Anda di halaman 1dari 38

STATUS UJIAN

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


PERIODE
Mata Ujian
Hari, Tanggal Pengambilan Data
Hari, Tanggal Intervensi Masalah
Masalah Kesehatan
Tempat Pengambilan Data
Hari, Tanggal Ujian
Tempat Ujian

Nama
Dewara
NIM
TANDA TANGAN

: Ilmu Kesehatan Masyarakat


: Jumat, 19 September 2014
: Minggu, 21 September 2014
: Karies Gigi
: RT 06 RW 01 Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Kecamatan Ciracas
:
: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Indonesia

Pradinta Bayu Krisna

:
:

0861050037

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara umum yang
perlu diperhatikan oleh masyarakat. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut pun
harus sangat diperhatikan. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi
yaitu karies. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada
dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses terjadinya karies dimulai dengan
adanya plak di permukaan gigi.Proses terjadinya karies dimulai dengan adanya
plak di permukaan gigi.1
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, kelompok
umur 10- 24 tahun lebih banyak menderita karies yakni 66,8-69,5%. Keadaan ini
menunjukkan karies gigi banyak terjadi pada golongan usia produktif. Hal yang
demikian dapat dilihat dari prevalensi rata-rata penduduk Indonesia bermasalah
gigi dan mulut sebesar 23,4%. Prevalensi rata-rata karies yang diukur dengan
indeks DMF-T sebesar 4,85 yang berarti rata-rata penduduk Indonesia telah
mengalami kerusakan gigi sebanyak 5 gigi per orang. Selain itu, dilihat dari
jumlah penduduk Indonesia yang tidak menyikat gigi yaitu sebanyak 22,8% dan
dari 77,2 % yang menyikat gigi tersebut cuma 8,1 % yang menyikat gigi tepat
pada waktunya. Fakta yang terjadi 72,1% pendu- duk Indonesia memiliki
masalah karies dan 46,5% diantaranya tidak melakukan perawatan terhadap
karies yang dideritanya. Kesadaran orang dewasa untuk datang ke dokter gigi
kurang dari 7% dan pada anak- anak hanya sekitar 4% kunjungan ke dokter gigi.
Selain itu, kebiasaan masyarakat suka mengkonsumsi makanan kariogenik akan
meningkatkan resiko terkena karies.2,3,4
Menurut data statistic Kelurahan Ciracas Mei 2014, penyakit karies gigi
adalah penyakit ke sepuluh terbanyak. Angka kejadian sebanyak 161 kasus
(1,63%).5
Pengertian Karies Gigi
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan.
Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat
sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi
kavitas. Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian
yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat
diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini
terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat
yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu. 2
Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau
kavitas pada gigi, dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di
sekelilingnya, dan merupakan suatu daerah pada email yang mempunyai warna
2

yang berbeda dengan email sekelilingnya. 2


Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan
karies yang berkembang lambat biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit
(lekukan pada email gigi) dan fisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar
dan pre molar) kadang-kadang berwarna tua, bukan karena karies gigi, tetapi
karena noda akibat beberapa makanan. 2
Anatomi Gigi
Bagian Gigi
Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahang
dikelilingi (dilindungi) oleh jaringan periodontal. Mahkota gigi adalah bagian dari
gigi yang dapat dilihat. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada
mahkota.
Gambar 1. Anatomi Gigi

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat di RSU Dr.


Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12. Available from URL:
http://repository.usu.ac.id/

Bentuk-bentuk Gigi Permanen


Orang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap rahang. Di tiap
rahang terdapat:
a. Empat gigi depan (gigi insisivus). Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang lebar
untuk menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus atas lebih besar
daripada gigi yang bawah.
b. Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini kuat dan
3

menonjol di sudut mulut. Hanya mempunyai satu akar.


c. Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil. Mahkotanya bulat hampir seperti bentuk
kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu di sebelah
lidah. Kebanyakan gigi pre-molar mempunyai satu akar, bebrapa mempunyai dua
akar.
d. Enam gigi molar. Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam mulut
digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai mahkota
persegi, seperti blok-blok bangunan. Ada yang mempunyai tiga, empat, atau lima
tonjolan. Gigi molar di rahang atas mempunyai tiga akar dan gigi molar di rahang
bawah mempunyai dua akar. 2
Gigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu:
a. Enamel: Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga merupakan satusatunya komponen dalam tubuh manusia yang tidak mempunyai kekuatan reparatif
karena itu regenerasi enamel tidak mungkin terjadi.Struktur enamel gigi
merupakan susunan kimia kompleks, sebagian besar terdiri dari 97% mineral
(kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan bahan organik 2%, yang terletak
dalam suatu pola kristalin. Karena susunan enamel yang demikian maka ion-ion
dalam cairan rongga mulut dapat masuk ke enamel bagian dalam dan hal ini
memungkinkan terjadinya transport ion-ion melalui permukaan dalam enamel ke
permukaan luar sehingga akan terjadi perubahan enamel.
b. Dentin:Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium dan fospor tetapi dengan
proporsi protein yang lebih tinggi (terutama collagen). Dentin adalah suatu
jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi perpanjangan sitoplasma odontoblas.
Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya
bergantung kepada penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh
karena itu dentin peka terhadap berbagai macam rangsangan, misal: panas dan
dingin serta kerusakan fisik termasuk kerusakan yang disebabkan oleh bor gigi.
c. Cementum: Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya
dengan tulang.
d. Pulpa: Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan
urat-urat syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai dentin. Urat-urat
syaraf ini mengirimkan rangsangan, seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, di
mana hal ini dialami sebagai rasa sakit. Rangsangan yang membangkitkan reaksi
pertahanan adalah rangsangan dari bakteri (pada karies), rangsangan mekanis
(pada trauma, faktur gigi, preparasi kavitas, dan keausan gigi), serta bisa juga
disebabkan oleh rangsangan khemis misalnya asam dari makanan, bahan
kedokteran gigi yang toksik, atau dehidrasi dentin yang mungkin terjadi pada saat
preparasi kavitas/pengeboran gigi. 2

Klasifikasi Karies Gigi


Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)
a. Karies Superfisialisdi mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin
belum terkena.
Gambar 2. Karies Superfisialis

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat di RSU Dr.


Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12. Available from URL:
http://repository.usu.ac.id/

b. Karies Mediadi mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin.
Gambar 3. Karies Media

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat di RSU Dr.


Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12. Available from URL:
http://repository.usu.ac.id/
5

c. Karies Profundadi mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan
kadang-kadang sudah mengenai pulpa. 6
Gambar 4. Karies Profunda

Sumber: Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat di RSU Dr.


Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12. Available from URL:
http://repository.usu.ac.id/
Etiologi Karies Gigi
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit
menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa
kurun waktu. Karies merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor
yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang
memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme,
substrat atau diet dan faktor waktu. 7
Faktor Host (Tuan Rumah)
Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies
gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor kimia dan kristalografis,
saliva.

Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada
permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi.
Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak
enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan
semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini
dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik dan air dari pada
mineral, dan secara kristalografis mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan
dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang
adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun waktu 1
tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun. Saliva mampu
meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung ion
6

kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi meningkat


jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak,
saliva juga mempengaruhi pH. 7
Faktor Agent (Mikroorganisme)
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak
adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan.

Komposisi mikroorganisme dalam plak


berbeda-beda, pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang
paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis,
Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus, serta beberapa strain lainnya, selain itu
dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces. Plak bakteri
ini dapat setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak sebagai lapisan putih. Secara
histometris plak terdiri dari 70% sel-sel bakteri dan 30% materi interseluler yang pada
pokoknya berasal dari bakteri. 7
Pengaruh Substrat atau Diet
Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel.
Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan
bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif
yang menyababkan timbulnya karies. Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak
dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu
mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk
pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. Orang yang banyak
mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi,
sebaliknya pada orang dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya
sedikit atau sama sekali tidak memliki karies gigi. Hal ini dikarenakan adanya
pembentukan ekstraseluler matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari
pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan
Streptococcus mutans membentuk dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan
bakteri pada enamel gigi. Oleh karena itu sukrosa merupakan gula yang paling
kariogenik (makanan yang dapat memicu timbulnya kerusakan/karies gigi atau
makanan yang kaya akan gula). Sukrosa merupakan gula yang paling banyak
dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies yang utama. Makanan dan
minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai
pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat
asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan
waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang
akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email.
7

Faktor Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
7

berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva
untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,
menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang
silih berganti.
Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak menghancurkan
gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya
waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat
kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini. 7
Kebiasaan Makan
Pada zaman modern ini, banyak kita jumpai jenis-jenis makanan yang bersifat manis,
lunak dan mudah melekat misalnya permen, coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di
mana biasanya makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena
sifatnya yang lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat pada
gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi proses kimia bersama dengan
bakteri dan air ludah yang dapat merusak email gigi.
Hal ini yang perlu mendapat perhatian tidak hanya nutrisi saja, tetapi cara
mengonsumsi jenis makanan dan waktu pemberian, karena semua ini akan
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.

Sukrosa adalah salah satu jenis karbohidrat


yang terkandung dalam makanan lainnya yang merupakan substrat untuk
pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya akan meningkatkan proses terjadinya karies
gigi. 7
Sosial Ekonomi
Karies dijumpai lebih rendah pada kelompok sosial ekonomi rendah dan sebaliknya.
Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada kelompok sosial
ekonomi tinggi. Menurut Tirthankar (2002), ada dua faktor sosial ekonomi yaitu
pekerjaan dan pendidikan. Pendidikan adalah faktor kedua terbesar yang
mempengaruhi status kesehatan. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan
tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan sehingga
akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat. Dalam penelitiannya, Paulander,
Axelsson dan Lindhe (2003) melaporkan jumlah gigi yang tinggal di rongga mulut
pada usia 35 tahun sebesar 26,6% pada pendidikan tinggi sedangkan pada pendidikan
rendah sebesar 25,8%. Hasil penelitian Sondang Pintauli dkk, dijumpai DMF-T ratarata sebesar 7,63 dengan DMF-T rata-rata lebih rendah pada ibu-ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendidikan
menengah dan tingkat pendidikan rendah. 7
Penggunaan Fluor
Menurut Rugg-Gunn (2000) di Inggris menyatakan bahwa penggunaan fluor sangat
efektif untuk menurunkan prevalensi karies, walaupun penggunaan fluor tidaklah
merupakan satu- satunya cara mencegah gigi berlubang.
8

Demikian halnya penelitian yang dilakukan Dr. Trendly Dean dilaporkan bahwa ada
hubungan timbal balik antara konsentrasi fluor dalam air minum dengan prevalensi
karies. Penelitian epidemiologi Dean ditandai dengan perlindungan terhadap karies
secara optimum dan terjadinya mottled enamel (keadaan email yang berbintik-bintik
putih, kuning, atau coklat akibat kelebihan fluor/fluorosis) yang minimal apabila
konsentrasi fluor kurang dari 1 ppm. 7
Pola Makan
Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga pH saliva menurun dan terjadi demineralisasi yang
berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan
bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila
makanan berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka email gigi tidak akan
mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga
terjadi karies.
Misalnya, derajat penderita karies gigi di Palembang relatif tinggi. Salah satu
penyebabnya adalah makanan yang berpotensi menimbulkan kerusakan gigi, yaitu
empek- empek. Empek-empek terbuat dari sagu, sehingga mengandung karbohidrat
dan zat gula. Karbohidrat yang tinggi akan membuat karang gigi menjadi tebal.
Kandungan cuka dalam cairan yang ditambahkan pada empek-empek juga tidak bagus
untuk gigi, khususnya juga untuk anak di bawah usia delapan tahun. Kandungan fluor
dalam gigi anak usia di bawah delapan tahun belum kuat menahan cuka. 7
Kebersihan Mulut (Oral Higiene)
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan karies
adalah plak. Telah dicoba membandingkan insidens karies gigi selama 2 tahun pada
429 orang mahasiswa yang menyikat giginya dengan teratur setiap habis makan
dengan mahasiswa yng menyikat giginya pada waktu bangun tidur dan malam pada
waktu sebelum tidur, ternyata bahwa golongan mahasiswa yang menyikat giginya
secara teratur rata-rata 41% lebih sedikit kariesnya dibandingkan dengan golongan
lainnya. 7
g. Merokok
Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan aliran saliva,
yang menyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam hal ini karies ditemukan lebih
tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. 7
Pencegahan
Pencegahan Primordial
Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur enamel dan dentin atau gigi pada
umumnya. Seperti kita ketahui yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
gigi kecuali protein untuk pembentukan matriks gigi, vitamin (vitamin A, vitamin C,
vitamin D) dan mineral (Calcium, Phosfor, Fluor, dan Magnesium) juga dibutuhkan.
Pada ibu-ibu yang sedang mengandung sebaiknya diberikan kalsium yang diberikan
9

