PENDAHULUAN
Layanan Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan
dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Banyak unsur yang berperan
dan mendukung berfungsinya operasional Rumah Sakit. Salah satu unsur utama
pendukung tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang padat karya dan
berkualitas tinggi, disertai kesadaran akan penghayatan pengabdian kepada kepentingan
masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan (Ilyas, 2013).
Pemenuhan kebutuhan layanan memerlukan suatu perencanaan SDM manajemen yang
dikaitkan dengan rencana strategis rumah sakit, sehingga kajian terhadap jumlah personil
pendukung yang diperlukan sejalan dengan arah perencanaan dan pengembangan bisnis
satuan kerja unit layanan (Gaudine, 2010).
Analisis perencanaan kebutuhan tenaga SDM keperawatan pada unit layanan di
Rumah Sakit perlu dilakukan karena adanya beban kerja atau waktu produktif tenaga
perawat di masing-masing diunit kerja. Beban kerja perawat rumah sakit biasanya berat,
sering membutuhkan shift panjang dan memaksakan tuntutan fisik. Salah satu studi
terhadap lebih dari 5.000 shift keperawatan melaporkan 40% dari shift kerja melebihi 12
jam, hal ini menunjukkan bahwa perawat sering bekerja lebih lama dari yang dijadwalkan
(Nurjannah, 2016).
Beban kerja perawat merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan (Marquis &
Houston, 2015). Beban kerja merupakan jumlah total waktu keperawatan baik secara
langsung atau tidak langsung dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diperlukan
oleh pasien dan jumlah perawat yang diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut.
Menurut Gillies (2000), ada beberapa alasan dilakukan perhitungan beban kerja yaitu
untuk mengkaji status kebutuhan perawatan pasien, menentukan dan mengolah staf
keperawatan, kondisi kerja serta kualitas asuhan keperawatan, menentukan dan
mengeluarkan biaya alokasi sumber daya yang adekuat, dan untuk mengukur hasil
intervensi keperawatan.
Perhitungan yang dilakukan dalam mengkaji beban kerja yaitu dengan sampling
pekerjaan atau work sampling, work sampling suatu teknik sampling secara statistik yang
didasarkan pada teori sampling. Dengan cara ini kita dapat menaksir suatu besaran
tertentu, misalnya proporsi kegiatan produktif melalui pengambilan sample. Agar
kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu diingat
persyaratan mengambil sample yang baik.
Sampling kerja yang dalam bahsa asingnya sering disebut juga dengan work sampling
ratio delay study random observation method adalah salah satu teknik untuk
mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses, dan
pekerja atau operator. maka untuk menetapkan performan level dan menentukan waktu
baku untuk suatu proses atau operasi, kerja seperti halnya yang bisa dilakukan oleh
pengukuran kerja lainnya. pengamatan dilakukan tidak secara menyeluruh (populasi)
melainkan cukup dilakukan dengan sample yang diambil secara acak (random).
Teknik sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup dapat diandalkan
untuk mengukur beban kerja tenaga kerja nonproduksi. dalam praktikum ini, pengukuran
dikhususkan pada tenaga kerja non produksi yang mempunyai tipe pekerjaan beban tetap
dan berubah. Berbagi metode dapat digunakan untuk mengevaluasi beban kerja perawat.
Metode yang lebih efektif dalam memperoleh informasi kerja adalah dengan mengamati
pegawai tersebut selagi ia melakukan tugas yang termasuk dalam pekerjaanya.
Sedangkan orang yang menganalisis melakukan pengamatan yang tetap, pendek, leluasa
mengenai pegawai yang sedang bekerja diatas jangka waktu yang ditetapkan, mencatat
setiap kegiatan yang sedang dilakukan pegawai yang diamati tersebut dan
memperkirakan proporsi total waktu kerja yang dikeluarkan pegawai didalam masing-
masing tugas berdasarkan keterlibatannya didalam tugas-tugas tersebut ( Gillies, 2000).
B. Perumusan Masalah
Permasalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengukuran dan pengendalian tenaga kerja seperti ini masih relatif masih ketinggalan
sehingga penetapan kebutuhan dari segi materi lebih sulit, terutama karena tidak
adanya tolak ukur yang bersifat umum.
2. Waktu kerja dan analisa metoda kerja pada dasarnya akan memusatkan perhatian pada
bagaimana (how) suatu kegiatan atau pekerjaan akan diselesaikan.
3. Pengukuran dalam metoda sampling pekerjaaan dikhususkan pada pekerjaan non
produksi yang mempunya tipe pekerjaan beban tetap dan berubah.
4. Mengetahui tingkat perbandingan pekerja yang diamati secara bersama-sama.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini dengan metode work sampling adalah untuk
mendapatkan waktu baku yang tepat dan wajar sehingga dapat meningkatkan efektivitas.
Sedangkan manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan dalam menggunakan teknik-teknik efektivitas SDM,
khususnya teknik work sampling.
2. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisa permasalahan perhitungan kebutuhan
tenaga perawat.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara atau menggunakan work sampling.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Work Sampling
1. Definisi work sampling
Gillies (1996) menyatakan work sampling adalah metode industry, dimana disini
tugas perawat dikenali dan diberi patokan waktu, arus kerja dianalisa dan tugas kerja
disusun dalam rangkaian untuk efisiensi terbaik. Frekuensi dan durasi masing-
masing tugas ditentukan. Ukuran tersebut, bersama dengan data sensus selanjutnya
dipakai untuk menghitung jumlah masing-masing kategori pekerja yang akan
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang diperlukan menurut prosedur yang
ditetapkan.
Work sampling termasuk cara bersama dengan pengukuran waktu jam henti,
merupakan cara langsung karena dilakukan dengan pengukuran sacara langsung
ditempat berjalan nya pekerjaan. Bedany dengan jam henti adalah bahwa pada cara
sampling pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada di tempat pekerjaan
melainkan mengamati (ditempat bekerja) hanya pada waktu-waktu tertentu secara
acak (Sutalaksana, 2006).
Metode work sampling sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan pengamatan
atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki waktu yang relatif panjang.
Pada dasarnya langkah-langkah pelaksanaanya cukup sederhana, yaitu melakukan
pengamatan aktifitas kerja untuk jeda waktu yang diambil secara acak terhadap satu
atau lebih mesin atau operator dan kemudian mencatatnya apakah mereka ini dalam
keadaan bekerja atau menganggur.
Perbedaan metode Jam Henti dengan Sampling Pekerjaan adalah pada cara Sampling
Pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada ditempat pekerjaan melainkan
mengamati hanya pada sesaat-sesaat pada waktu-waktu tertentu yang ditentukan
secara acak. Perbedaan yang lainnya dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 2. 1 Perbedaan Metode Jam Henti dan Work Sampling
Ruang :
Tanggal :
Kegiatan Kegiatan
giatan Jumlah kegiatan /24 Jumlah kegiatan /24 Jumlah kegiatan /24
keperawata Non Waktu ya
rawatan jam jam jam
n tidak Produktif
gsung
Pagi Sore Malam langsung Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Perhitungan beban kerja dengan metode work sampling :
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Kategori Kegiatan Keperawatan
WORKSAMPLING
PAGI
WORKSAMPLING
SIANG
WORKSAMPLING
MALAM
JENIS SHIFT
KEGIATAN PAGI % SIANG % MALAM %
Langsung 22 5 20 4 31 5
2,4 7,6 1,7
Tidak Langsung 18 42,9 21 50 19 31,7
Non Produktif 2 4,7 1 2,4 10 16,6
100 100 100
TOTAL 42 42 60
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh tim di Rumah Sakit Mayapada
Tangerang ruang VIP lantai tiga, dengan melakukan observasi terhadap kegiatan/
aktivitas perawat langsung, tidak langsung, dan nonproduktif yang di lakukan selama 24
jam dengan membagi waktu yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam. Observasi
setiap perawat adalah 10 menit dan bergantian selama waktu dinas.
Hasil tabel observasi diatas ditemukan aktivitas perawatan langsung perawat pada shift
pagi 3,7 jam, shift siang 3,3 jam, shift malam 5,2 jam. Perawatan tidak langsung perawat
pada shift pagi 3,5 jam, shift siang 3,5 jam, dan shift malam 3,2 jam. Perawatan
nonproduktif pada shift pagi 0,3 jam, shift siang 0,2 jam, dan shift malam 1,6 jam.
Sesuai hasil pengamatan yang telah di lakukan terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi terhadap beban kerja perawat adalah jumlah pasien yang di rawat cukup
banyak dengan total BOR 95.45% dengan rata-rata pasien setiap hari adalah 21 pasien.
Merujuk dari hasil yang ditemukan perlu dilakukan suatu analisis lebih lanjut terhadap
kecukupan jumlah ketenagaan perawat di Rumah Sakit Mayapada ruang VIP lantai tiga.
Penghitungan ketenagaan menggunakan perhitungan Gillies.
1
pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = x 4 = 2 jam,
2
keperawatan partial (partial care) = ¾ x 4 = 3 jam, keperawatan total (total care)
1
= 1-1 x 4= 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2x4 jam = 8 jam.
2
d. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan
rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu
x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
g. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif
6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5
= 8 jam per hari)
h. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20-25%
(untuk antisipasi kekurangan / cadangan ).
2. Perhitungan
a. Menentukan jam keperawatan
1) Keperawatan langsung ( jumlah jam keperawatan )
Keperawatan langsung :
Keperawatan self care : 21 x 2 jam = 42 jam
Keperawatan partial care : 0 x 3 jam = 0 jam
Keperawatan total care : 0 x 6 jam = 0 jam
Jumlah Jam = 42 jam
2) Keperawatan tidak langsung :
Keperawatan tidak langsung : 21 x 1 jam = 21 jam
Penyuluhan Kesehatan : 21 x 0.25 jam = 5.25 jam
Total jam keperawatan secara keseluruhan =68.25 jam
b. Menentukan jumlah jam keperawatan per klien per hari= 68.25 jam/21 klien =
3.25 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus gillies ( Gillies,1994) diatas, sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :
AxBxC F
= =H
( C− D ) x E G
3.25 x 21 x 365 24.911,25
= =10.84
( 365−78 ) x 8 2.296
= 10,84 orang atau 11 orang
Keterangan
A= Rata-rata jumlah perawatan pasien/hari
B= Rata-rata jumlah pasien/hari
C= Jumlah hari/tahun
D= Jumlah hari libur masing-masing perawat
E= Jumalah jam kerja masing-masing perawat
F= Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G= Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H= Jumlah petawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Untuk cadangan 25% menjadi 10.84 x 25% = 2.71 orang atau 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 11 + 3 = 14 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 8 : 6
orang.
d. Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan
untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari → pagi : siang : malam = 47 % :
36 % : 17%
Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang
e. Pagi : 47% x 14= 6,58= 7 orang
f. Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
g. Malam : 17% x 14 = 2,38= 2 orang
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Y. ( 2013). Perencanaan SDM Rumah Sakit Teori, Metoda dan Formula.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Marquis, Bassie L & Huston, Carol J. (2015). Leadership Role and Management
Fuctions in Nursing, Wolters Kluwer Health, Lippincott Wiliams&Wilkins.