Status Ujian IKM
Status Ujian IKM
Nama
Dewara
NIM
TANDA TANGAN
:
:
0861050037
I.
PENDAHULUAN
b. Karies Mediadi mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin.
Gambar 3. Karies Media
c. Karies Profundadi mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan
kadang-kadang sudah mengenai pulpa. 6
Gambar 4. Karies Profunda
Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada
permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi.
Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak
enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan
semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini
dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik dan air dari pada
mineral, dan secara kristalografis mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan
dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang
adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun waktu 1
tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun. Saliva mampu
meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung ion
6
Faktor Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
7
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva
untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,
menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang
silih berganti.
Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak menghancurkan
gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya
waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat
kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini. 7
Kebiasaan Makan
Pada zaman modern ini, banyak kita jumpai jenis-jenis makanan yang bersifat manis,
lunak dan mudah melekat misalnya permen, coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di
mana biasanya makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena
sifatnya yang lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat pada
gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi proses kimia bersama dengan
bakteri dan air ludah yang dapat merusak email gigi.
Hal ini yang perlu mendapat perhatian tidak hanya nutrisi saja, tetapi cara
mengonsumsi jenis makanan dan waktu pemberian, karena semua ini akan
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Demikian halnya penelitian yang dilakukan Dr. Trendly Dean dilaporkan bahwa ada
hubungan timbal balik antara konsentrasi fluor dalam air minum dengan prevalensi
karies. Penelitian epidemiologi Dean ditandai dengan perlindungan terhadap karies
secara optimum dan terjadinya mottled enamel (keadaan email yang berbintik-bintik
putih, kuning, atau coklat akibat kelebihan fluor/fluorosis) yang minimal apabila
konsentrasi fluor kurang dari 1 ppm. 7
Pola Makan
Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga pH saliva menurun dan terjadi demineralisasi yang
berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan
bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila
makanan berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka email gigi tidak akan
mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga
terjadi karies.
Misalnya, derajat penderita karies gigi di Palembang relatif tinggi. Salah satu
penyebabnya adalah makanan yang berpotensi menimbulkan kerusakan gigi, yaitu
empek- empek. Empek-empek terbuat dari sagu, sehingga mengandung karbohidrat
dan zat gula. Karbohidrat yang tinggi akan membuat karang gigi menjadi tebal.
Kandungan cuka dalam cairan yang ditambahkan pada empek-empek juga tidak bagus
untuk gigi, khususnya juga untuk anak di bawah usia delapan tahun. Kandungan fluor
dalam gigi anak usia di bawah delapan tahun belum kuat menahan cuka. 7
Kebersihan Mulut (Oral Higiene)
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan karies
adalah plak. Telah dicoba membandingkan insidens karies gigi selama 2 tahun pada
429 orang mahasiswa yang menyikat giginya dengan teratur setiap habis makan
dengan mahasiswa yng menyikat giginya pada waktu bangun tidur dan malam pada
waktu sebelum tidur, ternyata bahwa golongan mahasiswa yang menyikat giginya
secara teratur rata-rata 41% lebih sedikit kariesnya dibandingkan dengan golongan
lainnya. 7
g. Merokok
Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan aliran saliva,
yang menyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam hal ini karies ditemukan lebih
tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. 7
Pencegahan
Pencegahan Primordial
Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur enamel dan dentin atau gigi pada
umumnya. Seperti kita ketahui yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
gigi kecuali protein untuk pembentukan matriks gigi, vitamin (vitamin A, vitamin C,
vitamin D) dan mineral (Calcium, Phosfor, Fluor, dan Magnesium) juga dibutuhkan.
Pada ibu-ibu yang sedang mengandung sebaiknya diberikan kalsium yang diberikan
9
dalam bentuk tablet, dan air minum yang mengandung fluor karena hal ini akan
berpengaruh terhadap pembentukan enamel dan dentin bayi yang akan dilahirkan. 8
Pencegahan Primer
Hal ini ditandai dengan:
a. Upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) Upaya promosi kesehatan
meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat
gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan benang gigi (dental
floss).
b.
Harus diketahui bahwa gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat disembuhkan
dengan sendirinya, dengan pemberian obat-obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati
dan dikembalikan ke fungsi pengunyahan semula dengan melakukan pemboran, yang
pada akhirnya gigi tersebut akan ditambal.