dalam bentuk tablet, dan air minum yang mengandung fluor karena hal ini akan
berpengaruh terhadap pembentukan enamel dan dentin bayi yang akan dilahirkan. 8

Pencegahan Primer
Hal ini ditandai dengan:
a. Upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) Upaya promosi kesehatan
meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat
gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan benang gigi (dental
floss).
b.

Memberikan perlindungan khusus (spesific protection)


Upaya perlindungan khusus yaitu untuk melindungi host dari serangan penyakit
dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme. Aplikasi pit dan
fisur silen merupakan upaya perlindungan khusus untuk mencegah karies. 8
Pencegahan Sekunder
Yaitu untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau
kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.
Sebagai contoh melakukan penambalan pada gigi dengan lesi karies yang kecil dapat
mencegah kehilangan struktur gigi yang luas. 8
a. Diagnosa Dini
Penegakan diagnosis lesi karies secara dini makin menjadi hal yang sangat penting
sejak disadari bahwa karies bukan hanya suatu proses demineralisasi saja melainkan
proses destruksi dan reparasi yang silih berganti.
Penegakan diagnosis karies gigi memerlukan pencahayaan yang baik dan obyek (gigi)
yang kering dan bersih. Jika terdapat banyak kalkulus atau plak, maka semuanya
harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum mencoba menegakkan diagnosis dengan
tepat. Setelah gigi sudah kering maka tiap kuadran gigi diisolasi dengan gulungan
kapas agar pembasahan oleh saliva dapat dicegah. Gigi harus betul-betul kering dan
pengeringannya biasanya dengan udara yang disemprotkan perlahan-lahan.
Untuk menentukan tanda awal karies diperlukan penglihatan tajam. Biasanya
pemeriksaan tanda awal karies diperlukan sonde yang tajam sampai terasa
menyangkut. Sebaiknya hal ini jangan dilakukan pada lesi karies yang masih baru
mulai karena sonde tajam akan merusak lesi karies yang masih baru mulai dan sonde
akan membawa bakteri ke dalam karies sehingga penyebaran karies akan semakin
cepat. 8
b. Tindakan(Prompt Treatment)
Penambalan
10

Harus diketahui bahwa gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat disembuhkan
dengan sendirinya, dengan pemberian obat-obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati
dan dikembalikan ke fungsi pengunyahan semula dengan melakukan pemboran, yang
pada akhirnya gigi tersebut akan ditambal.
Dalam proses penambalan, hal yang pertama sekali dilakukan adalah pembersihan
gigi yang karies yaitu dengan membuang jaringan gigi yang rusak dan jaringan gigi
yang sehat di sekelilingnya, karena biasanya bakteri-bakteri penyebab karies telah
masuk ke bagian-bagian gigi yang lebih dalam. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk
meniadakan kemungkinan terjadinya infeksi ulang.
Tambalan terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan ke dalam gigi atau di
sekeliling gigi. Umumnya bahan-bahan tambalan yang digunakan adalah perak
amalgam, resin komposit, semen ionomer kaca, emas tuang, dan porselen. 8
Pencabutan
Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan sudah sukar
dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah rusak tersebut.
Dalam proses pencabutan maka pasien akan dibius, di mana biasanya pembiusan
dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius saja yang mati rasa dan pembiusan
pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat pasien tidak merasakan sakit pada saat
pencabutan dilakukan. 8
Pencegahan Tersier
Adalah pelayanan yang ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang
dilakukanuntuk mencegah kehilangan fungsi, yang meliputi:
a. Pembatasan Cacat (Disability Limitation), merupakan tindakan pengobatan yang
parah, misalnya pulp capping, pengobatan urat syaraf (perawatan saluran akar),
pencabutan gigi dan sebagainya.
b. Rehabilitasi (Rehabilitation), merupakan upaya pemulihan atau pengembalian
fungsi dan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan (protesa). 8
Gambar 5. Segitiga epidemiologi

Sumber: google.com
Menurut segitiga epidemiologi, keadaan sehat-sakit ditentukan oleh host,
11

agent dan environtment. Untuk terjadinya karies, maka kondisi faktor-faktor tersebut
harus saling mendukung yaitu host yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik,
substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
Faktor host: beberapa faktor dari gigi sebagai tuan rumah dari karies gigi
adalah faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel dan faktor
kimia dari mulut tuan rumah. Pit dan fisur yang dalam pada gigi posterior sangat
rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut.
Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan
membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan
susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat,
fluor), bahan organic 2% dan air 1%. Kepadatan enamel sangat menentukan kelarutan
enamel. Jika enamel larut maka akan terjadi karies gigi. Hal ini yang menyebabkan
gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, dikarenakan enamel gigi
susu mengandung lebih banyak bahan organic dan air.
Faktor agen: Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Pada awal pembentukan
plak, kokus gram positif merupakan jenis yang banyak dijumpai, seperti
Streptococcus mutans, Streptococcus sasnguis, Streptococcus mitis dan Streptococus
sallivarius. Beberpa penelitian juga menunjukkan adanya laktobasilus pada plak gigi,
jumlah laktobasilus pada plalk gigi berkisar 104-105 sel/mg pak. Hal ini dikarenakan
mikroorganisme diatas mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten asam)
terutama S. mutans. Faktor substrat juga dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan mikroorganisme yang ada dipermukaan enamel.
Substrat menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta
bahan lalin yang menimbulkan karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang
yang mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan
pada gigi.
Pelayanan
Faktor lingkungan: Masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah kurang
Kesehatan
menjaga kebersihan mulut dan gigi sehingga resiko terjadinya karies lebih besar.
Promotif :
Kecenderungan untuk tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibandingkan
dengan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi. Kemiskinan
meningkatkan
pada golongan minoritas juga meningkatkan risiko kesehatan mulut yang buruk
pengetahuan
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN Preventif : menjaga
MASYARAKAT MENURUT HENDRIK L BLUM

