Anda di halaman 1dari 11

Keracunan Obat dan

Zat Kimia

Keracunan

Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk


ke dalam tubuh melalui mulut, hidung
(inhalasi), suntikan dan absorpsi melalui kulit,
atau digunakan terhadap organisme hidup
dengan dosis relatif kecil akan merusak
kehidupan atau mengganggu dengan serius
fungsi satu atau lebih organ atau jaringan
Racun adalah zat yang ketika tertelan,
terhisap, diabsorpsi, menempel pada kulit,
atau dihasilkan di dalam tubuh, dalam jumlah
yang relatif kecil dapat mengakibatkan cedera
dari tubuh dengan adanya reaksi kimia
Racun adalah suatu bahan dimana ketika
diserap oleh tubuh organisme mahkluk hidup
akan menyebabkan kemtian atau perlukaan

Penyebab keracunan:

Kecelakaan atau tindakan yang tidak disengaja


(ketidak sadaran maupun ketidak tahuan
seseorang terhadap suatu produk tertentu yang
dapat menimbulkan keracunan)

Lingkungan yang tercemar bahan berbahaya


Barang-barang yang terdapat dalam rumahtangga
Bahan-bahan kimia dalam dunia kesehatan dan industri
Golongan pestisida
Reaksi obat yang tidak dikehendaki
Makanan yang tercemar bahan berbahaya
Tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mengandung racun
Sengatan dan gigitan binatang berbisa

Tindakan yang disengaja dengan maksud tertentu


Usaha bunuh diri
Tindakan kriminal
Penyalahgunaan obat-obatan

Penegakan Diagnosis
Penegakan

diagnosis pasti penyebab


keracunan cukup sulit karena
diperlukan sarana laboratorium
toksikologi
Untuk membantu menegakkan
diagnosis diperlukan autoanamnesis
dan alloanamnesis dan bukti-bukti di
tempat kejadian

Penting

: pemeriksaan fisik untuk


menemukan jalan masuknya racun ke
dalam tubuh berpengaruh
terhadap efek kecepatan dan
lamanya reaksi keracunan, misal rute
oral : diketahui lewat bau mulut atau
muntahan kecuali racun yang sifat
dasarnya tidak berbau dan berwarna
seperti arsenikum

Pemeriksaan Klinis

Penilaian keadaan klinis yang paling awal


adalah status kesadaran GCS
Pemeriksaan penunjang : analisis
toksikologi
Laboratorium klinik : analisis gas darah,
pemeriksaan fungsi hati, ginjal dan
sedimen urin
Pemeriksaan EKG : keracunan sering diikuti
dengan terjadinya gangguan irama jantung

Penatalaksanaan

Stabilisasi : dilakukan dengan tindakan


resusitasi kardiopulmoner
Dekontaminasi : merupakan terapi
intervensi dengan tujuan untuk
menurunkan pemaparan terhadap racun,
mengurangi absorpsi dan mencegah
kerusakan, terbagi atas :

Dekontaminasi pulmonal : jauhkan penderita


dari paparan inhalasi zat racun, monitor
kemungkinan gawat nafas dan berikan oksigen
lembab 100%, jika perlu ventilator
Dekontaminasi mata : bersihkan mata dari
racun, posisi kepala ditengadahkan dan miring
ke posisi mata yang terkena masalah, irigasi
mata dengan aquades atau Nacl 0,9%

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku) :


lepaskan pakaian, arloji, sepatu dan aksesori
lainnya, cuci bagian yang terkena dengan air
mengalir dan disabun minimal 10 menit dan
selanjutnya dikeringkan
Dekontaminasi gastrointestinal : tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif),
pengenceran ataupun mengeluarkan isi lambung
dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan
kumbah lambung
Eliminasi : melalui saluran gastrointestinal
setelah lebih dari 4 jam

Dekontaminasi
Gastrointestinal
Tindakan Tata cara

Kontraindikasi

Induksi
muntah

-kesadaran
turun, kejang
-apneu,
paparan > 4
jam
-keracunan zat
korosif

Stimulasi
mekanis
pada
orofaring

Pengence Air dingin


ran
atau susu
250 ml

-kesadaran
turun
-gangguan
menelan /

Perhatian
khusus
Pneumopati
inhalasi,
sindroma
Mallory
Weis

Tindaka
n
Aspirasi
lambun
g dan
kumbah
lambun
g

Tata cara

Kontraindikasi

Posisi
Trendelenbe
rg, pasang
NGT,
aspirasi,
bilas 200300 ml
sampai
bersih
tambah
karbon aktif
50 gr

-kesadaran
turun tanpa
pasang
intubasi
-Zat korosif
-zat
hidrokarbon
-asam pekat,
non kaustik

Perhatian
khusus
-efektif
paparan <1
jam
-kehamilan,
kelainan
jantung,
depresi
SST,
perforasi
lambung

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai