Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI :

KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................4
2.1 DEFINISI SINETRON................................................................................................................4
2.2 BEBERAPA PERMASALAHAN UTAMA YANG DIALAMI OLEH REMAJA......................5
c. Media Visual Media Sinetron Bagi Remaja (Televisi)...................................................................8
2.3 DAMPAK NEGATIF SINETRON TERHADAP REMAJA.....................................................10
2.4 DAMPAK POSITIF SINETRON TERHADAP REMAJA.......................................................11
2.5 STANDAR KWALITAS SINETRON......................................................................................12
2.6Solusi yang Harus Dilakukan Terhadap Pengaruh Sinetron........................................................12
BAB III PENUTUP............................................................................................................................13
Kesimpulan......................................................................................................................................13
Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tentang Pengaruh Sinetron Terhadap
Remaja. Pembuatan makalah merupakan salah satu tugas bagi mahasiswa agar lebih mengerti
tentang pergaulan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada :
Bapak Widodoselaku dosen pembimbing dari mata kuliah ISBDyang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Rekan-rekankami D-IV Analis Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama
mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Demikian makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi seluruh pihak dan atas
perhatian semua pihak kami ucapkan terima kasih.

Kediri, 13 April 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun.Pada masa remaja manusia
tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.Masa remaja
adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.Remaja merupakan masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai
21 tahun.
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun.
Monks, dkk (memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall,
usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang
diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi
berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah
remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan.Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja
yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja
merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak
dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/
confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved , Papalia, dkk, 2001, Monks,
dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari
identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan
berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu Kecanggungan dalam pergaulan dan
kekakuan dalam gerakan, Ketidakstabilan emosi, Adanya perasaan kosong akibat
perombakan pandangan dan petunjuk hidup, Adanya sikap menentang dan menantang
orang tua, Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan3

pertentangan dengan orang tua, Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja
tidak sanggup memenuhi semuanya, Senang bereksperimentasi.Senang bereksplorasi,
Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan, Kecenderungan membentuk
kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan sinetron?


2. Apakah permasalahn utama yang dialami oleh remaja?
3. Sebutkan dampak negatif dan positif dari sinetron?
4. Bagaimana solusi yang harus dilakukan terhadap pengaruh sinetron?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh buruk akibat sinetron
pada pergaulan dan kwalitas belajar agar para remaja bisa membatasi diri dari pengaruh
buruk tersebut untuk mewujudkan pergaulan yang sehat dan aman serta dapat
meningkatkan kwalitas belajar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SINETRON

Sinetron merupakan suatu jenis tayangan sinema elektronik yang berisi cerita
drama fiktif, yang dewasa ini sebagian besar mengangkat tema percintaan, seks, horor,
4

kekerasan, dan konflik. Sinema-sinema semacam ini sering menawarkan gaya hidup
yang cenderung penuh gengsi dan bentuk kehidupan yang jauh dari realita. Berkaitan
dengan pendidikan, yang paling dirugikan dari tayangan sinetron ini adalah para siswa
sekolah. Dan pada siswa sekolah, mereka seharusnya lebih fokus pada pendidikan.
Tetapi, dengan adanya sinetron yang tidak mengajarkan hal baik pada para siswa, maka
hal tersebut menjadi sangat merugikan dan terpengaruh pada dampak negatif dari
sinetron, ini dapat merusak budaya, nilai pendidikan dan moral bangsa. Ciri-ciri sinetron
yang kurang mendidik diantaranya adalah bercerita tentang seseorang yang penderitaan
lahir batin, adanya tokoh antagonis dengan akting yang berlebihan dan tidak wajar,
memperlihatkan dan mengumbar kemewahan duniawi.

2.2 BEBERAPA PERMASALAHAN UTAMA YANG DIALAMI OLEH REMAJA

a. Permasalahan Fisik dan Kesehatan


Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika
mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja
tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/
keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai
dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan
fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan
mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja
perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya,
khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey
pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi
fisiknya . Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran
yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan
perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut,
ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan
makan seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis.
Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan
obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab
terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.

b. Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang


Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat
memprihatinkan.Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasuskasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa
remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan
berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan
beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk
meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk
kompensasi.

Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua,
supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di
rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.

Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan
sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka
pendek dan kepuasan hedonis, dll.

Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang


yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping
yang buruk, dll.

Cinta dan Hubungan Heteroseksual

Permasalahan Seksual

Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua

Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama


Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya

kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses
perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja
adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002).Tiga jenis pengaruh yang
memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja. Salah satu
akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar
hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita.
Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis
(romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering
menyebutnya jatuh cinta.
Santrock mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para
remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi
6

sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual,
kesenangan dan rasa cemburu.Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian
yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah
satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan
teman. Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering
disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu
lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut.
Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan
remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan
mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada
remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik
antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya
ketidaknormalan yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya,
pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003,
Hurlock, 1991).
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat
mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis
yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai,
perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju
kebebasan. Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya
berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian,
merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama
dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka
yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami
kepentingan remaja.
Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa
anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral.Sementara remaja sendiri
juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung
terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam
keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika
menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai
yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.
7

Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap
remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas.Pengasahan terhadap hati nurani
sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa
mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera
menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.Dari beberapa bukti dan fakta
tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga dapat
menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka
dan perubahan perilaku mereka.Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanakkanak.
c. Media Visual Media Sinetron Bagi Remaja (Televisi)

Dunia hiburan memang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab
manusia dalam hidupnya membutuhkan hiburan.Setelah otak manusia bekerja dengan
logika dalam waktu yang lama, maka manusia memerlukan hiburan untuk meregangkan
otak dan menyegarkan pikiran sehingga dapat bekerja kembali dengan optimal.Oleh
karena itu manusia memerlukan hiburan.
Dewasa ini berbagai macam hiburan ditawarkan. Salah satu cara yang paling
banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah menonton televisi. Mulai dari anakanak, remaja, dan para orang tua banyak yang menghabiskan waktu luangnya untuk
menonton televisi.Sebab hampir di setiap rumah warga Indonesia memiliki televisi.
Televisi menayangkan berbagai acara yang dapat memberikan hiburan kepada
masyarakat. Seperti sinetron, komedi, film, kuis, reality show, dan lain-lain.Dari
tayangan-tayangan tersebut yang paling banyak ditayangkan adalah sinetron.Para
penggemar sinetron terutama kaum hawa merasa terhibur dan puas dengan sinetron yang
ditayangan hampir setiap hari.Bahkan hampir semua stasiun televisi swasta
menayangkan sinetron.Namun masih ada satu atau dua stasiun televisi swasta yang tidak
menayangkan sinetron.
Kebanyakan sinetron yang ditayangkan bertemakan percintaan.Kaum remaja
menjadi sasaran empuk penikmat sajian ini. Hal ini tidak mengherankan karena masa
remaja adalah masa puber.Masa dimana mengenal cinta dengan lawan jenis.Oleh karena
itu cerita sinetron di Indonesia lebih didominasi dengan percintaan di kalangan remaja.
Sinetron remaja yang bertemakan percintaan berisi cerita cinta yang terjadi di
masa remaja.Namun sungguh disayangkan karena cerita cinta dalam sinetron lebih
8

banyak berisikan perselingkuhan, kebebasan hidup, seks bebas, narkoba, penindasan dan
kekerasan remaja. Masalah ini tentunya akan memiliki dampak negatif terhadap
perkembangan kehidupan remaja.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri.Jadi sangat mungkin perbuatanperbuatan tokoh-tokoh dalam sinetron dapat ditiru. Bahkan bagi remaja yang menjadi
penggemar berat seorang artis sinetron tertentu bisa saja menirukan gaya hidup dan
tingkah laku artis tersebut Jika tingkah laku artis itu baik, maka tidak masalah. Namun
akan menjadi masalah jika tokoh-tokoh dalam sinetron tersebut bertindak negatif.
Pada kenyataannya, sekarang ini banyak remaja menirukan gaya hidup seperti
dalam sinetron. Seperti model pakaian yang dikenakan dan gaya hidup yang identik
dengan kemewahan dan kosumerisme. Bahkan dengan tayangan sinetron yang
mengandung unsur kekerasan telah mengubah sikap remaja menjadi anarkis. Banyak
remaja sekarang ini bersikap cuek dan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya.
Dengan adanya dampak-dampak negatif dari penayangan sinetron yang tidak
mendidik tentu akan mengganggu perkembangan kehidupan remaja. Sikap moral dan
mental remaja menjadi rusak.
Remaja adalah generasi muda yang menjadi penerus bangsa. Jika masalah ini
dibiarkan berlarut-larut maka bagaimanakah generasi bangsa Indonesia di masa yang
akan datang? Maka bisa dipastikan generasi bangsa kita hanya menjadi penonton dan
pengguna produk kemajuan negara lain. Karena masa remajanya dihabiskan dengan
menonton sinetron yang tidak mendidik.Dan bila tidak ada solusi untuk mengatasi
masalah ini dapat dipastikan bangsa ini menjadi bangsa yang terpuruk. Selalu bergantung
dengan negara lain karena generasi penerusnya tidak peduli dengan keadaan bangsa.
Oleh karena itu untuk mencegah dan mengatasi masalah ini harus ada solusi
untuk mengatasinya.Solusi yang melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab
dalam masalah ini.Melibatkan para pemilik televisi, para produser dan insan pembuat
sinetron, masyarakat dan organisasi atau lembaga sosial masyarakat yang terkait. Pihakpihak yang terlibat tersebut membuat suatu kebijakan yang disepakati bersama untuk
mengatasinya..Sehingga kebijakan yang dibuat tidak merugikan di antara mereka dan
mampu memberikan solusi yang tepat. Hal ini dilakukan demi masa depan generasi
penerus bangsa. Jangan sampai penerus bangsa kita menjadi tidak kreatif karena terbiasa
dengan budaya menonton, salah satunya melihat sinetron. Jangan sampai tunas bangsa
kita layu dan mati tenggelam dengan budaya menonton.

2.3 DAMPAK NEGATIF SINETRON TERHADAP REMAJA

Remaja dan televisi mempunyai hubungan yang sangat dekat. Bahkan mungkin
bisa jadi hubungan antara remaja dengan televisi lebih dekat dibandingkan dengan
interaksi antara remaja dengan keluarga atau orangtuanya. Kehadiran televisi
sesungguhnya bagai pisau bermata ganda, memberikan pengetahuan namun sekaligus
berdampak negatif dalam proses perkembangan remaja, baik fisik, psikis, maupun sosial.
Dr. Roberd Friedland, seorang dokter spesialis saraf Amerika, menyebutkan
bahwa sebagian besar penderita Alzheimer (penurunan daya ingat/pikun dini) adalah
orang yang jarang melakukan aktivitas fisik dan mental yang bermanfaat, dan hanya
banyak menonton televisi.
Banyak penelitian yang mengungkapkan relasi antara kekerasan dengan tayangan
televisi. Bahkan, pakar pendidikan Indonesia, Prof. Arief Rachman, menyatakan bahwa
kekerasan yang yang ditayangkan televisi sangat efektif merangsang naluri manusia yang
paling rendah yang menyamai insting binatang, salah satunya adalah insting membunuh
(Koran Tempo, 29 November 2006). Film kartun juga tidak luput dari beragam adegan
kekerasan, seperi memukul baik dengan tangan kosong maupun senjata tumpul,
menendang dan bahkan membunuh. Perhatikan ketika tokoh dalam film kartun Tom dan
Jerry sedang berkelahi! Karakter film kartun yang berwujud kucing dan anjing ini selalu
digambarkan terus-menerus ribut dan nyaris tidak pernah rukun. Keributan di antara
keduanya selalu diwarnai dengan kekerasan fisik, bahkan acapkali kekerasan di antara
keduanya melibatkan penggunaan senjata tajam. Selain perilaku negatif berupa
kekerasan, ada perilaku negatif lain yang dipertontonkan oleh Tom and Jerry yaitu
permusuhan yang selalu mewarnai interaksi mereka.
Bagaimana

sih

pengaruh

film

tersebut

terhadap

kehidupan

remaja?