kebersihan gigi dan

Menurut Hendrik L Blum, terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor
mulut,
Kuratif :

yaitu:

pengobatan pada

Faktor lingkungan :
-

Biologis : bakteri
Sosio kultural : faktor
sos-eko yang rendah

Faktor Genetika :
- Herediter

penderita karies
Rehabilitatif :
kepatuhan
mengikuti anjuran
dokter
12

KARIES GIGI

Faktor perilaku :
- Kebiasaan makan makanan
manis

dan

kurangnya

menjaga kebersihan gigi


dan mulut
Sehat fisik, mental dan sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
terbesar adalah lingkungan. Terbesar kedua adalah perilaku kesehatan. Faktor etiga
adalah pelayanan kesehatan. Genetic adalah faktor terakhir. Adaptasi dari teori
Hendrik L. Blum akan terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1

Lingkungan
a

Fisik
Faktor fisik seperti benturan tidak mempengaruhi terjadinya karies gigi.

Biologis

Plak gigi melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang banyak dijumpai,
seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sasnguis, Streptococcus mitis dan
Streptococus sallivarius. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya
laktobasilus pada plak gigi, jumlah laktobasilus pada plalk gigi berkisar 10 4-105
sel/mg pak. Hal ini dikarenakan mikroorganisme diatas mempunyai sifat
asidogenik dan asidurik (resisten asam) terutama S. mutans. Faktor substrat juga
membantu perkembangbiakan mikroorganisme yang ada dipermukaan enamel.
Substrat menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam
serta bahan lalin yang menimbulkan karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
orang yang mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami
kerusakan pada gigi. Jadi karies gigi yang terbentuk karena kerusakan email
akibat dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri-bakteri (pada umumnya
Streptococus mutans) yang menyebabkan proses demineralisasi. Demineralisasi
lebih cepat dari proses mineralisasi. Lalu terbentuklah karies.
c

Sosio-Kultural
Masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah kurang menjaga kebersihan
mulut dan gigi sehingga resiko terjadinya karies lebih besar. Kecenderungan
untuk tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibandingkan dengan
masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi. Kemiskinan pada
golongan minoritas juga meningkatkan risiko kesehatan mulut yang buruk.
2

Perilaku
13

Sikap

Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah


kesehatan sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan. Pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya sikat gigi setiap hari dan menjaga kebersihan
gigi. Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan
membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu
masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat. Sikap dan
Praktik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut menjadi faktor penting dalam
mencegah terjadinya gangguan pada gigi dan mulut.

b.

Gaya Hidup

Gaya hidup juga mempengaruhi dalam penyakit karies gigi antara lain gaya
hidup yang sering mengkonsumsi makanan manis yang dapat menyebabkan
terbentuknya karies pada gigi. Karies pada gigi merupakan salah satu faktor
terjadinya pulpitis atau radang pulpa.
Menurut Hendrik L Blum, karies gigi dipengaruhi oleh perilaku seseorang
yang dibagi menjadi sikap dan gaya hidup. Sikap yang kurang memperhatikan
kebersihan pada gigi dan gaya hidup yang buruk juga berperan penting
terhadap terjadinya penyakit pulpitis.

3. Pelayanan Kesehatan
Tujuan Utama dari pelayanan kesehatan adalah:
a. Promotif
Tindakan promotif yang bisa dilakukan dalam hal mencegah karies gigi adalah
dengan memberikan pengetahuan tentang apa itu karies gigi. Pemberian
pengetahuan ini antara lain dapat dilakukan dengan cara pemberian
penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya sikat gigi setiap hari, apa
saja yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi, dan akibat yang
ditimbulkan oleh karies gigi.
b. Preventif
Tindakan preventif dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan gigi, sikat gigi
secara teratur setiap hari dan mengunjugi dokter gigi di pelayanan kesehatan
terdekat seperti puskesmas setiap 6 bulan sekali.
c. Kuratif
Bagi masyarakat yang sudah menderita karies gigi, di sarankan untuk segera
berobat ke dokter untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit
karies gigi.
d. Rehabilitatif
Rehabilitatif dapat dilakukan dengan cara melakukan semua anjuran dokter
dan meminum obat yang sudah diberikan agar dapat cepat sembuh dari
penyakit ini.
14

4.

Herediter
Tidak ada pengaruh keturunan pada penyakit karies gigi.

B. DATA GEOGRAFI
Kecamatan Ciracas merupakan salah satu dari 10 Kecamatan dalam
lingkungan Kota Administrasi Jakarta Timur, dengan luas wilayah seluruhnya
1.608.97 Ha yang terdiri dari 5 kelurahan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Kelurahan Cibubur
Kelurahan Ciracas
Kelurahan Susukan
Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Kelurahan Rambutan
Tabel 1. Data Luas Wilayah Sekecamatan Ciracas Tahun 2013

NO

KELURAHAN

LUAS (Ha)

RAMBUTAN

209.00

SUSUKAN

218.85
15

CIRACAS

393.36

KELAPA DUA WETAN

336.86

CIBUBUR

450.90

JUMLAH
1.608.97
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas 2013
BATAS WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS
Utara

: Jl. Raya Pondok Gede, Jl. Outer Ring Road, Kecamatan Kramatjati

Selatan

: Jl. Pusdika Cibubur, Batas DKI Jabar No.165/168. Jl. Habibi, Patok
Batas DKI Jabar 169/170, Kecamatan Cimanggis, Kotamadya
Depok.

Barat

: Kali Cipinang,Jl PKP, Kali Baru Kecamatan Pasar Rebo

Timur

: Jl.Tol Jagorawi, Kecamatan Cipayung

Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Laporan Tahunan


Kelurahan Ciracas 2014, dinyatakan luas wilayah Kelurahan Ciracas adalah 393,36
Ha yang terbagi habis dalam 10 Rukun Warga dan 139 Rukun Tetangga.
Batas Wilayah Puskesmas Kelurahan Ciracas:
Utara
: Jl. Pule Kel. Susukan, Jl. Penganten Ali
Jl. Mahakam Kel. Rambutan
Selatan
: Jl. Raya Ciracas Kel. Kelapa Dua Wetan
Jl. Raya Kiwi Kel. Pekayon
Timur
: Jl. Tol Jagorawi Kel. Cipayung
Barat
: Jl. Kali Baru Kel. Cijantung
-

Status tanah
Tanah Negara
Tanah milik adat
Tanah Wakaf
Tanah lain-lain
Keadaan Tanah
Tanah Darat
Tanah Sawah
Tanah Lain-lain
Peruntukan Tanah
Perumahan
Perkebunan/Tani

=
=
=
=

74.845 Ha
290.924 Ha
21.660 Ha
5.880 Ha

=
=
=

297.934 Ha
89.485 Ha
5.880 Ha

=
=

202.315 Ha
114.790 Ha
16

- Fasilitas Umum
- Pemakaman

=
=

74.845 Ha
1.350 Ha

C. DATA DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Ciracas, jumlah penduduk
Kecamatan Ciracas tahun 2013 adalah sebanyak 275.509 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 142.264 jiwa dan perempuan sebanyak 133.245 jiwa.
Rincian selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2 : Data Penduduk Dan Kk Se-Kecamatan Ciracas Tahun 2013

N
o

KELURAHAN

JUMLAH PENDUDUK
LK

PR

TOTA L

JUMLA
H KK

CIBUBUR

37.743

35.998

73.741

21.260

CIRACAS

34.546

31.915

66.461

18.733

KELAPA DUA
WETAN

24.973

23.973

48.910

15.126

RAMBUTAN

21518

20.126

41.644

11.827

SUSUKAN

23.520

21.233

44.753

13.969

142.264

133.245

275.509

80.915

KECAMATAN

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas 2013


17

Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Kelurahan Ciracas Mei 2014


WNI
NO

UMUR

1.

WNA

JUMLAH

LAKILAKI

PEREMPU
-AN

LAKILA-KI

PEREMPUAN

0 - 4 tahun

2097

1998

4095

2.

5 9 tahun

2932

2863

5795

3.

10 -14 tahun

2725

2588

5313

4.

15 19 tahun

2833

2674

5507

5.

20 24 tahun

3097

2974

6071

6.

25 29 tahun

3791

3696

7487

7.

30 34 tahun

3810

3464

7274
18

8.

35 39 tahun

3292

3085

6377

9.

40 44 tahun

2852

2702

5554

10.

45 49 tahun

2450

2286

4736

11.

50 54 tahun

1881

1650

3531

12.

55 59 tahun

1560

1119

2679

13.

60 64 tahun

714

450

1164

14.

65 69 tahun

315

264

579

15.

70 74 tahun

302

150

452

16.

> 75 tahun

105

109

214

JUMLAH

34.747

32.089

66.836

Sumber data: Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014

Piramida Penduduk Kecamatan Ciracas Mei 2014

19

75
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44

Laki-laki

35-39

Perempuan

30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
59
0-4
5,000 4,000 3,000 2,000 1,000

1,000 2,000 3,000 4,000 5,000

Sumber data: Laporan Kegiatan Kecamatan Ciracas Mei 2014


Tabel 4. Data RT dan RW Kecamatan Ciracas Mei 2014
Rukun Warga (RW)
Rukun Tetangga (RT)
01
12
02
13
03
16
04
16
05
9
06
13
07
16
08
12
09
17
10
15
10 RW
139 RW
Sumber data, Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014

Tabel 5 Data Jumlah KK dan Penduduk Setiap RW Kecamatan Ciracas

20

RW

Jumlah Kepala keluarga (KK)

Jumlah
Penduduk

01

1.312

5.213

02

1.019

6.515

03

1.635

6.660

04

1.699

6.537

05

1.290

4.473

06

3.200

14.000

07

1.844

7.372

08

2.172

3.600

09

2.541

7.607

10

2.541

10.176

Total

8.733

66.836

Sumber :
Laporan
Kegiatan
Kecamata
n Ciracas
Mei 2014

Tabel 6. Prasarana Kesehatan Kecamatan Ciracas


Jumla
No.
Jenis
h
1.

Rumah Sakit Swasta

2.

Puskesmas Pemerintah

3.

Pos Kesehatan

4.

Posyandu

29

5.

BKIA

6.

Poliklinik

7.

Rumah Bersalin

8.
Apotik/toko obat
3
9.
Praktek Dokter
8
Sumber: Laporan Kegiatan Kecamatan Ciracas Mei 2014

Tabel 7. Data Penyakit Terbesar Di Puskesmas Kecamatan Ciracas


21

NO
1.

