman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Abdul, Muhib A dan Rahman, Abdul S. (2004). Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam. Jakarta: Kencana
Yamin, Martinis. (2006). Profesionalisme Guru dalam Implementasi KBK. Jakarta:
Gaung Persada
Purwanto, Ngalim. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Fadliyanur, (tt). Jurnal Teori Motivasi Menurut Islam diakses dari htttp://.
Multiply.com/journal/item/22
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Renika
Cipta
Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hasibuan, S.P Malayu.(2005).Manajemen Sumber Daya Manusia .Jakarta: Bumi
Aksara.
Amti, Erman dan Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Renika Cipta
Thohirin. (2007). Bimbingan Dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Ketut, Dewa S. (1983). Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya:
Usaha Nasional
Winkel, W.S. (1997) Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Widiasarana Indonesia
Soetjipo dan Kosasi, Raflis. (2007). Profesi Keguruan Jakarta: Renika Cipta
Hellen. (2005). Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Press: 2005) Cet III. h.
60
Sobri, Alisuf M. (2005). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press
Oleh :
RETNO KRISTIAWATI
NIM : 203018201646
Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap siswa siswa mempunyai kemungkinan menghadapi masalah seperti orangorang pada umumnya, baik masalah yang datang di dalam dirinya maupun yang
datang dari luar dirinya sehingga bila masalah yang dihadapinya tidak cepat
diatasi akan berpengaruh pada proses belajar mengajar, akibatnya motivasinya
dalam belajar jadi menurun dan hal ini akan berdampak pula pada hasil
belajarnya.
Masalah yang sedang dihadapi siswa dapat diamati dalam berbagai bentuk
prilakunya seperti: murung, sering membolos, tidak konsentrasi dalam menangkap
dan menyerap pelajaran. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti: tidak
nyaman dengan kondisi kelas, guru yang menyampaikan materi terlalu cepat atau
lambat sehingga siswa tidak dapat menerima dan menyerap pelajaran secara
optimal juga rasa bosan dengan materi yang monoton, merasa minder atau
mendapat diskriminasi dari teman-teman di kelas karena memiliki kekurangan
fisik juga itelijensi yang sangat rendah. Dan masih banyak hal-hal atau faktorfaktor yang lainnya yang dapat menurunkan motivasi belajar siswa, bahkan
hilangnya motivasi untuk belajar.
Menurunnya motivasi dalam belajar akan berdampak pula pada hasil belajar.
Menurunnya hasil belajar dapat dilihat dari menurunnya hasil latihan dan nilai
pekerjaan rumah serta nilai ujian. Hasil belajar inilah yang dapat dijadikan
indikasi tentang adanya masalah belajar yang timbul pada diri siswa.
Dalam belajar, motivasi sangat berperan penting; dengan motivasi siswa akan
menjadi lebih tekun dan bersungguh-sungguh serta kualitas hasil belajarnya akan
jauh lebih baik. Motivasi merupakan faktor yang sangat penting, motivasi akan
menggerakkan psikis seseorang untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan dan
menumbuhkan minat siswa untuk belajar.
Guru bertanggung jawab melaksanakan pembelajaran yang baik agar
mendapatkan hasil yang optimal. Keberhasilan ini tergantung bagaimana cara
guru membangkitkan motivasi pada siswanya. Guru dapat membangkitkan
motivasi belajar antara lain dengan memberikan penjelasan tujuan belajar, hadiah
berupa angka-angka, pujian ataupun hukuman.
mengidentifikasi
masalah-masalah
yang
dihadapi,
mencari
dan
mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Bimbingan dan konseling juga dapat
memberi kemampuan kepada siswa untuk menghadapi atau mengatasi masalah
yang sedang dihadapi.
Dari latar belakang inilah maka penulis mencoba mengangkat suatu
permasalahan yang akan dianalisis dan diteliti: Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMPN 205 Kali
Deres Jakarta Barat.
B. Indentitikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat indentifikasikan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah program bimbingan di SMPN 205 sudah berjalan dengan baik?
2. Apakah bimbingan yang dilaksanakan dapat mengatasi kesulitan belajar
siswa?
3. Apakah program bimbingan yang diberikan mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa?
4. Apakah pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menciptakan belajar
yang efektif?
5. Apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan
bimbingan?
6. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk meningkatkan motivasi belajar?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan dalam
pemaknaan maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa yang dimaksud adalah motivasi intrinsik yaitu
motif yang mengaktifkannya tidak perlu dirangsang dari luar individu
karena dari dalam diri setiap individu itu sendiri sudah ada dorongan
untuk melakukan suatu kegiatan. seperti: belajar karena ingin mendapat
pengetahuan, belajar karena ingin mengetahui konsep dan sebagainya.
Juga motif yang aktif karena ada perangsang dari luar individu itu sendiri
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas rumusan masalah yang akan
dijadikan acuan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana motivasi belajar siswa SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat?
2. Bagaimana pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMPN 205
Kalideres Jakarta barat?
E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peningkatan motivasi belajar siswa setelah mendapatkan bimbingan dari
program bimbingan dan konseling.
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pemikiran dalam bidang
administrasi bimbingan dan konseling.
b. Secara praktis
1) Bagi penulis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengalaman dalam
memahami
keadaan
murid,
bagaimana
2) Bagi sekolah:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti
bagi SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat umumnya dan guru-guru
khususnya untuk dapat lebih teliti dan memberi perhatian terhadap
siswanya, agar lebih termotivasi untuk belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007)Cet .10. h. 73
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2004) Cet. 1.h.132
3
Martinis Yamin, Profesionalisme Guru dalam Implementasi KBK (Jakarta: Gaung
Persada, 2006)Cet. . h 154-155
4
Fadliyanur , Jurnal Teori Motivasi Menurut Islam di akses dari situs http:// fadliyanur.
Multiply.com/journal/item/22 tahun 2008
5
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)
Cet.20. h. 71
10
2. Pengertian Belajar
Slameto mengungkapkan pengertian belajar yaitu suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara kseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. 6
Menurut Dr. Oemar Hamalik belajar adalah proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan7
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat
berupa tingkah laku yang baru atau memperbaiki cara meningkatkan
perilaku yang ada.
Slamento menyatakan bahwa:8
Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:
1. Perubahan terjadi secara sadar.
2. perubahan belajar dalambelajar bersifat kontinu dan
fungsional
3. perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4. perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. berubahan belajar bertujuan atau terarah
6. perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa belajar adalah
suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan yang
baru sebagai pengalaman individu itu sendiri. Perubahan yang terjadi
akibat belajar dapat berupa keterampilan, sikap, ataupun pengetahuan.
11
.144-145
diharapkan
munculnya
mampu
munculnyaa
sekelompok
kemungkinansiswa
yang
12
4. Tujuan Belajar
Menurut Sardiman A.M. ditinjau secara umum tujuan belajar itu ada tiga
jenis yaitu:10
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Memiliki pengetahuan dan keterampilan berfikir merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan
hal inilah yang memiliki kecerendungan lebih besar di dalam
kegiatan belajar.
Adapun jenis interaksi yang digunakan adalah presentsi,
pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan demikian peserta didik
akan
diberikan
pengetahuan
sehingga
bertambahlah
memerlukan
keterampilan,
pengetahuanya.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Menanamkan
konsep
juga
13
14
Siswa yang memiliki motivasi belajar dari dalam dirinya akan memiliki
tujuan menjadi orang yang terdidik yang berpenetahuan dan satu-satunya
jalan untuk mencapainya adalah belajar, tanpa belajar tidak mungkin apa
yang diharapkan tersebut tidak tercapai. Jadi motivasi yang didasari dari
kesadaran diri sangat berpengaruh pada hasil belajar ini bukan berarti
motivasi ekstrinsik tidak penting dalam belajar, motivasi intrinsik juga
penting karena keadaan siswa itu dinamis, berubah berubah, belajar yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi untuk
meningkatkan semangat belajar siswa.