Dalam proses penambalan, hal yang pertama sekali dilakukan adalah pembersihan
gigi yang karies yaitu dengan membuang jaringan gigi yang rusak dan jaringan gigi
yang sehat di sekelilingnya, karena biasanya bakteri-bakteri penyebab karies telah
masuk ke bagian-bagian gigi yang lebih dalam. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk
meniadakan kemungkinan terjadinya infeksi ulang.
Tambalan terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan ke dalam gigi atau di
sekeliling gigi. Umumnya bahan-bahan tambalan yang digunakan adalah perak
amalgam, resin komposit, semen ionomer kaca, emas tuang, dan porselen. 8
Pencabutan
Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan sudah sukar
dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah rusak tersebut.
Dalam proses pencabutan maka pasien akan dibius, di mana biasanya pembiusan
dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius saja yang mati rasa dan pembiusan
pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat pasien tidak merasakan sakit pada saat
pencabutan dilakukan. 8
Pencegahan Tersier
Adalah pelayanan yang ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang
dilakukanuntuk mencegah kehilangan fungsi, yang meliputi:
a. Pembatasan Cacat (Disability Limitation), merupakan tindakan pengobatan yang
parah, misalnya pulp capping, pengobatan urat syaraf (perawatan saluran akar),
pencabutan gigi dan sebagainya.
b. Rehabilitasi (Rehabilitation), merupakan upaya pemulihan atau pengembalian
fungsi dan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan (protesa). 8
Gambar 5. Segitiga epidemiologi
Sumber: google.com
Menurut segitiga epidemiologi, keadaan sehat-sakit ditentukan oleh host,
11
agent dan environtment. Untuk terjadinya karies, maka kondisi faktor-faktor tersebut
harus saling mendukung yaitu host yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik,
substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
Faktor host: beberapa faktor dari gigi sebagai tuan rumah dari karies gigi
adalah faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel dan faktor
kimia dari mulut tuan rumah. Pit dan fisur yang dalam pada gigi posterior sangat
rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut.
Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan
membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan
susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat,
fluor), bahan organic 2% dan air 1%. Kepadatan enamel sangat menentukan kelarutan
enamel. Jika enamel larut maka akan terjadi karies gigi. Hal ini yang menyebabkan
gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, dikarenakan enamel gigi
susu mengandung lebih banyak bahan organic dan air.
Faktor agen: Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Pada awal pembentukan
plak, kokus gram positif merupakan jenis yang banyak dijumpai, seperti
Streptococcus mutans, Streptococcus sasnguis, Streptococcus mitis dan Streptococus
sallivarius. Beberpa penelitian juga menunjukkan adanya laktobasilus pada plak gigi,
jumlah laktobasilus pada plalk gigi berkisar 104-105 sel/mg pak. Hal ini dikarenakan
mikroorganisme diatas mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten asam)
terutama S. mutans. Faktor substrat juga dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan mikroorganisme yang ada dipermukaan enamel.
Substrat menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta
bahan lalin yang menimbulkan karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang
yang mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan
pada gigi.
Pelayanan
Faktor lingkungan: Masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah kurang
Kesehatan
menjaga kebersihan mulut dan gigi sehingga resiko terjadinya karies lebih besar.
Promotif :
Kecenderungan untuk tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibandingkan
dengan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi. Kemiskinan
meningkatkan
pada golongan minoritas juga meningkatkan risiko kesehatan mulut yang buruk
pengetahuan
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN Preventif : menjaga
MASYARAKAT MENURUT HENDRIK L BLUM
Menurut Hendrik L Blum, terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor
mulut,
Kuratif :
yaitu:
pengobatan pada
Faktor lingkungan :
-
Biologis : bakteri
Sosio kultural : faktor
sos-eko yang rendah
Faktor Genetika :
- Herediter
penderita karies
Rehabilitatif :
kepatuhan
mengikuti anjuran
dokter
12
KARIES GIGI
Faktor perilaku :
- Kebiasaan makan makanan
manis
dan
kurangnya
Lingkungan
a
Fisik
Faktor fisik seperti benturan tidak mempengaruhi terjadinya karies gigi.
Biologis
Plak gigi melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang banyak dijumpai,
seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sasnguis, Streptococcus mitis dan
Streptococus sallivarius. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya
laktobasilus pada plak gigi, jumlah laktobasilus pada plalk gigi berkisar 10 4-105
sel/mg pak. Hal ini dikarenakan mikroorganisme diatas mempunyai sifat
asidogenik dan asidurik (resisten asam) terutama S. mutans. Faktor substrat juga
membantu perkembangbiakan mikroorganisme yang ada dipermukaan enamel.