NAMA PENYAKIT
ISPA

JUMLAH

3.201

32,6%

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penyakit Lain
1.595
16,2%
Penyakit Otot dan Jar. Pengikat
`1.295
13,1%
Penyakit Pulpa dan Jar. Periapikal
568
5,78%
Penyakit Darah Tinggi
510
5,19%
Penyakit Kulit Alergi
400
4,07%
Penyakit lain pd Sal. Pernapasan Atas
396
4,03%
Penyakit Kulit Infeksi
359
3,65%
Gangguan Gigi dan Jar. Penyangga
9.
178
1,81%
Lain
10. Karies Gigi
161
1,63%
11. Tonsilitis
152
1,54%
12. Asma
135
1,37%
13. Ginggivitis dan Penyakit Periodental
117
1,19%
14. Gangguan Neurotik
104
1,05%
15. Infeksi Telinga Tengah
98
0,99%
16. Diare
96
0,97%
17. Penyakit Mata Lainnya
95
0,96%
18. TB Paru
81
0,82%
Penyakit Rongga Mulut, Rahang, Kel.
19.
55
0,56%
Ludah
20. Gangguan Psikotik
53
0,53%
Sumber : Laporan Tahunan Data Kesakitan Puskesmas Kelurahan Ciracas April 2014

Tabel 8. 10 penyakit terbanyak di Kecamatan Ciracas, Juli 2014


Sumber: Data Kesakitan Puskesmas Ciracas, Juli 2014
22

Tabel 9. Mobilitas Penduduk Di Puskesmas Kecamatan Ciracas


Lahir
Datang
Mati
Pindah
Bulan
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Januari
20
15
37
35
10
9
84
55
Februari
34
27
53
75
10
10
53
58
Maret
16
16
53
55
16
19
36
33
April
21
13
33
32
22
23
40
41
Mei
21
20
38
48
22
13
36
33
Sumber : Laporan Kegiatan Kecamatan Ciracas Mei 2014

NO.
1
2
3
4
5

Tabel 10. Fasilitas Pendidikan Di Puskesmas Kecamatan Ciracas


JENIS SEKOLAH
JUMLAH
JUMLAH MURID
TK
10
600
SD
19
9.126
SLTP
6
8.030
SLTA
4
2.400
Akademi / Perguruan Tinggi
1
200
Sumber data, Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014

23

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Puskesmas


Kecamatan Ciracas
No
1
2
3
4
5
6

Tingkat
LakiPerempuan
Jumlah
Pendidikan
laki
Tidak Sekolah
2.085
1.986
4.071
Tidak Tamat SD
Tamat SD
1.314
1.298
2.612
Tamat SLTP
6.589
6.551
13.140
Tamat SLTA
11.837
11.551
23.388
Tamat Akademi
1.367
1.353
2.720
Jml
34.747
32.089
66.836
Sumber data, Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014

Tabel 12. Jenis Mata Pencaharian Penduduk Di Puskesmas Kecamatan


Ciracas

No.

Jenis Mata Pencaharian

Jumlah

Karyawan Swasta/Pemerintah

12.777

TNI/POLRI

149

Pensiunan

784

Petani

Buruh

410

Pedagang

800

Pertukangan

346

Pengangguran

6.798

Fakir Miskin

3.085

10

Lain-lain

16.894

Sumber : Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014

II.

DIAGNOSIS MASALAH
24

a. Masalah Kesehatan
b. Wilayah Masalah
c. Jumlah KK
d. Jumlah Penduduk
e. Jumlah Target

: Karies Gigi
: RT 06 RW01 Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
: 109 kepala keluarga
: 434 orang
: 25 Wanita dan pria berumur 22-40 tahun di RT 06
RW01 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas
Jakarta Timur

25

III.
PERUMUSAN MASALAH
Tabel 13. Distribusi Orang yang Menjawab Benar Pertanyaan Kuesioner PreTest
No Pertanyaan
N
%
1
Yang mengetahui keadaan gigi yang sehat
12
66,67
2
Yang mengetahui yang dimaksud dengan
8
44,4
karies gigi
3
Yang mengetahui penyebab karies gigi
8
44,4
4
Yang mengetahui makanan yang
10
55,55
menyebabkan karies gigi
5
Yang mengetahui gejala dari karies gigi
9
50
6
Yang mengetahui akibat karies gigi
11
61,1
7
Yang mengetahui cara mencegah terjadinya
12
66,67
karies gigi
8
Yang mengetahui waktu menggosok gigi
5
27,78
yang baik
9
Yang mengetahui cara menggosok gigi yang 10
55,55
benar
10 Yang mengetahui kapan memeriksakan gigi
10
55,55
ke dokter
Berdasarkan tabel diatas didapatkan:
1. Yang mengetahui keadaan gigi yang sehat ada 12 orang dari 18 orang (66,67%).
2. Yang mengetahui yang dimaksud dengan karies gigi ada 10 orang dari 18 orang
(55,55%).
3. Yang mengetahui penyebab karies gigi ada 8 orang dari 18 orang (44,4%).
4. Yang mengetahui makanan yang menyebabkan karies gigi ada 10 orang dari 18 orang
(55,55%).
5. Yang mengetahui gejala dari karies gigi ada 9 orang dari 18 orang (50%)
6. Yang mengetahui akibat karies gigi ada 11 orang dari 18 orang (61,1%)
7. Yang mengetahui cara mencegah terjadinya karies gigi ada 12 orang dari 18 orang
(66,67%)
8. Yang mengetahui waktu menggosok gigi yang baik ada 5 orang (27,78%)
9. Yang mengetahui cara menggosok gigi yang benar ada 10 orang dari 18 orang
(55,5%)
10. Yang mengetahui kapan memeriksakan gigi ke dokter ada 8 orang (44,4%)

Tabel 14. Hasil Pre-Test


26

No

Hasil Pre-Test

27

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jumlah
Nilai
Rata-rata

50
70
40
50
30
50
50
20
40
50
40
50
30
50
60
30
30
30
770
42,78

Kriteria penilaian
No
1
2
3

Keterangan
Baik
Sedang
Kurang

Nilai
71-100
51-70
0-50

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat di RT 06/RW 01,


Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai karies gigi adalah
kurang. Dengan intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang karies gigi.

IV.

PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH


28

1) Perencanaan pre test


a. Masalah kesehatan
b.
c.

d.
e.
f.
g.