Baik
motivasi
intrinsik
atau
ekstrinsik
kedua-duanya
dapat
12
15
13
16
14
17
16
Thohirin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: Raja Grafindo
Persada 2007) Cet.1 h. 20
17
W.S Winkel Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogyakarta:
Widiasarana Indonesia,1999) Cet.I, h. 67
18
2. Metode Bimbingan
Pada umumnya metode bimbingan yang digunakan itu mengambil
dua pendekatan yaitu pendekatan secara kelompok dan pendekatan
secara individual. Pendekatan secara kelompok disebut bimbingan
kelompok (grup guidance) sedangkan individual disebut individual
konseling.
a) Bimbingan kelompok
Teknik ini digunakan dalam membantu murid atau kelompok
murid memecahkan masalahnya melalui kegiatan kelompok,
masalah yang dihadapi mungkin bersifat kelompok yaitu dirasakan
bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu dirasakan
oleh individu sebagai anggota kelompok.18
1. Pelajaran bimbingan
Dengan peljaran bimbingan di harapkan bukan hanya
sekedar mendapat pengetahuan, melainkan mengusahakan
perubahan denan sikap mereka dengan cara bergaul. Metode
yang diterapkan di kelas bukan melulu hanya bersifat,
nasehat, wejangan atau ceramah tetapi melibatkan murid
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
2. Karyawisata
Dengan karya wisata murid dapat mengenal secara
langsung dari dekat situasi atau objek-objek yang menarik
perhatiannya, dalam hubunganya dengan pelajaran di
sekolah.
Dengan
karyawisata
murid-murid
mendapat
18
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah (Surabaya: Usaha
Nasional 1983) h.158
19
3. Diskusi Kelompok
Murid-murid yang tergabung dalam kelompok-kelompok
kecil itu mendiskusikan bersama berbagai permasalahan di
termasuk di dalamnya masalah belajar. Masalah-masalah
yang mungkin dapat didiskusikan dalam diskusi kelompok
misalnya: masalah pergaulan dengan orang tua, kesukaran
dalam belajar, masalah pengisian waktu luang, masalah
hubungan
dengan
pesabatan,
masalah
menyelesaikan
kesempatan
kepada
murid-murid
untuk
dimasyarakat.
Maka
sosiodrama
itu
20
to
face
relationship
(hubungan
empat
mata)
yang
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah ..., h. 166-171
21
kondisi siswa atau klien, jenis masalah yang dihadapi, waktu yang
tersedia untuk konseling atau wawancara dengan kepribadian dan
keterampilan yang dimiliki oleh pembimbing
Seorang konselor atau guru pembimbing akan berhasil menjalankan
tugasnya tidak hanya berpegang pada satu pendekatan atau teknik,
tetapi menggunakan bermacam-macam pendekatan atau teknik sesuai
dengan sifat masalah klien dan situasi konseling.
3. Pengertian Konseling
W.S Winkel menyatakan pengertian konseling:
Counseling (konseling dalam bahasa indonesia) dikaitkan
dengan kata counsel yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to
obtain counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take
counsel) dengan demikian konseling akan diartikan sebagai
pemberian nasehat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan
bertukar pikiran20
Prayitno dan Erman Amti berpendapat bahwa konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu
masalah yang bermuara kepada teratasinya masalah yang dihadapi oleh
klien.21
Menurut Thohirin konseling bisa berarti kontak atau hubungan
timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani suatu
masalah klien, yang didukung oleh keahlian dalam suasana yang laras dan
teritegrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang
berguna bagi klien. 22
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien dalam
memecahkan masalah-masalah kehidupan dengan wawancara yang
dilakukan secara tatap muka face to face atau dengan cara-cara sesuai
20
21
22
23
23
khusus
individu
25
Soetjipo dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: Renika Cipta 2007) h. 91
Soetjipo dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan ..., h. 91
27
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, h. 113
26
24
28 28
29
25
30
31
Hellen, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Press: 2005) Cet III. h. 60
M.Alisuf Sobri, Pengantar Ilmu Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) h. 177
26
27
28
pengetahuan
dan
keterampilan
sejalan
dengan
29
30
sikap dan kebiasaan yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan
kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya.
e. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung
tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam
rangka pembahasaan dan pengentasan permasalahan pribadi yang
dideritanya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan dimaksudkan untuk peserta didik memperoleh
bahan dari narasumber (terutama dari guru pembimbing dan guru
kelas) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai
individu maupun sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat.
g. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok, yaitu layanaan bimbingan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien)memperoleh kesempatan
untik pembahasan dan pengentasan permasalahaan yang dialaminya
melalui dinamika kelompok; masing-masing anggota kelompok.
