Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

MALARIA
1. Pengertian
Malaria

adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh

plasmodium malaria yang rekuren, anemia dan hepatosplenomegali (Rampengan ,


1993,)
Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam (spesies) parasit malaria yaitu
plasmodium

falsiparum

yang

menyebabkan

malaria

Tropika,

vivax

yang

menyebabkan malaria tertina, malariae yang menyebabkan malaria kuartana dan


ovale yang menyebabkan malaria ovale (Brown, 1997 )
Malaria dapat menularkan dengan berbagai cara yang pada umumnya dibagi
atas alamiah dan tidak alamiah :
a. Penularan secara alamiah (natural infection ), yaitu melalui gigitan nyamuk anoples.
Tidak semua nyamuk anoples dapat membawa parasit malaria. Hanya nyamuk
anoples betina yang berbakat membawa plasmodium malaria.
b. Penularan yang tidak alamiah (induksi), dibagi atas
1) Malaria bawaan (kongential), terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, karena ibunya
menderita malaria. Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta.
2) Secara mekanik, terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik. Penularan melalui
jarum suntik banyak terjadi pada morfinis yang menggunakan jarum suntik yang
tidak steril.
Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia lain yang
sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis( Nellson, 1992 )

2. Etiologi
Malaria Tropika disebabkan oleh parasit malaria genus plasmodium falsiparum.
Pada pemeriksaan darah labolatorium, terdapat gemetosit terbentuk pisang dan
terdapat bintik maurer pada sel darah merah untuk sediaan darah tipis . pada saat
sediaan darah tebal dijumpai gemetosit berbentuk pisang, banyak sekali bentuk
cicin tanpa bentuk lain yang dewasa (stars in sky ), terdapat balon merah disisi luar
gemetosit (Soerdarto, 1997 ).
Patofisiologi
Parasit / Sporozoit

Sporozoit masuk dalam aliran darah

Sel hati
( Membentuk skizom hati yang mengandung ribuan merozoit)

Skizon pecah

Merozoit keluar dan masuk aliran darah

Menyerang eritrosit

Membentuk trofozo
Hemolisis

Demam

Anemia

Mual, Muntah

Sakit kepala

Anoreksia

4.

Gejala dan tanda


Gejala dan tanda dari malaria falsiparum adalah sebagai berikut ;

a. Sakit kepala
b. Tidak ada selara makan
c. Mual muntah dan nyeri pada abdomen
d. Demam terdiri dari 3 stadium yaitu ;
1)

Stadium dingin
Dimulai dengan mengigil dan perasaan yang sangat dingin,gigi
gemeretak, nadi cepat tapi lemah, bibir dan jari jari pucat, berlangsung
15 menit sampai 1 jam.
2). Stadium demam
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa
kepanasan, muka merah, kulit kering dan terasa panas, sakit kepala,
mual, serta muntah dan nadi menjadi kuat lagi, stadium ini berlangsung 2
12 jam. Pada plasmodium falsifarum skizon dari tiap generasi menjadi
matang setiap 24 jam.

3). Stadium berkeringat

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, kemudian suhu


tubuh menurun dengan cepat kadang-kadang sampai di bawah normal
( Madesul, 1996 ).
5.

Penatalaksanaan
Obat anti malaria terdiri dari 5 jenis , antara lain ;

a.

Skinzontisid jaringan primer yang membasmi parasit pra erirosit,


yaitu proguinil, pirimetamin

b.

Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit ekso eritrosit,


yaitu primakuin.

c.

Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina,


klorokiun dan amodiakuin.

d.

Gametosit yang menghancurkan bentuk seksual, primakuin adalah


gametosit yang ampuh bagi ke empat spesies

e.

Sporontosit mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk


ookista dan sporozoit dalam nyamuk anopheles
Pengunaan obat anti malaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif saja
tapi juga termasuk ;

a.

Pengobatan

pencegahan

(profilaksis)

bertujuan

mencegah

terjadinya infeksi atau timbulnya gejala klinis. Penyembuhan dapat


diperoleh dengan pemberian terapi jenus ini pada infeksi malaria olah
plasmodium falsiparum
b.

Pengobatan kuratif dapat dilakukan dengan obat malaria jenis


skinzontisid.

c.

Pencegahan transmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi malaria


oleh pada nyamuk atau mempengaruhi sporogonik nyamuk. Obat anti
malaria yang dapat di gunakan seperti gametosit atau sporontosid.

6.

Komplikasi
Organ yang terkena adalah ;

a.