Substrat menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam
serta bahan lalin yang menimbulkan karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
orang yang mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami
kerusakan pada gigi. Jadi karies gigi yang terbentuk karena kerusakan email
akibat dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri-bakteri (pada umumnya
Streptococus mutans) yang menyebabkan proses demineralisasi. Demineralisasi
lebih cepat dari proses mineralisasi. Lalu terbentuklah karies.
c
Sosio-Kultural
Masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah kurang menjaga kebersihan
mulut dan gigi sehingga resiko terjadinya karies lebih besar. Kecenderungan
untuk tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibandingkan dengan
masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi. Kemiskinan pada
golongan minoritas juga meningkatkan risiko kesehatan mulut yang buruk.
2
Perilaku
13
Sikap
b.
Gaya Hidup
Gaya hidup juga mempengaruhi dalam penyakit karies gigi antara lain gaya
hidup yang sering mengkonsumsi makanan manis yang dapat menyebabkan
terbentuknya karies pada gigi. Karies pada gigi merupakan salah satu faktor
terjadinya pulpitis atau radang pulpa.
Menurut Hendrik L Blum, karies gigi dipengaruhi oleh perilaku seseorang
yang dibagi menjadi sikap dan gaya hidup. Sikap yang kurang memperhatikan
kebersihan pada gigi dan gaya hidup yang buruk juga berperan penting
terhadap terjadinya penyakit pulpitis.
3. Pelayanan Kesehatan
Tujuan Utama dari pelayanan kesehatan adalah:
a. Promotif
Tindakan promotif yang bisa dilakukan dalam hal mencegah karies gigi adalah
dengan memberikan pengetahuan tentang apa itu karies gigi. Pemberian
pengetahuan ini antara lain dapat dilakukan dengan cara pemberian
penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya sikat gigi setiap hari, apa
saja yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi, dan akibat yang
ditimbulkan oleh karies gigi.
b. Preventif
Tindakan preventif dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan gigi, sikat gigi
secara teratur setiap hari dan mengunjugi dokter gigi di pelayanan kesehatan
terdekat seperti puskesmas setiap 6 bulan sekali.
c. Kuratif
Bagi masyarakat yang sudah menderita karies gigi, di sarankan untuk segera
berobat ke dokter untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit
karies gigi.
d. Rehabilitatif
Rehabilitatif dapat dilakukan dengan cara melakukan semua anjuran dokter
dan meminum obat yang sudah diberikan agar dapat cepat sembuh dari
penyakit ini.
14
4.
Herediter
Tidak ada pengaruh keturunan pada penyakit karies gigi.
B. DATA GEOGRAFI
Kecamatan Ciracas merupakan salah satu dari 10 Kecamatan dalam
lingkungan Kota Administrasi Jakarta Timur, dengan luas wilayah seluruhnya
1.608.97 Ha yang terdiri dari 5 kelurahan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Kelurahan Cibubur
Kelurahan Ciracas
Kelurahan Susukan
Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Kelurahan Rambutan
Tabel 1. Data Luas Wilayah Sekecamatan Ciracas Tahun 2013
NO
KELURAHAN
LUAS (Ha)
RAMBUTAN
209.00
SUSUKAN
218.85
15
CIRACAS
393.36
336.86
CIBUBUR
450.90
JUMLAH
1.608.97
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas 2013
BATAS WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS
Utara
: Jl. Raya Pondok Gede, Jl. Outer Ring Road, Kecamatan Kramatjati
Selatan
: Jl. Pusdika Cibubur, Batas DKI Jabar No.165/168. Jl. Habibi, Patok
Batas DKI Jabar 169/170, Kecamatan Cimanggis, Kotamadya
Depok.
Barat
Timur
Status tanah
Tanah Negara
Tanah milik adat
Tanah Wakaf
Tanah lain-lain
Keadaan Tanah
Tanah Darat
Tanah Sawah
Tanah Lain-lain
Peruntukan Tanah
Perumahan
Perkebunan/Tani
=
=
=
=
74.845 Ha
290.924 Ha
21.660 Ha
5.880 Ha
=
=
=
297.934 Ha
89.485 Ha
5.880 Ha
=
=
202.315 Ha
114.790 Ha
16
- Fasilitas Umum
- Pemakaman
=
=
74.845 Ha
1.350 Ha
C. DATA DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Ciracas, jumlah penduduk
Kecamatan Ciracas tahun 2013 adalah sebanyak 275.509 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 142.264 jiwa dan perempuan sebanyak 133.245 jiwa.