Berbagai jenis layanan baik itu layanan kelompok maupun layanan
individual antara satu dan yang lainnya saling terkait dan menunjang,
sehingga dengan adanya layanan tersebut guru bimbingan dan konseling dapat
membantu siswa di sekolah secara optimal. Sehingga bagi siswa yang
bermasalah dapat merasa terbantu dengan adanya program layanan bimbingan
dan konseling.
Berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa kegiatan bimbingan
dan konseling dapat diberikan melalui berbagai jenis bimbingan, terutama
bimbingan belajar.
31
C. Kerangka Berpikir
Siswa sebagai individu dalam merealisasikan usahanya untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah pada umumnya, dan tujuan belajar
pada khususnya sering kali mengadapi masalah. Masalah tersebut ada yang
berupa masalah ringan yang akan menimbulkan masalah sederhana sedangkan
masalah yang berat dapat menimbulkan masalah yang serius.
Masalah-masalah siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor yang datang dari dalam diri individu siswa seperti:
kemampuan, sikap siswa dalam belajar maupun faktor yang datang dari luar
diri siswa seperti: guru ataupun lingkungan baik teman sekelas maupun
lingkungan keluarga, kedua faktor tersebut akan mempengaruhi karena bisa
jadi pendorong atau penghambat motivasi siswa dalam belajar.
Motivasi sangat berperan penting dalam belajar; Siswa yang memiliki
kemampuan yang tinggi bila tidak memiliki motivasi yang tepat dapat
mengalami kegagalan dalam belajar namun sebaliknya meskipun siswa tidak
memiliki kemampuan yang sangat tinggi tapi miliki motivasi yang tepat, bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Motivasi merupakan aspek psikologis peserta didik. Bila motivasinya
rendah akan menimbulkan masalah dalam proses belajar. Siswa yang
mengalami masalah dapat dilihat dari perilakunya seperti: sering menganggu
teman, tidak mau sekolah, sering murung atau menarik diri dari pergaulan
teman-teman di kelasnya. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, bisa
disebabkan karena tidak dapat mengikuti proses belajar secara optimal juga
kondisi fisik yang ada pada dirinya.
Terhadap gejala-gejala yang timbul seperti di atas inilah guru harus
lebih teliti dan perhatian untuk dapat melihat apakah perilaku yang
ditunjukkan siswa tersebut disebabkan karena ada masalah yang sedang
dihadapi.
Pada umumnya guru memiliki posisi yang baik untuk mengetahui apa
masalah yang sedang dihadapi siswanya karena guru memiliki banyak waktu
dan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan siswanya, namun bila
32
guru kelas atau guru bidang studi tidak mampu memberikan pelayanan atau
bimbingan kepada siswanya yang mengalami masalah belajar karena
keterbatasan kemampuan, guru tersebut dapat bekerja sama mengatasi
masalah yang dihadapi siswanya dengan guru pembimbing.
Setiap siswa memiliki masalah yang berbeda-beda satu dengan yang
lainnya, teknik yang digunakan dalam memecahkan masalahnya juga berbedabeda tergantung masalah yang sedang dihadapi. Ada yang memerlukan tindak
lanjut yang lebih serius seperti: pemeriksaan ke dokter atau ke psikiater dan
sebagainya.
Proses bimbingan yang diberikan dapat berupa pemberian nasehat,
arahan, atau dorongan bahwa belajar sangat penting untuknya dan masa
depannya. Dengan bimbingan yang kontiniu dan baik diberikan kepada siswa
diharapkan siswa tersebut dapat merencanakan usaha-usaha bagaimana untuk
mengatasi masalahnya, dengan usaha tersebut siswa dapat mengatasi
masalahnya sendiri sehingga tidak menurunkan motivasi belajarnya.
