Anda di halaman 1dari 4

4.

Rata-rata waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tindakan keperawatan


Waktu tindakan keperawatan merupakan waktu yang dibutuh perawat untuk melayani pasien sesuai
dengan standar layanan yang berlaku, sehingga waktu tersebut menggambarkan beban kerja perawat.
Ada dua cara pengukuran kegiatan perawatan yang dapat diperoleh meliputi laporan secara
individu dari perawat pemberi asuhan keperawatan dan dari hasil pengamatan perawat pengamat yang
sudah terlatih. Berdasarkan hasil pengamatan ditentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan pasien
berdasarkan jenis kegiatan dan tingkat ketergantungan pasien yang menurut Hutchinson (1975) dalam
Gillies (1996), dikategorikan dalam empat kategori dimana kegiatan tindakna perawatan langsung setiap
pasien rata-rata 4 jam per hari yaitu :
a) Kategori I : mandiri membutuhkan waktu 1/2 x 4 jam = 2 jam
b) Kategori II : sedang membutuhkan waktu 3/4 x 4 jam = 3 jam
c) Kategori III : total dengan waktu 1-1,5 x 4 jam = 4-6 jam
d) Kategori IV : intensif membutuhkan waktu 2 x 4 jam = 8 jam
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meyer (1978) di RS Grace, Detroit, menunjukan bahwa
untuk kegiatan tindakan perawatan tidak langsung dibutuhkan waktu 38 menit per pasien per hari.
Selanjutnya Meyer (1978) menemukan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan
pengajaran/penyuluhan rata-rata adalah 14,5 menit per pasien per hari (Gillies,1996). Sedangkan menurut
Hanson yang dikutip Suyanto (2008), klasifikasi pasien diperlukan guna menghitung kebutuhan akan
perawatan pasien selama 24 jam dengan menyusun kategori pasien dan rata-rata jam perawatan sebagai
berikut :
Table 2.1
Rata-rata waktu perawatan berdasarkan kategori
Kategori pasien

Waktu perawatan dalam 24


jam

Rata-rata waktu perawatan


efektif

Kategori I (Self Care)

1-2 jam

1,5 jam

Kategori II (Minimal care)

3-4 jam

3,5 jam

Kategori III (Intermediate Care)

5-6 jam

7,5 jam

Kategori IV (Modified Intensif


Care)

7-8 jam

7,5 jam

Kategori V (Intensive Care)

10-14 jam

12 jam

Sumber : Hanson

Dipihak lain marquis dan Hanson (2010), mangatakan bahwa Standar waktu perawatan untuk
shift pagi, sore dan malam dibagi dalam empat kategori tingkat ketergantungan pasien yaitu :

Table 2.2
Standar Waktu Perawatan
Tingkat
Ketergantungan
Pasien

Pagi

Siang

Malam

2,3 jam

2,0 jam

0,5 jam

II

2,9 jam

2,3 jam

1,0 jam

III

3,4 jam

2,8 jam

2,0 jam

IV

4,6 jam

3,4 jam

2,8 jam

Sumber : Marquis dan Hanson (2010)

b. Faktor faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja


Manuaba (2000) menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1) Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
a) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja,
alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersikap mental
seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaa, tanggung jawab pekerjaan.
b) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,kerja malam,
system penguapan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.
c) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja
biologis dan lingkungan kerja psikologis.
2) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi
beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain dapat dilihat baik secara
objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor somatic (jenis kelamin, umur, ukuran
tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis ( motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan
dan kepuasan).
c. Dampak Beban Kerja
beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental dan
reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada
beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan
menimbulkan kebosanan, rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau
pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secar
potensial membahayakan pekerjaan. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress
kerja dan berakibat menurunnya motivasi dalam bekerja (Manuaba, 2000).
d. Pengukuran Beban Kerja
pengukarn beban kerja perawat dalam menyelesakan pekerjaan disuatu unit keperawatan pada
umumnya digunakan sensus pasien. Ketepatan pengukuran beban kerja melalui sensus pasien ini kurang
dapat dipertahankan keakuratannya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan penghitungan jumlah beban
kerja berdasarkan pada waktu kerja efektif atau waktu kerja produktif.
Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang
karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas lelah, istirahat makan dan sebagainya.
Allowance diperkirakan rat-rata 30% dari jumlah jam kerja formal (Menpan, 2004). Jam kerja formal
perawat yang bekerja di RSUD Teluk Kuantan adalah : shift pagi 6 jam (08.00 - 14.00), shift sore 6 jam
(14.00 20.00), shift malam 12 jam (20.00 08.00) (Profil RSUD Tekuk Kuantan 2010).
Pengukuran beban kerja merupakan salah satu cara mendapatkan informasi tentang efesiensi dan
efektivitas kerja suatu organisasi atau pemegang jabatan (Menpan, 2004), sehingga penghitungan beban
kerja perlu dilakukan untuk membantu :
1) Menentukan apakah suatu unit memerlukan tenaga/professional baru. Penambahan dilakukan
apabila hasil penghitungan diketahui bahwa perawar sudah bekerja lebih diatas 80% dari waktu
produktifnya.
2) Mengetahui kualitas pekerjaan yang dilakukan personel.
3) Meningkatkan tanggung jawab personel dalam bekerja.
Menurut Ilyas (2011), untuk menghitung beban kerja personel ada 3 cara yang dapat dilakukan
yaitu : 1. Work Sampling, 2. Time and Motion Study, 3. Daily Log.
1) Work Sampling

Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang dipangku
oleh personel pada unit, bidang, ataupun jenis tenaga tertentu. Pada work sampling, kita dapat
mengamati sebagai berikut :
a) Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja,
b) Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam kerja,
c) Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produkti atau tidak produktif,
d) Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja.
Pengamatan pada work sampling adalah aktivitas atau kegiatan keperawatan yang dilaksanakan
perawat dalam menjalankan tugasnya sehari-hari diruang kerjanya. Yang diamati adalah apa yang
dilakukan oleh perawat, informasi yang dibutuhkan oleh penelitian ini adalah kegiatannya, bukan
siapanya. Orang yang diamati harus dilihat atau diamati dari kejauhan, misalnya ketika diamati sedang
melayani pasien (produktif).

Anda mungkin juga menyukai