: Karies gigi di masyarakat RT 06/RW 01, Kelurahan


Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
Rencana kegiatan
: Pre test mengenai karies gigi
Tujuan
: 1. Umum: Untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat RT 06/RW 01, Kelurahan Ciracas,
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai karies gigi
2. Khusus:
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat mengenai pengertian karies gigi.
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat mengenai penyebab karies gigi.
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat mengenai kapan waktu yang
baik untuk menggosok gigi.
Sasaran
: Wanita dan pria berumur 22-40 tahun
di RT 06/RW 01 Kelurahan Ciracas, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur
Target peserta
: 30 orang
Tempat
: Rumah ketua RT 06 RW 01 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
Tanggal dan waktu : Jumat, 19 September 2014 pukul 10.00-11.00

2) Perencanaan intervensi dan post test


a. Masalah kesehatan : Karies gigi di masyarakat RT 06/RW 01, Kelurahan
Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
b. Rencana kegiatan
: Penyuluhan dan post test mengenai karies gigi
c. Tujuan
: 1. Umum: Untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat RT 06/RW 01, Kelurahan Ciracas,
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai karies gigi
3. Khusus:
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat mengenai pengertian karies gigi.
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat mengenai penyebab karies gigi.
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat mengenai kapan waktu yang
baik untuk menggosok gigi.
d. Sasaran
: Wanita dan pria berumur 22-40 tahun
di RT 06/RW 01 Kelurahan Ciracas, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur
e. Target peserta
: 30 orang
f. Tempat
: Rumah ketua RT 06 RW 01 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
g. Tanggal dan waktu : Jumat, 19 September 2014 pukul 10.00-11.00
h. Sumber Daya Manusia:
Dokter muda 1 orang
Petugas puskesmas 1 orang
29

Koordinator kader 1 orang


i. Material
: flipchart
j. Anggaran Biaya
:
No
Keterangan
.
1.
Fotokopi pretest dan post-test 4 x 25 lembar
2.
3.
4.
5.

@ Rp.125,Alat tulis (pulpen) 25 buah @ Rp. 1.500,Print flip chart


Konsumsi 25 kotak @5000
Souvenir 25 buah @ Rp. 3000
Total

Jumlah
Rp. 12.500,Rp. 37.500,Rp. 110.000,Rp. 125.000,Rp. 75.000,Rp. 360.000,-

k. Materi yang akan diberikan:


1. Gigi yang sehat
2. Pengertian karies gigi
3. Penyebab karies gigi
4. Makanan yang merusak gigi
5. Gejala karies gigi
6. Akibat karies tidak diobati
7. Cara mencegah karies gigi
8. Waktu untuk menyikat gigi
9. Cara menyikat gigi
10. Waktu cek ke dokter gigi
l. Evaluasi: melakukan post test

V.
1) Kegiatan pre test
a. Kegiatan

PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH


: Pretest tentang karies gigi
30

b. Sasaran
c. Jumlah sasaran
d. Jumlah peserta yang hadir
e. Tempat pelaksanaan
f. Tanggal dan waktu intervensi

: Wanita dan pria berusia 22-40 tahun di RT 06


RW 01 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas
Jakarta Timur
: 25 orang
: 18 orang
: Rumah Ketua RT 06 RW 01 Kelurahan
Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
: Jumat, 19 September 2014 pukul 10.00-11.00

2) Kegiatan intervensi dan post test


a. Kegiatan
: Penyuluhan dan post test tentang karies gigi
b. Sasaran
: Wanita dan pria berusia 22-40 tahun di
RT 06/RW 01, Kelurahan Ciracas, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur
c. Jumlah sasaran
: 25 orang
d. Jumlah peserta yang hadir
: 27 orang
e. Tempat pelaksanaan
: Rumah Ketua RT 06 RW 01 Kelurahan
Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
f. Tanggal dan waktu intervensi
: Minggu, 21 September 2014 pukul
10.00-11.00
g. Sumber Daya Manusia
:
Dokter muda 1 orang
Petugas puskesmas 1 orang
Koordinator kader 1 orang
h. Material: flipchart
i. Anggaran biaya
No
Keterangan
Jumlah
.
1.
Fotokopi pretest dan post-test 4 x 25
Rp. 12.500,2.

lembar @ Rp.125,Alat tulis ( pulpen ) 25 buah @ Rp.

1.000,3.
Print flip chart
4.
Konsumsi 25 kotak @5000
5.
Souvenir 25 buah @ Rp. 2000
Total
j. Evaluasi: melakukan post test

VI.
a. Input
o Sumber Daya Manusia
:
Dokter muda 1 orang
Petugas puskesmas 1 orang

Rp. 25.000,Rp. 110.000,Rp. 125.000,Rp. 50.000,Rp. 322.500,-

EVALUASI

31

Koordinator kader 1 orang


Hal ini sesuai dengan perencanaan
o Pada penyuluhan digunakan sarana berupa flipchart. Hal ini dilakukan sesuai
perencanaan.
o Sepuluh materi yang telah direncanakan dapat di presentasikan sesuai
perencanaan.
o Dana yang digunakan untuk kegiatan di bawah anggaran yang direncanakan.
Terjadi perubahan dana dari Rp. 360.000,- menjadi Rp. 322.500,-. Karena
mendapatkan harga pulpen dan souvernir yang lebih murah. Biaya lebih rendah
Rp 37.500,b. Proses
o Kegiatan hari pertama adalah pre test mengenai pengetahuan masyarakat
mengenai karies gigi. Kegiatan dilakukan selama 30 menit, dari pukul 10.0010.30 pada hari Jumat, 19 September 2014 di rumah ketua RT 06 RW 01
Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Kegiatan ini terlaksana
sesuai perencanaan. Jumlah peserta tidak sesuai dengan target yang direncanakan,
yaitu 25 orang dan peserta yang hadir hanya 18 orang. Hal ini dikarenakan
penulis datang saat kegiatan PSN, sehingga masyarakat yang datang yang sesuai
kriteria penelitian hanya 18 orang.
o Kegiatan hari kedua adalah intervensi. Metode intervensi adalah penyuluhan
dengan menggunakan media flipchart. Kegiatan dilakukan selama 1 jam, dari
pukul 10.00-11.00. Jumlah peserta sesuai dengan target yang direncanakan, yaitu
25 orang dan peserta yang hadir 27 orang. Kegiatan ini terlaksana sesuai
perencanaan.
o Pertanyaan dari peserta sesuai dengan topic yaitu:
1. Makanan apa saja yang menyehatkan gigi?
2. Apakah boleh menyikat gigi lebih dari 2 hari sekali?
3. Bagaimana solusi anak saya suka makan permen dan coklat tetapi tidak ingin
terkena karies?