Dengan program bimbingan dan konseling yang tersusun, terencana
dan terorganisasi dengan baik, akan dapat memberikan pelayanan yang
seimbang dan menyeluruh baik dalam kesempatan ataupun dalam jenis
layanan bimbingan yang diperlukan serta dapat menghemat waktu, usaha dan
biaya.Untuk itu dibutuhkan kerja sama yang optimal antara guru bidang studi,
wali kelas dan guru bimbingan dan konseling dalam mendidik juga melayani
setiap masalah-masalah yang dihadapi peserta didiknya dan tidak ada
diskriminasi yang ditujukan guru dalam menangani setiap problem yang
dihadapi.
Bila pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dapat diberikan secara
efektif diharapkan motivasi belajar siswa dapat meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam memotivasi belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di salah satu sekolah Negeri yang berada di
wilayah Kalideres Jakarta Barat yaitu di SMPN 205 tepatnya di jalan raya
Semanan Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai
dengan Juni Tahun 2010.
33
34
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis
yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi pada saat
penelitian dilakukan. Penelitian ini tidak dimaksudkan menguji hipotesis
tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel atau
keadaan.
Untuk memperoleh data yang objektif dan lengkap dalam menyusun
skripsi digunakan metode deskriptif analisis kualitatif dengan pendekatan
penelitian lapangan yaitu mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal apa
adanya sehingga memberi gambaran yang jelas tentang informasi yang diteliti
sesuai dengan tujuan penelitian.
35
36
2. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Skala Motivasi Belajar
Tabel.1
Kisi-kisi Instrumen try out
Skala Motivasi Belajar
Variabel
Indikator
Item
13, 14, 17, 20, 24, 32, 33,
34,
3, 9, 26, 27, 29, 30, 31,
35
2, 8, 10, 18, 21.
4, 11, 15, 19, 22, 28,
Motivasi
Motivasi
Belajar
Belajar
Siswa
Intrinsik
c. Menyelesaikan tugas
d. Menigkatkan pengetahuan
Motivasi
Dukungan:
Belajar
a. Lingkungan sekitar
Ektrinsik
b. Sarana belajar
c. Penghargaan
1, 7,
5, 25,
6, 12, 16, 23,
xy (x) (y) / n
(y - (x) / n [y - (y) / n]
Keterangan : rxy
37
Dan dari hasil analisis butir pernyatan yang diujicobakan diperoleh hasil sebagai
berikut: dari 35 item pernyatan terdapat 9 item pernyatan yang tidak valid yaitu: 1,
2, 3, 8, 12, 21, 26, 25, 30. sehingga terdapat perubahan dalam format kisi-kisi
instrumen Motivasi Belajar sebagai berikut:
Tabel.2
Kisi-kisi Instrumen penelitian
Skala Motivasi Belajar
Variabel
Indikator
Item
13, 14, 17, 20, 24, 32, 33,
34,
9, 27, 29, 31, 35
10, 18,
Motivasi
Motivasi
Belajar
Belajar
Siswa
Intrinsik
g. Menyelesaikan tugas
h. Menigkatkan pengetahuan
Motivasi
Dukungan:
Belajar
d. Lingkungan sekitar
Ektrinsik
e. Sarana belajar
f. Penghargaan
7
5, 25,
6, 16, 23,
Setelah uji validitas dan diketahui item-item yang tidak valid, maka item-item
tersebut digugurkan dan tidak dimasukkan ke dalam uji reliabilitas.
Prosedur yang digunakan dalam mengukur reliabilitas skala ini dengan
menggunakan program SPSS 15 dengan metode formula Alpha Cronbach.
38
= Sangat Reliabel
0,70 - 0,89
= Reliabel
0,40 - 0,69
= Cukup Reliabel
0,20 - 0,39
= Tidak Reliabel
Setelah dilakukan uji reliabilitas diketahui bahwa hasil uji instrumen penelitian
skala Motivasi Belajar adalah 0, 6703, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut cukup reliabel.
: Skor 4
Setuju
: Skor 3
Tidak Setuju
: Skor 2
: Skor 1
Setuju
: Skor 2
Tidak Setuju
: Skor 3
39
3) Persentase
Persentase artinya data dipersentasikan setelah ditabulasikan dalam
jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap kategori, yaitu rendah,
sedang dan tinggi pada tingkat Motivasi Belajar Siswa. Persentase ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat Motivasi Belajar Siswa SMPN
205, apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah.