Film remaja yang bisa disaksikan di bioskop cukup mempengaruhi gaya hidup remaja.
Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa mencari identitas diri sehingga
membutuhkan idola yang bisa dijadikan figur.Salah satunya dari aktor maupun aktris dari
film remaja.
Kebanyakan film tersebut tidak banyak memberikan dampak positif, karena tidak
semua remaja memiliki filter untuk dapat menilai mana yang harus ditiru dan mana yang
tidak. Karena masa remaja merupakan masa transisi dalam mencari jati diri maka ketika
film remaja yang disajikan memberikan idola metropolis terhadap remaja maka wajar
saja jika remaja kemudian menjadi remaja yang metropolis dengan gaya hidupnya.
10

Film terhadap remaja bisa membawa kearah pergaulan bebas seperti narkoba, sex
bebas, tawuran antar pelajar dan gaya hidup seperti selebritis yang kurang bagus untuk
ditiru. Film khususnya di Indonesia saat ini cenderung ke remaja temanya. Film
bertemakan remaja memang sedang diminati remaja, sedangkan antara tontonan dan
tuntunan yang diajarkan film tersebut lebih banyak ke arah hidup barat yang bebas,
Indonesia sebagai Negara ketimuran yang mempunyai adat yang penuh dengan
kesopanan dan tata karma yang tinggi lambat laun akan tersisihkan adat kebiasaan barat
yang menjurus ke gaya hidup bebas tanpa memandang norma seperti norma agama dan
norma lainnya. Sungguh di sesalkan apabila sebagai generasi penerus harus rusak hanya
karena terpengaruh akibat bebasnya film-film yang beredar dengan bebas di negeri ini.

2.4 DAMPAK POSITIF SINETRON TERHADAP REMAJA

Di antara berbagai dampak negatif diatas, sebenarnya televisi juga memiliki sisi
yang positif. Dalam hal ini, Media Audio Visual Elektronik mampu memberikan
gambaran secara nyata tentang berbagai fenomena pada remaja, lebih konkrit, lebih
mudah dipahami. Dengan demikian, remaja akan lebih tertarik dan terjadi peningkatan
retensi memori. Sisi positif dari menonton film adalah bahwa di beberapa tayangan
tertentu dapat menjadi sumber pelajaran yang membantu kita, terutama anak dan remaja
untuk memahami dunia dan bahkan memperkaya ilmu yang telah didapatkan di bangku
sekolah. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa perilaku menonton acara bermuatan
pendidikan seperti Sesame Street selama 1-3 jam seminggu terbukti memiliki efek positif
bagi kecerdasan . Dalam hal ini ternyata memperoleh nilai akademik lebih baik tiga
tahun kemudian, dibandingkan remaja yang tidak menonton program pendidikan itu.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa remaja yang banyak menonton program
hiburan dan film-film kartun terbukti memperoleh nilai akademik lebih rendah dibanding
yang sedikit saja menghabiskan waktunya untuk menonton program yang sama.
Aspek positif lainnya dari kehadiran televisi ialah sebagai sumber informasi
tentang peristiwa-peristiwayang terjadi dengan cepat seperti kejadian bencana alam dan
sebagainya, yang perlu diketahui dan mendapat perhatian secara cepat. Selain itu, televisi
juga berfungsi positif sebagai media sosial, yakni sebagai media untuk memobilisasi
simpati, empati, dan dukungan terhadap berbagai persoalan kemanusiaan yang
11

memerlukan respons masyarakat luas seperti gerakan solidaritas membantu korban


bencana, gerakan orangtua asuh, dan lain-lain.
Bagi yang melihat film dengan didasari dengan filter yang kuat maka akan
menambah memahami dari psikologi setiap karakter pemain yang bisa menambah
tentang pengetahuan kejiwaan manusia. Sehinnga menambah wawasan remaja dalam
memilih keputusan sikap yang diambil dalam bergaul sesama usianya.