Otak timbul delirium, disorientasi, stupor, koma, kejang dan tanda


neurologist fokal.

b.

Saluran gastroentistinal ; muntah, diare hebat, perdarahan dan


malabsrobsi.

c.

Ginjal : nekrosis tubuler akut, hemoglobinuria, dan GGA.

d.

Hati : timbul ikterus karena adanya ganguan hepar, billius


remitten fever yang ditandai dengan muntah hijau empedu karena
adanya komplikasi hepar

e.

Paru : odem paru.

f. Lain-lain : anemia, hiperpireksia, hipoglikemi, demam, kencing hitam


( black water fever)
7.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan

darah tepi, pembuatan preparat untuk melihat

keberadaan parasit dalam darah tebal dan tipis dilakukan tepi, seperti
trofozoit yang berbentuk cincin-cincin ( Prabu, 1997 ).

B . Asuhan keperawatan
1.

Pengkajian

a.

Aktivitas / isatirahat
data subjektif: adanya malaise.

b.

Eliminasi
Data subjektif: diare

c.

Makanan / Cairan
Data subjektif : anoreksia, mual muntah
Data objektif

: penurunan berat badan, penurunan lemak sub kutan /

massa otot (malnutrisi).


d.

Neurosensori
Data subjektif: sakit kepala.
Data objektif: Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi, delirium /
koma.

e.

Nyeri/ kenyamanan
Data subjektif : kejang abdominal, lokalisasi rasa sakit / ketidak nyamanan

f.

Pernapasan
Data: Suhu umumnya meninglat (37,9 C). dan mengangu klien, kadang
sub normal (dibawah 36,6 C). atau dibawah normal dan mengigil.

g.

Penyuluhan dan pembelajaran


Data subjektif : Masalah kesehatan kronis / melemahkan, misalnya hati,
ginjal, dan paru.
Pengunaan antibiotic (baru saja atau pun jangka panjang).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada klien dengan malaria falsiparum yang


disesuaikan menurut Marlyn E. Doenges, ( 2000 ) meliputi :
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan :
1). Efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus.
2). Dehidrasi
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan :
1). Sakit kepala,
2). Sakit otot-otot
c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan :
1). Mual dan muntah
2). Anoreksia
d. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
1). Mual dan muntah
2). Peningkatan suhu tubuh
e.

Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan :
1). Kurang informasi tentang kondisi penyakit
2). Keterbatasn kognitif

3. Perencanaan
Rencana keperawatan pada klien dengan malaria falsifarum yang
disesuaikan menurut Marlyn E. Doenges, ( 2000 ) yaitu :

Diganosa keperawatan pertama


1). Tujuan : Suhu dalam batas normal, bebas kedinginan
2). Kriteria evaluasi : suhu tubuh normal (36 o C 37oC) dan tidak
mengalami komplikasi yang berhubungan.
3). Intervensi
a). Pantau

suhu

klien

(derajat

dan

pola)

perhatikan

menggigil/diaforesis.
b). Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahan linen tempat tidur sesuai
indikasi.
c). Berikan kompres mandi hangat; hindari penggunaan alcohol.
d). Berikan selimut pendingin
e). Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian antipiretik
4. Rasional
a). Suhu 38,9o 41,1o C menunjukkan proses penyakit infeksi akut. Pola
demam membantu dalam diagnosis.
b). Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan
suhu mendekati normal.
c). Dapat membantu mengurangi demam
d)

Digunakan untuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari


39,5o 40o C pada waktu terjadi kerusakan / gangguan otak.

e)

Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya


pada hipotalamus.
b. Diagnosis keperawatan kedua

1).
2).

Tujuan : Nyeri dapat berkurang atau teratasi

Kriteria evaluasi : Prilaku rileks dan tenang, ungkapan tentang

rasa nyeri telah berkurang / teratasi, dapat menunjukkan tehnik relaksasi


sesuai indikasi.
3).

Intervensi
a).

Kaji keluhan nyeri (intensitas, karakteristis, dan lokasi)

b).

Berikan kompres dingin pada kepala

c).

Berikan latihan dan lakukan tehnuik relaksasi

d).

Observasi tanda tanda nyeri non verbal : TD, RR, nadi, ekspesi

e).

Anjurkan untuk berisrirahat dalam ruangan yang tenang.

f).

Kolaborasi untuk mendapatkan therapy analgetik yang sesuai.

4).