P =
f
x
100%
N
Keterangan:
P
= Pesentase
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat
SMPN 205 adalah sekolah menengah pertama yang beralamat di Jalan
Semanan Raya No.2 Kalideres Jakarta barat yang bersetatus sekolah negri di
bawah Direktorat Jendral manajemen pendidikan dasar dan menengah
Kementrian pendidikan. Sekolah ini sangat strategis karena berada di pigir
jalan raya yang banyak dilalui ankutan kota (angkot) sehingga mudah diakses
oleh siswa.
2. Guru
Kepala Sekolah
: Drs. Mahyudi
: Drs. Rukiat
40
41
3. Siswa
Jumlah seluruh siswa SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat tahun pelajaran
2009/2010 adalah 800 orang. Lebih jelas lihat ditabel:
Th.
Pelajaran
Jml
Jumlah
Kelas VIII
Jml
Jumlah
Kelas IX
Jml
Jml
Siswa
Jumlah
Siswa
Rombel
2007/2008
235
311
253
799
20
2008/2009
240
240
320
800
20
2009/2010
320
240
240
800
20
Jumlah
Kepala sekolah
Guru
Tata usaha
Kelas
10
Perpustakaan
Laboratorium
Gudang
Dapur
42
WC guru
WC siswa
BK
UKS
OSIS
Ibadah
Kantin
Tabel 1.
Gambaran Umum Siswa SMP 205 yang diteliti berdasarkan Jenis Kelamin
SISWA DAN SISWI SMP 205
JENIS KELAMIN
Perempuan
21
52,5%
Laki-laki
19
47,5%
Jumlah
40
100%
43
Tabel 2.
Gambaran Umum Siswa SMPN 205 yang diteliti
Berdasarkan Motif Siswa Dalam Mengikuti Bimbingan
SISWA SMPN 205
FREKUENSI
Masalah Belajar
13
32,5%
Masalah Pribadi
10%
Dipanggil Guru
10
25%
Bila Membutuhkan
13
32,5%
Jumlah
40
100 %
membutuhkan.
Tabel 3.
Gambaran Umum Siswa SMPN 205 yang diteliti
Berdasarkan Bimbingan yang Didapat di Sekolah
SISWA SMPN 205
FREKUENSI
Bimbingan Sosial
10%
Bimbingan Pribadi
0%
Bimbingan Belajar
20
50%
Bimbingan Karir
0%
Semua Bimbingan
16
40%
Jumlah
40
100 %
44
Tabel 4
Gambaran Umum Siswa SMPN 205 yang diteliti
Berdasarkan Cara Mendapatkan Bimbingan
SISWA SMPN 205
FREKUENSI
Berkelompok di Ruang BK
2,5%
Individual di Ruang BK
15%
Bimbingan di kelas
22
55%
Semua Cara
11
27,5%
Jumlah
40
100 %
Berdasarkan
frekuensi
cara-cara
siswa
mendapatkan
bimbingan,
bimbingan di kelas adalah cara yang paling banyak didapatkan oleh siswa
SMPN 205 dengan perincian sebanyak 55% siswa, kemudian 27,5%
mendapatkan bimbingan dengan semua cara, 15% merasa mendapatkan
bimbingan dengan cara individual di ruang BK, dan 2,5% mendapatkan
bimbingan dengan berkelompok di ruang BK . Hal ini menunjukkan mayoritas
siwa SMPN 205 sebanyak 22 orang lebih banyak diberikan bimbingan dengan
cara bimbingan di kelas.
45
Tabel 5
Gambaran Umum Siswa SMPN 205 yang diteliti
Berdasarkan Hasil Setelah Mendapatkan Bimbingan
SISWA SMPN 205
FREKUENSI
Tenang
21
52,5%
Bersemangat Belajar
15
37,5%
Masalah Teratasi
7,5%
2,5%
Jumlah
40
100 %
menjawab
Tabel 6
Gambaran Umum Siswa SMPN 205 yang diteliti
Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Bimbingan
SISWA SMPN 205
FREKUENSI
Selalu
7,5%
Sering
5%
Kadang-kadang
22
55%
Tidak Pernah
13
32,5%
Jumlah
40
100 %
yang
46
6. Gambaran Guru BK
Jumlah guru BK di SMPN 205 terdiri 5 orang, 1 orang kordinator BK dan
4 orang guru pembimbing, pembagian tugasnya dibagi menjadi 2 sift. 3 orang
bertugas pada pagi hari dan 2 orang bertugas pada siang hari. Sedangkan latar
belakang pendidikannya, 2 orang berlatar belakang pendidikan BK sedangkan
yang lainnya berlatar belakang pendidikan bukan dari lulusan BK tetapi dari
guru bidang studi.