Rincian selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2 : Data Penduduk Dan Kk Se-Kecamatan Ciracas Tahun 2013
N
o
KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
LK
PR
TOTA L
JUMLA
H KK
CIBUBUR
37.743
35.998
73.741
21.260
CIRACAS
34.546
31.915
66.461
18.733
KELAPA DUA
WETAN
24.973
23.973
48.910
15.126
RAMBUTAN
21518
20.126
41.644
11.827
SUSUKAN
23.520
21.233
44.753
13.969
142.264
133.245
275.509
80.915
KECAMATAN
UMUR
1.
WNA
JUMLAH
LAKILAKI
PEREMPU
-AN
LAKILA-KI
PEREMPUAN
0 - 4 tahun
2097
1998
4095
2.
5 9 tahun
2932
2863
5795
3.
10 -14 tahun
2725
2588
5313
4.
15 19 tahun
2833
2674
5507
5.
20 24 tahun
3097
2974
6071
6.
25 29 tahun
3791
3696
7487
7.
30 34 tahun
3810
3464
7274
18
8.
35 39 tahun
3292
3085
6377
9.
40 44 tahun
2852
2702
5554
10.
45 49 tahun
2450
2286
4736
11.
50 54 tahun
1881
1650
3531
12.
55 59 tahun
1560
1119
2679
13.
60 64 tahun
714
450
1164
14.
65 69 tahun
315
264
579
15.
70 74 tahun
302
150
452
16.
> 75 tahun
105
109
214
JUMLAH
34.747
32.089
66.836
19
75
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
Laki-laki
35-39
Perempuan
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
59
0-4
5,000 4,000 3,000 2,000 1,000
20
RW
Jumlah
Penduduk
01
1.312
5.213
02
1.019
6.515
03
1.635
6.660
04
1.699
6.537
05
1.290
4.473
06
3.200
14.000
07
1.844
7.372
08
2.172
3.600
09
2.541
7.607
10
2.541
10.176
Total
8.733
66.836
Sumber :
Laporan
Kegiatan
Kecamata
n Ciracas
Mei 2014
2.
Puskesmas Pemerintah
3.
Pos Kesehatan
4.
Posyandu
29
5.
BKIA
6.
Poliklinik
7.
Rumah Bersalin
8.
Apotik/toko obat
3
9.
Praktek Dokter
8
Sumber: Laporan Kegiatan Kecamatan Ciracas Mei 2014
NO
1.
NAMA PENYAKIT
ISPA
JUMLAH
3.201
32,6%
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penyakit Lain
1.595
16,2%
Penyakit Otot dan Jar. Pengikat
`1.295
13,1%
Penyakit Pulpa dan Jar. Periapikal
568
5,78%
Penyakit Darah Tinggi
510
5,19%
Penyakit Kulit Alergi
400
4,07%
Penyakit lain pd Sal. Pernapasan Atas
396
4,03%
Penyakit Kulit Infeksi
359
3,65%
Gangguan Gigi dan Jar. Penyangga
9.
178
1,81%
Lain
10. Karies Gigi
161
1,63%
11. Tonsilitis
152
1,54%
12. Asma
135
1,37%
13. Ginggivitis dan Penyakit Periodental
117
1,19%
14. Gangguan Neurotik
104
1,05%
15. Infeksi Telinga Tengah
98
0,99%
16. Diare
96
0,97%
17. Penyakit Mata Lainnya
95
0,96%
18. TB Paru
81
0,82%
Penyakit Rongga Mulut, Rahang, Kel.
19.
55
0,56%
Ludah
20. Gangguan Psikotik
53
0,53%
Sumber : Laporan Tahunan Data Kesakitan Puskesmas Kelurahan Ciracas April 2014
NO.
1
2
3
4
5
23
Tingkat
LakiPerempuan
Jumlah
Pendidikan
laki
Tidak Sekolah
2.085
1.986
4.071
Tidak Tamat SD
Tamat SD
1.314
1.298
2.612
Tamat SLTP
6.589
6.551
13.140
Tamat SLTA
11.837
11.551
23.388
Tamat Akademi
1.367
1.353
2.720
Jml
34.747
32.089
66.836
Sumber data, Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014
No.
Jumlah
Karyawan Swasta/Pemerintah
12.777
TNI/POLRI
149
Pensiunan
784
Petani
Buruh
410
Pedagang
800
Pertukangan
346
Pengangguran
6.798
Fakir Miskin
3.085
10
Lain-lain
16.894
II.