Rasional

wajah.

a). Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh klien
b). Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi
c). Untuk menurunkan ketegangan otot stress yang dapat merangsang
timbulnya sakit kepala.
d). Merupakan indikator / derajat nyeri yang tidak langsung dialami.
e). Menurunkan stimulasi berlebihan yang dapat mengurangi nyeri
f). Penanganan pertama dari sakit kepala karena gangguan vaskuler
c.

Diagnosa keperawatan ketiga


1). Tujuan : Intake nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

2). Kriteria evaluasi : Mual dan muntah berkurang atau teratasi, selera makan
kembali normal
3). Intervensi
a). Awasi pemasukan diet / jumlah kalori. Berikan makan sedikit tapi sering
b). Berikan perawatan mulut sebelum makan
c). Anjurkan makan pada posisi tegak
d). Timbang sesuai indikasi
e). Berikan suasana menyenangkan pada saat makan
f). Berikan diet sesuai indikasi
g). Berikan terapi anti emetik dan antasida sesuai indikasi.
4).

Rasional
a). Mengidentifikasikan kekurangan dan kebutuhan klien terhadap nutrisi
b). Menghilangkan rasa tidak enak dan dapat meningkatkan nafsu makan
c).

Menurunkan

rasa

penuh

pada

abdomen

dan

dapat

meningkatan

pemasukan
d). Mengawasi keefektifan rencana diet
e). Untuk meningkatkan nafsu makan, menurunkan mual.
f). Berguna dalam perencanaan sesuai rute yang benar
g). Dapat menurunkan mual dan iritasi asam lambung.
d.

Diagnosa keperawatan keempat


1). Tujuan : Volume sirkulasi adekuat

2). Kriteria evaluasi : Tanda-tanda vital dalam batas normal, nadi perifer
teraba dan asupan cairan normal.

3). Intervensi :
a). Kaji membran mukosa kering, turgor kulir yang kurang baik dan rasa haus
b). Pantau tekanan darah dan denyut jantung
c). Palpasi denyut perifer
d). Anjurkan pemasukan cairan oral sesuai toleransi
e). Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan IV sesuai indikasi.
Rasional :
a).

Indikator langsung kedekatan volume cairan

b).

Tekanan darah ortostatik berubah dan peningkatan takikardi menunjukkan

kekurangan cairan sitemik


c).

Indikator dehidrasi / hipovelumia

d).

Pemenuhan kebutuhan dasar cairan dan kebutuhan penggantian.

e).

Pada dasarnya penurunan masukan / banyak kehilangan, penggunaan

parenteral dapat memperbaiki / mencegah kekurangan.


3).

Intervensi

a).

Indentifikasi kesulitan dalam keperawatan diri/ berpakaian.

b).

Berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan perawatan kulit, rambut dan

gosok gigi.
c).

Bantu untuk menggunakan pakaian yang rapi / berikan pakaian yang rapi

dan bersih.
d).

Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang berhasil dilakukan

e).

Sertakan klien dalam rencana perawatan.

4).

Rasional

a).

Memahami penyebab yang mempengaruhi pilihan intervensi / strategi

b).

Sesuai dengan perkembangan penyakit, kebutuhan akan kebersihan dasar

mungkin akan dilupakan.


c).

Meningkatkan kepercayaan pada diri klien

d).

Meningkatkan perasaan makna diri, meningkatkan kemandirian.

e).

Meningkatkan

perasaan

kontrol

dan

meningkatkan

kerja

sama

dan

kemandirian.
e.

Diagnosa keperawatan keenam


1)

Tujuan : Menunjukkan pemahaman akan proses penyakit dan


prognosis.

2)

Kriteria evaluasi : Dengan tepat menunjukkan prosedur yang


diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan, ikut serta dalam
program pengobatan.

3)

Intervensi :

a)

Tinjauan penyakit, prognosis, dan harapan masa depan

b)

Berikan informasi mengenai proses penyakit, prognosis,


terapi obat, interaksi, efek samping pentingnya taat pada program.

c)

Diskusikan kebutuhan untuk pemenuhan nutrisional


yang tepat / seimbang

d)

Berikan penkes tentang pentingnya kesehatan pribadi


dan lingkungan

e)
4)

Tekankan untuk evaluasi perawatan / rehabilitasi


Rasional :

a)

Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat


membantu pilihan berdasar informasi

b)

Meningkatkan pemahaman dan penyembuhan

c)

Proses untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan


umum

d) Membantu

mengontrol

peremajaan

lingkungan

dengan

mengurangi

penularan penyakit.
e)

Dukungan

jangka

kontinu untuk sembuh optimal

panjang

dengan

evaluasi

ulang

Anda mungkin juga menyukai