B. Pelaksanan BK
1. Umum
Pelaksanan BK di SMPN 205 berpedoman pada kurikulum, karena itu
program BK di SMPN 205 disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ada.
Bimbingan yang dilakukan adalah bersamabersama di kelas atau memanggil
beberapa siswa untuk bimbingan kelompok ke ruang BK, hal-hal yang
dibicarakan dalam bimbingan ini adalah bakat serta minat yang dimiliki siswa,
sekolah lanjutan yang akan ditempuh siswa selanjutnya, sedangkan untuk
bimbingan individual dilaksanakan pada jam istirahat atau setelah jam pulang
sekolah, selain tidak mengganggu siswa yang bersangkutan belajar juga
47
2. Bimbingan Belajar
Berdasarkan penjelasan Ibu Jati Sugiarti, salah seorang guru BK, upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan
memberikan layanan bimbingan belajar yang terus-menerus yaitu memberi
arahan-arahan dan masukan kepada siswa baik bersama-sama di dalam kelas,
diruang BK atau bimbingan kelompok, ataupun bimbingan individual.
Masukan yang diberikan adalah masukan-masukan yang positif kepada siswa
betapa pentingnya pendidikan terutama belajar, selalu menghargai usahausaha yang dilakukan siswa walau hanya sedikit untuk belajar lebih baik,
berkordinasi dengan wali kelas, guru mata pelajaran agar selalu memantau dan
menanamkan semangat belajar pada siswa. Memanggil orang tua untuk
berdiskusi mengenai keadaan anak-anaknya di sekolah juga memberikan
pengarahan kepada orang tua untuk memperhatikan kegiatan anaknya di luar
jam sekolah, serta memberikan dorongan untuk belajar.
Lebih lanjut ibu Jati menegaskan bahwa ada perubahan motivasi belajar
yang terjadi setelah siswa mendapatkan bimbingan dan konseling dari guru
BK. Perubahan tersebut adalah siswa semakin percaya diri; indikator yang
dapat dilihat siswa dapat mengenal lebih dalam lagi tentang dirinya, siswa
dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, siswa dapat
1
Wawancara langsung dengan Guru BK Ibu jati Sugiarti pada hari jumat 21 Mei 2010
48
Skor Sedang
=X<+
= 65-19,5 X < 65+19,5
= 45,5 X < 84,5
Skor Tinggi
Wawancara langsung dengan Guru BK Ibu Jati Sugiarti pada hari jumat 21 Mei 2010
49
Tabel 7
Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Melalui Bimbingan Belajar dan Konseling
Kategori
Skor
Frekuensi
Tinggi
84,5 104
13
32,5 %
Sedang
27
67,5 %
Rendah
26 < 45,5
0%
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian besar (67,5%) siswa SMPN 205
memiliki tingkat motivasi dalam kategori sedang, sebagian siswa lainnya
(32,5%) memiliki tingkat motivasi tinggi; dan tidak ada siswa yang memiliki
tingkat motivasi rendah. Ini menunjukkan mayoritas siswa SMPN 205
memiliki motivasi belajar yang baik.
50
lebih banyak diruang kelas, Dewa Ketut Sumardi mengatakan pada umumnya
bimbingan yang digunakan itu mengambil dua pendekatan pendekatan secara
kelompok dan pendekatan secara individual. Tehnik ini digunakan untuk
membantu murid memecahkan masalahnya melalui kegiatan kaelompok. Dari
gambaran umum yang sudah disebutkan bahwa bimbingan yang diberikan
guru BK adalah secara berkelompok di dalam kelas, bisa juga berkelompok di
ruang BK. Menurut Hellen ada empat bidang bimbingan dan koseling yaitu
bidang bimbingan sosial, pribadi, karir dan bimbingan belajar. Bimbingan
belajar adalah bimbingan yang membantu peserta didik untuk menumbuhkan
dan mengembangkan sikap dan kebiasan belajar yang baik.
