Anda di halaman 1dari 9

10 Defenisi Penyuluh Pertanian

1. Menurut Soeharto, N.P adalah

Penyuluhan pertanian bagian dari system

pembangunan pertanian yang merupakan system pendidikan di luar sekolah


(pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganyadan anggota masyarakat
lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian, dengan demikian penyuluhan
pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu
petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk
memperbaiki kehidupan dan penhidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada
akhirnya mampu menolong dirinya sendiri.
2. Menurut Salim,F Bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani
dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan
non formal dibidang pertanian ,agar mampu menolong dirinya sendiri baik dibidang
ekonomi,

social

maupun

politik,

sehingga

meningkatkan

pendapatan

dan

kesejahteraan mereka dapat dicapai.


3. Menurut Setiana. L. Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang
mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat
terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan Penyuluhan dapat
dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya
A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan
seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan
membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bias membuat keputusan yang
benar.
4. Menurut Ibrahim, et.al Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor atau
pelita atau yang memberi terang. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat
bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih
tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak
mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap
dikatakan meningkat, bila terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.

5. Menurut Undang-undang No.16 Tahun 2006 Penyuluhan adalah proses pembelajaran


bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan

dalam

mengakses

informasi

informasi

pasar, teknologi,

permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan


produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
6. Secara umum penyuluhan pertanian adalah kegiatan pendidikan non formal bagi
pelaku utama dan pelaku usaha sebagai jaminan atas hak mendapatkan pendidikan,
yang diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada guna memperbaiki dan
meningkatkan pendapatan kelayan beserta keluarganya dan lebih luas lagi dapat
meningkatkan kesejahteraanya.
7. Menurut Vanden Ban dan Hawkins (2003), Penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk
pengaruh sosial yang dilakukan secara sadar. Mengkomunikasikan informasi dengan
sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapatan yang wajar dan
mengambil keputusan yang tepat.
8.

Menurut Salmon (1972), penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah
(non formal) untuk para petani dan keluarganya.

9. Menurut Zakaria (2006), penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani


dan nelayan beserta keluarganya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan kemadirian agar mereka mau dan mampu, sanggup dan berswadaya
memperbaiki/meningkatkan daya saing usahanya, kesejahteraan sendiri serta
masyarakatnya.
10. Departemen Pertanian (2002) menyatakan bahwa Penyuluhan pertanian adalah
pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui
kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong
dirinya sendiri, baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat tercapai.

7 Tujuan Penyuluh Pertanian


1. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi
beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan
perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan anggota
keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.
3. Dalam penyuluhan pertanian ada dua tujuan yang akan dicapai yaitu : tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah hanya
menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang
meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani. Tujuan
jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan
petani.
4. Agar pertnaian di Indonesia dapat berkembang serta dapat memajukan
perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Selain itu dapat menambah pengetahuan
serta perubahan sikap yang lebih baik yang akan diambil petani untuk
kedepannya.
5. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani serta aparatur tentang
pentingnya pertanian organik.
6. Mewujudkan kelembagaan petani dan aparatur sebagai basis kegiatan petani dan
aparatur.
7. Meningkatkan produksi melalui inovasi teknologi dengan memperhatikan
kelestarian sumber daya alam.

I. PENDAHULUAN
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat
produksi belum optimal.maka dari itu kami akan membantu dalam teknis budidaya
tanaman nya supaya hasilnya lebih optimal.
Jagung merupakan komoditas pangan sumber karbohidrat kedua setelah beras, sangat
penting untuk ketahanan pangan. Jagung juga berperan penting dalam industri pakan
ternak dan industri pangan. Dalam kurun lima tahun terakhir, kebutuhan jagung nasional
untuk