2.5 STANDAR KWALITAS SINETRON

Standar kwalitas sinetron adalah ukuran yang yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan
kwalitas sinetron. Adapun pengertian tentang kwalitas, kwalitas sinetron Indonesia yaitu
merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan produk,jasa,manusia,dan kepuasan
konsumennya.Kwalitas Sinetron yang baik adalah produk sinetron yang sangat baik dan bisa
memicu para konsumennya untuk menyaksikan produksi sinetronnya.Disebut berkwalitas
karena didalam sinetron tersebut terdapat ajaran yang bisa membimbing para penyaksinya
untuk melakukan tindakan sosial yang lebih baik lagi dan bisa mewujudkan perubahan sosial
yang baik dan sopan. Hal ini disampaikan oleh pakar telematika dan komunikasi Indonesia.

2.6 Solusi yang Harus Dilakukan Terhadap Pengaruh Sinetron

Solusi yang harus dilakukan terhadap pengaruh sinetron melibatkan berbagai pihak
yang bertanggung jawab.Melibatkan para pemilik televisi, para produser dan insan
pembuat sinetron, masyarakat dan organisasi atau lembaga sosial masyarakat yang
terkait. Pihak-pihak yang terlibat tersebut membuat suatu kebijakan yang disepakati
bersama untuk mengatasinya..Sehingga kebijakan yang dibuat tidak merugikan di antara
mereka dan mampu memberikan solusi yang tepat. Hal ini dilakukan demi masa depan
generasi penerus bangsa. Jangan sampai penerus bangsa kita menjadi tidak kreatif karena
terbiasa dengan budaya menonton, salah satunya melihat sinetron. Jangan sampai tunas
bangsa kita layu dan mati tenggelam dengan budaya menonton.

12

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Di masa remaja merupakan masa transisi yang penuh dilema dimana jiwa remaja
sedang mencari jati dirinya akhirnya dengan adanya Sinetron yang ada di Indonesia saat
ini dijadikan ajang untuk meniru apa yang ada di sinetron tersebut. Oleh karena itu untuk
mencegah dan mengatasi masalah ini harus ada solusi untuk mengatasinya.Solusi yang
melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam masalah ini.Melibatkan para
pemilik televisi, para produser dan insan pembuat sinetron, masyarakat dan organisasi
atau lembaga sosial masyarakat yang terkait. Pihak-pihak yang terlibat tersebut membuat
suatu kebijakan yang disepakati bersama untuk mengatasinya..Sehingga kebijakan yang
dibuat tidak merugikan di antara mereka dan mampu memberikan solusi yang tepat. Hal
ini dilakukan demi masa depan generasi penerus bangsa. Jangan sampai penerus bangsa
kita menjadi tidak kreatif karena terbiasa dengan budaya menonton, salah satunya
melihat sinetron. Jangan sampai tunas bangsa kita layu dan mati tenggelam dengan
budaya menonton.
Saran

Sebagai orang tua dan keluarga yang perhatian terhadap anak-anaknya dampingi
mereka terus dan tekankan norma agama yang kuat, karena dengan norma agama yang
kuat akhirnya remaja bisa membedakan mana yang baik dan buruk dan bisa membuat
filter dalam menyikapi sebuah sinetron ketika di lihat. Dari lingkungan keluarga yang
perhatian terhadap keluaraganya akhirnya bisa membuat remaja sadar apa dilakukan
ketika melihat film.
13

DAFTAR PUSTAKA

Bima.M.1993.standar kwalitas pertelevisian . Jakarta


Herlinda.S.2008.Dampak buruk sinetron . Mojokerto
James,Maria,and Malcom Parsons.1991.film the best. Australia:

Heinemann.
Noor Fairuz.2008.Dampak buruk sinetron .Mojokerto
Kurnia Ayu.N.2008.Dampak buruk sinetron .Mojokerto

14

15

Anda mungkin juga menyukai