Menurut hasil wawancara dengan salah satu guru BK, salah satu sebab
penurunan motivasi belajar siswa adalah karena faktor eksternal yaitu keadaan
ekonomi orang tua dimana orang tua tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga
siswa mencari uang saku sendiri dengan menjadi penjual koran dan pengamen
pada jam-jam sekolah (pagi dan siang hari), ini mengakibatkan siswa tesebut
jarang masuk bahkan tidak sekolah.
Muhibbin
syah
(mengatakan
secara
global
faktor-faktor
yang
memengaruhi belajar siswa adalah faktor internal yang ada dalam diri siswa
yakni jasmani dan rohani, sedangkan faktor eksternal yakni keadaan
lingkungan di sekitar siswa
Walaupun kondisi jasmani dan rohani siswa bisa dikatakan siap untuk
belajar akan tetapi bila kondisi lingkungan sekitar terutama lingkungan
keluarga dimana orang tua tidak memenuhi kebutuhan anaknya untuk
menempuh pendidikan terutama belajar maka akan sulit mendapatkan hasil
belajar yang memuaskan.
Dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling, guru BK dapat membantu
para siswa untuk memperbaiki cara-caranya belajar dan meningkatkan
motivasi belajar.
Keterbatasan penelitian ini adalah hanya mendeskripsikan data-data
pelaksanaan bimbingan dan konseling berdasarkan informasi dari siswa dan
guru BK serta mengungkapkan motivasi belajar. Penelitian ini tidak menguji
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai peningkatan motivasi belajar siswa melalui
program bimbingan dan konseling siswa SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat
sebelumnya maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat sebagian
besar (67,5%) dapat dikategorikan sedang, (32,5%) lainnya memiliki
tingkat motivasi belajar yang dikategorikan tinggi dan tidak ada siswa
yang memiliki tingkat motivasi belajar yang dikategorikan rendah.
2. Pelaksanaan BK di SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat berpedoman pada
kurikulum, karena itu program BK di SMPN 205 Kalideres Jakarta Barat
disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ada. Proses bimbingan yang
diberikan kepada siswa dilaksanakan dengan cara berkelompok di kelas,
dan di ruang BK; juga dilaksanakan konseling individual di ruang BK.
B. Saran
1. Saran Teoritis
Disarankan penelitian selanjutnya dilaksanakan tidak hanya
meneliti bagaimana program BK bisa meningkatkan motivasi
belajar siswa secara deskriptif saja, tetapi bisa dilaksanakan
penelitian dengan teknik analisis korelasioal.
52
53
2. Saran Praktis
a. Guru BK
a) Diharapkan guru BK lebih rajin menjalin pendekatan
kepada para siswa sehingga terjalin interaksi yang lebih
baik lagi guna membantu persoalan siswa sehingga
pelaksanaan program BK berjalan optimal dan siswa
dapat memanfaatkan layanan BK secara maksimal.
b) Memberdayakan lebih maksimal komponen sekolah
yang lainnya sebagai pengawas yang membantu
kelancaran program BK.
c) Lebih meningkatkan lagi pelayanan program BK serta
mempererat kerjasama dengan pihak lain baik di dalam
maupun di luar sekolah seperti halnya orang tua siswa.
d) Guru BK diharapkan memiliki dan menjaga pandangan
positif siswa bahwa program BK diadakan untuk
membantu siswa, bukan sebagai polisi sekolah.
e) Guru BK seharusnya berlatar belakang dari prodi atau
alumi BK sendiri.
b. Orang Tua
Para orang tua hendaknya:
a) lebih memperhatikan pergaulan anaknya di luar sekolah
seperti teman-teman bermainnya, serta perkembangan
belajar putra putrinya agar mereka tidak mengalami
hambatan dalam belajar.
b) Tidak terlalu membebankan anak untuk membantu
keuangan keluarga terlebih di jam-jam sekolah.
c) Menamankan kepada siswa arti pendidikan dan belajar
sejak dini agar anak memiliki komitmen bahwa
pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk
ditempuh demi masa depan yang lebih baik.