bahan

industri

pakan,

makanan

dan

minuman

meningkat

10%-

15%/tahun.Pengembangan jagung diarahkan untuk mewujudkan Indonesia menjadi


produsen jagung yang tangguh dan mandiri pada tahun 2025 dengan ciri-ciri produksi
yang cukup dan efisien, kualitas dan nilai tambah yang berdaya saing, penguasaan pasar
yang luas, meluasnya peran stakeholder, serta adanya dukungan pemerintah yang
kondusif. Dalam periode 2005-2025, produksi jagung nasional diproyeksikan rata-rata
tumbuh sebesar 4,26%.
Kondisi di atas menggambarkan bahwa komoditi jagung mempunyai peluang yang
sangat besar untuk dikembangkan melalui agribisnis.
Jagung banyak diolah dalam bentuk tepung, makanan ringan atau digunakan untuk
bahan baku pakan ternak. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk
keperluan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sejalan dengan perkembangan
industri pengolah jagung dan perkembangan sektor peternakan, permintaan akan jagung
cenderung semakin meningkat.
Sebagai daerah yang paling dengan pusat pelayanan (ibu kota Propinsi Jawa Barat),
pengembangan jagung di Kabupaten Sumedang memiliki keunggulan komparatif
dibanding daerah lain karena proses produksi dan distribusi hasil dapat dikembangkan
lebih efisien.
II. SYARAT TUMBUH
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan
dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan
atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,
pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu
optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus,
namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah

antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %.
Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan
teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50600 m dpl.
III.

TEKNIS BUDIDAYA
A. Pengolahan tanah
Alternatif I
- Pada lahan bekas sawah dibuat alur tanaman menggunakan bajak dengan jarak 80
cm.
- Pembuatan saluran air disesuaiakan dengan panjang lahan.
Alternatif II
- Olah tanah I dilakukan 5 hari sebelum tanam,dengan cara bajak sistem kering.
- Pengolahan tanah II dilakukan 2 hari sebelum tanam dengan cara dibajak
-

berlawanan dari arah pengolahan I serta digaru/diratakan.


Dibuat alur tanaman dengan jarak 80 cm.
Pembuatan saluran air disesuaiakan dengan panjang lahan.

B. Persiapan Tanam
- Dosis untuk pupuk tanaman jagung hibrida 270 kg Phonska,270 kg urea, dan 500
-

kg.
Petroganik/hektar,atau disesuaikan dengan PH tanah yang mau ditanam jagung.
Untuk kebutuhan benih perhektar antara 20-25 kg.

C. PENANAMAN
Jarak tanam untuk tanaman jagung adalah 80cm X 40cm(2 tanaman) atau 80cm X
20cm (1 Tanaman) populasi tanaman 62.500 per hektar.
D. PUPUK DASAR
Pupuk dasar berupa 500kg Petroganik,135kg Phonska,dan 65kg Ureaper ha diberikan
saat tanam dengan cara ditugal disamping benih dalam baris tanaman dengan jarak
10cm,lubang yang sudah di beri pupuk kemudian di tutup kembalui dengan tanah.

E. PUPUK SUSULAN
- Pupuk susulan I diberikan pada umur 15 HST dengan dosis 135kg Phonska +
-

70kg Urea.
Pupuk susulan ke II diberikan saat umur 30 HST dengan dosis 135kg Urea per
ha.pupuk diberikan dengan cara ditugal disamping tanaman dalam baris tanaman
dengan jarak 10cm,lubang yang sudah di beri pupuk kemudian di tutup kembali

dengan tanah.
Jenis,takaran,dan waktu pemupukan
Jenis
Pupuk

Takaran Takaran dan waktu pemupukan


Susulan I
Susulan II
(kg/ha) Dasar

Petrogani

500

0 HST
500

k
Phonska
Urea
Jumlah

270
270
1,040

135
65
700

15 HST
-

30 HST
-

135
70
205

135
135

F. PEMELIHARAAN
- Pengairan dilakukan seminggu sekali tergantung kondisi.
- Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan susulan I dan II
- Pembubunan dilakukan bersamaan pemupukan I dan II

G. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan secepat mungkin begitu diketahui ada
serangan.
HAMA
a) Lalat bibit (Atherigona exigua Stein):
Gejala: daun kekuning-kuningan; di sekitar bagian terserang terjadi pembusukan,
akhirnya tanaman layu, pertumbuhan kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit
dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dan
bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang
lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan pergiliran tanaman;
(2) tanaman terserang dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3)
kebersihan areal dijaga dan diperhatikan terutama dari tanaman inang; (4)
pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida efektif.
b) Ulat pemotong
Gejala: tanaman terserang terpotong beberapa sentimeter di atas permukaan tanah
ditandai dengan bekas gigitan pada batang, akibatnya tanaman jagung muda
roboh di atas tanah. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong:Agrotis sp. (A.
ipsilon);Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan
penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) tanam serentak
pada areal yang luas dan pergiliran tanaman; (2) mencari dan membunuh ulat

yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami jagung,
disemprot dengan insektisida.
PENYAKIT
a) Penyakit bulai (Downy mildew):
Penyebab: cendawanPeronosclerospora maydis danP. spora javanicasertaP.
spora philippinensis. merajalela pada suhu diatas 270C dan udara lembab.
Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing, kecil, kaku dan
pertumbuhan terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan
spora cendawan warna putih; (2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman
terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dimulai
dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman
dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1)
penanaman awal musim hujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman,
penanaman varietas unggul; (3) tanaman terserang, kemudian dimusnahkan.
b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh).
Penyebab: cendawanHelminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak
bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat,
bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun,
semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuning- kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh
permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman guna
menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis dengan mengatur kelembaban
lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kimiawi dengan fungisida.

c) Penyakit karat (Rust) ;


Penyebab:
cendawanPuccinia

sorghi

Schw danPuccinia

polypora

Underw.Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua
terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta
terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan
kemudian berkembang dan memanjang, akhirnya karat dapat berubah
menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban
pada areal tanam; (2) menanam varietas tahan; (3) melakukan sanitasi (4)
kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.
d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut);

Penyebab:

cendawanUstilago

maydis (DC)

Cda,Ustilago

zeae (Schw)

Ung,Uredo zeae Schw,Uredo maydis DC. Gejala: pada tongkol ditandai


dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan
dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan
pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari
pembungkus dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban
areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong
bagian tanaman kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur
dengan fungisida secara merata.
e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji;
Penyebab: cendawanFusarium atauGibberella antara

lainGibberella zeae

(Schw),Gibberella fujikuroi (Schw),Gibberella moniliforme. Gejala: dapat


diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna
merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat
sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan
pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan
dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.

H. PANEN
Ciri dan Umur Panen
Umur panen jagung tergantung pada varietas yang ditanam, tetapi biasanya 2 bulan
setelah 50% keluar rambut. Ciri tanaman jagung yang siap dipanen adalah:
- Klobot kering berwarna kuning
- Bila dikupas biji mengkilap.
- Bila biji ditekan dengan kuku tidak berbekas.
- Terdapat bintik hitam pada bagian biji yang melekat pada tongkol
Cara Panen
- Sebelum dipanen dapat dilakukan pemangkasan batang bagian atas untuk
menurunkan kadar air tonggol disertai dengan pengupasan klobot sebagian atau
seluruhnya.
- Cara panen dengan memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dengan mematahkan
tangkai buah. Pada lahan yang luas dan rata bisa menggunakan alat mesin pemetikan.
I. PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilalakukan pada saat umur 100-110 HST,di tandai dengan klobot yang sudah

kering,biji jagung mengkilap dan keras dan bila ditekan kuku tidak meninggalkan
bekas.panen dengan cara mengupas kelobot jagung dilahan dan mengambil
tongkolnya,tongkol segera di jemur sampai kering kemudian di pipil dan di sortasi
guna memisahkan biji yang baik dan yang rusak.
Produksi 6-8 ton per ha pipilan kering atau tergantung Varietas.
Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel di batang atau setelah di petik.
Pengupasan dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat
diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan atau
mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau
memperingan pengangkutan selama proses pengeringan.
Pengeringan
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara tradisional
jagung dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 911%. Penjemuran
memakan waktu 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan di lantai, dengan alas
anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung.
Pengeringan buatan pada musim hujan dilakukan dengan mesin pengering, Suhu
pengeringan 38-430 C, sehingga kadar air turun menjadi 12-13%. Penundaan waktu
pengeringan selama 2 hari dapat meningkatkan kontaminasiAspergilus flavus yang
dapat meningkatkanalfa toxin yang dapat meracuni manusia dan hewan.dari 14 pbb
menjadi 94 pbb (ambang batasAspergilus flavusmenurut FAO 30 (pbb).

Anda mungkin juga menyukai