c. Output
Tabel. 14 Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test
No
Nilai
32

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Jumlah
Rata-Rata

Pre Test
50
70
40
50
30
50
50
20
40
50
40
50
30
50
60
30
30
30

770

Post Test
70
60
70
80
60
60
70
60
60
70
60
70
80
70
80
70
70
80
60
60
60
70
60
60
70
70
70
1820

42,78

67,40

Dari tabel diatas didapatkan hasil pre test rata-rata dari 18 responden adalah 42,7.
Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post-est rata-rata dari 27 orang
adalah 67,4. Hal ini menunjukkan terdapat kenaikan nilai rata-rata sebesar
57,55%.
(Post test pre test)/ Pre test x 100%

= (67,40-42,78)/42,78x 100%
= 57,55%

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat RT 06/ RW 01 Kelurahan
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai karies gigi dalam kategori
33

b.

o
o

a.
b.

kurang, sedangkan setelah dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat


meningkat dan masuk ke dalam kategori baik. Hal ini menandakan pengetahuan
responden telah meningkat.
Saran
Kepada wanita dan pria berumur 22-40 tahun di RT 06/ RW 01 Kelurahan
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur:
Agar dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diberikan
Agar dapat mengajak keluarga dan kerabat dekat untuk menjaga kebersihan gigi
agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut terutama karies gigi
Kepada oetugas kesehatan:
Agar lebih memerhatikan tentang karies gigi
Agar dapat secara berkala memberikan penyuluhan tentang karies gigi. Tidak
hanya pada wanita pria 22-40 tahun, tetapi pada setiap golongan umur. Hal ini
dikarenakan karies gigi dapat timbul dari usia anak, remaja, dewasa ataupun
lanjut usia.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Jose O. Cortes G, Carlo E, Solis M, Juan P, Jorge A et al. Dental caries
experience, prevalence and severity in Mexican adolescents and young
34

adults. Mexico: Sauld Publica; 2009. p.83-84.


2. Pintauki S. Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan
pemeliharaan. Medan: USU Press; 2008. h. 4-24. Available from: URL:
http://repository.usu.ac.id/
3. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Rekapitulasi laporan bulanan
data kesakitan (LB-1) Kab/Kota se-provinsi Sulut. Sulawesi Utara, 2008.
4. Riset Kesehatan Dasar. Laporan kesehatan gigi dan mulut; 2007.
5. Laporan Tahunan Data Kesakitan Puskesmas Kelurahan Ciracas April
2014
6. Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat di RSU Dr.
Pringadi Medan. Medan: USU Press; 2008. h.1-12. Available from URL:
http://repository.usu.ac.id/
7. Barus D. Hubungan kebiasaan makan dan pemeliharaan kesehatan gigi
dengan karies gigi pada anak SD 060935 di jalan pintu air II simpang
gudang kota medan tahun 2008. Medan. USU Press; 2009.h.57-61.
Available from URL: http://repository.usu.ac.id/
8. M Paula, Petersen PE. Diet, nutrition and the prevention of dental diseases.
Denmark: Public Health Nutrition. 2004.
9. Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Ciracas 2013
10. Laporan Kegiatan Kelurahan Ciracas Mei 2014

IX.

LAMPIRAN

KUESIONER
35

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG KARIES GIGI DI


KELURAHAN CIRACAS 2014
IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling tepat
1. Bagaimana keadaan gigi yang sehat?
a. Gigi yang tidak berlubang, tidak ada makanan yang menempel dan
tidak berbau
b. Gigi yang putih
c. Gigi yang kuat
2. Apa yang dimaksud dengan karies gigi (gigi berlubang)?
a. Gigi berlubang karena sering dicongkel
b. Gigi berlubang dan sakit
c. Menempelnya sisa makanan pada gigi dan menjadi tempat berkembang
biaknya kuman membuat lubang pada gigi
3. Apa penyebab dari karies gigi?
a. tidak berkumur setelah makan
b. mencongkel gigi
c. jarang menggosok gigi, makan makanan manis dan tidak pernah
memeriksakan gigi ke dokter
4. Makanan apa yang menyebabkan karies gigi?
a. Buah-buahan, sayur
b. Kacang-kacangan
c. Makanan manis, lengket dan berzat tepung
5. Apa gejala dari karies gigi?
a. Perubahan warna menjadi coklat, nyeri, nafas berbau
b. Makanan menyangkut
c. Warna gigi menjadi hitam
6. Apa akibat dari karies gigi?
a. Gigi mudah tanggal
b. Gigi infeksi dan mati, sulit makan, bengkak pada gusi
c. Gigi mudah keropos
7. Bagaimana cara mencegah terjadinya karies gigi?
a. membatasi makan makanan manis dan menggosok gigi secara teratur
b. tidak menggosok gigi setiap hari
c. tidak berkumur setelah makan
8. Kapan waktu menggosok gigi yang baik?
a. setiap pagi setelah sarapan dan sebelum tidur
b. setelah makan saja
c. saat mandi
9. Bagian gigi mana saja yang harus disikat?
a. bagian luar saja
b. bagian dalam saja
c. seluruh permukaan gigi yaitu bagian depan, dalam dan dataran
pengunyahan
36

10. Kapan anda memeriksakan gigi ke dokter?


a. saat gigi sakit
b. setiap 6 bulan sekali
c. setiap 1 tahun sekali

X.

DOKUMENTASI

37

38

Anda mungkin juga menyukai