DIAGNOSIS MASALAH
24
a. Masalah Kesehatan
b. Wilayah Masalah
c. Jumlah KK
d. Jumlah Penduduk
e. Jumlah Target
: Karies Gigi
: RT 06 RW01 Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
: 109 kepala keluarga
: 434 orang
: 25 Wanita dan pria berumur 22-40 tahun di RT 06
RW01 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas
Jakarta Timur
25
III.
PERUMUSAN MASALAH
Tabel 13. Distribusi Orang yang Menjawab Benar Pertanyaan Kuesioner PreTest
No Pertanyaan
N
%
1
Yang mengetahui keadaan gigi yang sehat
12
66,67
2
Yang mengetahui yang dimaksud dengan
8
44,4
karies gigi
3
Yang mengetahui penyebab karies gigi
8
44,4
4
Yang mengetahui makanan yang
10
55,55
menyebabkan karies gigi
5
Yang mengetahui gejala dari karies gigi
9
50
6
Yang mengetahui akibat karies gigi
11
61,1
7
Yang mengetahui cara mencegah terjadinya
12
66,67
karies gigi
8
Yang mengetahui waktu menggosok gigi
5
27,78
yang baik
9
Yang mengetahui cara menggosok gigi yang 10
55,55
benar
10 Yang mengetahui kapan memeriksakan gigi
10
55,55
ke dokter
Berdasarkan tabel diatas didapatkan:
1. Yang mengetahui keadaan gigi yang sehat ada 12 orang dari 18 orang (66,67%).
2. Yang mengetahui yang dimaksud dengan karies gigi ada 10 orang dari 18 orang
(55,55%).
3. Yang mengetahui penyebab karies gigi ada 8 orang dari 18 orang (44,4%).
4. Yang mengetahui makanan yang menyebabkan karies gigi ada 10 orang dari 18 orang
(55,55%).
5. Yang mengetahui gejala dari karies gigi ada 9 orang dari 18 orang (50%)
6. Yang mengetahui akibat karies gigi ada 11 orang dari 18 orang (61,1%)
7. Yang mengetahui cara mencegah terjadinya karies gigi ada 12 orang dari 18 orang
(66,67%)
8. Yang mengetahui waktu menggosok gigi yang baik ada 5 orang (27,78%)
9. Yang mengetahui cara menggosok gigi yang benar ada 10 orang dari 18 orang
(55,5%)
10. Yang mengetahui kapan memeriksakan gigi ke dokter ada 8 orang (44,4%)
No
Hasil Pre-Test
27
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jumlah
Nilai
Rata-rata
50
70
40
50
30
50
50
20
40
50
40
50
30
50
60
30
30
30
770
42,78
Kriteria penilaian
No
1
2
3
Keterangan
Baik
Sedang
Kurang
Nilai
71-100
51-70
0-50
IV.
d.
e.
f.
g.
Jumlah
Rp. 12.500,Rp. 37.500,Rp. 110.000,Rp. 125.000,Rp. 75.000,Rp. 360.000,-
V.
1) Kegiatan pre test
a. Kegiatan
b. Sasaran
c. Jumlah sasaran
d. Jumlah peserta yang hadir
e. Tempat pelaksanaan
f. Tanggal dan waktu intervensi
1.000,3.
Print flip chart
4.
Konsumsi 25 kotak @5000
5.
Souvenir 25 buah @ Rp. 2000
Total
j. Evaluasi: melakukan post test
VI.
a. Input
o Sumber Daya Manusia
:
Dokter muda 1 orang
Petugas puskesmas 1 orang
EVALUASI
31
c. Output
Tabel. 14 Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test
No
Nilai
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Jumlah
Rata-Rata
Pre Test
50
70
40
50
30
50
50
20
40
50
40
50
30
50
60
30
30
30
770
Post Test
70
60
70
80
60
60
70
60
60
70
60
70
80
70
80
70
70
80
60
60
60
70
60
60
70
70
70
1820
42,78
67,40
Dari tabel diatas didapatkan hasil pre test rata-rata dari 18 responden adalah 42,7.
Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post-est rata-rata dari 27 orang
adalah 67,4. Hal ini menunjukkan terdapat kenaikan nilai rata-rata sebesar
57,55%.
(Post test pre test)/ Pre test x 100%
= (67,40-42,78)/42,78x 100%
= 57,55%
b.
o
o
a.
b.
IX.
LAMPIRAN
KUESIONER
35
X.
DOKUMENTASI
37
38